Pekerjaan pesiapan ini baru akan dimulai setelah pelaksanaan kontraktor memperoleh izin
dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dan Konsultan Pengawas.
4. PEDOMAN PELAKSANAAN.
a. Pembersihan Lokasi.
Meliputi pembersihan semua tanaman tumbuh termasuk pembongkaran akar – akar
pohon yang terkena bangunan disekeliling bangunan, termasuk perataan tanah /
pembuatan terasering bola diperlukan. Hasil bongkaran tersebut diatas dibuang keluar
lokasi pekerjaan.
b. Bangsal Kerja
Untuk gudang dan bangsal keraja di buat bangunan sementara yang dapat melindungi
pekerjaan dari panas dan hujan.
1
Bangunan ini harus dibongkar setelah pekerjaan selesai dikerjakan.
Untuk ruang kerja Konsultan dibuat dengan Konstruksi/bahan tersebut diatas luas =
152, dilengkapi mobiler sederhana 1( satu ) meja tulis, beberapa buah kursi duduk dan
1 ( satu ) lembar triplex tempat menempel gambar.
c. Pengadaan Air untuk Pelaksanaan Pekerjaan.
Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan diambil dari sumber air terdekat, kemdian
ditampung dalam drum – drum yang telah disediakan. Kebutuhan air ini harus
disediakan dalam jumlah yang cukup selama pelaksanaan pekerjaan. Air harus
memenuhi syarat yang tercantum dalam PBI – 71 N1 – 2.
2
e. Timbunan tanah dan pasir bawah lantai, pondasi dan saluran air termasuk
pemadatannya.
f. Galian tanah diluar bangunan untuk mendapatkan peil lantai yang disyaratkan.
7 PEKERJAAN PONDASI
Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi
a. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengkuran – pengukuran untuk As
pondasi sesuai gambar konstruksi
b. Dibawah dasar pondasi didasari dengan pasir pasang amstamping, untuk pondasi plat
tapak beton bertulang dan dan pondasi batu kali/ batu belah, terdiri dari batu kali dan
pasir pasang ( pasang batu kosong ) Lapisan ini juga harus diratakan dengan menyiram
air diatasnya, sehingga pasir akan mengisi rongga-rongga batu kali tersebut, tebal
lapisan dibuat sesuai gambar detail mgambar pondasi
c. Untuk tanah yang berdaya dukung lebih kecil 0,5 kg/cm2 dibawah pondasi dipasang
cerucuk kayu hitam/ ulin yang ditumbuk hingga mencapai tanah yang keras.
d. Untuk pondasi dilaksanakan dengan ukuran sesuai gambar kerja dan gambar detail.
Campuran yang digunakan plat tapak beton adukan 1 pc : 2 psr : 3krl ponadasi batu
kali/belah dipasang dengan perekat 1 pc : 4 psr dan pada bagian sisi diplester kasar /
brappen adukan 1 pc : 3 psr.
e. Untuk pondasi plat tapak beton bertulang pelaksanaannya dengan adukan dan
pembesian harus memenuhi pedoman pada pasal beton bertulang.
f. Hasil Akhir :
Permukaan harus cukup rata
Ukuran harus sesuai dengan rencana
Bagian yang menghadap keluar harus muka batu yang cukup rata
Bagian atas yang bertemu dengan sloef beton dipasang stek besi
2. Bahan
a. Semen.
Digunakan Portland semen menurut NI – 8 tahun 1972 dan SUBBI 19986
Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam zak semen tidak
diperkenankan untuk dipakai sebagai bahan campuran
3
Menyimpan harus sedemikian rupa, sehingga terhindar dari tempat-tempat yang
lembab agar semen tidak mengeras, tempat penyimpanan semen harus
ditinggikan 30 cm dan tumpuan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk
harus dipisahkan dari semen yang ada agar pemakian semen dapat dilakukan
menurut urutan pengiriman.
b. Pasir Beton
Pasir beton harus butir-butir tajam yang keras, bebas dari bahan organic.
Lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan
sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI 1971 atau pedoman beton
1989.
c. Kerikil/ Cipping Beton.
Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mampu nyaiGradasi
dan kekerasan sesuai yang disyratkan dalam PBI 1971 atau pedoman beton 1989
Penimbungan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material
tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi
material yang tepat
d. Air
Air diginakan harus tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-
bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulang.
Dalam hal ini sebaiknya digunakan air bersih yang diminum atau sesuai syarat
pedoman 1989.
e. Besi Beton
Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U 24 (tegangan leleh
karasteristik minimum 2400 kg/cm)
Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak minyak karat
Lepas dan bahan lainnya.
Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dengan tidak
Boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka panjang
Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam kead batang
dingin. Tulangan harus dipotang dan dibengkokan sesuai dengan gambar dan
harus diminta persetujuan dari Konsultan Pengawas terlebih dahulu, jika
pelaksanaan tidak berhasil memperoleh diameter yang terdekat dengan catatan :
Harus ada persetujuan Konsultan Pengawas
Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh
kurang dari yang tertera dalam gambar ( dalam hal ini yang dimaksud adalah
jumlah luas )
3. Cetakan dan Acuan
Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik, sehingga hasil
akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan yang
ditujukan oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan.
4. Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan adalah perbandingan 1 pc : 2 psr : 3 krk atau sama dengan
mutu beton K 125/ K 175, K225 dan K250
4
5. Pengecoran dan Perawatan Beton
a. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan pengawas Lapangan
atau Direksi
b. Pengadukan beton harus merata dan menggunakan mobil molen
c. Takaran-takaran untuk semen pc, pasir, kerikil dan air harus mendapat persetujuan
Direksi
d. Pengecoran harus dilakukan dengan tata laksana sebaik mungkin dengan mengikuti
petunjuk Direksi, penggunaan alat Fibrator untik mendapatkan beton dengan baik
e. Apabila pengecoran beton dihentikan dan dilakukan pada hari berikutnya, maka
tempat pmberhentian tersebut harus mendapat persetujuan dari [ihak Direksi
f. Selama proses pengecoran beton, tidak diperkenakan untuk dibebani selama proses
tersebut berlangsung, beton harus disiram/ dibasahi terus menerus selama 3 minggu.
6. Pelaksanaan pekerjaan beton bertulang
a. Adukan beton
Adukan tidak boleh terlalu kental atau encer bila dimasukan dalam ember dibalikan
atau dicatu, maka tinggi beton minimal 0,75 kali tinggi ember
Beton yang mengeras atau berumur 1,5 jam tidak boleh dipakai
b. Pengecoran
Pengecoran beton dilaksanakan setelah lokasi siap dan harus bebas dan bersih dari
kotoran/ genangan air. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri
dan berjalan-jalan diatas penulangan. Untik dapat mencapai tempat yang sulit harus
harus menggunakan papan berkaki yang tidak membebani tulangan.
Apabila pengecoran beton dihentikan ( dibalok horizontal ) maka tempat
penghentiannya adalah ditengah bentangan. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan
yang putus tersebut, bagian permukaan yang mengeras harus dibersikandan dibuat
kasar kemudian diberi additive.
Besi tulangan diatur jaraknya harus lebih besar dari butiran kerikil sehingga tidak
keropos
Selama pengecoran tidak boleh berubah posisi tahu beton dan harus selalu
diperiksa sehingga jarak besi ke bekesting tidak berubah
Beton yang sudah di cor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk
paling sedikit 14 hari
9 PEKERJAAN SLOEF
Metode pembuatan sloef dilakukan sebagai berikut :
a. Pelaksanaan pekerjaan sloef bersamaan dengan kolom, karena dimensi-dimensi sloef
relatitive kecil
b. Pengukuran untuk menetukan letak/ posisi sloef dilanjutkan dengan pemasangan besi
sempurna, maka acuan sloef dapat dipasang dan distel sedemikian rupa sesuai dengan
yang diinginkan
c. Apabila segala sesuatunya telah sempurnah maka pengecoran dan pemadatan dapat
dilakukan dengan vibrator
5
d. Untuk mencegah keretakan pada permukaan sloef maka perlu dilakukan masa
perawatan
e. Waktu pelaksanaan tiga hari kerja
10 PEKERJAAN KOLOM
Metode pembuatan kolom dilakukan sebagai berikut :
a. Pelaksanaan pekerjaan kolom bersama dengan dinding batu bata, karena dimensi-
dimensi kolom relative kecil
b. Pengukuran untuk menentukan letak/posisi kolom, dilanjutkan dengan pembuatan
suatu kolom (kalau diperlukan), bersamaan dengan pemasangan besi untuk lantai
berikutnya (bangunan lantai dua)
c. Setelah pemasangan besi sempurna, maka acuan kolom dapat dipasang dandistel
sedemikian rupa sesuai yang diinginkan.
