Anda di halaman 1dari 6

Sistem adalah satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling berkaitan dan saling berinteraksi

untuk mencapai suatu yang diharapkan secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

sistem pendidikan Islam yaitu suatu kesatuan komponen yang terdiri dari unsur-unsur
pendidikan yang bekerja sama untuk mencapai tujuan sesuai dengan ajaran Islam Komponen-
komponen tersebut terdiri dari 1) .Tujuan, 2). Siswa, 3). Pendidik, 4). Isi/materi, 5). Situasi
lingkungan dan 6). Alat pendidikan.

I. Dasar Teori dari Model Gerlach dan Ely


Model pembelajaran merupakan suatu cara yang sistematis dalam mengidentifikasi,
mengembangkan, dan mengevaluasi seperangkat materi dan strategi yang diarahkan untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Ada beberapa model pembelajaran yang digunakan,
salah satunya adalah model pembelajaran yang cocok digunakan yaitu Gerlach dan Ely
(1971). Gerlach dan Ely mendesaian sebuah model pembelajaran yang cocok digunakan
untuk segala kalangan termasuk untuk pendidikan tingkat tinggi, karena di dalamnya terdapat
penentuan strategi yang cocok digunakan oleh peserta didik dalam menerima materi yang
akan disampaikan. Di samping itu, model Gerlach dan Ely menetapkan pemakaian produk
teknologi pendidikan sebagai media dalam menyampaikan materi.
Model ini merupakan suatu upaya untuk menggambarkan secara grafis, suatu metode
perencanaan pembelajaran yang sistematis. Model ini merupakan suatu garis pedoman atau
suatu peta perjalanan dan hendaknya digunakan sebagai checklist dalam membuat sebuah
rencana untuk kegiatan pembelajaran. Dalam model ini diperlihatkan keseluruhan proses
belajar-mengajar yang baik, sekalipun tidak menggambarkan perincian setiap komponen.
Model ini memperlihatkan hubungan antara elemen yang satu dengan yang lainnya serta
menyajikan suatu pola urutan yang dapat dikembangkan ke dalam suatu rencana untuk
kegiatan pembelajaran.

II. Komponen-komponen Model Pembelajaran Gerlach dan Ely


Model yang dikembangkan oleh Gerlach dan Ely (1971) dimaksudkan sebagai
pedoman perencanaan pengajaran. Pengembangan sistem pembelajaran menurut model ini
seperti terlihat dalam diagram yang melibatkan sepuluh unsur, yaitu:

Gambar 1. Model Pembelajaran Gerlach dan Ely

a. Merumuskan Tujuan Pembelajaran (Specification of Objectives)


Tujuan pembelajaran merupakan suatu target yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran.
Dalam tujuan pembelajaran merumuskan kemampuan apa yang harus dimiliki siswa pada tingkat
jenjang belajar tertentu, sehingga setelah selesai pokok bahasan tertentu siswa dapat memiliki
kemampuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan harus bersifat jelas (tidak abstrak dan tidak
terlalu luas) dan operasional agar mudah diukur dan dinilai.
b. Menentukan Isi Materi (Specification of Content)
Bahan atau materi pada dasarnya adalah “isi/konten” dari kurikulum, yakni berupa pengalaman
belajar dalam bentuk topik/subtopik dan rinciannya. Isi materi berbeda-beda menurut bidang studi,
sekolah, tingkatan, dan kelasnya. Namun, isi materi harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Oleh karena itu, apa yang akan diajarkan pada siswa hendaknya dipilih pokok bahasan yang lebih
spesifik. Gunanya, selain untuk membatasi ruang lingkupnya juga apa yang akan diajarkan dapat
lebih jelas dan mudah dibandingkan atau dipisahkan dengan pokok bahasan lain dalam satu mata
pelajaran yang sama.

c. Penilaian Kemampuan Awal Siswa (Assessment of Entering Behaviours)


