Anda di halaman 1dari 16

Selasa, 23 April 2019

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

ACARA KE

UJI BIOKIMIA MINERAL

A. LATAR BELAKANG
Mineral merupakan unsur-unsur kimia yang dapat terkandung dalam
jaringan tubuh (bahan anorganik). Unsur-unsur yang bukan merupakan bahan
anorganik, yaitu karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Karbon, hidrogen,
oksigen, dan nitrogen merupakan unsur utama penyusun bahan organik (Gilvery
1996). Mineral dapat diperoleh dari pisang (kalium), susu (kalsium), sayuran hijau
(magnesium), dan sebagainya. Mineral juga terkandung dalam tulang makhluk
hidup. Mineral memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh baik
pada tingkat sel, jaringan, organ, maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Mineral
juga berperan sebagai katalis dan kofaktor aktifitas berbagai enzim dalam setiap
tahap metabolisme (Darmono 1995).
Mineral berdasarkan kegunaannya dalam aktifitas hidup dapat dibagi
menjadi 2 golongan yaitu golongan esensial dan nonesensial (Winarno 1984).
Mineral esensial merupakan sumber mineral yang diperoleh dari luar karena tubuh
tidak mensintesis beberapa mineral yang diperlukan oleh tubuh. Apabila
kekurangan mineral esensial dapat menyebabkan kelainan proses fisiologis atau di
sebut penyakit defisiensi mineral. Mineral ini biasanya terikat dengan protein,
termasuk enzim untuk proses metabolisme tubuh, yaitu kalsium (Ca), klorida (Cl),
sulfur (S), magnesium (Mg), besi (Fe), dan lain-lain. Mineral non-esensial
merupakan sumber mineral yang diperoleh di dalam tubuh (Darmono 1995).
Mineral berdasarkan jumlahnya terbagi menjadi makromineral, mikromineral, dan
mineral renik (Suharjdo 1886). Makromineral merupakan mineral yang dibutuhkan
dalam jumlah banyak seperti kalsium, fosfor, magnesium, natrium, kalium, klorida,
dan sulfur. Mikromineral merupakan mineral yang dibutuhkan dalam jumlah
sedikit seperti zat besi, seng, tembaga, dan fluorida. Mineral renik (trace elements)

1
diperlukan dalam jumlah yang sangat sedikit seperti yodium, selenium, mangan,
kromium, molibdenin, boron, dan kobalt (Poedjiadi 1994).
Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh
makhluk hidup disamping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin. Mineral juga
dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Sebagai contoh bila bahan biologis
dibakar, semua senyawa organik akan rusak, sebagian besar karbon berubah
menjadi gas karbon dioksida (CO2), hidrogen menjadi uap air, dan nitrogen
menjadi uap nitrogen (N2). Sebagian besar mineral akan tertinggal dalam bentuk
abu dalam bentuk senyawa anorganik sederhana serta akan terjadi penggabungan
antar individu atau dengan oksigen sehingga terbentuk garam anorganik (Davis dan
Mertz 1987).
Mineral yang masuk kedalam tubuh lewat makanan sebagian diabsorpsi
oleh dinding usus. Makanan yang masuk kedalam tubuh terdiri dari bahan organik
dan air sebesar 96% dan sisanya terdiri dari unsur mineral. Mineral dikenal sebagai
zat anorganik atau kadar abu. Proses pembakaran bahan-bahan organik terbakar
tetapi zat anorganik tidak terbakar karena itu bahan aorganik disebut abu (Winarno
1992). Percobaan ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui berbagai jenis mineral
yang terkandung dalam abu tulang serta mengidentifikasi komposisi mineral dalam
tulang dengan uji-uji kualitatif, yaitu uji klorida, uji sulfat, uji kalsium, uji fosfat,
uji magnesium, serta uji besi.

