Hiperuremia di wilayah kerja Puskesmas Kalisat yang terdiri atas usia, jenis
Puskesmas Kalisat membawahi 12 desa yang terdiri Desa Kalisat, Desa Kalisat
Utara, Desa Sumberjeruk, Desa Sumber Ketempa, Desa Glagahwero, Desa Ajung,
Desa Plalangan, Desa Gumuksari, Desa Sebanen, Desa Sumber Kalong, Desa
memiliki mata pencarian sebagai petani. Hal ini sesuai dengan karakteristik Desa
pendahuluan yang di lakukan pada Bulan Maret Tahun 2017 di wilayah kerja
puskesmas Kalisat terdapat 738 penderita Hiperuremia di Tahun 2016. Tidak ada
data pasti tentang jumlah penderita hiperuremia yang dibagi perdesa, tetapi
perawat dibagian poli mengatakan bahwa sebagian besar penderita hiperuremia
keseluruhan penderita Hiperuremia mengeluhkan nyeri pada saat dan atau sesudah
kapan saja dan dimana saja, perawat juga mengatakan beberapa klien sudah
diberikan pihak puskesmas hanya terapi farmakologis saja berupa allopurinol dan
khususnya latihan fisik belum pernah dilakukan oleh pihak Puskesmas Kalisat.
adalah cara analisis dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
umum (Setiadi, 2007). Hasil analisis univariat pada penelitian ini bertujuan
pendidikan.
a. Usia
menunjukkan rata-rata usia klien adalah 37,59 tahun dengan standar deviasi 4,912.
Usia termuda 27 tahun dan usia tertua 44 tahun. Hasil nilai kepercayaan
menunjukkan 95% diyakini rata-rata usia klien dengan hiperuremia berada pada
tabel yang sama. Variabel kategorik ini akan dianalisa dengan menggunakan
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi karakteristik jenis kelamin, dan status pendidikan
klien hiperuremia di wilayah kerja Puskesmas Kalisat
Hasil analisis pada tabel 5.2 menunjukkan jumlah klien laki-laki memiliki
klien dengan pendidikan SMP sebanyak 4 orang (23,5%), dan pendidikan SMA
orang (5,9%).
5.1.2 Skala Nyeri Persendian Klien dengan Hiperuremia Sebelum Diberi Terapi
ROM
diberikan terapi ROM diperoleh dari hasil pengukuran skala nyeri yang
dilaksanakan pada saat pre test. Tabel 5.3 berikut ini memberikan gambaran skala
Tabel 5.3 Analisis skala nyeri klien dengan hiperuremia sebelum diberikan terapi
ROM
Hasil analisis tabel 5.3 di atas menunjukkan nilai rata-rata skala nyeri klien
dengan hiperuremia sebelum diberikan terapi ROM adalah 5,47 (tingkat nyeri
sedang) dengan nilai standar deviasi 0,717. Hasil nilai kepercayaan 95% diyakini
rata-rata skala nyeri klien dengan hiperuremia berada pada rentang 5,10 sampai
dengan 5,84 Nilai terendah 4 dan nilai tertinggi 6 yang jika dikategorikan
mendapatkan terapi ROM tidak ada yang memiliki tingkat nyeri yang berat.
5.1.3 Tingkat Nyeri Persendian Klien dengan Hiperuremia Sesudah Diberi Terapi
ROM
diberikan terapi ROM diperoleh dari hasil pengukuran skala nyeri yang
dilaksanakan pada saat post test. Tabel 5.4 berikut ini memberikan gambaran skala
Tabel 5.4 Analisis skala nyeri klien dengan hiperuremia setelah diberikan terapi
ROM
Karakteristik n Mean SD Min-Mak 95% CI
Skala nyeri
17 2,65 0,862 1-4 2,20-3,09
posttest
Hasil analisis pada tabel 5.4 diatas menunjukkan rata-rata nilai skala nyeri
klien dengan hiperuremia setelah diberikan terapi ROM adalah 2,65 (tingkat
nyeri ringan) dengan nilai standar deviasi 0,862. Hasil nilai kepercayaan 95%
diyakini rata-rata skala nyeri klien dengan hiperuremia berada pada rentang 2,20
5.1.4 Pengaruh Pemberian Terapi ROM Aktif Ekstremitas Bawah terhadap Nyeri
(α=0,05).
data skala nyeri klien dengan hiperuremia saat pre test dan post test. Uji
lebih kelompok yang berbeda subjek penelitian sehingga dalam penelitian ini
peneliti tidak melakukan uji homogenitas karena data yang digunakan oleh
peneliti berasal dari kelompok yang sama (sampel berpasangan). Uji normalitas
menggunakan uji Shapiro Wilk (sampel ≤ 50) dan data dikatakan terdistribusi
normal jika p > α (α=0,05). Hasil analisis uji normalitas data dapat dilihat pada
tabel 5.5.
Tabel 5.5 Analisis uji normalitas skala nyeri persendian klien dengan hiperuremia
sebelum dan sesudah diberikan terapi ROM di wilayah kerja Puskesmas
Kalisat
Uji Normalitas Shapiro-Wilk
Kemampuan Interaksi Sosial Sebelum TAKS 0,000
Kemampuan Interaksi Sosial Sesudah TAKS 0,026
Tabel 5.5 didapatkan hasil uji normalitas data dengan menggunakan uji
Shapiro Wilk menunjukkan data skala nyeri persendian sebelum terapi ROM
memiliki nilai p = 0,000 dan skala nyeri persendian sesudah terapi ROM
memiliki nilai p = 0,026. Hal ini menunjukkan nilai p < α (α = 0,05) yang
menggambarkan data tidak terdistribusi normal. Data yang diperoleh memiliki
sebaran data yang tidak normal sehingga uji yang digunakan adalah uji non
parametrik (Sugiyono, 2012). Uji non parametrik yang digunakan untuk menguji
hipotesis komparatif rata-rata bila datanya berbentuk interval atau rasio adalah uji
Tabel 5.6 Analisis pengaruh terapi ROM aktif ekstremitas bawah terhadap nyeri
persendian klien dengan hiperuremia di wilayah kerja Puskesmas
Kalisat
Variabel Mean SD Min-max p value N
Sebelum ROM 5,47 0,717 1-4 0,000 17
Setelah ROM 2,65 0,862 4-6
Tabel 5.6 menunjukkan hasil analisis data terdapat perbedaan nilai skala
penurunan nilai rata-rata skala nyeri persendian dari 5,47 menjadi 2,65, yang
dengan hiperuremia. Hasil uji statistik dengan Wilcoxon didapatkan nilai p-value
terapi ROM aktif ekstremitas bawah terhadap nyeri persendian klien dengan