Kemampuan awal siswa ditentukan dengan memberikan tes awal (pretest). Pengetahuan tentang
kemampuan awal siswa ini penting bagi guru agar dapat memberikan porsi pelajaran yang tepat;
tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Pengetahuan tentang kemampuan awal juga berguna
untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan, misalnya apakah perlu dipersiapkan
pembelajaran atau penggunaan metode tertentu. Pengumpulan data siswa dilakukan dengan cara :
1) Pretest dilakukan untuk mengetahui student achievement, yaitu apa yang sudah diketahui dan
apa yang belum diketahui tentang rencana pokok bahasan yang akan diajarkan.
2) Mengumpulkan data pribadi siswa (personal data) untuk mengukur potensi siswa dan
mengelompokkannya ke dalam kategori siswa yang termasuk fast learners dan siswa yang
termasuk slow learners
d. Menentukan Strategi (Determination of Strategy)
Menurut Gerlach dan Ely, strategi merupakan pendekatan yang dipakai pengajar dalam
memanipulasi informasi, memilih sumber-sumber, dan menentukan tugas/peranan siswa dalam
kegiatan belajar mengajar. Dalam tahap ini pengajar harus menentukan cara untuk dapat mencapai
tujuan instruksional dengan sebaik-baiknya. Dua bentuk umum tentang pendekatan ini adalah untuk
ekspose (expository) yang lazim dipergunakan dalam belajar tradisional, biasanya lebih bersifat
komunikasi satu arah, dan bentuk penggalian (inquiry) yang lebih mengutamakan partisipasi siswa
dalam proses belajar mengajar. Dalam pengertian pembelajaran yang sempit, metode ini merupakan
rencana yang sistematis untuk menyajikan pesan atau informasi pembelajaran.
e. Pengelompokkan Belajar (Organization of Groups)
Setelah menentukan strategi, pengajar harus mulai merencanakan bagaimana kelompok belajar akan
diatur. Pendekatan yang menghendaki kegiatan belajar secara mandiri dan bebas (independent
study) memerlukan pengorganisasian yang berbeda dengan pendekatan yang memerlukan banyak
diskusi dan partisipasi aktif siswa dalam ruang yang kecil, atau untuk mendengarkan ceramah dalam
ruang yang luas. Beberapa pengelompokkan siswa antara lain:
1) Pengelompokan berdasarkan jumlah siswa (grouping by size), yaitu belajar mandiri, kelompok
kecil, dan kelompok besar.
2) Pengelompokkan campuran (ungraded grouping), yaitu pengelompokan yang tidak memandang
kelas (tingkat) maupun usia, tetapi mereka mempunyai tingkat pengetahuan yang sama dalam satu
mata pelajaran.
3) Gabungan beberapa kelas (multiclass grouping), yaitu gabungan dari beberapa kelas yang sama
dalam satu ruangan besar, dan mendapat pelajaran dengan bermacam-macam kegiatan pada saat
yang bersamaan.
4) Sekolah dalam sekolah (schools within schools), yaitu satu kompleks yang besar yang terdiri dari
beberapa gedung sekolah. Pengelompokan ini berdasarkan kemampuan dan hasil-hasil yang dicapai
oleh siswa.
5) Taman kependidikan (educational park), yaitu kampus yang terdiri atas TK sampai perguruan
tinggi dengan pemusatan sarana, pelayanan dan informasi.
f. Pembagian Waktu (Allocation of Time)
Pemilihan strategi dan teknik untuk ukuran kelompok yang berbeda-beda tersebut mau tidak mau
akan memaksa pengajar memikirkan penggunaan waktu, yaitu apakah sebagian besar waktunya
harus dialokasikan untuk presentasi atau pemberian informasi, untuk praktik laboratorium secara
individual, atau untuk diskusi. Rencana penggunaan waktu akan berbeda berdasarkan pokok
permasalahan, tujuan-tujuan yang dirumuskan, ruangan yang tersedia, pola-pola administrasi serta
abilitas dan minat-minat para siswa.
g. Menentukan Ruangan (Allocation of Space)
Alokasi ruang ditentukan dengan menjawab apa tujuan belajar dapat dipakai secara lebih efektif
dengan belajar secara mandiri dan bebas, berinteraksi antarsiswa atau mendengarkan penjelasan
dan bertatap muka dengan pengajar. Ada tiga alternatif ruangan belajar, agar proses belajar
mengajar dapat terkondisikan, yaitu ruangan-ruangan kelompok besar, kelompok kecil, dan ruangan
untuk belajar mandiri.
h. Memilih media (Allocation of Resources)
Pemilihan media ditentukan menurut tanggapan siswa yang disepakati, sehingga fungsinya tidak
hanya sebagai stimulus rangsangan belajar siswa semata. Gerlach dan Ely membagi media sebagai
sumber belajar ini ke dalam lima kategori:
1) manusia dan benda nyata,
2) media visual proyeksi,
3) media audio,
4) media cetak, dan
5) media display.
i. Evaluasi Hasil Belajar (Evaluation of Performance)
Hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku belajar pada akhir kegiatan pembelajaran. Semua
usaha kegiatan pengembangan instruksional dapat dikatakan berhasil atau tidak setelah tingkah laku
akhir belajar tersebut dievaluasi. Instrument evaluasi dikembangkan atas dasar rumusan tujuan dan
harus dapat mengukur keberhasilan secara benar dan objektif. Yang dievaluasi dalam proses belajar-
mengajar sebenarnya bukan hanya siswa, tetapi justru sistem pengajarannya. Oleh karena itu, dalam
proses belajar-mengajar terdapat rangkaian tes yang dimulai dari tes awal/entering behavior untuk
mengetahui mutu/isi pelajaran apa yang sudah diketahui oleh siswa dan apa yang belum, terhadap
rencana pelajaran yang akan diajarkan. Entering behavior untuk mengukur kemampuan siswa dan
mengelompokkannya ke dalam kelompok kemampuan yang kurang, sedang, dan pandai.
j. Menganalisis Umpan Balik (Analysis of Feedback)
Analisis umpan balik merupakan tahap terakhir dari pengembangan sistem pembelajaran ini. Data
umpan balik yang diperoleh dari evaluasi, tes, observasi, maupun tanggapan-tanggapan tentang
usaha-usaha pembelajaran ini menentukan, apakah sistem, metode, maupun media yang dipakai
dalam kegiatan pembelajaran tersebut sudah sesuai untuk tujuan yang ingin dicapainya atau masih
perlu disempurnakan.
III. Aplikasi Model Gerlach dan Ely dalam Penyusunan Desaian Pembelajaran
Berikut adalah contoh dari penerapan Model Gerlach dan Ely dalam penyusunan
desaian pembelajaran untuk mata pelajaran KKPI (Keterampilan Komputer dan Pengelolaan
Informasi).

