Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem limfatik terdiri dari pembuluh limfe, kelenjar limfe, cairan limfe, timus, dan
limpa. Kelenjar limfe, timus, tonsil, dan limpa mengandung jaringan limfatik. Jaringan
limfatik tersusun dari serat reikuler dengan sel-sel fibroblast, makrofag, dan sejumlah besar
limfosit yang terdapat di antara serat retikuler tersebut.

Dalam tubuh setiap makhluk hidup terjadi suatu sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi atau
nama lainnya adalah sistem peredaran darah sangat berfungsi dan mempunyai peran penting
dalam kehidupan individunya.
Khususnya pada manusia, keadaan sistem sirkulasinya mempengaruhi keadaan fisik dan
mental seseorang. Karena dengan sistem peredaran darah, asupan gizi dan energi yang di
dapat oleh manusia bias dialirkan ke seluruh tubuh untuk menggerakkan anggota tubuh.
Selain itu juga, dalam sistem sirkulasi inilah paru-paru manusia dapat menerima oksigen.
Ada sistem lain yang bekerja bersamaan dengan sistem sirkulasi, nama sistem itu adalah
sistem limfatik. Sistem limfatik bekerja dengan cara yang berbeda dan mempunyai tugas
yang berbda pula dengan sistem sirkulasi. Sistem limfatik mempunyai fungsinya sendiri
dalam tubuh manusia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pembuluh getah bening pada manusia?
2. Bagaimana kelenjar limfe pada manusia?
3. Bagaimana sistem pertahanan tubuh sepesifik dan nonspesifik?
4. Bagaimana hubungan imunitas dengan imunisasi?
5. Bagaimana kelainan sistem limfatik dan imunitas?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pembuluh getah bening pada manusia.
2. Untuk mengetahui kelenjar limfe pada manusia.

1|SISTEM LIMFATIK & IMUNITAS


3. Untuk mengetahui sistem pertahanan tubuh sepesifik dan nonspesifik.
4. Untuk mengetahui hubungan imunitas dengan imunisasi.
5. Untuk mengetahui kelainan sistem limfatik dan imunitas.

2|SISTEM LIMFATIK & IMUNITAS


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pembuluh Getah Bening


Pembuluh getah bening atau pembuluh limfe berasal dari sekumpulan pembuluh kapiler
limfe yang buntu. Berbeda dengan kapiler darah, kapiler limfe memiliki banyak pori, pori ini
berdiameter cukup besar dan permeable terhada protein. Pembuluh limfe tersebar di seluruh
tubuh tetapi tidak terdapat pada sumsum tulang, otak, medulla spinalis, pulpa dari limpa dan
kuku. Di dalam limfe mengalir cairan limfe.
Kapiler-kapilaer limfe bersatu menjadi pembuluh-pembuluh limfe. Pembuluh limfe
berstruktur sama dengan pembuluh vena, tetapi mengandung katup lebih banyak dan
berdinding tipis. Pada jarak tertentu dari pembuluh limfe terdapat kelenjar limfe. Aliran
pembuluh limfe umumnya mengikuti pembuluh darah. Akhirnya pembuluh-pembuluh limfe
bersatu membentuk dua pembuluh limfe besar di rongga dada, yaitu duktus torakikus dan
dktus limfatikus dekstra.
Duktus torakikus menerima cairan limfe dari kepala, leher, dada dan tungkai atas,
semuanya sebelah kiri dan dari seluruh tubuh di bawah dada. Duktus torakikus bermuara
pada vena brakiokepalika sinistra, pada titik temu antara vena jugularis interna sinistra dan
vena subklavia sinistra. Sedangkan duktus limfatikus dekstra menerima cairan limfe dari
kepala, leher dan tungkai atas semuanya sebelah kanan. Duktus limfatikus dekstra bermuara
di vena brakiokepalika dekstra.

3|SISTEM LIMFATIK & IMUNITAS


Gambar 2.1 Kelenjar Getah Bening

2.2 Kelenjar Limfe


Berbentuk seperti kacang dengan suatu lekukan yang di sebut hilus, diameternya 0,1-2,4
cm dan terletak sepanjang pembuluh limfe. Pada bagian luarnya terdapat kapsula yang
terdiri dari jaringam ikat. Bagian-bagian kapsula yang masuk ke dalam kelenjar di sebut
trabeluka. Di antara trabeluka terdapat kumpulan limfosit.
Cairan limfe masuk ke dalam kelenjar limfe melalui beberapa pembuluh aferen. Di dalam
kelenjar limfe, cairan limfe mengalir di dalam rongga sinus, yang di lapisi oleh makrofag
(sel-sel fagosit raksasa). Makrofag ini berfungsi untuk memfagositosis atau
membersihkancairan limfe dari mikroorganisme, sel yang rusak dan zat asing lainnya.
Kemudian cairan limfe keluar melalui pembuluh eferen yang terletak di kilus. Baik
pembuluh aferen maupun pembuluh eferen semuanya mengandung katup. Kelenjar limfe
mendapatkan peredaran darah melalui pembuluh darah yang keluar melalui kilus.
Kelenjar limfe memproduksi limfosit dan antibody yang kelaur melalui pembuluh eferen,
akhirnya masuk ke dalam peredaran darah. Limfosit di bagi menjadi T-limfosit dan B-
limfosit.