2
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan praktikum uji biokimia mineral ini adalah agar mahasiswa:
1. Mampu memahami fungsi dan kandungan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh,
2. Membuktikan adanya mineral dalam suatu bahan/sampel secara kualitatif,
3. Mengetahui jenis mineral
4. Mengetahui cara kerja uji mineral yang ada dalam sampel.

C. WAKTU DAN TEMPAT PRAKTIKUM

Jam : 13. 00 sampai selesai

Hari, tanggal : Selasa, 23 April 2019

Tempat : Laboratorium Zoologi, Gedung F, Universitas Muhammadiyah


Purwokerto

3
D. TINJAUAN PUSTAKA
Semua mahluk hidup memerlukan unsur anorganik atau mineral untuk
proses kehidupan yang normal. Semua jaringan ternak dan makanan atau pakan
mengandung mineral dalam jumlah dan proporsi yang sangat beragam. Mineral
adalah bahan anorganik atau bahan kimia yang didapat makhluk dari alam, yang
asalnya ialah dari tanah. Mineral ada yang larut dalam air lalu masuk tubuh lewat
air minum atau air yang dipakai untuk mencuci sayur dan memasak. Mineral masuk
ke dalam tubuh dalam bentuk garam lalu digunakan dalam bentuk elektrolit.
Elektrolit adalah bentuk ion dari mineral yang bermuatan positif (+) dan negatif (-),
ada sebagian mineral yang dipakai sel sebagai poros atau inti suatu molekul, ada
pula yang dipakai untuk menghubungkan suatu cabang ke cabang yang lain.
Mineral yang masuk kedalam tubuh lewat makanan sebagian diabsorpsi oleh
dinding usus. Makanan yang masuk kedalam tubuh terdiri dari bahan organik dan
air sebesar 96 % dan sisanya terdiri dari unsur mineral. Mineral dikenal sebagai zat
anorganik atau kadar abu, dalam proses pembakaran, bahan-bahan organik
terbakar, tetapi zat anorganik tidak terbakar, karena itu bahan anorganik disebut
abu (Winarno 1992).
Banyak unsur mineral yang sangat dibutuhkan tubuh yang berbeda jenisnya
yang diperlukan manusia agar memiliki kesehatan dan pertumbuhan yang optimal.
Mineral yang digunakan oleh tubuh ialah Fe (ferum, zat besi), Ca (calsium, zat
kapur), Na (natrium), K (kalium), Cl (chlor), Mg (magnesium), P (phosphor,
fosfor), S (sulfur, belerang), Zn (zink, seng), I (iodium), F (flor), Co (cobalt) dan St
(strontium). Beberapa mineral merupakan elemen anorganik yang dibutuhkan oleh
ternak untuk pertumbuhan dan reproduksi, walaupun jumlah yang dibutuhkan
hanya sedikit, keseimbangan dalam tubuh harus tetap terjaga. Berdasarkan
kegunaannya dalam aktifitasnya hidup, mineral dapat dibagi menjadi 2 golongan
yaitu golongan essensial dan non essensial, sedangkan berdasarkan jumlahnya,
mineral dapat pula dibagi atas mineral makro, mineral mikro dan mineral renik
(Poedjiadi A. 1994).
Kelompok makro terdiri dari unsur – unsur Ca, P, K, Na, Mg dan S.
kelompok mikro terdiri dari Fe, I, Cu, Zn, Mn, Co dan Se, sedangkan kelompok
renik terdiri dari unsur F, Mo, As, Cr, Si dan lain – lain. Beberapa unsur mineral ini
ada yang termasuk golongan racun dan biasanya masih terdapat di dalam sel hayati
meskipun jumlahnya sngat kecil sekali, contoh unsure tersebut adalah Ag, Hg dan