d. Untuk menahan tekanan beton terhadap acuan maka dipakai pengikat berupa klam-
klam yang ditahan oleh tir rod-tie rod.
e. Untuk menjaga dan mengatur agar acuan tegak/ vertical dipakai penyokong
f. Apabila segala sesuatunya telah sempurna maka pengecoran dapat dilakukan
pemadatan dapat dilakukan dengan concrate vibrator
g. Mengingat kolom terlalu tinggi, maka agak sukar mengendalikan alat pemadat dari
dalam, maka perlu dibantu oleh getaran dari luar dengan ketentuan-ketentuan ataupun
diajukan khusus pada bagian bawah kolom
h. Untuk mencegah retak yang terjadi pada bagian permukaan kolom, maka perlu
dilakukan masa perawatan kolom
i. Waktu pelaksanaan 3 hari kerja
j. Teknis pelaksanaan bersamaan dengan pemasangan dinding bata mengingat tebal
kolm praktis sama dengan ketebalan dinding
6
b. Pada pemasangan penulangan perlu diperhatikan pertemuan – pertemuan antara
penulangan lantai dan balok, serta panjang penyaluran pembesian –pembesian balok
kolom
c. Bila segala sesuatunya ( acuan dan Pembesian ) telah baik, maka pengecoran dapat
dilakukan. Pengecoran dapat dilakukan dengan memakai conrete pump dengan
melihat volume total
d. Beton yang sudah mulai mengeras segera dicuring / dibasahi selama kuarang lebih 10
menit
e. Hasil akhir :
Pembukaan bekesting samping paling cepat 3x 24 jam
Ukuran dan As dinetak sesuai rencana
Bagian yang keropos ditambal dengan adukan 1 pc : 2 pc
13 PEKERJAAN TEMBOK
Pelaksanaan Pekerjaan Dinding
1. Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan yaitu :
Pasangan kedap air
Semua pasangan batu bata dimulai diatas sloef sampai tinggi 20 cm diatas lantai
Pasangan dinding saluran keliling pembuangan
Pemasangan dinding KM / WC setinggi 2,40 cm diatas permukaan lantai
Pasangan dinding septic tank
2. Adukan untuk pasangan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu yang
memenuhi syarat. Mencampur semen dan pasir harus dalam keadaan kering kemudian
diberi air sampai didapat campuran yang elastic, adapun yang telah mengering akibat
tidak habis digunakan tidak boleh dicampur dengan adukan yang baru.
3. Pengukuran ( Uit-Zet) harus dilakukan secara teliti dan sesuai gambar, dengan syarat :
Semua pasangan dinding harus rata ( horizontal) dan pengukuran harus dilakukan
dengan benang
Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikan menaikan benang tidak
boleh melebihi 30 cm, dari pasangan bata yang telah selesai
4. Panjang bata, bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata,
kecuali pasangan pada sudut
5. Siar tegak tidak ada yang boleh menerus bila ketinggian pasangan bata lebih dari 1,5
m, maka mempergunakan bangku atau perancah sebagai alat bantu, maksimum
keyinggian pasangan bata adalah 1 m. setiap jarak 3 m tinggi 4 m (12 m2) diperkuat
dengan kolom praktis.
6. Pengahiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bentangan menurun dan tidak
tegak berdiri untik menghindari retak dikemudian hari. Pada tempat-tempat tertentu
sesuai gambar dari kolom-kolom praktis yang ukuran disesuaikan dengan tebal
dinding.
7. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam dalam dinding harus dibuat
pahatannya secukupnya pada pasanganbata ( sebelum diplaster). Pahatatan tersebut
7
setelah dipasang pipa/ alat dan harus ditutup dengan adukan plesteran yang
dilaksanakan secara sempurna dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh
bidang tembok
8. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka. Selama waktu hujan lebat harus
diberi perhitungan dengan suatu penutup yang sesuai (plastic). Dinding yang telah
dipasang harus diberi perawatan dengan cara membasahi secara terus menerus sedikit
7 hari setelah pemasangan
9. Hasil akhir
Kerataan horizontal 1 cm perluas 12 m 2
Kedalaman siar rata-rata 0,5 cm
8
c. Adukan-aduakan dasar dengan minimal 1,5 cm sebagai perata pernukaan dengan
kepala pemasangan (patok) tiap 2 cm aduakan harus rata, penuh dan tidak berongga
Adukan untuk tegel 1pc : 3 psr
Untuk beto tumbuk 1 pc : 3 psr : 6 krk dan diplester 1 pc : 3 psr
Adukan untuk keramik semen dicampur air, sehingga dapat campuran yang elastic.
d. Pemasangan Lantai Keramik
Lantai beton tumbuk dipasang dengan ketebalan 7cm dan diplester dengan
ketebalan 1 cm adukan perekat lantai dipakai 1 pc : 3 psr : dengan plesteran 1 pc :
3 psr
Adukan perekat untuk lantai harus betul-betul padat/penuh agar tidak terdapat
rongga-rongga dibawah ubin yang dapat melemahkan konstruksi
Sambungan antara ubin dengan ubin harus sama kebarnya, lurus dan harus diisi
dengan air semen yang warnanya harus sesuai denagn warna ubin, hasil pasangan
akhir harus tidak bergelombang dan waterpass
Pekerjaan yang selesai tidak boleh ada yang retak, noda dan cat-cat lainnya.
Apabila terjadi cacat pada lantai, maka bagian cacat tersebut harus dibongkar
sampai berbentuk bujur sangkar dan pasangan baru harus rata dengan sekitarnya
Permukaan pasangan keramik / ubin harus datar dan waterpass pada lantai KM/WC
permukaan lantai dimiringkan 1% kearah floor drain
Tarikan benang dipasang tiap rencana 3 keramik kearah panjang dan keramik kerah
lebar, benang juga berpungsi sebagai acuan pel lantai
Pengecekan kemiringan permukaan lantai keramik dan nat dilakukanuntuk setiap 1
m2 pasangan
Pengisian nat dilakukan setelah 2x24 jam dan digunakan lap selalu untuk
membersikan adukan yang tercecer
e. Bahan
Lantai memakai tegel Granit/Keramik 40 x 40 ( sejenis )
KM/WC memakai lantai keramik 20 x 20 dan dinding keramik 20 x 25 cm
Meja beton memakai lantai keramik 40/40 ( sejenis )
Dalam hal ini perhatikan gambar kerja rencana pemakaian tegel
10
Daun jendela dibuat dari papan kelas I lokal yang terdiri dari ambang atas,
ambang bawah dan ting Jendela dan dipasangkan dengan kaca mati 5 mm yang
dilapisi kayu profil.
Ventilasi jalusi dibuat dari kayu kelas I lokal dan dipasang dengan kaca mati 5
mm. Pelaksana diperkenankan membuat sendiri dilapangan pekerjaan apabila
memungkinkan, termasuk peralatan memadai.
