Anda di halaman 1dari 12

Lampiran SOP (Standar Operasional Prosedur)

SOP Timbang Terima

Pengertian Salah satu cara menginformasikan / mengkomunikasikan hasil pelaksanaan


asuhan keperawatan pasien .
Tujuan 1. Menyampaikan kondisi atau keadaan pasien secara umum dan
paripurna.
2. Menyampaikan hal-hal yang penting yang perlu di tindak lanjuti oleh
dinas berikutnya.
3. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat dan terjali
kerjasama yang bertanggung jawab antar anggota tim.
4. Terlaksananya asuhan keperawatan secara berkesinambungan .
5. Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya.
Kebijakan Peraturan Direktur Rumah Sakit Sido Waras Nomor :
014/PD/RSSW/Dir/IX/2016 tentang kebijakan pelayanan pasien Rumah Sakit
Sido Waras.
Prosedur Metode pelaporan :
1. Perawat yang bertanggung jawab terhadap pasien melaporkan langsung
kepada perawat penanggung jawab berikutnya. Cara ini memberikan
kesempatan diskusi yang maksimal untuk kelanjutan dan kejelasan
rencana keperawatan.
2. Pelaksanaan hand over di lakukan di nurse station kemudian di lanjutkan
dengan mengelilingi pasien satu persatu.
Persiapan :
Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.

Pelaksanaan :
1. Hand over dilaksanakan setiap pergantian shift
2. Kedua kelompok dinas sudah siap
3. Perawat yang melakukan timbang terima mengkaji secara penuh
terhadap masalah, kebutuhan dan segenap tindakan yang telah di
laksanakan serta hal-hal yang penting lainnya selama masa perawatan
4. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap
sebaiknya di catat secara khusus untuk kemudian di serah terimakan
kepada perawat jaga berikutnya
5. Hal-hal yang perlu di sampaikan dalam hand over :
a. Identitas pasien dan diagnosa medis
b. Masalah keperawatan yang masih muncul
c. Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan
d. Intervensi kolaboratif yang telah dilaksanakan
e. Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan
selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan laboratorium /
pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan untuk konsultasi atau
prosedur lainnya yang tidak di laksanakan secara rutin.
6. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi,
tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang di timbang
trimakan dan berhak menanyakan hal-hal yang kurang jelas
7. Penyampaian pada saat timbang terima secara singkat dan jelas
8. Lama timbang terima untuk setiap pasien tidak lebih dari 5 menit
kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan penjelasan lengkap dan
rinci.
Hal-hal yang perlu di perhatikan :
1. Dilaksanakan tepat waktu saat pergantian dinas yang disepakati.
2. Di pimpin oleh penanggung jawab klien
3. Di ikuti oleh semua perawat yang telah dan akan dinas
4. Adanya unsur bimbingan dan pegarahan dan penanggung jawab
5. Informasi yang di sampaikan harus akurat, singkat, sistematis, dan
menggambarkan kondisi klien saat ini serta jaga kerahasiaan klien.
6. Hand over harus berorientasi pada masalah keperawatan yang ada pada
klien, dengan kata lain informasi yang diberikan berawal dari
masalahnya terlebih dahulu ( setelah di ketahui dari pengkajian ) baru
kemudian dari tindakan yang telah dilakukan dan belum dilakukan serta
perkembangan setelah di lakukan tindakan.
Saat hand over di kamar pasien, menggunakan volume suara yang
pelan dan tegas ( tidak berisik ), agar pasien disebelahnya tidak
mendengarkan apa yang dibicarakan untuk menjaga privasi klien,
terutama mengenai hal-hal yang perlu di rahasiakan sebaiknya tidak di
bicarakan secara langsung di dekat pasien.
7. Bila ada informasi yang membuat pasien terkejut sebaiknya jangan di
bicarakan secara langsung di dekat klien tapi di bicarakan di nurse
station.
Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Intensif
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Kamar Bedah
Lampiran SOP (Standar Operasional Prosedur)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR RONDE KEPERAWATAN

