data dari 210 orang ibu hamil dari trimester I-III yang memeriksakan kadar Hb di
Klinik Pratama Wede Ar-Rachman kecamatan Way Halim Badar Lampung tahun
2018. Pada penelitian ini didapatkan ibu hamil yang mengalami anemia sebanyak
105 responden trimester I,II dan III. Maka sesuai dengan kriteria inklusi trimester I
dependen maupun variabel independen. Hasil dari tiap variabel ini ditampilkan
Trimester II 39 54,9 %
Total 71 100 %
37
Dari tabel 4.1 menunjukan bahwa dari 71 responden terdapat sebanyak 32 orang
(45,1%) ibu hamil yang trimester I sedangkan ibu hamil yang trimester II
Dari tabel 4.2 Menunjukan bahwa dari 71 responden pada trimester I terdapat 31
Ibu hamil ( 43,6% ) yang tidak beresiko dan yang beresiko sebesar 1 ibu hamil
( 1,4% ) pada umur ibu dengan kejadian anemia dalam kehamilan sedangkan
pada trimester II terdapat sebanyak 34 ibu hamil ( 48% ) yang tidak beresiko dan
yang beresiko sebanyak 5 ibu hamil ( 7,0% ) pada umur ibu dengan kejadian
ibu hamil ( 40,8% ) yang tidak beresiko dan yang beresiko sebesar 3 ibu hamil (
38
4,2% ) pada paritas dengan kejadian anemia dalam kehamilan sedangkan pada
trimester II terdapat sebanyak 27 ibu hamil ( 38% ) yang tidak beresiko dan yang
beresiko sebanyak 12 ibu hamil ( 17% ) pada paritas dengan kejadian anemia
dalam kehamilan.
Dari tabel 4.4 Menunjukan bahwa dari 71 responden pada trimester I terdapat 25
ibu hamil ( 35,2% ) yang tidak beresiko dan yang beresiko sebesar 7 ibu hamil
sedangkan pada trimester II terdapat sebanyak 31 ibu hamil ( 43,6% ) yang tidak
beresiko dan yang beresiko sebanyak 8 ibu hamil ( 11,2% ) pada jarak
39
Dari tabel 4.5 Menunjukan bahwa dari 71 responden pada trimester I terdapat 25
ibu hamil ( 35,2% ) yang tidak beresiko dan yang beresiko sebesar 7 ibu hamil
( 9,8% ) pada LILA dengan kejadian anemia dalam kehamilan sedangkan pada
trimester II terdapat sebanyak 37 ibu hamil ( 52,1% ) yang tidak beresiko dan
yang beresiko sebanyak 2 ibu hamil ( 2,9% ) pada LILA dengan kejadian anemia
dalam kehamilan.
Berikut ini hasil pengujian bivariat, untuk menguji Apakah dari variabel
Tabel 4.6 Faktor umur ibu dengan usia kehamilan pada kejadian anemia
yang berhubungan dengan ibu hamil di Klinik pratam Wede
Ar-Rachman Kecamatan Way Halim Bandar Lampung 2018.
tidak beresiko, sedangkan yang beresiko 1 ( 3,1% ) ibu hamil pada trimester I.
Pada Trimester II diketahui bahwa 34 (87,2%) ibu hamil yang tidak beresiko
sedangkan yang beresiko 5 (12,8%) ibu hamil. Hasil uji statistik chi square
didapatkan P value = 0,144 dan Odds Ratio= 4,559 artinya Ha ditolak, maka
dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara umur ibu
40
b) Faktor paritas dengan usia kehamilan pada kejadian anemia.
Tabel 4.7 Faktor paritas dengan usia kehamilan pada kejadian anemia
yang berhubungan dengan ibu hamil trimester I dan II di
Klinik pratam Wede Ar-Rachman Kecamatan Way Halim
Bandar Lampung 2018.
sedangkan yang beresiko 12 ( 30,8% ) ibu hamil yang paritasnya >2 orang.
Hasil uji statistik chi square didapatkan P value = 0,028 dan Odds Ratio=
4,296 artinya Ha ditolak maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
Tabel 4.8 Faktor jarak kehamilan dengan usia kehamilan pada kejadian
anemia yang berhubungan dengan ibu hamil trimester I dan II
di Klinik pratam Wede Ar-Rachman Kecamatan Way Halim
Bandar Lampung 2018.
