Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Luka merupakan suatu bentuk cedera yang sering kita temui, bahkan ada
beberapa luka yang sulit disembuhkan. Tidak jarang rentang waktu dalam proses
pemulihan pun tidak secepat yang diperkirakan. Tidak jarang juga harus mengambil
tindakan yang tidak terfikirkan sebelumnya. Tingkatan luka akibat peradangan juga
bila tidak diobati akan semakin memburuk.

Kali ini kami akan membahas tentang tingkatan luka mulai dari Abses
kemudian Sepsis dan yang paling parah yaitu Gangren. Untuk mengerti lebih lanjut
mari kita simak beberapa penjelasan dibawah ini. Karena setelah Luka pasti ada
sembuh walau membekas setidaknya proses membuatnya menjadi lebih membaik.
Selain itu kita juga akan membahas perkembangan luka pada area tubuh seperti yang
diatas.

1.1 Tujuan umum


1. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan Sepsis,
Abses dan Gangren.
2. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami tanda dan gejala, etiologi Abses ,
Sepsis dan Gangren
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami patofisiologi dan
penatalaksanaan Abses, Sepsis, dan Gangren

1
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 ABSES

a. Pengertian Abses

Nanah merupakan suatu campuran dari jaringan nekrotik, bakteri, dan sel
darah putih yang sudah mati, yang dicairkan oleh enzim autolitik. Pada saat tekanan
didalam rongga meningkat, maka nanah mengambil jalur pada daya tahan terendah
dan dapat keluar melalui kulit atau kedalam rongga atau kisera tubuh bagian dalam.

b. Etiologi Abses
 Bakteri masuk kebawah kulit akibat luka yang berasal dari tusukan jarum yang
tidak steril.
 Bakteri menyebar dari suatu infeksi secara limfatogen atau hematogen
 Bakteri yang dalam keadaan normal hidup didalam tubuh manusia atau tidak
menimbulkan gangguan, terkadang dapat menyebabkan terbentuknya abses.
 Adanya cedera dapat menjadi penyebab terjadinya abses
 Adanya infeksi organ lain

Selain itu, peluang terbentuknya abses akan meningkat jika :

 Terdapat kotoran atau benda asing didaerah tempat terjadinya infeksi.


 Daerah yang terinfeksi mendapat aliran darah yang kurang.
 Terdapat sistem ganggguan kekebalan, misalnya daya tahan tubuh yang
menurun.

c. Gejala dan Tanda Abses


Gejala dari abses tergantung kepada lokasi dan daerahnya terhadap fungsi
suatu organ atau saraf. Gejalanya bisa berupa :
 Nyeri
 Nyeri tekan
 Teraba hangat

2
 Pembengkakan
 Kemerahan
 Demam

Suatu abses juga dapat ditandai dengan terbentuk tepat dibawah kulit biasanya
akan sebagai suatu benjolan, jika abses akan pecah maka daerah pusat benjolan akan
lebih putih karena kulit diatasnya menipis. Suatu abses didalam tubuh, sebelum
menimbulkan gejala seringkali terlebih dahulu tumbuh menjadi lebih besar.

d. Patofisiologi Abses
Proses abses merupakan merupakan reaksi perlindungan oleh jaringan untuk
mencegah penyebaran infeksi ke bagian tubuh lain. Dan pada akhirnya akan
melepaskan sitokin, sitokin adalah suatu pemicu proses peradangan yang menarik
kedatangan sejumlah besar sel – sel darah putih ( Leukosit ) dan menyebabkan aliran
darah meningkat.

e. Penatalaksaan Medis Abses


Abses biasanya tidak membutuhkan penanganan antibiotik, namun demikian
kondisi tersebut butuh ditangani dengan intervensi bedah, debridemen dan kuretase
untuk meringankan nyeri dan mempercepat penyembuhan, suatu abses bisa ditusuk
dan dikeluarkan isinya. Salah satu pembedahannya yaitu dengan Laparatomi
eksplorasi. Suatu abses harus diamati dengan teliti untuk mengidentifikasi
penyebabnya, utamanya apabila disebabkan oleh benda asing, biasanya hanya perlu
dipotong dan diambil absesnya, bersamaan obat analgesik atau mungkin antibiotik.

