Matematika Diskret
Matematika Diskret
Elemen dari suatu himpunan dapat terdiri dari objek yang berbeda misalnya {kucing,
Amir, a, 10, buku}
Contoh himpunan lainnya :
R = { a, b, {a,b,c}, {a,c} }
C = { a, {a}, {{a}} }
K = { {} }
Elipsis atau tanda ‘…’ dapat digunakan untuk menuliskan himpunan dengan jumlah
yang besar dan telah memiliki urutan tertentu.
Contoh :
Himpunan alfabent ditulis sebagai {a, b, c, …, x, y, z}, himpunan 100 buah bilangan
asli pertama ditulis sebagai {1,2, …, 100}, dan himpunan bilangan bulat positif
ditulis sebagai {1,2,3,…}
Contoh :
Misalkan A={1,2,3,4}, R={a,b,{a,b,c}, {a,c}} dan K={{}}, maka
2 A, 2B
{a,b,c}R, {a} R
{} K, {} R
Conto lain :
Bila P1 = {a,b}, P2 = { {a,b} }, P3 = { {{a,b}} }, maka
a P1, aP2, P1P2, P1P3, P2P3
2. Simbol-simbol Baku
P= himpunan bilangan bulat positif = {1,2,3,…}
N= himpunan bilangan alami (natural) = {1,2,…}
Z= himpunan bilangan bulat = {…, -2, -1, 0, 1, 2, …}
Q= himpunan bilangan rasional
R= himpunan bilangan riil
C= himpunan bilangan kompleks
U= himpunan semesta
aturan :
a. Bagian kiri tanda ‘’ melambangkan elemen himpunan.
b. Tanda ‘’ dibaca dimana atau sedemikian sehingga
c. Bagian kanan tanda ‘’ menunjukan syarat keanggotaan himpunan
d. Setiap tanda ‘,’ dalam syarat keanggotaan dibaca sebagai dan
Contoh :
(i) A adalah himpunan bilangan bulat positif yang lebih kecil dari 5, dinyatakan
sebagai
A = {x x adalah himpunan bilangan bulat positif lebih kecil dari 5}
atau dalam notasi yang lebih ringkas :
A = {x x P, x<5} yang ekivalen dengan {1,2,3,4}
(ii) B adalah himpunan bilangan genap positif yang lebih kecil atau sama dengan 8,
dinyatakan sebagai :
B = {x x adalah himpunan bilangan genap positif lebih kecil atau sama dari 8}
atau dalam notasi yang lebih ringkas :
B = {x x/2 P, 2x ≥8} yang ekivalen dengan {2,4,6,8}
4. Diagram Venn, diagram ini menyajikan himpunan secara grafis. Ini diperkenalkan
oleh matematikawan Inggris bernama John Venn tahun 1881.
Contoh :
Misalkan U = {1,2,…, 7,8}, A={1,2,3,5} dan B={2,5,6,8}, digambarkan dalam
diagram Venn :
1.3 Kardinalitas
Misalkan A merupakan himunan yang elemen-elemenya berhingga banyaknya.
Jumlah elemen A disebut cardinal dari himpunan A.
Notasi : n(A) atau A
Contoh :
(i) B={xx merupakan bilangan prima yang lebih kecil dari 20}, maka B = 8, dengan
elemen-elemen B adalah 2,3,5,7,11,13,17,19
(ii) A={a, {a}, {{a}} }, maka A = 3
(iii) Himpunan yang tidak berhingga banyak anggotanya mempunyai
kardinalitas yang tidak berhingga pula
Notasi : A B
Contoh :
(i) {1,2,3} {1,2,3,4,5}
(ii) {1,2,3} {1,2,3}
(iii) NZRC
perlu dicatat bahwa untuk sembarang himpunan A
1. A adalah himpunan bagian dari A itu sendiri (AA),
2. Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari A ( A)
Tiga prinsip yang perlu diingat dalam memeriksa kesamaan dua buah himpunan :
1. Urutan elemen didalam himpunan tidak penting. Jadi, {1,2,3} = {3,2,1} = {1,3,2}
2. Pengulangan elemen tidak mempengaruhi kesamaan dua buah himpunan
3. Untuk 3 buah himpunan, A, B, dan C berlaku aksioma berikut :
a. A=A, B=B, C=C
b. Jika A=B, maka B=A
c. Jika A=B dan B=C, maka A=C
Contoh :
Jika A={x xP, x<8} dan B={10,20,30,…}, maka A // B
Contoh :
Jika A={1,2}, maka P(A)={, {1}, {2}, {1,2} }
Jika A = m, maka P(A) = 2m
b. Gabungan
Gabungan (union) dari himpunan A dan B adalah himpunan yang setiap anggotanya
merupakan anggota himpunan A atau himpunan B.