Definisi Ronde keperawatan adalah prosedur dimana dua atau lebih perawat
dengan melibatkan pasien dan seluruh tim keperawatan termasuk
konsultan keperawatan untuk mendapatkan informasi yang akan
membantu dalam merencanakan pelayanan keperawatan dan
memberikan kesempatan pada pasien untuk mendiskusikan masalah
keperawatannya serta mengevaluasi pelayanan keperawatan yang telah
diterima pasien.
Tujuan 1. Tujuan umum
Menyelesaikan masalah-masalah pasien yang belum teratasi dengan
melalui pendekatan berfikir kritis dan diskusi.
2. Tujuan khusus
a. Menjustifikasikan masalah-masalah yang belum teratasi.
b. Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat primer
lain.
c. Melaksanakan pelayanan kesehatan dengan memberi kepuasan
kepada konsumen sehingga melebihi apa yang diharapkannya
dan menjadi perawat yang profesional.
d. Menemukan masalah dan merumuskan intervensi keperawatan
yang tepat sesuai dengan masalah pasien.
e. Menumbuhkan cara berfikir secara kritis.
Kebijakan 1. Dilakukan minimal sebulan sekali untuk meningkatkan kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotor perawat
2. Perawat pelaksana membantu mengembangkan kemampuan ketua
tim dan perawat pelaksana meningkatkan kemampuan mengatasi
masalah.
3. Melibatkan tim kesehatan yang lain.
Tahap persiapan 1. Menetapkan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan
ronde keperawatan.
2. Catatan keperawatan dan medis pasien.
3. Pemberian inform consent kepada pasien/keluarga
4. Menyiapkan literature atau referensi terkait dengan penyakit pasien.
5. Menyiapkan buku dan alat tulis notulen ronde keperawatan.
Prosedur 1. Menentukan topic karena kasus yang akan dibahas dalam ronde
keperawatan harus ditetapkan paling lambat 1 hari sebelum
pelaksanaan.
2. Menentukan tugas dan peran
a. Peran ketua tim dan perawat pelaksana
1) Menjelaskan keadaan dan data demografi pasien.
2) Menjelaskan masalah keperawatan utama.
3) Menjelaskan intervensi yang dilakukan.
4) Menjelaskan hasil yang didapat.
5) Menentukan tindakan selanjutnya.
6) Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang diambil.
b. Peran kepala ruangan
1) Memberikan justifikasi
2) Memberikan reinforcement
3) Menilai kebenaran dari masalah dan intervensi
keperawatan serta rasional tindakan.
4) Mengarahkan dan koreksi
5) Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari.
3. Langkah-langkah kegiatan
a. Tahap prainteraksi
1) Cek catatan keperawatan dan medis pasien
2) Tetapkan kasus minimal satu hari sebelum waktu
pelaksanaan ronde keperawatan
3) Berikan inform consent pada pasien dan keluarga
4) Membuka kegiatan ronde dengan mengucap salam
5) Menjelaskan tentang hasil yang diharapkan dari hasil
ronde
6) Menjelaskan tentang pasien oleh perawat primer yang
difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana
tindakan yang akan dilaksanakan dan atau telah
dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu di
diskusikan
7) Memberi kesempatan anggota tim untuk diskusi dan
mengajukan pendapat dan pertanyaan
8) Mengajak peserta menuju ruang pasien
b. Tahap orientasi
1) Lakukan five moment
2) Lakukan 4 S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan) dan
memperkenalkan diri
3) Salam dan panggil pasien dengan namanya
4) Menjelaskan tentang kegiatan yang dilakukan oleh ketua
tim atau perawat primer
c. Tahap kerja
1) Memberi kesempatan klien untuk bertanya sebelum
kegiatan dilakukan
2) Mulai dengan cara yang baik dan sopan
3) Jaga privasi pasien
4) Mempersilahkan tim untuk validadi, intervensi dan
edukasi sesuai dengan kebutuhan pasien
5) Memberi kesempatan pasien dan keluarga untuk
menyampaikan permasalahannya
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi perasaan pasien
2) Simpulkan kegiatan ronde keperawatan tidak didepan
pasien
3) Beri reinforcement positif pada tim
4) Buat rencana tindak lanjut setelah kegiatan ronde
keperawatan
5) Kontrak pertemuan selanjutnya
6) Menutup kegiatan ronde keperawatan
7) Doa
8) Dokumentasi
9) Catat dalam notulen ronde keperawatan
Lampiran SOP (Standar Operasional Prosedur)