4
Pb. Fungsi mineral secara umum dibagi menjadi 4 macam, yaitu untuk
pembentukan struktur, untuk fungsi fisiologis, sebagai katalis dan sebagai
regulator. Kandungan pakan mineral dari bahan pakan nabati sangat bervariasi
tergantung dari beberapa faktor, seperti genetik tanaman, keadaan tanaman tempat
tumbuh tanaman tersebut, iklim, musim, tahap kematangan, dan ada tidaknya
pemupukan terhadap tanaman. Leguminosa biasanya kaya akan mineral Ca, Mg,
Fe, Cu, Zn, dan Co. Rumput-rumputan banyak mengandung mineral Mg, Zn, dan
Fe. (Poedjiadi A. 1994).
Penetapan jenis dan jumlah mineral di dalam suatu bahan hayati dilakukan
dengan cara pengabuan. Pembakaran akan menghancurkan senyawa – senyawa
organik ke dalam bentuk gas yang mudah terbang. Mineral sebagai senyawa
organik akan tertinggal di dalam bentuk abu yang dapat digunakan untuk analisis
kualitatif dan kuantitatif. Tulang yang terdiri dari air, bahan organi dan bahan
anorganik. Pemanasan tulang pada suhu 400o C akan menyebabkan air serta bahan
organic menguap, sisanya di dalam abu terdiri dari bahan anorganik untuk analisis
kualitatif dan kuantitatif. Perendaman tulang dalam larutan asam atau pemanasan
tulang dalam air akan menyebabkan terlarutnya bahan organik, sisanya yang
berbentuk matriks terdiri dari air dan bahan organik. Praktikum ini percobaan untuk
uji mineral bahan abu tulang yang akan diujikan tidak tersedia, untuk itu bahan
yang digunakan ialah suplemen supradyn. Uji mineral ini dilakukan terhadap
pengujian filtrat dan pengendapan. Pengujian filtrat terdiri dari uji klorida dan uji
sulfat, sedangkan pengujian pengendapan teridiri dari uji kalsium, fosfat,
magnesium dan besi. (Poedjiadi A. 1994).
Mineral merupakan unsur-unsur kimia yang dapat terkandung dalam
jaringan tubuh (bahan anorganik). Unsur-unsur yang bukan merupakan bahan
anorganik, yaitu karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Karbon, hidrogen,
oksigen, dan nitrogen merupakan unsur utama penyusun bahan organik (Gilvery
1996). Mineral dapat diperoleh dari pisang (kalium), susu (kalsium), sayuran hijau
(magnesium), dan sebagainya. Mineral juga terkandung dalam tulang makhluk
hidup. Mineral memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh baik
pada tingkat sel, jaringan, organ, maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Mineral
juga berperan sebagai katalis dan kofaktor aktifitas berbagai enzim dalam setiap
tahap metabolisme (Darmono 1995).