Notasi : AB = {x xA dan xB}
Contoh :
(i) Jika A = {2,5,8} dan B={7,5,22}, maka AB = {2,5,7,8,22}
(ii) Jika A = A
c. Komplemen
Komplemen dari suatu himpunan A terhadap suatu himpunan semesta U adalah suatu
himpunan yang elemennya merupakan U yang bukan elemen A
Notasi : A = {x xU dan xA}
Contoh :
Misalkan U={1,2,3,…,9},
(i) jika A = {1,3,7,9}, maka A = {2,4,6,8}
(ii) jika A = {x x/2 P, x < 9}, maka A = {1,3,5,7,9}
d. Selisih
Selisih dari dua himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang elemennya
merupaikan elemen A dan bukan elemen B.
Selisih antara A dan B dapat juga dikatakan sebagai komplemen himpunan B relative
terhadap himpunan A
Notasi : A – B = {x xA dan xB} = AB
Contoh :
(i) Jika A = {1,2,3,…,10} dan B = {2,4,6,8,10}, maka A-B = {1,3,5,7,9} dan B-A=
(ii) Jika {1,3,5}-{1,2,3} = {5} tetapi {1,2,3} – {1,3,5} = {2}
(iii) Jika A = himpunan fungsi menerus (kontinu) dan terbatas didalam selang
[0,1]
B = himpunan fungsi differentiable di dalam selang [0,1]
B – A = himpunan fungsi differentiable tak terbatas didalam selang [0,1]
(iv)Komplemen dari sembarang himpunan A terhadap semesta U dapat juga
didefinisikan sebagai A = U-A
Dengan cara yang sama kita dapat menghitung jumlah elemen operasi beda setangkup
Notasi : A B = A + B - 2 A B
Contoh ;
Kita ingin menghitung banyaknya bilangan bulat antara 1 dan 100 yang habis dibagi
3 atau 5.
Misalkan,
A = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3
B = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 5
AB = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3 x 5 yang ditanyakan adalah
AB
Terlebih dahulu harus dihitung :
A = 100/3 =33, B = 100/5 = 20, A B = 100/(3x5) = 6,
untukmendapatkan:
A B = A + B - A B = 33+20-6 = 47
Jadi, ada 47 buah bilangan yang habis dibagi 3 dan 5.
1.13 Partisi
Prtisi dari sebuah himpunan A adalah sekumpulan himpunan bagian tidak kosong dari
A1, A2, .. dari A sedemikian sehingga :
(a) A1A2 … = A, dan
(b) Himpunan bagian Ai saling lepas; yaitu Ai Aj = untuk ij
Misalkan A = {1,2,3,4,5,6,7,8}, maka partisi dari A= { {1}, {2,3,4}, {7,8}, {5,6} }
1.14 Multiset
Multiset adalah himpunan yang elemennya boleh berulang (tidak harus beda). Jumlah
kemunculan suatu elemen dalam multiset disebut Multipisitas.
Operasi antara dua buah multiset :
1. PQ adalah suatu mutiset yang multiplisitas elemennya sama dengan
multiplisitas maksimum elemen tersebut pada himpunan P dna Q.
Contoh :
Jika P = {a,a,a,c,d,d} dan Q = {a,a,b,c,c}, maka
PQ = { a,a,a,b,c,c,c,d,d}
2. PQ adalah suatu multiset yang multiplisitas elemennya sama dengan
multiplisitas minimum elemen tersebut pada himpunan P dan Q.
Contoh :
Jika P = {a,a,a,c,d,d} dan Q = {a,a,b,c,c}, maka
PQ = {a,a,c}
3. P- Q adalah suatu multiset yang multiplisitas elemennya sama dengan :
- multiplisitas elemen tersebut pada P dikurangi multiplisitasnya pada Q,
jika selisihnya positif
- 0, jika selisihnhya nol atau negative.