Nama Sekolah : SMK Negeri


Mata Pelajaran : Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI)
Kelas/Semester : XI/ II (Genap)
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

a. Merumuskan Tujuan Pembelajaran


Kompetensi : Mengoperasikan sistem operasi software
Kompetensi dasar : Mengoperasikan software aplikasi basis data

Indikator :

a. Mendefinisikan field dan record pembentuk tabel


b. Menjelaskan tipe data dalam database dan pengaruhnya terhadapefesiensi media
penyimpanan data
c. Menjelaskan perbandingan antara flat file dan relational file
d. Menentukan primary key
e. Mengenal dan menggunakan program pengolah database
f. Mendemonstrasikan cara membuat database baru
g. Mendemonstrasikan cara membuat tabel menggunakan design view dan wizard
b. Menentukan Isi Pelajaran
a. Field dan record
b. Tipe data dalam database
c. Flat file dan relational file
d. Primary key
e. Membuat database baru
f. Membuat tabel menggunakan design view dan wizard

c. Penilaian Kemampuan Awal Siswa


1) Guru Memberikan Pretest
Pretest dilakukan untuk mengetahui apa yang sudah dan belum diketahui siswa tentang Field
dan record, Tipe data dalam database, Flat file dan relational file, Primary key, Membuat
database baru, Membuat tabel menggunakan design view dan wizard
2) Data Tentang Pengetahuan Awal/Kesiapan
Pertanyaan yang ditujukan ke siswa: Apakah anda telah memahami materi
mengenai field dan record? Bila ya, jawablah pertanyaan berikut!
 Jelaskan dengan singkat materi mengenai field dan record yang anda pahami tersebut!
 Adakah manfaat yang anda dapatkan dari materi tersebut untuk kegiatan sehari-hari anda?
d. Menentukan Strategi Pembelajaran
Tahap I. Ekspositori (2 x 15 menit), tentang Field dan record, Tipe data dalam database, Flat file dan
relational file, Primary key, Membuat database baru, Membuat tabel menggunakan design
view dan wizard
Tahap II. Demonstrasi (2 x 20 menit), tentang cara penerapan Field dan record, Tipe data dalam
database, Flat file dan relational file, Primary key, Membuat database baru, Membuat tabel
menggunakan design view dan wizard
Tahap III. Latihan praktik (2 x 40 menit), mempraktikkan cara membuat Field dan record, Tipe data
dalam database, menentukan primary key, Membuat database baru, Membuat tabel
menggunakan design view dan wizard
Tahap IV. Diskusi dan review (2 x 15menit), memecahkan kesulitan di dalam praktik, teknik
pengerjaan dan mengevaluasi.