5
Mineral berdasarkan kegunaannya dalam aktifitas hidup dapat dibagi
menjadi 2 golongan yaitu golongan esensial dan nonesensial (Winarno 1984).
Mineral esensial merupakan sumber mineral yang diperoleh dari luar karena tubuh
tidak mensintesis beberapa mineral yang diperlukan oleh tubuh. Apabila
kekurangan mineral esensial dapat menyebabkan kelainan proses fisiologis atau di
sebut penyakit defisiensi mineral. Mineral ini biasanya terikat dengan protein,
termasuk enzim untuk proses metabolisme tubuh, yaitu kalsium (Ca), klorida (Cl),
sulfur (S), magnesium (Mg), besi (Fe), dan lain-lain. Mineral non-esensial
merupakan sumber mineral yang diperoleh di dalam tubuh (Darmono 1995).
Mineral berdasarkan jumlahnya terbagi menjadi makromineral,
mikromineral, dan mineral renik (Suharjdo 1886). Makromineral merupakan
mineral yang dibutuhkan dalam jumlah banyak seperti kalsium, fosfor, magnesium,
natrium, kalium, klorida, dan sulfur. Mikromineral merupakan mineral yang
dibutuhkan dalam jumlah sedikit seperti zat besi, seng, tembaga, dan fluorida.
Mineral renik (trace elements) diperlukan dalam jumlah yang sangat sedikit seperti
yodium, selenium, mangan, kromium, molibdenin, boron, dan kobalt. (Poedjiadi
1994).
Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh
makhluk hidup disamping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin. Mineral juga
dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Sebagai contoh bila bahan biologis
dibakar, semua senyawa organik akan rusak, sebagian besar karbon berubah
menjadi gas karbon dioksida (CO2), hidrogen menjadi uap air, dan nitrogen
menjadi uap nitrogen (N2). Sebagian besar mineral akan tertinggal dalam bentuk
abu dalam bentuk senyawa anorganik sederhana serta akan terjadi penggabungan
antar individu atau dengan oksigen sehingga terbentuk garam anorganik (Davis dan
Mertz 1987).
Mineral yang masuk kedalam tubuh lewat makanan sebagian diabsorpsi
oleh dinding usus. Makanan yang masuk kedalam tubuh terdiri dari bahan organik
dan air sebesar 96% dan sisanya terdiri dari unsur mineral. Mineral dikenal
sebagai zat anorganik atau kadar abu. Proses pembakaran bahan-bahan organik
terbakar tetapi zat anorganik tidak terbakar karena itu bahan aorganik disebut abu
(Winarno 1992).
Percobaan ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui berbagai jenis mineral
yang terkandung sampel serta mengidentifikasi komposisi mineral dalam sampel

6
dengan uji-uji kualitatif, yaitu, uji kalsium, uji fosfor, serta uji besi. Mineral
merupakan unsur yang dibutuhan oleh tubuh manusia yang mempunyai peranan
penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ,
maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Unsur ini digolongkan ke dalam mineral
makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh
dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari, misalnya natrium, klor, kalsium, kalium,
magnesium, sulfur dan fosfor, sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang dari
100 mg sehari, misalnya besi, iodium, mangan, tembaga, zink, kobalt dan fluor
(Almatsier, 2009). Selain itu ada sebuah istilah lain yang disebut trace element’s,
yaitu mineral yang dalam keadaan alami berjumlah sangat sedikit, misalnya
barium, brom, stronsium, emas, perak, nikel, aluminium, timah, bismuth, gallium,
silikon dan arsen (Poedjiadi, 2009).

E. METODE
1. Uji besi
Alat: Bahan:
a. Tabung reaksi 1) Filtrat sampel
b. Gelas ukur 2) Asam nitrat pekat
c. Pipet tetes 3) Sodium nitropuruside
d. Penangas air 4) Aquadest
e. Mortar dan pastle 5) Amonium thiosianat

Cara kerja
Percobaan 1
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Memasukan filtrat sebanyak 2 mL (1 gram sampel daging sapi yang
ditumbuk sampai halus dengan mortar dan pastle dan melarutkann
dalam 10 mL aquadest) ke dalam tabung reaksi
c. Menambahkan setetes demi tetes larutan asam nitrat pekat
d. Memanaskan campuran larutan tersebut dengan penangas air, dengan
hati-hati ( mulut tabung tidak mengarah ke wajah)
e. Menambahkan 1 mL larutan amonium tiosianat 5 %.
f. Mengamati perubahan yang terjadi dan memcatat hasil pada log book