41
Berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa ibu hamil 25 ( 78,1% ) yang
mempunyai jarak kehamilan > 2 orang tidak beresiko, sedangkan yang beresiko
7 ( 21,9% ) ibu hamil yang mempunyai jarak kehamilan <2 orang pada
mempunyai jarak kehamilan > 2 orang tidak beresiko sedangkan yang beresiko
8 (20,5%) ibu hamil yang mempunyai jarak kehamilan < 2 orang. Hasil uji
statistik chi square didapatkan P value = 0.899 dan Odds Ratio = 0,922 artinya
Ha ditolak maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara paritas
Tabel 4.9 Faktor LILA dengan usia kehamilan pada kejadian anemia
yang berhubungan dengan ibu hamil trimester I dan II di
Klinik pratam Wede Ar-Rachman Kecamatan Way Halim
Bandar Lampung 2018.
tidak terkena KEK, sedangkan yang ibu hamil yang mengalami KEK 7 ( 21,%
ibu hamil yang tidak mengalami KEK sedangkan ibu hamil yang mengalami
KEK 4 ( 10,3% ) ibu hamil. Hasil uji statistik chi square didapatkan P value
= 0,035 dan Odds Ratio = 0,193 artinya Ha ditolak maka dapat disimpulkan
42
bahwa tidak ada hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada usia
kehamilan.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Faktor umur ibu dengan kejadian anemia pada usia kehamilan.
Berdasarkan hasil uji Chi-Square (X²) dapat dilihat bahwa nilai P value=
0,144 dan hal ini dapat dikatakan bahwa CI 95% = 0,504-41,206 tidak ada
hubungan antara umur ibu dengan usia kehamilan. Namun yang lebih beresiko
pada umur ibu di trimester II dengan nilai OR 4,559 hal ini dapat dikatakan umur
yang beresiko memiliki kecenderungan anemia di trimester II 4,559 atau 4,559 kali
kurang resiko dengan komplikasi kehamilan adalah umur 20-35 tahum, sedangkan
kehamilan beresiko adalah <20 dan >35 tahun. Hal ini terkait dengan keadaan
berhubungan dengan anemia pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas Bajeng
ibu hamil yang berumur <20 dan >35 tahun ada 38 ( 38,0% ) yang mengalami
anemia sedangkan yang berumur 20-35 tahun ada 44 ( 44,0% ) yang mengalami
anemia. Hasil uji statistic menunjukan tidak ada hubungan yang signifikan antara
umur dengan kejadian anemia. Hal ini membuktikan bahwa penelitian ini sesuai
dengan Siti Asyirah yang menyatakan bahwa anemia pada ibu hamil dapat terjadi
pada semua umur. Artinya dalam kelompok umur apapun terlalu tua atau terlalu
muda tidak akan berpengaruh terhadap kejadian anemia pada ibu hamil.
43
Hasil tersebut bertentangan dengan penelitian Salmariantity (2012) yang
tahun 2012” dari hasil penelitia ini menunjukan ada hubungan yang bermakna
anatara umur ibu hamil dengan kejadian anemia P Value = 0,012. Dari hasil
kelompok umur beresiko dibandingkan dengan kelompok umur tidak beresiko. Hal
ini membuktikan bahwa ibu hamil yang berumur <20 tahun dan umur >30 tahun
Hasil penelitian ini tidak ada hubungannya antara umur ibu dengan kejadian
ini berumur diatas 20-35 dimana umur tersebut tidak beresiko terkena anemia.
Berdasarkan hasil uji Chi-Square (X²) dapat dilihat bahwa nilai P value=
0,028 dan hal ini dapat dikatakan bahwa CI 95% = 1,092-16,898 tidak ada
hubungan anatara paritas dengan usia kehamilan. Namun yang lebih beresiko pada
paritas di trimester II dengan nilai OR 4,296 hal ini dapat dikatakan bahwa paritas
Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang ibu baik yang lahir
hidup maupun lahir mati. Seorang ibu yang sering melahirkan mempunyai risiko
44
kebutuhan nutrisi. Karena selama hamil zat-zat gizi akan terbagi untuk ibu dan
selama hamil zat-zat gizi akan berbagi untuk ibu dan janin yang dikandungnya.
Semakin sering seorang wanita melahirkan maka semakin besar risiko kehilangan
darah dan berdampak pada penurunan kadar Hb. Setiap kali wanita melahirkan,
jumlah zat besi yang hilang diperkirakan sebesar 250 mg (wikjosastro, 2005).
Resiko Yang berhubungan dengan kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah
anatara paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Hasil penelitian ini sejalan
dengan Ignatia Goro yang menyatakan bahwa ibu hamil dengan frekuensi kelahiran
banyak akan lebih beresiko dari pada ibu hamil dengan frekuensi kelahiran lebih
sedikit, seseorang akan beresiko apabila melahirkan anak lebih dari 3 dan tidak
kecil resikonya jika frekuensi melahirkannya 1-3. Dari pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa paritas dikarenkan kondisi fisiologis ibu yang belum matang
untuk hamil lagi, makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan
melahirkan akan makin banyak hilangnya zat besi menjadi makin paritas.
(2006) menunjukan terdapat hubungan yang bermakna antara paritas ibu dengan
kejadian anemia pada ibu hamil , dimana terdapat 48,9% ibu yang berstatus
anemia.
