Anda di halaman 1dari 6

METABOLSME PORFIRIN

Ikterus pada bayi yang kuning didahului adalah mata. Karena dimata da sklera.

Dan konjungiva nya tetap putih. (sklera normal bening)

Sklera bisa mengalami ikterik karena sebagian besar tersusun atas jaringan elastin yang
memilki afinitas yang besar terhadap bilirubin.

Porfirin adalah salah satu prekusor bilirubin, sehngga apabila terjadi gangguan pada
metabolisme porfirin maka akan terjadi gangguan bilirubin.

Metabolisme porfirin meliputi anabolisme (sintesis) dan katabolisme (pemecahan).

Porfirin memiliki cincin pirol. Cincin pirol merupakan bagian yang memiliki atom N
(Nitrogen)

Porfirin ada dalam struktur hemoglobin (protein pembawa O2)

Hemoglobin tersusun atas Heme (Porfirin besi) dan globin (protein)

Selain itu juga ada myoglobin yang berfungsi untuk menyimpan O2 yang ada di otot, serta
untuk menangkap O dari eritrosit dan diberikan ke sel otot rangka (transfer ), myoglobin ini
berbentuk monomer (terdiri dari 1 protein), sedangkan hemoglobin terdiri dari 4 macam
protein (tetramer/ polypeptide) yang berfungsi untuk mengedarkan O2 di jaringan.

Enzim katalase juga mengandug heme. Fungsi enzim ini untuk membreak down radikal
bebas (H2O2) yang terbentuk dari metabolisme siklus asam sitrat , transpor elektron sehingga
mencegah terjadinya stress oksidatif.

Porfirin pada umumnya berikatan dengan logam (metaloPorfirin), karena Porfirin tidak bisa
bekerja sendiri dan harus berikatan supaya fungsional. Serta bersifat hidrofobik (tidak larut
air, dan lebih larut lemak)

Pada Porfirin dikenal titik isoelektrik yaitu titik dimana suatu protein bermuatan netral, jadi
muatan negatif dan positifnya sama. Yaitu pada ph 3-4. Fungsi dari mengetahui titik
isoelektrik adalah kalau kita ingin memurnikan protein tersebut,kita bisa memodifikasi media
nya. Jika ingin negatif muatannya dibuat di atas titik isoelektriknya dan bila ingin bermuatan
positif dibuat berada dibawah titik isoelektriknya.

Pelarut organik untuk Porfirin contohnya kloroform.

Porfirin dapat berwarna karena dapat menyerap cahaya dan memantulkanya ke tempat lain.

Kadar puncak porfirin dapat diketahui pada spektrofotometri ketika panjang gelombangnya
400 nm. Syaratya harus dilarutkan pada HCL.
Sintesis Porfirin dimulai dari mitokondria dengan bahan suksinil Ko A (suksinat aktif).

Pada sintesis porfirin Uroporfirinogen III dibentuk lebih banyak dari Uroporfirinogen I.

Uroporfirinogen I akan meningkat pada Congenital Erythropoeitic porphyria.

Koproporfirinogen memiliki nomor sendiri sendiri, apabila III akan bekerja pada yang nomor
3 pula.

Protoporfirin IX sudah mirip dengan porfirin. Tapi kurang besi. Karena porfirin tidak ada
artinya dalam tubuh apabila tidak dirubah menjadi heme dengan bantuan besi dan enzim
ferokelatase.

Kelainan sintesis porfirin dalam tubuh (porfiria) paling banyak herediter. Bisa terganggu di
sel darah merah, liver atau keduanya.

Semua yang terganggu adalah enzim yang berperan dalam sintesis porfirin. Sifatnya herediter
(bisa diturunkan, dominan, dan resesif)

ACCUTE INTERMITTEN PORFIRIA

Akibat uroporfirinogen I yang menurun sehingga bentuk kompensasinya AMLEV sintetase


meningkat karena dianggap porfirinnya rendah dalam tubuh. Dapat menyebabkan gangguan
neuropsikiatri karena sifat porfirin yang lipofilik, sehingga bisa menembus sawar otak
sehingga terjadi toksik di otak.

CONGENITAL ERYTHROPOETIC PORFYRIA

Jarang terjadi. Dan biasanya diagnosisnya susah.


KATABOLISME HEME

Berawal dari pemecahan eritrosit, yang dipecah oleh makrofag. Paling banyak pemecahan
terjadi di Limpa, limfenode, liver. Yaitu pada organ yang memiliki makrofag terbesar
(Retikulo Endotelial System)

Selanjutnya eritrosit akan mengeluarkan hemoglobin. Hemoglobin akan dipecah menjadi


heme dan globin. Globin merupakan terdiri dari asam amino yang nanti bisa dipecah atau
disimpan.

