Anda di halaman 1dari 12

TEORI HIMPUNAN

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering membicarakan objek-objek diskrit, misalnya


buku, computer mahasiswa, nilai ujian,. Pada prakteknya data yang dikelolah oleh
computer adalah dalam bentuk diskreit, misalnya data angka, data karakter, data suara
(digital), data gambar (digital).
Terminologi dasar tentang sekumpulan objek diskret adalah himpunan. Himpunan
digunakan untuk mengelompokkan objek bersama-sama.

1.1 Definisi Himpunan


Himpunan (set) adalah sekumpulan objek-objek yang berbeda.
Objek yang dimaksud adalah elemen, unsur, atau anggota.

1.2 Penyajian Himpunan


4 cara penyajian himpunan :
1. Enumerasi, yaitu : menuliskan semua elemen himpunan yang bersangkutan diantara
dua buah kurung kurawal.
Contoh :
Himpunan A yang berisi empat buah bilangan asli pertama data ditulis sebagai
A={1,2,3,4,}.

Elemen dari suatu himpunan dapat terdiri dari objek yang berbeda misalnya {kucing,
Amir, a, 10, buku}
Contoh himpunan lainnya :
R = { a, b, {a,b,c}, {a,c} }
C = { a, {a}, {{a}} }
K = { {} }

Elipsis atau tanda ‘…’ dapat digunakan untuk menuliskan himpunan dengan jumlah
yang besar dan telah memiliki urutan tertentu.
Contoh :
Himpunan alfabent ditulis sebagai {a, b, c, …, x, y, z}, himpunan 100 buah bilangan
asli pertama ditulis sebagai {1,2, …, 100}, dan himpunan bilangan bulat positif
ditulis sebagai {1,2,3,…}

Dalam suatu himpunan, untuk menyatakan keanggotaan himpunan tersebut


digunakan notasi :
x  A untuk menyatakan x merupakan anggota himpunan A; dan
x  A untuk menyatakan x bukan anggota himpunan A.

Contoh :
Misalkan A={1,2,3,4}, R={a,b,{a,b,c}, {a,c}} dan K={{}}, maka
2  A, 2B
{a,b,c}R, {a} R
{} K, {} R
Conto lain :
Bila P1 = {a,b}, P2 = { {a,b} }, P3 = { {{a,b}} }, maka
a P1, aP2, P1P2, P1P3, P2P3

2. Simbol-simbol Baku
P= himpunan bilangan bulat positif = {1,2,3,…}
N= himpunan bilangan alami (natural) = {1,2,…}
Z= himpunan bilangan bulat = {…, -2, -1, 0, 1, 2, …}
Q= himpunan bilangan rasional
R= himpunan bilangan riil
C= himpunan bilangan kompleks
U= himpunan semesta

3. Notasi Pembentuk Himpunan (Set builder) yaitu penyajian himpunan dengan


menggunakan notasi :

Notasi : {x  syarat yang harus dipenuhi oleh x }

aturan :
a. Bagian kiri tanda ‘’ melambangkan elemen himpunan.
b. Tanda ‘’ dibaca dimana atau sedemikian sehingga
c. Bagian kanan tanda ‘’ menunjukan syarat keanggotaan himpunan
d. Setiap tanda ‘,’ dalam syarat keanggotaan dibaca sebagai dan

Contoh :
(i) A adalah himpunan bilangan bulat positif yang lebih kecil dari 5, dinyatakan
sebagai
A = {x  x adalah himpunan bilangan bulat positif lebih kecil dari 5}
atau dalam notasi yang lebih ringkas :
A = {x  x  P, x<5} yang ekivalen dengan {1,2,3,4}
(ii) B adalah himpunan bilangan genap positif yang lebih kecil atau sama dengan 8,
dinyatakan sebagai :
B = {x  x adalah himpunan bilangan genap positif lebih kecil atau sama dari 8}
atau dalam notasi yang lebih ringkas :
B = {x  x/2  P, 2x ≥8} yang ekivalen dengan {2,4,6,8}