4|SISTEM LIMFATIK & IMUNITAS


Kelenjar limfe tersebar di seluruh tubuh, banyak terdapat di daerah lipatan paha, ketiak,
leher dan di dalam perut. Kelenjar ini di lipatan paha mendapatkan aliran limfe dari tungkai
bawah. Oleh karena itu kelenjar limfe lipatan paha di sebut kelenjar regional untuk daerah
tungkail bawah. Sedangkan untuk lengan, kelenjar regionalnya terletak pada ketiak.
Karena kapiler limfe menpunyai pori yang relative besar, infeksi misalnya bisul di daerah
tungkai bawah memungkinkan bakteri menembus dinding kapiler limfe dan menimbulkan
radang pada kelenjar limfe lipatan paha dengan tanda-tanda bengkak, sakit panas, merah dan
gangguan fungsi di daerah lipatan paha. Perlu di ketahui bahwa makrofag dan limfosit pada
kelenjar limfe sangat berperan dakam pencegahan penjalaran infeksi.

2.3 Cairan Limfe

Merupakan jalur tambahan dimana cairan dapat mengalir dari ruang interstisial kedalam
darah. Limfatik dapat mengangkut dari zat-zat partikel besar yang tidak dapat dipindahkan
keluar jaringan dengan absorpsi langsung kedalam kapiler darah. Suatu cairan yang
transparan, berwarna kekuningan, memiliki berat jenis 1,015-1,023, dan terdapat di dalam
pembuluh limfe. Cairan ini terdiri dari air, glukosa dan garam kira-kira sama dengan plasma
darah.

Komposisinya hampir sama dengan komposisi kimia plasma darah dan mengandung
sejumlah besar limfosit yang mengalir sepanjang pembuluh limfe untuk masuk ke dalam
aliran darah. Pembuluh limfe yang mengaliri usus disebut lakteal karena bila lemak
diabsorpsi dari usus bagian lemak melewati pembuluh limfe, kuman infeksi dapat ditagkap
sehingga menimbulkan peradangan pada kelenjar setempat. Peristiwa ini menunjukkan
adanya infeksi misalnya infeksi pada kaki akan timbul pembengkakkan pada inguinal.

Sistem limfatik juga merupakan salah satu jalan utama untuk absorpsopsi zat makanan
dari saluran cerrna terutama absorpsi lemak. Setelah memakan makanan berlemak cairan
limfe dalam duktus mengandung 1-2 % lemak. Lingkungan disekitar manusia mengandung
berbagai unsur jenis potagen misalnya bakteri, virus, fungi, protozoa dan parasit yang dapat
menyebabkan infeksi pada manusia.infeksi yang terjadi pada orang normal umumnya singkat
dan jarang meninggalkan kerusakan parmanen. Hal ini disebabkan karena tubuh manusia
memiliki suatu sistem imun yang berfungsi melindungi tubuh.