45
Hasil penelitian ini tidak ada hubungannya antara paritas dengan kejadian
4.3.3 Faktor jarak kehamilan dengan kejadian anemia pada usia kehamilan.
Berdasarkan hasil uji Chi-Square (X²) dapat dilihat bahwa nilai P value=
0,889 dan hal ini dapat dikatakan bahwa CI 95% = 0,294-2,891 tidak ada hubungan
anatara paritas dengan usia kehamilan. Namun yang lebih beresiko pada jarak
kehamilan di trimester II dengan nilai OR 0,922 hal ini dapat dikatakan bahwa
sebesar 0,922 kali lipat lebih besar dibandingkan jarak kehamilan yang tidak
beresiko.
Makin pendek jarak kehamilan makin besar kematian maternal bagi ibu dan
anak, terutama jika jarak tersebut <2 tahun dapat terjadi komplikasi kehamilan dan
persalinan seperti anemia berat, partus lama dan perdarahan. Oleh karena itu
seorang wanita memerlukan 2-3 tahun untuk jarak kehamilannya agar pulih secara
yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja
antara jarak dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Hasil penelitian ini sejalan
dengan Ignati Goro salah satu penyebab yang dapat mempercepat anemia pada
wanita adalah jarak kelahiran pendek. Hal ini disebabkan kekurangan nutrisi yang
46
Hasil tersebut bertentangan dengan penelitian Marwan (2006) menyatakan
bahwa terdpat hubungan yang bermakna antara jarak kehamilan dengan anemia
pada ibu hamil. Berbagai penelitian membuktikan bahwa status gisi ibu sebelum 2
tahun pasca persalinan sebelumnya, oleh karena itu belum siap untuk kemhamilan
Hasil penelitian ini tidak ada hubungannya antara jarak kehamilan dengan
Berdasarkan hasil uji Chi-Square (X²) dapat dilihat bahwa nilai P value =
0,035 dan hal ini dapat dikatakan bahwa CI 95% = 0,037-1,007 tidak ada hubungan
anatara LILA dengan usia kehamilan. Namun yang lebih beresiko pada LILA di
trimester I dengan nilai OR 0,193 hal ini dapat dikatakan bahwa LILA yang
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi. Status gizi adalah gambaran tentang keseimbangan antara
asupan dan kebutuhan gizi seseorang. Apabila asupan tersebut sesuai maka disebut
gizi baik, jika kurang di sebut gizi kurang dan apabila asupan lebih maka disebut
gizi lebih.
Salah satu cara melakukan penilaian status gizi pada kelompok masyarakat
Beberapa macam antropometri yang telah digunakan antara lain: Berat Badan
(BB), Panjang Badan (PB), atau Tinggi Badan (TB), Lingkar Lengan Atas (LILA),
47
Lingkar Kepala (LK), Lingkar Dada (LD), dan Lapisan Lemak Bawah Kulit
(LLBK).
Cara penilaian status gizi ibu hamil antara lain dengan mengukur lingkar
lengan atas atau LILA. Pengukuran LILA adalah suatu cara untuk mengetahui
yang berhubungan dengan anemia pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas
Bajeng kecamatan Bajeng kabupaten Gowa Tahun 2012 hubungan LILA dengan
kejadian anemia pada ibu hamil dengan hasil uji statistic terbukti tidak signifikan
(95% CI antara 0,63-1,2, nilai p = 0,64) artinya tidak ada hubungan antara LILA
Wardhani (2010) yaitu menyebutkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara
Hasil penelitian ini tidak ada hubungannya antara LILA dengan kejadian
48
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Hasil analisis univariat didapatkan pada umur ibu yang beresiko pada trimester
2. Hasil analisis univariat didapatkan pada ibu hamil dengan paritas yang beresiko
3. Hasil analisis univariat didapatkan pada dengan jarak kehamilan yang beresiko
4. Hasil analisis univariat didapatkan pada ibu hamil dengan LILA yang beresiko
5. Hasil analisis bivariat tidak ada hubungan yang signifikan antara usia ibu
dengan kejadian anemia pada trimester I dan II dengan nilai P value 0,144.
6. Hasil analisis bivariat tidak ada hubungan yang signifikan antara paritas dengan
49
7. Hasil analisis bivariat tidak ada hubungan yang signifikan hubungan antara
jarak kehamilan dengan kejadian anemia pada trimester I dan II dengan nilai P
value 0,889.
8. Hasil analisis bivariat tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi
(LILA) dengan kejadian anemia pada trimester I dan II dengan nilai P value
0,035.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka ada beberapa saran
Meningkatkan Upaya deteksi dini ibu hamil yang mempunyai resiko tinggi
terhadap faktor-faktor internal anemia pada ibu hamil dan juga melakukan
Pada klinik tersebut agar dibuat suatu perencanaan dan penanggulangan faktor-
faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil dan diharapkan
para dokter dan bidan memantau ibu hamil dengan memeriksa kadar Hb pada
50
4. Bagi peneliti
yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil sehingga dapat
51