4. Diagram Venn, diagram ini menyajikan himpunan secara grafis. Ini diperkenalkan
oleh matematikawan Inggris bernama John Venn tahun 1881.
Contoh :
Misalkan U = {1,2,…, 7,8}, A={1,2,3,5} dan B={2,5,6,8}, digambarkan dalam
diagram Venn :
1.3 Kardinalitas
Misalkan A merupakan himunan yang elemen-elemenya berhingga banyaknya.
Jumlah elemen A disebut cardinal dari himpunan A.
Notasi : n(A) atau A
Contoh :
(i) B={xx merupakan bilangan prima yang lebih kecil dari 20}, maka B = 8, dengan
elemen-elemen B adalah 2,3,5,7,11,13,17,19
(ii) A={a, {a}, {{a}} }, maka A = 3
(iii) Himpunan yang tidak berhingga banyak anggotanya mempunyai
kardinalitas yang tidak berhingga pula

1.4 Himpunan Kosong (null set)


adalah himpunan yang tidak memiliki satupun elemen atau himpunan dengan cardinal
= 0.
Notasi :  atau {}
Contoh :
(i) E={xx <x}, maka n(E)=0
(ii) P={xx adlah orang Indonesia yang pernah ke bulan}, maka n(P)=0
Perhatikan bahwa himpunan {{}} dapat ditulis {}, begitu pula himpunan {{},
{{}}} dapat juga ditulis (, {}}

1.5 Himpunan Bagian (Subset)


Himpunan A dikatakan bagian dari himpunan B jika dan hanya jika setiap elemen dari
a merupakan elemen dari B. dalam hal ini B dikatakan superset dari A.

Notasi : A  B

Dalam diagram Venn, AB digambarkan sebagai berikut :

Contoh :
(i) {1,2,3}  {1,2,3,4,5}
(ii) {1,2,3}  {1,2,3}
(iii) NZRC
perlu dicatat bahwa untuk sembarang himpunan A
1. A adalah himpunan bagian dari A itu sendiri (AA),
2. Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari A (  A)

1.6 Himpunan yang Sama


Himpunan A dikatakan sama dengan himpunan B jika dan hanya jika setiap elemen A
merupakan elemen dari B dan sebaliknya setiap elemen B merupakan elemen A.
sebaliknya A≠B.
Notasi : A=B  A  B dan B  A
Contoh :
(i) Jika A = {0,1} dan B={xx(x-1)=0}, maka A=B
(ii) Jika A = {3,5,8,5} dan B={5,3,8}, maka A=B
(iii) Jika A = {3,5,8,5} dan B={3,8}, maka AB

Tiga prinsip yang perlu diingat dalam memeriksa kesamaan dua buah himpunan :
1. Urutan elemen didalam himpunan tidak penting. Jadi, {1,2,3} = {3,2,1} = {1,3,2}
2. Pengulangan elemen tidak mempengaruhi kesamaan dua buah himpunan
3. Untuk 3 buah himpunan, A, B, dan C berlaku aksioma berikut :
a. A=A, B=B, C=C
b. Jika A=B, maka B=A
c. Jika A=B dan B=C, maka A=C

1.7 Himpunan yang Ekivalen


Himpunan A dikatakan ekivalen dengan himpunan B jika dan hanya jika cardinal dari
kedua himpunan tersebut sama.
Notasi : A~B  A = B
Contoh :
Jika A={1,3,5,7} dan B={a,b,c,d}, maka A~B

1.8 Himpunan Saling Lepas


Dua himpunan A dan B dikatakan saling lepas (disjoint) jika keduanya tidak memiliki
elemen yang sama.
Notasi : A // B

Contoh :
Jika A={x  xP, x<8} dan B={10,20,30,…}, maka A // B

1.9 Himpunan Kuasa


Himpunan kuasa (power set) dari himpunan A adlaah suatu himpunan yang lemennya
merupakan semua himpunan bagian dari A, termasuk himpunan kosong dan
himpunan A sendiri.
Notasi : P(A) atau 2A