7
Percobaan 2
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Memasukan filtrat sebanyak 2 mL (1 gram sampel daging sapi yang
ditumbuk sampai halus dengan mortar dan pastle dan melarutkann
dalam 10 mL aquadest) ke dalam tabung reaksi
c. Menambahkan 2 mL larutan sodium nitropuruside
d. Mengamati perubahan yang terjadi dan mencatat hasil pada log book.
Percobaan 3
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Memasukan filtrat sebanyak 2 mL (1 gram sampel bayam yang
ditumbuk sampai halus dengan mortar dan pastle dan melarutkann
dalam 10 mL aquadest) ke dalam tabung reaksi
c. Menambahkan setetes demi tetes larutan asam nitrat pekat
d. Menambahkan 1 mL larutan amonium tiosianat 5 %.
e. Mengamati hasil yang terjadi dan mencatatnya di log book.
Percobaan 4
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Memasukan filtrat sebanyak 2 mL (1 gram bayam yang ditumbuk
sampai halus dengan mortar dan pastle dan melarutkann dalam 10
mL aquadest) ke dalam tabung reaksi
c. Menambahkan 2 mL larutan sodium nitropuruside
d. Mengamati perubahan yang terjadi dan mencatat hasil pada log
book.
2. Uji fosfor
Alat: Bahan:
a. Tabung reaksi 1) Filtrat sampel
b. Gelas ukur 2) Larutan amonium molibdat 5%
c. Pipet tetes 3) Aquadest
d. Penangas air
e. Mortar dan pastle

8
Cara kerja
Percobaan 1
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Memasukan filtrat sebanyak 2 mL (1 gram sampel yang ditumbuk dan
dilarutkan dalam 10 mL aquadest) ke dalam tabung reaksi
c. Menambahkan 2 mL larutan amonium molibdat 5%, memanaskan
larutan tersebut pada penangas air selama 1-2 menit,
d. Mengamati hasil, endapan berwarna kuning menunjukan adanya fosfor
dalam sampel makanan,
e. Menuliskan hasil pada log book.
Pecobaan 2
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Memasukan filtrat sebanyak 2 mL (2 mL putih telur dan dilarutkan
dalam 10 mL aquadest) ke dalam tabung reaksi
c. Menambahkan 2 mL larutan amonium molibdat 5%, memanaskan
larutan tersebut pada penangas air selama 1-2 menit,
d. Mengamati hasil, endapan berwarna kuning menunjukan adanya fosfor
dalam sampel makanan,
e. Menuliskan hasil pada log book.
3. Uji kalsium
Alat: Bahan:
a. Tabung reaksi 1) Filtrat sampel
b. Gelas ukur 2) Larutan amonium oxalat jenuh
c. Pipet tetes 3) Aquadest
d. Penangas air
e. Mortar dan pastle

Cara kerja
Percobaan 1
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Memasukan filtrat sebanyak 2 mL (susu segar) ke dalam tabung reaksi,
c. Menambahkan 2-3 tetes asam asetat glasial,
d. Menambahkan 2 mL larutan amonium oxalat jenuh,

9
e. Mengamati hasil, endapan berwarna putih menunjukan adanya kalsium
dalam sampel makanan,
f. Menuliskan hasil pada log book.
Percoaan 2
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Memasukan filtrat sebanyak 2 mL (1 gram bayam yang ditumbuk
hingga halus dengan mortar dan pastle dan dilarutkan dalm 10 mL
aquadest) ke dalam tabung reaksi,
c. Menambahkan 2-3 tetes asam asetat glasial,
d. Menambahkan 2 mL larutan amonium oxalat jenuh,
e. Mengamati hasil, endapan berwarna putih menunjukan adanya kalsium
dalam sampel makanan,
f. Menuliskan hasil pada log book.

F. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Tabel hasil pemeriksaan mineral
a. Uji zat besi
N Uji Dipanaskan + Amonium thiosianat
o.
1. 2 mL filtrat (daging) Bening keruh (-) endapan berwarna
+ Asam Nitrat pekat putih, larutan bening
2. 2 mL filtrat (bayam) Warna hijau (-) warna kuning
+ Asam Nitrat pekat

No Uji Hasil
.
1. 2 mL filtrat (daging) sodium (-) berwarna coklat
nitropuruside
2. 2 mL filtrat (basyam) sodium (+) berwarna hijau endapan
nitropuruside biru