5|SISTEM LIMFATIK & IMUNITAS


a. Fungsi sistem limfatik adalah sebagai berikut :
1. Transport cairan untuk kembali ke dalam darah.
2. Berperan penting dalam pertahanan tubuh terhadap penyakit.
3. Mengangkut limfosit dari jantung ke sirkulasi darah.
b. Karateristik Sistem Limfatik
Limfe merupakan cairan jaringan berlebih (cairan interstisial dari darah) yang dibawa
pembulu limfe kembali ke aliran darah. Sistem ini merupakan sistem satu jalur untuk
menuju jantung, tidak ada pompaan dari pembuluh limfe dan pembuluh darah.
1. Pergerakan limfe menuju jantung dipengarui oleh:
 perubahan tekanan rongga toraks (rongga dada)
 kontraksi ritmis dan otot polos pembuluh darah
 pengaruh kotraksi otot rangka
2. Dindingnya berlapis membentuk seperti katup mini
 Kapiler berhubungan dengan jaringan konektif oleh filamen
 Tekanan lebih tinggi dari sisi dekat dengan kutup mini
c. Fungsi pembuluh limfe :
 Mengumpulkan cairan limfe dari kapiler limfe
 Membawa limfe ke nodus limfatikus dan dan menjauhkan limfe dari nodus
limfatikus
 Mengembalikan cairan limfe ke sirkulasi vena dekat jantung
 Lengan kanan, kepala bagian kanan dada kanan, masuk ke vena subklavia desktra
 Bagian badan yang lain masuk ke vena subklavia sinistra
d. Limfe Nodus
 Menyaring jaringan limfe sebelum kembali ke darah
 Sel pertahanan tubuh dalam nodus limfe merusak substansi asing dan memberikan
respons imun terhadap antigen
 Nodus limfe membengkak apabila terjadi infeksi ( trapping function)
e. Pembentukan Cairan Limfe
Konsentrasi protein dalam cairan interstisial rata-rata 2 gram/100 ml.Konsentrasi
protein cairan limfe yang mengalir kebanyakan berasala dari jaringan perifer.Cairan limfe
yang terbentuk dalam hati mempunyai konsentrasi protein 6 gram/100 ml dan limfe yang
terbentuk dalam usus konsentrasi protein adalah sebesar 3-5 gram/100 ml.

6|SISTEM LIMFATIK & IMUNITAS


f. Kecepatan Total Aliran Limfe
Faktor yang menentukan kecepatan aliran limfe:
1. Tekanan cairan interstisial : Normalnya 6,3 mmHg, meningkatkan aliran
cairan interstisial ke dalam kafiler limfe terjadi akibat meningkatnya
kecepatan aliran limfe.
Faktor penentu tekanan aliran limfe :
 Peningkatan tekanan kapiler limfe
 Penurunan tekanan osmotik koloid plasma dalam darah
 Peningkatan protein cairan interstisial dalam jaringan
 Peningkatan permeabilitas kapiler darah
2. Pompa limfe : Secara periodik kutup-kutup dalam saluran limfe dapat
ditekan oleh kontraksi dinding pembuluh limfe itu sendiri atau tekanan
struktur sekitarnya. Pompa limfe menjadi sangat aktif selama badan sering
bergerak meningkatnya sebesar 5-15 kali, sedangkan dalam keadaan
istirahat gerakannya sangat lambat.
Faktor penentu kecepatan aliran limfe sebagai berikut :
 Kontraksi otot yang berlangsung setiap saat
 Gerakan-gerakan bagian tubuh yang dapat merangsang aliran limfe
 Pulpasi arteri. Tekanan arteri berfungsi mendorong cairan limfe
 Penekanan jaringan dari subyek diluar tubuh

Fungsi kelenjor limfe adalah sebagai berikut :

 Menyaring cairan lirnfe dari benda-benda asing


 Pembentukan lirnfosit
 Pernbentukan antibodi
 Pernbuangan dan penghancuran bakteri
 Membantu reabsorpsi lemak
g. Distribusi Limfosit dalam Tubuh

Hampir seluruh jaringan tubuh mernpunyui saluran lirnfatik yang mengalirkan


kelebihan cairan secara langsung dari ruang interstisial, tetapi beberapa pengecualian
antara lain permukaan kulit, sistem saraf pusat, serta bagiandalarn saraf perifer
endomisiurn otot dan tulang. Padaakhirnya cairan yang mengalir ke dalam pembuluh

7|SISTEM LIMFATIK & IMUNITAS


limfatik atau otak akan mengalir ke dalarn serebrospinal kemudian langsung kembali ke
dalam darah.

Pada dasarnya seluruh cairan limfe dari bagian bawah tubuh mengalir ke atas, ke
duktus torasikus dan bermuara ke dalarn sistem vena yaitu pertemuan antara vena
jugularis interna sinistra dan vena subklavia. Cairan limfe dari sisi kiri kepala, lengan
kiri, dan sebagian daerah toraks juga memasuki duktus torasikus sebelum berrnuara ke
dalam vena. Cairan limfe dari Sisi kanan leher dan kepala, lengan kanan dan sebagian
toraks memasuki duktus limfatikus yang kemudian berrnuara ke dalarn sistem vena pada
pertemuan antara vena subklavia dekstra dan vena jugularis interna.