Contoh :
Jika A={1,2}, maka P(A)={, {1}, {2}, {1,2} }
Jika A = m, maka P(A) = 2m

1.10 Oparasi Terhadap Himpunan


a. Irisan
Irisan (intersection) dari himpunan A dan B adalah himpunan yang setiap elemenya
merupakan elemen dari himpunan A dan himpunan B.
Pada himpunan yang saling lepas, irisannya adalah himpunan kosong.
Notasi : AB = {x  xA dan xB}
Contoh :
(i) Jika A={2,4,6,8,10} dan B={4,10,14,18}, maka AB ={4,10}
(ii) Jika A={3,5,9} dan B={-2,6}, maka AB = 
artinya: A // B

b. Gabungan
Gabungan (union) dari himpunan A dan B adalah himpunan yang setiap anggotanya
merupakan anggota himpunan A atau himpunan B.
Notasi : AB = {x  xA dan xB}

Contoh :
(i) Jika A = {2,5,8} dan B={7,5,22}, maka AB = {2,5,7,8,22}
(ii) Jika A = A

c. Komplemen
Komplemen dari suatu himpunan A terhadap suatu himpunan semesta U adalah suatu
himpunan yang elemennya merupakan U yang bukan elemen A
Notasi : A = {x  xU dan xA}
Contoh :
Misalkan U={1,2,3,…,9},
(i) jika A = {1,3,7,9}, maka A = {2,4,6,8}
(ii) jika A = {x  x/2  P, x < 9}, maka A = {1,3,5,7,9}

d. Selisih
Selisih dari dua himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang elemennya
merupaikan elemen A dan bukan elemen B.
Selisih antara A dan B dapat juga dikatakan sebagai komplemen himpunan B relative
terhadap himpunan A
Notasi : A – B = {x  xA dan xB} = AB

Contoh :
(i) Jika A = {1,2,3,…,10} dan B = {2,4,6,8,10}, maka A-B = {1,3,5,7,9} dan B-A=
(ii) Jika {1,3,5}-{1,2,3} = {5} tetapi {1,2,3} – {1,3,5} = {2}
(iii) Jika A = himpunan fungsi menerus (kontinu) dan terbatas didalam selang
[0,1]
B = himpunan fungsi differentiable di dalam selang [0,1]
B – A = himpunan fungsi differentiable tak terbatas didalam selang [0,1]
(iv)Komplemen dari sembarang himpunan A terhadap semesta U dapat juga
didefinisikan sebagai A = U-A

e. Beda Setangkup (Symmetric Difference)


Beda setangkup dari himpunan A dna B adalah suatu himpunan yang elemennya ada
pada himpunan A atau B, tetapi tidak pada keduanya
Notasi : A  B = (AB) – (AB) = (A – B)  (B – A)
Contoh :
(i) jika A = {2,4,6} dan B = {2,3,5}, maka A  B = {3,4,5,6}
(ii) jika A= himpunan segitiga sama kaki,
B= himpunan segitiga siku-siku,
AB = himpunan segitiga sama kaki yang tidak siku-siku dan segitiga siku-siku
yang tidak sama kaki.
f. Perkalian Katesian
Perkalian kartesian (Cartesian products) dari himpunan A dan B adalah himpunan
yang elemennya semua pasangan berurutan (ordered pairs) yang mungkin terbentuk
dengan komponen pertama dari himpunan A dan komponen kedua dari himpunan B.
Notasi : A x B = {(a,b)  aA dan bB}
Contoh :
(i) Misalkan C = {1,2,3}, dan D = {a,b}, maka perkalian kartesian C dna D adalah
C x D = {(1,a), (1,b), (2,a), (2,b), (3,a), (3,b)}
(ii) Misalkan A = B = himpunan semua bilangan riil, maka A x B = himpunan semua
titik di bidang datar
Catatan :
1. Jika A dan B merupakan himpunan berhingga, maka : AXB = A . B
2. Pasangan berurutan (a,b) berbeda dengan (b,a)
3. Perkalian kartesian tidak komulatif, yaitu A x B  B x A dengan syarat A atau B
tidak kosong.
4. Jika A =  atau B =  , maka AxB = BxA = 