STANDART PROSEDUR OPERASIONAL


PENGERTIAN Supervisi adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan yang
dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor mencakup
masalah pelayanan keperawatan, masalah ketenagaan dan peralatan
agar pasien mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat
TUJUAN Pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada klien dan keluarga
yang berfokus pada kebutuhan, keterampilan dan kemampuan
perawat dalam melaksanakan tugas.
KEBIJAKAN 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan.
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun tentang
Rumah Sakit.
3. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan
PROSEDUR 1. Pra supervisi
a. Supevisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi
b. Supervisor menetapkan tujuan
2. Supervisi
a. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan instrument
atau alat ukur yang telah disiapkan.
b. Supervisor menemukan beberapa hal yang memerlukan
pembinaan.
c. Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan
pembinaan dan klarifikasi masalah
d. Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara, dan
memvalidasi data sekunder.
1) Supervisor mengklarifikasi masalah yang ada.
2) Supervisor melakukan tanya jawab dengan PP dan PA
3. Pasca supervisi 3F
a. Supervisor memberikan penilaian supervisi (F – Fair).
b. Supervisi memberikan Feed Back dan Klarifikasi
c. Supervisi memberikan reinforcement dan Follow up
perbaikan.
TERKAIT IRNA, HCU, IGD, OK
Lampiran SOP (Standar Operasional Prosedur)

SOP PENGELOLAAN OBAT (SENTRALISASI OBAT)


Sentralisasi Obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
Pengertian diberikan kepada pasien diserahkan sepenuhnya kepada perawat. Pembagian
obat dilakukan oleh perawat
1. Meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien terutama dalam hal
pemberian obat.
Tujuan 2.mengupayakan ketepatan pemberian obat dengan : tepat pasien. tepat dosis,
tepat waktu, dan tepat cara pemberian

Kebijakan dilaksanakan oleh perawat di ruang perawatan di masing-masing bangsal


I. prosedur penerimaan dan pencatatan obat
a. Nama, bentuk dan jumlah obat yang diresepkan dokter dicatat oleh
oleh perawat di dalam buku serah terima obat
b. Resep diberikan kepada keluarga setelah dilengkapi identitas pasien.
c. Obat yang telah diambil keluarga pasien diserahkan kepada perawat
d. obat yang diterima dicatat oleh perawat didalam buku serah terima
obat (nama, jenis dan jumlah obat) selanjutnya perawat menjelaskan
kepada keluarga “ kapan obat tersebut akan diberikan kepada pasien
(jadwal pemberian), bagaimana cara pemberian (injeksi/oral) dan
kapan obat tersebut akan habis
Produser
e. Keluarga menandatangani buku serah terima obat setelah mendapat
penjelasan dan mengetahui bahwa catatan obat tersebut sesuai dengan
yang diserahkan. Perawat yang menerima obat juga membutuhkan
tanda tangan perawat.
f. obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam
kotak obat.

II. Prosedur pemberian obat


a. Namun obat beserta dosis, cara pemberian dan jadwal pemberian
(sesuai intruksi dokter) dicatat oleh ketua tim didalam buku program
terapi setiap pagi setelah visite dokter.
b. Obat dipersiapkan dikamar juga dengan terlebih dahulu mencocokan
dengan buku program terapi
c. Obat obat injeksi antibiotika yang baru pertama kali diberikan agar
dilakukan skin test.
d. Obat diberikan kepada pasien sesuai jadwal dibuku program terapi
e. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan :
- Macam obat
- Kegunaan obat
- Jumlah obat
- Efek samping obat untuk obat-obatan tertentu yang sering
menimbulkan efek samping seperti : elstrapiramidal pada
pemberian sotatik/methoclorpamid, telinga mendengung,
mualn dan muntah pada pemberian kina.
f. Usahakan wadah/tempat obat oral kembali keperawat setelah obat
dikomsumsi, pantau adanya efek samping pada pasien.
g. Nama, jenis, dosis dan cara pemberihan obat yang sudah diberikan
kepada pasien dicatat distatus pasien pada lembur “catatan obat
parentral dan obat oral”
h. Sisa obat pasien di cek setiap pagi oleh tim dan dicatat dalam buku
program terapi untuk bahan informasi kepada dokter saat visite.