2.2 SEPSIS

a. Pengertian Sepsis
Sepsis merupakan pengumpulan nanah yang teralokalisir sebagai akibat dari
infeksi yang melibatkan organisme piogenik. Sepsis merupakan perluasan reaksi
radang melalui aliran darah keseluruh tubuh yang menimbulkan demam tinggi,
menggigil, pendarahan dibawah kulit berupa Petechiae yang disebabkan oleh
streptokok atau meningokok.

b. Etiologi Sepsis

3
Penyebab dasar dari sepsis adalah infeksi bakteri, penyebab tersering adalah
bakteri gram positif terutama dari spesies streptokokus dan stafilokokus. Tetapi
setelah antibiotika poten berspektrum luas mulai tersedia, maka sepsis yang sering
timbul sebagai akibat infeksi nosokomial oleh bakteri gram negatif. Sekarang
keadaannya kurang lebih seimbang antara gram positif dan gram negatif.

c. Gejala dan Tanda Sepsis

Gejala pada penderita sepsis yaitu :

 Menggigil
 Penurunan kesadaran
 Demam atau penurunan suhu tubuh
 Sakit kepala akibat tekanan darah yang manurun
 Denyut jantung meninggi
 Bercak-bercak di kulit dan perdarahan juga dapat terjadi

Tanda sepsis ditandai

d. Patofisiologi Sepsis

Normalnya, pada keadaan infeksi terdapat aktivitas lokal bersamaan dari


sistem imun dan mekanisme down-regulasi untuk mengonrol reaksi. Efek yang
menakutkan dari sindrom sepsis tempaknya disebabkan oleh kombinasi dari
generalisasi respons imun terhadap tempat yang berjauhan dari tempat infeksi,
kerusakan keseimbangan antara regulator pro-inflamasi selular, serta penyebarluasan
mikroorganisme penyebab infeksi.

e. Penatalaksanaan medis Sepsis

Penatalaksanaan sepsis yang optimal mencakup eliminasi patogen penyebab


infeksi, mengontrol sumber infeksi dengan tindakakn drainase atau bedah bila
diperlukan, terapi antimikroba yang sesuai, resusitasi bila terjadi kegagalan organ atau
renjatan. Vasopresor dan inotropik, terapi suportif terhadap kegagalan organ,
gangguan koagulasi dan terapi imunologi bila terjadi respons imun maladaptif host
terhadap infeksi.

4
2.3 GANGREN

a. Pengertian Gangren
Gangren adalah kondisi serius yang muncul ketika banyak jaringan tubuh
mengalami nekrosis atau mati. Kondisi ini terjadi setelah seseorang mengalami luka,
infeksi atau masalah kesehatan kronis yang mempengaruhi sirkulasi darah. Gngren
juga terdapat gangren diabetik adalah dampak jangka panjang lama arteriosklerosis
dan emboli trombis kecil. Adapula gangren gas yaitu gangren yang menghasilkan
eksotoksin kuat penyebab nekrosis jaringan

b. Etiologi Gangren
Penyebab utama Gangren adalah berkurangnya suplai darah ke jaringan yang
terjangkit gangren, sehingga mengakibatkan kematian sel. Diabetes dan merokok
jangka panjang turut menambah risiko gangren. Gangguan pada pembuluh darah,
seperti Peripheral Artery Diseasel ( penumpukan lemak dalam arteri menghalangi
suplai darah ke otot kaki ) atau aterosklerosis ( penyempitan arteri dan penyumbatan
tumpukan lemak dalam arteri ), dan juga sistem kekebalan tubuh yang lemah.