Listplank
Lisplank dibuat dari papan sesuai gambar yang bahannya dari kalsiplank 30 cm
atau sejenisnya, pemasangan langsung dilakukan pada gording. Pemasangan harus
rapid an halus. Apabila dijumpai pemasangan yang tidak lurus, maka bagian
tersebu harus dibongkar dan diperbaiki kembali atas beban pelaksana
20 PEKERJAAN PENGECETAN
a. Tata laksana pengecetan harus mengikuti petunjuk dari pabrik atau konsultan
pengawas. Yang telah disetujui oleh pemberi tugas
b. Bagian yang akan dicat kayu adalah :
Listplank papan kalsiplank
List plafond kayu ukuran 3 x 5 cm
c. Warna cat yang digunakan adalah mengikuti petunjuk Direksi
d. Cat tembok digunakan merek Mowilex atau merek lain yang kualitasnya sama,
dengan warna sesuai petunjuk Direksi atau gambar kerja dan tata laksana
pengecetannya mengikuti patent pabrik
e. Bagian yang akan dicat tembok adalah : seluruh dinding dalam dan luar harus dicat
11
f. Seluruh dinding tembok maupun beton harus di aci sampai rata
21 PEKERJAAN PENGUNCI
Lingkungan Pekerjaan
Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun pintu dan jendela,
selanjutnya pada jendela dipasang grendel dan hak angin
Persyaratan bahan :
a. Engsel-engsel dari stailes steel H-POMEL 4”/5”
b. Kunci pintu yang dipasang dua kali putar / slag atau yang setara
c. Grendel (slop) tarikan jendela dan hak angin berkualitas baik
d. Expanyolit
Pedoman Pelaksanaa
a. Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 slaag yang berkualitas baik
b. Engsel pintu dipasang 3 buah setiap lembaran daun pintu dengan Mur khusus untuk
pintu tidak benar melekatkan engsel pintu dankusen dengan paku, penguncian harus
dilakukan dengan memutarnya dengan obeng, sehingga seluruh batang masuk dan
menempel kuat pada Aluminium yang dipasang
c. Untuk alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang pelaksanaan wajib memperlihatkan
contoh terlebih dahulu untuk dimintakan persetujuan konsultan pengawas
d. Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai dengan yang
disyaratkan, maka konsultan pengawas berhak untuk menyruh membongkar
kembalidan diganti dengan alat-alat yang yang diisyaratkan atas biaya pelaksanaan
e. Grendel dan hak angin dipasang 2 untuk setiap daun jendela pasangan harus rapid an
dapat bekerja dengan baik. Untuk melengketkan alat tersebut dengan baik kedua daun
jendela harus menggunakan mur
f. Expanyolit
12
Isolasi PVC luas penampang minimum yang boleh digunakan 2,5 kawat BC.
Kawat yang telanjang yntuk pertahanan arde
d. Steker stop kontak dan saklar dari bahan ebonite kualitas baik, VIMAR/BROCO
e. Bola lampu pijar TL dan armaturnya adalah produksi nasional merek philps,
tosibadan sekualitasnya, dengan syarat-syatar sebagai berikut : lampu TL bodi
lampu pijar, TL dari Plat besi, tebal minimum 0,9 mm dicat putih didepan, abu-abu
dibelakang
Balast merek sinar atau sejenisnya
Stater merek sinar atau sejenisnya
Bagi TL 40 watt / 220 volt besarnya 2,5 micro F + 10%
f. Panel box yang dilengkapi fuse switch untuk grup pemasangan instalasi listrik,
produksi dalam negeri atau sejenisnyadenagn arde (pertahanan) dari kabel B>C<
Macam-macam switch / outlet yang digunakan untuk tegangan 220 volt adalah :
Outlet /stop kontak biasa ( general porpose outlet )
Pole : phase + neutral + eath
Tegangan : 220 volt, 1 phase, 50 Hz
Rating Arus : 16 Ampere
Type : pemasangan sitstem tanam
Bahan : eubonok warna putih
Sekering Box – MCM
Panel distributor terdapat pada panel pertama menerima daya dari gardu induk
PLN genset
Bahan : Rangka profil ( baja )
Cover :besi plat 2 mm