e. Pengelolaan Kelas
Kelas dibagi ke dalam 3 (tiga) kelompok

Kelompok I:
Mendapat tugas mempraktekkan cara membuat Field dan record, Tipe data dalam database
Kelompok II:
Mendapat tugas mempraktekkan cara menentukan primary key, Membuat database baru,
Kelompok III:
Mendapat tugas mempraktekkan cara membuat tabel menggunakan design view dan wizard
f. Pembagian Waktu
Jumlah pertemuan untuk pembelajaran ini untuk dua kali pertemuan adalah 4 x 45 menit,
sama dengan 4 jam pelajaran.
g. Penyiapan Ruang
Seluruh proses pembelajaran berlangsung di dalam satu ruangan laboratorium komputer.
Dengan menampung sebanyak 36 siswa. Ruang ini dilengkapi dengan 38 komputer,
whiteboard, dan LCD proyektor.
h. Penyediaan Media Pembelajaran
1) Buku teks:
 Tim Aviva (2010), Master KKPI Untuk SMK Kelas XI, Jakarta CV Aviva
2) Perlengkapan:
 38 Set Komputer
 Whiteboard 1 buah
 LCD proyektor
i. Penilaian
Berbentuk pilihan ganda sebanyak 20 buah dan pertanyaan essay sebanyak 5 buah dengan
komposisi seimbang, begitu juga bobotnya. Soal dibuat berdasarkan tujuan yang telah
disusun sebelumnya
j. Analisis Umpan Balik
Kegiatan evaluasi tidak semata-mata membuat soal, tetapi meliputi pengumpulan data
mengenai kegiatan proses pelajaran, aktivitas siswa selama proses pembelajaran, memonitor
proses pembelajaran, serta mengukur tercapai tidaknya hasil belajar para siswa. Evaluasi
merupakan proses kegiatan yang menghasilkan laporan untuk kemudian dianalisis serta
memperoleh umpan balik berupa informasi apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai atau
belum. Jika tujuan pembelajaran belum tercapai, maka harus dicari kelemahannya dan
dilakukan remedial. Kegiatan evaluasi di dalam proses pembelajaran itu bukan semata-mata
menilai para siswa saja, melainkan juga ditujukan pada sistem pembelajaran yang dilakukan.

IV. Kelebihan Model Belajar Gerlach dan Ely


Model pembelajaran Gerlach dan Ely memiliki perbedaan tersendiri dibanding dengan model
pembelajaran yang lainnya. Perbedaan yang paling kentara adalah diadakannya pretest (tes
awal) sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. Mungkin pretest pun dapat ditemukan
pada model pembelajaran Kemp, namun bedanya dalam model Kemp pretest yang dilakukan
tidak terlalu membawa permasalahan besar atau bukan merupakan tahap yang paling penting
karena pada model Kemp sebelum menentukan tujuan instruksional telah dilakukan analisis
karakteristik siswa. Sehingga latar belakang pendidikan dan sosial budaya siswa telah
diketahui sebelum menentukan tujuan pembelajaran. Sedangkan dalam model Gerlach dan
Ely, pretest merupakan tahapan yang cukup dipandang penting karena guru belum mengenal
karakteristik siswa.
Di samping itu, model pembelajaran Gerlach dan Ely sangat teliti sekali dalam melaksanakan
atau merencanakan pembelajaran, terbukti dengan diadakannya tahapan pengelompokan
belajar, penghitungan pembagian waktu, serta pengaturan ruangan belajar. Hal ini merupakan
kelebihan tersendiri dari model Gerlach dan Ely yang telah dikenal dan dikembangkan sejak
tahun 1971.

V. Kekurangan Model Belajar Gerlach dan Ely


Model pembelajaran Gerlach dan Ely memiliki sedikit kekurangan, di antaranya adalah tidak
adanya tahapan pengenalan karakteristik siswa sehingga sedikitnya akan membuat guru
kewalahan dalam menganalisis kebutuhan belajar siswa selama proses pembelajaran. Bahkan
mungkin lebih jauhnya akan membuat guru salah dalam memberikan dosis pelajaran karena
tidak mengenal latar belakang keluarga, psikologis, pendidikan, sosial, serta budaya dari
siswa tersebut.

VI. Kesimpulan.
Model pembelajaran Gerlach dan Ely dikembangkan berdasarkan sepuluh unsur yaitu :
1. Spesifikasi isi pokok bahasan
2. Spesifikasi tujuan pembelajaran.
3. Pengumpulan dan penyaringan data tentang siswa.
4. Penentuan cara pendekatan, metode, dan teknik mengajar.
5. Pengelompokan siswa.
6. Penyediaan waktu.
7. Pengaturan ruangan.
8. Pemilihan media/sumber belajar.
9. Evaluasi

10. Analisis umpan balik.


v

Anda mungkin juga menyukai