1.11 Sifat-sifat Operasi Himpunan

1. Hukum identitas : 2. Hukum null :


- A=A - A=
- AU=A - AU=U
- A=A - AA=

3. Hukum Komplemen : 4. Hukum idempoten :


- AA=U - AA=A
- AA= - AA=A
5. Hukum Involusi : 6. Hukum penyerapan :
- A  (AB) = A
- (A) = A - A  (AB) = A
7. Hukum Komutatif : 8. Hukum Asosiatif :
- AB=BA - A  (B  C) = (A 
- AB=BA B)  C
- AB=BA - A  (B  C) = (A 
B)  C
- A  (B  C) = (A 
B)  C

9. Hukum Distribusi : 10. Hukum penyerapan :


- A  (B  C) = (A - AB=AB
 B)  (A  C) - AB=AB
- A  (B  C) = (A
 B)  (A  C)
11. Hukum penyerapan :
- Ф=U
- U=

1.12 Prinsip Inklusi-Eksklusi


Berapa banyak anggota di dalam gabungan dua buah himpunan A dan B?
penggabungan dua buah himpunan menghasilkan himpunan baru yang elemennya
barasal dari himpunan A dan B.
Elemen-elemen yang sama dihitung dua kali.
Notasi :  A  B  = A + B -  A  B 

Dengan cara yang sama kita dapat menghitung jumlah elemen operasi beda setangkup
Notasi :  A  B  = A + B - 2  A  B 
Contoh ;
Kita ingin menghitung banyaknya bilangan bulat antara 1 dan 100 yang habis dibagi
3 atau 5.
Misalkan,
A = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3
B = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 5
AB = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3 x 5 yang ditanyakan adalah
AB
Terlebih dahulu harus dihitung :
 A  = 100/3 =33, B = 100/5 = 20,  A  B  = 100/(3x5) = 6,
untukmendapatkan:
 A  B  = A + B -  A  B  = 33+20-6 = 47
Jadi, ada 47 buah bilangan yang habis dibagi 3 dan 5.

1.13 Partisi
Prtisi dari sebuah himpunan A adalah sekumpulan himpunan bagian tidak kosong dari
A1, A2, .. dari A sedemikian sehingga :
(a) A1A2 … = A, dan
(b) Himpunan bagian Ai saling lepas; yaitu Ai  Aj =  untuk ij
Misalkan A = {1,2,3,4,5,6,7,8}, maka partisi dari A= { {1}, {2,3,4}, {7,8}, {5,6} }

1.14 Multiset
Multiset adalah himpunan yang elemennya boleh berulang (tidak harus beda). Jumlah
kemunculan suatu elemen dalam multiset disebut Multipisitas.
Operasi antara dua buah multiset :
1. PQ adalah suatu mutiset yang multiplisitas elemennya sama dengan
multiplisitas maksimum elemen tersebut pada himpunan P dna Q.
Contoh :
Jika P = {a,a,a,c,d,d} dan Q = {a,a,b,c,c}, maka
PQ = { a,a,a,b,c,c,c,d,d}
2. PQ adalah suatu multiset yang multiplisitas elemennya sama dengan
multiplisitas minimum elemen tersebut pada himpunan P dan Q.
Contoh :
Jika P = {a,a,a,c,d,d} dan Q = {a,a,b,c,c}, maka
PQ = {a,a,c}
3. P- Q adalah suatu multiset yang multiplisitas elemennya sama dengan :
- multiplisitas elemen tersebut pada P dikurangi multiplisitasnya pada Q,
jika selisihnya positif
- 0, jika selisihnhya nol atau negative.
Contoh :
Jika P = {a,a,a,b,b,c,d,d,e} dan Q = {a,a,b,b,b,c,c,d,d,f} maka P – Q = {a,e}
4. P + Q, yang didefinisikan sebagai jumlah (sum) dua buah himpunan ganda, adalah
suatu multiset yang multiplisitas elemenya sama dengan penjumlahan dari
multiisitas elemen tersebut pada P dan Q. catatan : Beda setangkup tidak
didefinisikan pada multiset
Contoh :
Jika P = {a,a,b,c,c} dan Q = {a,b,b,d} maka P + Q = {a,a,a,b,b,b,c,c,d}