Heme akan dipecah oleh heme oxygenase menjadi biliverdin. Biliverdin akan dirubah oleh
biliverdin reduktase menjadi bilirubin.

Metabolisme bilirubin di liver.

Bilirubin di liver sudah dalam bentuk bilirubin. Tapi ada bilirubin yang dibentuk dari limpa
dan organ lain, sehingga harus ditransfer ke liver. Bilirubin ini sifatnya hidrofobik sedangkan
darah sifatnya plasma atau air. Sehingga bilirubin sebenarnya tidak dapat melewati darah.
Dan butuh transpor, yaitu albumin sebagai pengantar atau kendaraan.

Di liver bilirubin dikonjugasikan supaya larut air dan bisa dieksresikan. yang dikonjugasi
oleh asam glukoronat dengan bantuan enzim UDP Glukoronil Transferase.

Bilirubin juga bisa dieksresi lewat feses. Yaitu berjalan dari liver ke usus melalui bile duct.
Jadi saat kita makan bile duct akan berkontraksi dan mengeluarkan cairannya ke usus. Dan di
usus bilirubin ini akan dirubah menjadi urobilinogen. Urobilinogen ini bersifat hidrofobik
sehingga ada yang di reabsorpsi kembali ke hepar dan ke ginjal (di ginjal akan dirubah
menjadi urobilin dan dieksresi lewat urine) dan ada juga yang di rubah menjadi sterkobilin
oleh flora normal usus supaya bisa di eksresi ke feses.

HIPERBILIRUBINEMIA

Kadar bilirubin yang berlebihan dalam darah. Sedikit berbeda dengan jaundice.

Normal bilirubin dalam darah adalah 0,1 – 1 mg%

Hiperbilirubinemia belum tentu jaundice, karena akan jaundice apabila bilirubin dalam darah
lebih dari 3mg%.

Jika kadar bilirubin dalam darah 1 – 3 mg% disebut laten jaundice, karena sudah dianggap
jaundice tetapi belum muncul gejala klinis.

Hiperbilirubinemia bisa terjadi karena masalah produksi, liver, atau saluran pengeluarannya.
Pada pasien dengan jaundice dapat dilakukan test ehrlich van denburg untuk membedakan
penyebabnya, apakah prehepatik, intrahepatik atau post hepatik.

Seorang anak disebut neonatus apabila usianya 0-28 hari.

Pada umumnya fungsi liver pada neonatus belum sempurna untuk memproses pemecahan
dari eritrosit.

Ikterus pada neonatus sebenarnya fisiologis, tapi apabila terjadi peningkatan yang terlalu
tinggi akan terjadi pengendapan bilirubin pada otak, sehingga terjadi kern ikterus.

Jika bilirubin berlebihan, anak biasanya dijemur dibawah pukul 7, atau disinari dengan blue
light. Supaya mengubah bilirubin yang lipofilik supaya strukturnya berubah menjadi
hipofilik.

SINDROMA CRIGLER NAJJAR

Kelainan genetik yang kromosomnya terganggu sehingga fungsi enzim UGT menurun,
sehingga muncul kern ikterus. Sindrom ini ada dua tipe. Yang tipe 1 biasanya lebih berat
karena defek menyebabkan tidak terbentuknya enzim. Yang tipe 2 masih bisa terbentuk
enzim tapi yang fungsional hanya 20%.

SINDROM GILBERT

Kelainan genetik, lebih ringan dari crigler najjar. Gangguan pada UGT (bisa terbentuk tapi
kemampuannya rendah, sehingga misal terjadi kondisi yang menyebabkan hemolisis
misalkan infeksi atau stres, maka orang tersebuat akan jaundice) karena enzim UGT tidak
mampu diberi beban lebih.

(rata rata sindrom CRIGLER NAJJAR meninggal saat anak anak, dan sindrom GILBERT
masih bisa bertahan sampai dewasa.)

HIPERBILIRUBINEMIA TOKSIK

Bisa terjadi karena pestisida juga.

IKTERUS DUBIN JOHNSON


ikterus idiopatik kronis, genetik resesif. gangguannya pada transpor bilirubin yang harusnya
dari hepatosit dikeluarkan ke bile duct melewati suatu transporter MRP 2 ke liver. Tetapi
transporter ini mengalami gangguan atau tidak terbentuk, atau jumlahnya minim. Sehingga
bilirubin konjugasi tidak bisa masuk ke bile duct. Akibatnya terjadi kompensasi dengan
meningkatkan transporter lain (MRP 3) yang menyebabkan bilirubin konjugasi dalam darah
meningkat.
Tambahan:

Normal bilirubin tidak ada dalam urine

Fenobarbitol di gunakan untuk terapi mencegah kejang pada ikterus neonatorum.

Anda mungkin juga menyukai