10
b. Uji fosfor
No Uji Sebelum Setelah dipanaskan
dipanaskan
.
1. 2 mL filtrat (Kuning Berwarna kuning (+) Berwarna
telur) + amonium tanpa endapan kuning dengan
molibdat 5% endapan berwarna
kuning
2. 2 mL filtrat (putih Warna serupa putih (+) Berwarna putih
telur) + amonium telur disertai endapan
molibdat 5% berwarna putih

c. Uji Kalsium
N Uji Asam asetat Ammonium oxalat
jenuh
o.
1. 2 mL filtrat (susu Warna putih (+) Gumpalan putih
segar) dan larutan berwarna
ungu
2. 2 mL filtrat (bayam) Warna hijau, tidak (-) Warna hijau dan
ada endapan tidak ada endapan
warna putih

2. Pembahasan
Percobaan kali ini akan menentukan kandungan mineral yang ada dalam
daging, bayam, susu, putih telur dan kuning telur. Mineral-mineral yang ada
dalam sampel tersebut diuji secara kualitatif dengan uji kalsium, uji posfor, dan
uji besi.

Kalsium lalu diidentifikasi dengan penambahan amonium oksalat agar


amonium oksalat dapat bereaksi membentuk endapan putih bersama kalsium
dan larutannya berwarna ungu. Uji kalsium pada percobaan ini menghasilkan
endapan putih yang artinya uji positif. Penambahan pereaksi amonium oksalat

11
akan bereaksi dengan kalsium yang ada difiltrat tersebut. Endapan yang
dihasilkan adalah kalsium oksalat. Reaksi yang terjadi :

Ca + K4[Fe(CN)6] → Fe4[Fe2(CN)6]3 (Suharjdo 1886)

Hal ini menandakan bahwa susu mengandung kalsium.

Sedangkan pada sampel bayam berdasarkan praktikum ini tidak


membentuk endapan berwarna putih dan warna dari larutan bayam itu tetap
berwarna hijau, kemungkinan ini terjadi karena bagian daun ba3wang yang
digunakan mengandung terlalu sedikit mineral atau tidak mengandung mineral
sama sekali, kemudian kemungkinan yang berikutnya saat mengambil bagian
filtrat hanya air saja yang terbawa.

Uji besi dilakukan dengan menambahkan asam nitrat pekat pada sampel
daging yang kemudian dipanaskan endapan yang telah didapatkan saat
penambahan asam nitrat pekat yang kemudian disaring dan filtratnya
digunakan untuk uji besi. Uji besi yang pertama dengan amonium tiosianat.
Besi akan membentuk senyawa berwarna dengan larutan amonium tiosianat
(membentuk warna merah) dan beraksi dengan kalium ferosianida (membentuk
warna biru atau hijau). Adanya warna merah, biru atau hijau menandakan
adanya besi dan berdasarkan percobaan terbentuk warna putih dengan larutan
yang bening. Perbedaan ion besi menyebabkan perbedaan reaksi yang terjadi,
sehingga warna yang terjadi juga berbeda. Reaksi yang terjadi pada Fe2+ :
Fe+3 + 6NH4SCN → [Fe(SCN)6]-3 + 6NH4+ (Suharjdo 1886).

Sedangkan pada Fe3+ reaksi yang terjadi :

4Fe+3+ + 3K4[Fe(CN)6] → Fe4[Fe2(CN)6)]3 + 12K+ (Suharjdo 1886).


Berdasarkan praktikum ini menandakan bahwa daging tidak mengandung
mineral. Jika seseorang kekurangan unsur besi maka pembentukan hemoglobin
akan terganggu. Selain itu dapat menyebabkan amenia atau kekurangan darah
(Suharjdo 1886).

Uji besi yang menggunakan larutan sodium nitropuruside dan sampel


daging ini membentuk warna coklat yang berarti menandakan bahwa hasil
tersebut tidak sesuai dengan yang seharusnya membentuk warna biru. Hal ini

12
dapat terjadi karena pemilihan bagian sampel yang tidak sesuai atau kesalahan
teknis dalam pemeriksaan tersebut, misalnya tidak sesuai antara perbandingan
reagen dan sampel yang digunakan, pengambilan sampel tidak dihomogenkan
dan kesalahan lainnya.