Module : Minimum ( 40 x 60 ) tinggi max 75 cm
Potongan : PUC standing Watt tidak bergetar
Warna : Abu-abu
g. Apbila jaringan berjarak 200 m dari lokasi maka pelaksanaan wajib menambah
tiang listrik dari beton pracetak atau besi khusus untuk tiang
3. PENGGUNAAN
a. Kabel NYFGBY dipergunakan sebagai penghubung antara main panel di
gardu induk ke distribusi panel di tiap-tiap bangunan. Diluar bangunan
dipasang sebagai kabel tanah dengan memperhatikan aturan-aturan yang
berlaku
b. Kabel NYY diperguanakan sebagai instalasi antar panel didalam gedung
c. Warna kabel harus standar sebagai berikut :
Phase R : warnah isolasi merah
Phase : warnah isolasi biru atau hitam
Arde : warna isolasi kuning atau hijau
13
4. PEDOMAN
a. Pelaksanaan pemasangan instalasi listrik dan tata letak titk lampu / stop kontak
serta jenis armature lampu yang dipakai harus dikerjakan sesuai dengan gambar
instalasi listrik. Sedangkan sistim pemasangan pipa-pipa listrik pada dinding
maupun beton harus ditanam ( sistim inbow ) dan penarik kabel ( jaringan Kabel )
diatas plafound diikat dengan isolator khusus dengan jarak 1,00 atau 1,20 m, atau
jaringan kabel diatas plafond tersebut dimaksudkan dalam pipa PVC
b. Khusus untuk instlasi stop kontak harus dilengkapi kabel arde (pertahanan) sesuai
dengan peraturan yang berlaku (mencapai dan Terendam Air tanah) dengan GIPI +
SPIT tembaga
c. Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan/ komponen komponennya
harus disesuaikan dengan sistim tegangan local 220 volt. Bila belum ada arus dari
PLN dipergunakan genset
d. Untuk pekerjaan instalasi listrik boleh menunjuk pihak ke 3 (instalatur) yang telah
memiliki izin usaha instalasi listrik atau izin sebagai instalatur yang masih berlaku
dari Perum Listrik Negara (PLN) pemborong bertanggung jawab penuh atas
pekerjaan ini sampai listrik menyala ( siap dipergunakan ) termasuk biaya
pengujian denagn pihak PLN
e. Pengujian instalasi listrik harus dilakukan pada beban penuh selama 1 x 24 jam
secara terus menerus
f. Pemakaian bahan lampu di sesuaikan gambar kerja
14
12. Untuk saluran air hujan digunakan beton cetak ½ diameter 25 cm atau pasangan
batu bata 1 pc : 3 pc dan diplester dengan adukan yang sama.
26 PEKERJAAN FINISHING
Sebuah pekerjaan diserah terimakan, pelasana diwajibkan membongkar gudang bangsal
keraja, membersihkan bahan-bahan banguanan kotoran bekas yang ada dalam lokasi
bnagunan, sehingga pada saat serah terima dilaksanakan, bangunan dalam keadan bersih
dan rapi.
27 PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Saluran pembuangan site dibuat dengan menyesuaikan lereng lahan tersambung
dengan saluran lingkungan diluar site
2. Saluran keliling bangunan dan bak control
3. Saluran pembuangan air : dari buis beton type U dikombinasikan dengan pasangan
batu kali
4. Pembuatan Papan Nama Sekolah
15
28 PENYERAHAN PEKERJAAN
Adalah pekerjaan administrasi / dokumentasi berupa :
a. Laporan berkala mengenai pekerjaan secara keseluruhan dan segala sesuatunya
berhubungan dengan pekerjaan tersebut dalam kontrak
b. Catatan yang jelas mengenai kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan dan jika
diminta oleh konsultan pengawas dan PPK untuk keperluan pemeriksaan sewaktu-
waktu dapat diserahkan segala laporan atau catatan tersebut dalam pasal ini, dibuat
dalam bentuk buku harian dan harus selalu berada ditempat pekerjaan. Apabila ada
pekerjaan yang tidak tersebut dalam uraian ini, ternyata pekerjaan tersebut ada agar
mendapatkan hasil akhir yang sempurna, maka pekerjaan tersebut tertulis.
16