1.15 Pembuktian Kalimat Himpunan.


Kalimat himpunan adalah pernyataan yang menggunakan notasi himpunan.
Kalimat dapat berupa kesamaan himpunan, misalnya “A  (B  C) = (A  B) 
(A  C)” adalah sebuah kesamaan himpunan , atau berupa kalimat implikasi
seperti “ jika A  B =  dan A  (B  C) maka selalu berlaku bahwa A  C”
1. Pembuktian dengan Diagram Venn
Misalkan A,B dan C adalah himpunan. Buktikan A  (B  C) = (A  B)  (A 
C) dengan diagram Venn

A  (B  C) (A  B)  (A  C)
2. Pembuktian dengan menggunakan Tabel Keanggotaan
Gunakan angka 1 (true) untuk menyatakan anggota dan 0 (false) untuk bukan
anggota.
Contoh :
Misalkan A,B dan C adalah himpunan. Buktikan A  (B  C) = (A  B)  (A 
C)
A B C BC A  (B  C) A B A C (A  B)  (A  C)
0 0 1 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 0
0 1 1 1 0 0 0 0
0 1 0 1 0 0 0 0
1 0 1 0 0 0 0 0
1 0 0 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 0 1 1 1 1 1
Relasi dan Fungsi

Hubungan (relationship) antara elemen himpunan dengan elemen himpunan lainnya


sering dijumpai pada banyak masalah.Misalnya hubungan antara mahasiswa dengan mata
kuliah yang diambil,antara orang orang dengan kerabatnya,hubungan antara bilangan
genap dan bilangan yang habis dibagi 2.Didalam ilmu computer contoh hubungan itu
misalnya hubungan antara program computer dengan peubah yang digunakan,hubungan
antara bahasa pemrograman dengan pernyataan (statement) yang sah,hubungan antara
plaintext dan chipertext pada bidang kriptografi.

Hubungan antara elemen himpunan dengan elemen himpunan lain dinyatakan dengan
struktur yang disebut relasi.Dalam bab ini kita akan membicarakan relasi dan sifat-
sifatnya,serta jenis khusus relasi yang disebut fungsi.

2.1 Relasi
Didalam bab ini kita sudah mengenal pasangan terurut (ordered pairs).Cara yang
paling mudah menyatakan hubungan antara elemen dari dua himpunan adalah dengan
himpunan pasangan terurut.Himpunan pasangan terurut diperoleh dari perkalian
kartesian) (cartesian product) antara dua himpunan.
Definisi perkalian kartesian.Perkalian kartesian (Cartesian product) dari himpunan A
dan B adalah himpunan yang elemennya semua pasangan terurut (ordered pairs) yang
mungkin terbentuk dengan komponen pertama dari himpunan A dan komponen kedua
dari himpunan B.

Notasi : A X B = {a,b  aA dan bB}

Relasi biner R antara A dan B adalah himpunan bagian dari A X B

Notasi : R  ( A X B )