Sedangkan pada sampel bayam menghasilkan hasil positif karena memiliki


hasil berwarna hijau dan endapan berwarna biru, diaman yang sudah sesuai
dengan yang ada di buku panduan.

Uji phosfor dilakukan dengan menggunakan sampel kuning telur dan juga
putih telur dimana keduanya setelah dipanaskan menghasilkan hasil yang
positif dan membentuk endapan kuning dan juga larutan yang berwarna
kuning, pada sampel yang menggunakan putih telur pun sama yaitu hasilnya
positif mengandung minerqal yang ada di dalamnya.

Asam yang digunakan pada setiap uji filtrat bertujuan untuk dapat
mempermudah mineral bereaksi dengan senyawa indikator atau senyawa
penguji sehingga mineral dapat bereaksi dengan senyawa penguji membentuk
endapan berwarna atau persenyawaan berwarna. Asam akan memisahkan
ikatan mineral yang terkandung dalam filtrat dengan senywa organik dan air.
Garam-garam yang dtambahkan kedalam filtrat berfungsi untuk mengikat
mineral dan dapat membentuk endapan berwarna putih atau senyawa berwarna.

13
G. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum mineral yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan makhluk
hidup disamping karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan juga air. Fungsi
mineral secara umum dibagi menjadi 4 macam, yaitu untuk pembentukan
struktur, untuk fungsi fisiologis, sebagai katalis dan sebagai regulator.
2. Praktikum yang dilakukan pada uji zat besi akan menghasilkan warna merah
jika dalam sampel mengandung mineral dan disebut reaksi pear apabila sampel
duitambah dengan sodium nitropuruside menghasilkan warna merah. Uji fosfor
akan menghasilkan endapan warna kuning berarti sampel tersebut mengandung
mineral, dan pada uji kalsium akan menimbulkan endapan warna putih jika
sampel mengandung mineral tersebut di dalamnya.
3. Berdasarkan kegunaannya dalam aktifitasnya hidup, mineral dapat dibagi
menjadi 2 golongan yaitu golongan essensial dan non essensial, sedangkan
berdasarkan jumlahnya, mineral dapat pula dibagi atas mineral makro, mineral
mikro dan mineral renik.
4. Berdasarkan praktikum yang sudah dilakukan praktikan menggunakan 3 uji
yang digunakan yaitu uji zat besi, uji fosfor dan uji kalsium.

Saran

Berdasarkan praktikum mineral yang sudah dilakukan, praktikum berjalan


dengan baik, namun ada beberapa hal misalnya mengenai prosedur kerja atau
jumlah bahan yang digunakan kurang sesuai dengan yang dibuku. Jadi kalau
menurut saya dalam praktikum antara yang di dalam buku panduan dan saat
praktikum bisa disamakan kembali.

14
H. DAFTAR PUSTAKA

Darmono. 1995. Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Jakarta (ID): UI Press.
Davis G dan Mertz W. 1987. Trace Elements in Human and Animal. San Diego (CA):
Academic Press.
Gilvery G. 1996. Biokimia: Suatu Pendekatan Fungsional. Surabaya (ID): Universitas
Airlangga Press. Ed. ke-3..
Poedjiadi A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta (ID): UI Press.
Siswono. 2001. Mineral dalam kehidupan Gizi. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.
Suharjdo. 1886. Pangan, Gizi, dan Pertanian. Jakarta (ID): UI Press.
Svehla G. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jilid ke-2.
Jakarta (ID): PT Kalman Media Pusaka. Terjemahan dari: Textbook of Macro
and Semimicro Qualitative Inorganic Analysis. Ed. ke-5.
Winarno FG. 1984. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.

15
16

Anda mungkin juga menyukai