Contoh :
Jika P = {a,a,a,b,b,c,d,d,e} dan Q = {a,a,b,b,b,c,c,d,d,f} maka P – Q = {a,e}
4. P + Q, yang didefinisikan sebagai jumlah (sum) dua buah himpunan ganda, adalah
suatu multiset yang multiplisitas elemenya sama dengan penjumlahan dari
multiisitas elemen tersebut pada P dan Q. catatan : Beda setangkup tidak
didefinisikan pada multiset
Contoh :
Jika P = {a,a,b,c,c} dan Q = {a,b,b,d} maka P + Q = {a,a,a,b,b,b,c,c,d}
A (B C) (A B) (A C)
2. Pembuktian dengan menggunakan Tabel Keanggotaan
Gunakan angka 1 (true) untuk menyatakan anggota dan 0 (false) untuk bukan
anggota.
Contoh :
Misalkan A,B dan C adalah himpunan. Buktikan A (B C) = (A B) (A
C)
A B C BC A (B C) A B A C (A B) (A C)
0 0 1 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 0
0 1 1 1 0 0 0 0
0 1 0 1 0 0 0 0
1 0 1 0 0 0 0 0
1 0 0 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 0 1 1 1 1 1
Relasi dan Fungsi
Hubungan antara elemen himpunan dengan elemen himpunan lain dinyatakan dengan
struktur yang disebut relasi.Dalam bab ini kita akan membicarakan relasi dan sifat-
sifatnya,serta jenis khusus relasi yang disebut fungsi.
2.1 Relasi
Didalam bab ini kita sudah mengenal pasangan terurut (ordered pairs).Cara yang
paling mudah menyatakan hubungan antara elemen dari dua himpunan adalah dengan
himpunan pasangan terurut.Himpunan pasangan terurut diperoleh dari perkalian
kartesian) (cartesian product) antara dua himpunan.
Definisi perkalian kartesian.Perkalian kartesian (Cartesian product) dari himpunan A
dan B adalah himpunan yang elemennya semua pasangan terurut (ordered pairs) yang
mungkin terbentuk dengan komponen pertama dari himpunan A dan komponen kedua
dari himpunan B.
Notasi : R ( A X B )
Jika (a,b) R, kita gunakan notasi a R b yang artinya a dihubungkan dengan b oleh
R, dan jika (a,b) , kita gunakan notasi a R b yang artinya a tidak dihubungkan oleh b
oleh relasi R.
Himpunan A disebut daerah asal (domain) dari R, dan himpunan B disebut daerah
hasil (range) dari R.
Contoh :
Misalkan A={Amir, Budi, Cecep} adalah himpunan nama mahasiswa, dan B =
{IF221, IF251, IF342, IF323} adalah himpunan kode mata kuliah Jurusan TI.
Perkalian kartesian antara A dan B menghasilkan himpunan pasangan terurut yang
jumlah anggotanya adalah A . B = 3.4 = 12 buah, yaitu
A x B = {(Amir, IF221), (Amir, IF251), (Amir, IF323), (Amir, IF342), (Budi,
IF221), (Budi ,IF251), (Budi, IF342), Budi, IF323), (Cecep, IF221),
(Cecep, IF251), (Cecep, IF342), (Cecep, IF323)}
Kta dapat melihat bahwa R (AxB), A adalah daerah asal R, dan B adalah daerah
hasil R.
Relasi pada himpunan A adalah relasi dari AxA
Dengan kata lain, relasi pada himpunan A adalah himpunan bagian dari AxA.
Contoh :
Misalkan R adalah relasi pada himpunan A = {2,3,8,9} yang dedefinisikan oleh (x,y)
R jika x adalah factor prima dari y, maka
R = {(2,2), (2,4), (2,8), (3,3), (3,9)}
A A
2 2
2 4
2 8
3 3
3 3
3. Matriks
Misalkan R adalah relasi dari A = {a1, a2, …, am} dan B = {b1, b2, …, bn}. Relasi R
dapat disajikan dengan matriks M=[mij],
b1 b2 ……. bn
a1 m11 m12 …… m1n
M= a1 m21 m22 …… m2n
: : : :
a1 mm1 mm2 ……mmn
dengan kata lain elemen matriks pada posisi (i,j) bernilai 1 jika a i dihubungkan
dengan bj, dan bernilai 0 jika ai tidak dihubungkan dengan bj
Relasi R pada contoh diatas dapat dinyatakan dengan matriks :