Jika (a,b)  R, kita gunakan notasi a R b yang artinya a dihubungkan dengan b oleh
R, dan jika (a,b) , kita gunakan notasi a R b yang artinya a tidak dihubungkan oleh b
oleh relasi R.
Himpunan A disebut daerah asal (domain) dari R, dan himpunan B disebut daerah
hasil (range) dari R.
Contoh :
Misalkan A={Amir, Budi, Cecep} adalah himpunan nama mahasiswa, dan B =
{IF221, IF251, IF342, IF323} adalah himpunan kode mata kuliah Jurusan TI.
Perkalian kartesian antara A dan B menghasilkan himpunan pasangan terurut yang
jumlah anggotanya adalah A . B = 3.4 = 12 buah, yaitu
A x B = {(Amir, IF221), (Amir, IF251), (Amir, IF323), (Amir, IF342), (Budi,
IF221), (Budi ,IF251), (Budi, IF342), Budi, IF323), (Cecep, IF221),
(Cecep, IF251), (Cecep, IF342), (Cecep, IF323)}
Kta dapat melihat bahwa R  (AxB), A adalah daerah asal R, dan B adalah daerah
hasil R.
Relasi pada himpunan A adalah relasi dari AxA
Dengan kata lain, relasi pada himpunan A adalah himpunan bagian dari AxA.
Contoh :
Misalkan R adalah relasi pada himpunan A = {2,3,8,9} yang dedefinisikan oleh (x,y)
R jika x adalah factor prima dari y, maka
R = {(2,2), (2,4), (2,8), (3,3), (3,9)}

2.2 Representasi Relasi


ada tiga cara yang lazim digunakan untuk merepresentasikan relasi biner :
1. Tabel
Kolom pertama tabel menyatakan daerah asal, sedangkan kolom kedua menyatakan
hasil.
Contoh :
Pada contoh relasi himpunan bagian dari AxA diatas dapat dinyatakan dengan Tabel
berikut :

A A
2 2
2 4
2 8
3 3
3 3

3. Matriks
Misalkan R adalah relasi dari A = {a1, a2, …, am} dan B = {b1, b2, …, bn}. Relasi R
dapat disajikan dengan matriks M=[mij],

b1 b2 ……. bn
a1 m11 m12 …… m1n
M= a1 m21 m22 …… m2n
: : : :
a1 mm1 mm2 ……mmn

yang dalam hal ini


1, (ai,bj)  R
mij =
0, (ai,bj)  R

dengan kata lain elemen matriks pada posisi (i,j) bernilai 1 jika a i dihubungkan
dengan bj, dan bernilai 0 jika ai tidak dihubungkan dengan bj
Relasi R pada contoh diatas dapat dinyatakan dengan matriks :

Yang dalam hal ini a1 = 2, a2 = 4, a3 = 8, a4 =9, =15, dan


b1 =2, b2 =3, b3 =4.
3. Graf
Representasi dengan graf berarah(direct graf) merupakan representasi relasi secara
grafis. Tiap elemen dinytakan dengan titik/simpul (vertex) dan tiap pasngan terurut
dinyatkan dengan busur (arc) dengan arah anak panah. Jika (a,b)  R, maka sebuah
busur dibuat dari arah simpul a ke siimpul b. Simpul a disebut simpul asal (initial
vertex) dan simpul b disebut simpul tujuan (terminal vertex).
Pasangan (a,a) dinyatakan dengan busur dari simpul a ke a sendiri. Busur semacam
itu disebut gelang (loop)
Sebagai contoh R ={(a,a), (a,b), (b,a), (b,c), (b,d), (c,a), (c,d), (d,b)}

2.3 Sifat-sifat Relasi Biner


1. Refleksif (reflexive)
Relasi R pada himpunan A disebut reflesif jika (a,a)  R untuk setiap a  A.
Contoh :
Misalkan A = {1,2,3,4}, dan relasi R di bawah ini didefinisikan pada himpunan A, maka
(a) R = {(1,1), (1,3), (2,1), (2,2), (3,3), (4,2), (4,4), (4,4)} bersifat refleksif karena
terdapat elemen relasi yang berbentuk (a,a), yaitu (1,1),(2,2),(3,3),(4,4).
(b) R = {(1,1), (2,2), (2,3), (3,2), (4,3), (4,4)} tidak bersifat refleksif karena (3,3)  R.

Anda mungkin juga menyukai