c. Gejala dan Tanda Gangren


Secara umum, gejala gangren dapat meliputi :
 Awalnya tampak tanda infeksi merah dan bengkak
 Pada gangren internal, bagian yang terserang terasa sangat sakit atau kebas (
kehilangan sensasi sentuhan sama sekali ).
 Muncul luka atau lepuhan yang berdarah atau disertai nanah yang berbau
busuk.
 Kulit pada area yang terkena tampak keriput dan kering serta berbatas jelas
dengan area kulit yang sehat
 Perubahan warna kulit, misalnya pucar, merah, ungu, atau bahkan hitam.
 Demam

5
Tanda dari Gangren ditandai dengan berpotensi tinggi terhadap syok sepsis
akibat masuknya bakteri ke aliran darah. Kondisi ini akan memicu tekanan darah yang
turun secara drastis dan mengancam jiwa.

d. Patofisiologi Gangren
Terjadinya masalah kaki diawali adanya hiperglikemia ada penyandang DM
yang menyebabkan kelainan Neuropati dan kelainan pada pembuluh darah. Neuropati,
baik neuropatik sensorik maupun motorik dan autonomik akan mengakibatkan
berbagai perubahan pada telapak kaki dan selanjutnya akan mempermudah terjadinya
ulkus. Adanya kerentanan terhadap infeksi menyeabkan infeksi mudah menyebar
menjadi infeksi yang luas. Faktor aliran darah yang kurang juga akan lebih lanjut
menambah rumitnya pengelolaan kaki diabetes.

e. Penatalaksanaan Medis Gangren


 Memperbaiki keadaan umum penderita dengan nutrisi yang memadai
 Pemberian anti agregasi trombosit jika diperlukan, hipolipidemik dan anti
hopertensi
 Bila dicurigai suatu gangren, segera diberikan antibiotik spektrum luas,
meskipun untuk menghancurkan klostridia hanya diperlukan penisilin
 Dilakukan pengangkatan jaringan yang rusak. Kadang jika sirkulasi sangat
jelek sebagian atau seluruh anggota tubuh harus diamputasi untuk mencegah
penyebaran infeksi.
 Terapi oksigen bertekanan tinggi (oksigen hiperbarik) bisa juga digunakan
untuk mengobati.
 Gangren kulit yang luas. Penderita ditempatkan dalam ruangan yang
mengandung oksigen bertekanan tinggi yang akan membantu membunuh
klostridia.
 Bersihkan luka di kulit dengan seksama
 Waspada akan tanda terjadinya infeksi (kemerahan, nyeri, keluarnya cairan,
pembengkakan).

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Abses adalah suatu campuran dari jaringan nekrotik, bakteri, dan sel darah putih
yang sudah mati, yang dicairkan oleh enzim autolitik. Sedangkan Sepsis merupakan
pengumpulan nanah yang teralokalisir sebagai akibat dari infeksi yang melibatkan
organisme piogenik.serta Gangren adalah kondisi serius yang muncul ketika banyak
jaringan tubuh mengalami nekrosis atau mati. Tanda dan gejala hampir sama antar
ketiganya namun pergerakan penyakit dan penatalaksanaan medis berbeda konsekuensi
dari masing – masing pun berbeda.

3.2 Saran

Sebaiknya dalam perawatan luka dilakukan dengan cara yang benar sesuai
prosedur, peralatan yang steril dan kemampuan yang bisa dipertanggungjawabkan. Agar
luka tidak bertambah parah dan cept disembuhkan. Untuk dinas kesehatan setempat
sebaiknya mengadakan sosialisasi kepada masyarakat awam tentang pentingnya merawat
luka agar meinimalisasi terjadinya penularan penyakit yang disebabkan oleh luka yang
tidak dirawat dengan baik.

7
DAFTAR PUSTAKA

R.Sjamsuhidajat, Wim de jong ( 1992 ). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC

Mohlan H. Delp ( 1986 ). Major Diagnosa Fisik. Yogyakarta : EGC

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Gangren

http://keperawatanhaerilanwar.blogspot.com

http;//www.alodokter.com/gangren

Anda mungkin juga menyukai