Kasus:
Hasil dari data subjektif Ny.S G1P0A0 usia 18 tahun, pendidikan terakhir
SD dan tinggal di pedesaan. Keluhan utama Ny.S merasakan lemas, pusing dan
sering mengantuk. Selain dari keluhan, didapatkan bahwa ibu tidak suka
mengkonsumsi sayuran dan cara meminum tablet tambah darah menggunakan air
teh. Dari keluhan yag dirasakan responden bahwa Ny.S merasakan lemas, pusing
dan Ny S merasa sering mengantuk merupakan tanda-tanda dari anemia. Tanda
dan gejala tersebut sesuai dengan teori menurut Manuaba (2009) bahwa tanda
gejala anemia yaitu cepat lelah, mengantuk, sering pusing, nafsu makan menurun,
mata berkunang-kunang. Selain dari data subjektif, didapatkan data objektif
bahwa keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis, tekanan darah : 110/70
mmHg, nadi: 82 x/menit, respirasi : 24 x/ menit, suhu : 36,5oC. Pengukuran
antropometri berat badan 55 kg, tinggi badan 150 cm dan lingkar lengan atas 24
cm. Hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan: wajah: pucat, tidak odema; mata :
simetris, konjungtiva pucat, sklera putih; mulut : bibir kering, tidak ada caries
gigi; pemeriksaan palpasi abdomen teraba 2 jari di bawah px. Pemeriksaan kadar
Hb didapatkan hasil 7,9 gr% (15 Februari 2015).
Penatalaksanaan yang diberikan kepada Ny S diantaranya KIE tentang
tablet penambah darah (Fe), KIE tentang nutrisi gizi seimbang untuk ibu hamil
dan program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi. Setelah
21
dilakukan asuhan selama 3 minggu yaitu dari tanggal 08 Februari– 01 Maret 2015
dan pengecekan kadar Hb yang pertama pada tanggal 15 Februari 2015 dengan
kadar Hb 7,9gr% dan pengecekan kadar Hb yang kedua pada tanggal 01 Maret
2015 dengan kadar Hb 8,3gr%, sehingga kadar Hb meningkat 0,4 gr%.
Permasalahan responden akan kecemasannya menjelang persalinan berkurang
karena sudah mulai mengerti tentang program perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi. Akan tetapi setelah Ny. S bersalin, ibu mengalami
perdarahan postpartum hari ke-10 dan dirawat ke RS dengan tranfusi darah
sebanyak 2 kolf, hal ini dikarenakan ibu kelelahan atau mengalami partus lama
saat bersalin.
BAHASAN
Pathway:
22
Selama kehamilan, kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu
peningkatan produksi eritropenin. Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel
darah merah meningkat. Namun, peningkatan volume plasma terjadi dalam
proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga
terjadi penurunan konsentrasi Hb (Prawirohardjo, 2010). Hal ini sebenarnya
fisiologis dialami pada ibu hamil, akan tetapi pada kasus tertentu dapat berpotensi
terjadi anemia dan jika tidak segera ditangani dapat menimbulkan banyak
komplikasi salah satunya terjadi perdarahan postpartum. Anemia dalam
kehamilan dapat disebabkan oleh banyak faktor, antara lain; kurang zat besi,
kehilangan darah yang berlebihan, proses penghancuran eritrosit dalam tubuh
sebelum waktunya, peningkatan kebutuhan zat besi (Pratami, 2016).
23
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi anemia pada ibu hamil di
Indonesia sebesar 37,1%.
Penyerapan zat besi dipengaruhi oleh banyak faktor, protein hewani dan
vitamin C meningkatkan penyerapan. Kopi, teh, garam kalsium, magnesium, dan
fitrat dapat mengikat zat besi (Fe) sehingga mengurangi jumlah resapan (Arisman,
2010). Tingkat keasaman dalam lambung ikut mempengaruhi kelarutan dan
penyerapan zat besi di dalam tubuh. Suplemen zat besi lebih baik dikonsumsi
pada saat perut kosong atau sebelum makan, karena zat besi akan lebih efektif
diserap apabila lambung dalam keadaan asam (ph rendah).
Pada aspek kognitif, salah satu yang meningkatkan angka kejadian anemia
dalam kehamilan yaitu penduduk desa yang memiliki tingkat pendidikan atau
pengetahuan yang rendah. Berdasarkan penelitian Rizqi 2016, responden yang
berpengetahuan kurang tentang tablet Fe. Pengetahuan seseorang mengenai tablet Fe
berpengaruh terhadap perilaku dalam memilih makanan yang mengandung zat besi.
Menurut Astuti (2016) bahwa pengetahuan tersebut menghasilkan kesadaran ibu
hamil untuk mengkonsumsi tablet Fe teratur saat hamil. Dan kurangnya informasi
dari tenaga kesehatan, hal ini didukung penelitian Soraya (2013) bahwa hubungan
antara ibu hamil dengan tenaga medis dapat mempengaruhi kepatuhan ibu hamil
dalam mengkonsusmsi tablet Fe. Perhatian yang diberikan oleh tenaga medis
seperti memberi pelayanan dengan tersenyum, serta memberi umpan-balik atas
kunjungan sebelumnya, dapat meningkatkan kepuasan atas pelayanan yang
24
diberikan sehingga diharapkan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet
Fe semakin ditingkatkan.
Pemecahan masalah dalam aspek konatif diatas salah satunya adalah bidan
memberi informasi tentang bahaya anemia sehingga klien tidak lagi menganggap
tablet Fe tidak perlu dikonsumsi secara teratur dan benar. Petugas kesehatan/
bidan desa sebaiknya juga melakukan kunjungan rumah secara berkala untuk
mengingatkan dan memastikan klien mengonsumsi tablet Fe secara teratur dan
benar terutama pada klien yang jarang melakukan ANC di pelayanan kesehatan.
25
Pada aspek afektif, kurangnya dukungan dari keluarga atau petugas
kesehatan yang memantau gizi ibu selama kehamilan. Hal ini didukung penelitian
Wiradyani (2011) bahwa keluarga berperan signifikan mendukung ibu untuk
mengonsumsi tablet Fe secara rutin. Ibu seringkali lupa untuk minum tablet Fe
secara rutin bahkan berhenti untuk mengonsumsinya bila tidak ada dukungan dari
keluarganya untuk mengingatkannya.
DAPUS
26