III. Penambahan obat baru


a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis, atau
cara pemberian obat maka informasi ini akan dimasukkan kedalam
buku program terapi.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (waktu saja) maka
didokumentasikan hanya dilakukan pada status pasien (dilembar
catatan obat oral dan parentral) saja.

IV. Obat khusus


a. Obat disebut khusus apabila :
- Harga obat mahal
- Cara pemberian cukup sulit
- Memiliki efek samping yang cukup besar (dopamine, heparin)
- Hanya diberikan dalam waktu tertentu
b. Pemberian obat khusus usahakan dilakukan oleh ketua tim/PN
kecuali pada sore, malam, atau hari libur.
c. Setelah pemberian obat sebaiknya wadah/botol obat ditunjukkan
atau diserahkan kepada keluarga pasien. Usahakan terdapat saksi
dari keluarga saat pemberian obat.

Unit terkait : - Dokter penanggung jawab pasien


Perawat
Keluarga pasien
SOP (Standart Prosedur Operasional)

NO Standart Prosedur Operasional Discharge Planning


Pengertian Rencana pemulangan pasien adalah suatu proses sistematik untuk perkiraan,
persiapan, dan koordinasi yang dilakukan petugas kesehatan untuk
memfasilitasi perbekalan perawatan kesehatan pasien sebelum pulang dan
setelah pemulangan
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan prosedur rencana
pemulangan pasien (Discharge Planning)
Kebijakan Peraturan Direktur Rumah Sakit Sido Waras Nomor :
014/PD/RSSW/Dir/IX/2016 tentang kebijakan pelayanan pasien Rumah Sakit
Sido Waras.
Prosedur 1. Mempersiapkan dokumen berikut:
a. Status rekam medis pasien
b. Form asesmen awal medis pasien (saat masuk)
c. Form perencanaan pulang pasien
d. Leaflet edukasi sesuai dengan penyakit pasien
2. Informasikan pada pasien dan keluarga tentang hasil asesmen medis,
diagnose, tatalaksana, dan prognosis penyakit pasien
3. Informasikan pada pasien dan keluarga tentang rencana pemulangan
4. Kaji kebutuhan edukasi pasien dan keluarga yang terkait dengan
pelaksanaan terapi dirumah, hal-hal yang harus dihindari, dan komplikasi
yang mungkin terjadi
5. Kaji faktor lingkungan dirumah tentang hambatan dalam perawatan diri
6. Diskusikan dengan keluarga/PJ perawatan pasien dirumah tentang rencana
pemulangan pasien
7. Informasikan pada keluarga/PJ perawatan pasien dirumah tentang tanggal
rencana pemulangan pasien
8. Informasikan pada pasien dan keluarga tentang rencana perawatan pasien
dirumah
9. Informasikan pada pasien dan keluarga tentang bperalatan kesehatan yang
diperlukan pasien sepulangnya dari RS Sidowaras (RSSW) seperti tongkat,
kursi roda, oksigen, dll jika diperlukan
10. Berikan edukasi kesehatan pada pasien dan keluarga untuk pasien dirumah
dan sertakan leaflet kesehatan
11. Latih keluarga/PJ perawatan pasien dirumah tentang pelaksanaan perawatan
pasien dirumah , diet, pemberian obat, aktivitas , dll
12. Latih keluarga/PJ perawatan pasien di rumah tentang penggunaan peralatan
kesehatan di rumah
13. Berikan nomor telfon yang biusa dihubungi saat pasien sedang memerlukan
bantuan
14. Pastikan bahwa pasien dan keluarga berperan aktif dalam pelaksanaan
pemulangan pasien
15. Isi form perencanaan pemulangan pasien dengan lengkap
16. Tenntukan tempat perawatan pasien selanjutnya dan diskusikan dengan
keluarga (perawatan dirumah dengan penggunaan peralatan
tambahan/pemulangan pasien tanpa perawtan, baby sister/ pemulangan
pasien ke panti jompo, dll)
17. Lakukan penilaian ulang terhadap kondisi fisik , mental dan spiritual pasien
sebelum pulang
18. Dokumentasikan hasil penilaian dalam status rekam medis pasein
19. Hubungi petugas ambulans dan buat perjanjian untuk pemakaian ambulans
sesui dengan tanggal dan jam pemulangan pasien apabila menggunakan
ambulans

Anda mungkin juga menyukai