2.4 Sistem Pertahanan Tubuh


Lingkungan di sekitar manusia mengandung berbagai jenis unsur potagen misalnya
bakteri,virus,fungi, protozoa, dan parasit yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia.
Infeksi yang terjadi pada orang normal umumnya singkat dan jarang meninggalkan
kerusakan parmanen. Hal ini disebabkan karena tubuh manusia memiliki suatu sistem
yang disebut sistem imun, yang berfungsi melindungi tubuh terhadap unsur-unsur
patogen. Sistem ini sangat bergantung pada kernarnpuannya mengenal molekul-molekul
asing atau antigen yang terdapat pada unsur patogen memiliki kemampuan untuk
melakukan menyingkirkan antigen. Kemarnpuan ini dimiliki oleh komponen. Komponen
sistem irnun yang dalam jaringan lirnforetikuler yang letaknya tersebar di tubuh
misalnya dalarn sumsurn tulang, kelenjar limfe, tirnus, sistem saluran napas, sistem
saluran cerma, dan organ lain.
Rangsangan terhadap sel terjadi apabila di dalam tubuh masuk suatu yang lain oleh
sel atau jaringan dianggap asing dari zat yang berasal dari tubuh pada beberapa keadaan
patoiogik, sistem irnun ini tidak dapat membedakan zat dari sendiri sehingga sel-sel
dalam sistem imun membentuk zat anti terhadap jaringan tubuhnya sendiri yang disebut
auto antibodi.
1. Imunitas
Tubuh manusia mempunyai kemampuan untuk melawan hampir semua organisme
atau toksin yang masuk ke jaringan dan organ. Kemampuan ini dinamakan imunitas

8|SISTEM LIMFATIK & IMUNITAS


(kekebalan). Sistem imunitas khusus membentuk antibodi serta limfosit untuk menyerang
dan menghancurkan mikroorganisme spesifik atau toksin.
Ketika benda asing masuk ke dalam tubuh, sistem imun segera menghasilkan zat
yang akan bereaksi dan membuat substansi tersebut tidak berbahaya. Protein asing
disebut antigen dan substansi yang dihasilkan untuk berespons terhadap antigen disebut
antibodi. Bila sistem imun terpapar pada zat yang dianggap asing, maka ada dua jenis
respons imun yang mungkin terjadi.
a. Respons Imun non-spesifik
Merupakan imunitas bawaan (innate immunity) yaitu respons terhadap zat asing
yang dapat terjadi walaupun tubuh sebelumnya tidak pernah terpapar pada zat
tersebut. Respons ini diturunkan secara alami dan tidak selektif dalam menahan.
Setiap benda asing atau sel abnormal pada pertama kali terpapar selain itu, respo ini
mempertahankan tubuh terhadap infeksi, iritasi, bahan kimia, serta luka jaringan
karena trauma mekanik atau terbakar.
Salah satu upaya tubuh untuk mempertahankan diri terhadap masuknya antigen
misalnya antigen bakteri yaitu dengan menghancurkan bakteri yang bersangkutan
secara non-spesifik dengan proses fogositosia.
Untuk mencapai hal ini,maka fagosit harus bergerak menuju susana yang
memungkinkan dilepaskannya zat atau mediator tertentu yang disebut faktor
leukotaktik atau kemotaktik yang berasal dari bakteri maupun yang dilepaskan oleh
neutrofit atau makrofag yang sebelumnya telah berada dilokasi bakteri.
Reaksi inflamasi, sel imun tersebar diseluruh tubuh, tetapi bila terjadi infeksi di
satu tempat maka perlu memusatkan sel-sel sitem imunproduk yang dihasilkan sel-
sel tersebut akan masuk ke lokasi infeksi.
Pertahanan pertama terhadap sel asing, cedera, atau peradangan. Kerusakan
jaringan sebagian besar diperantarai oleh fagosit yang berubah menjadi makrofag,
sekresinya menghancurkan asing dan sel yang rusak rnelalui proses fagositosis dan
pengeluaran zat kirnia. Pertahanan non-spesifik beraksi tanpa memandang apakah
agen pencetus pernah atau belum pernah dijumpai misalnya:
1) Peradangan : suatu respons non spesifik terhadap cedera jaringan. Pada
keadaan ini spesialis dan akan mernberikan bantuan dari sel-sel imun jenis lain.

9|SISTEM LIMFATIK & IMUNITAS


2) Interferon : sekelompok protein yang non-spesifik mernpertahankan tubuh
terhadap infeksi virus.
3) Sel natural killer : sel jenis khusus mirip limfosit yang secara spontan dan relatif
non-spesifik yang menyebabkan ruptur dan menghancurkan pejamu yang
terinfeksi virus dan sel kanker.
4) sistem komplemen: sekelompok protein plasma inaktif yang apabila diaktifkan
secara sekuensial akan menghancurkan sel asing dengan menyerang membran
plasma.
Sistem komplemen terlibat dalarn mekanisme pertahanan non-spesifik dan
spesifik untuk memberikan suatu hal yang penting. Berbagai komponen dalam sistem
imun melakukan interaksi yang erat dan saling bergantung satu sama lain sehingga
sistem ini sangat efektif.
 Peradangan : mengacu pada serangkaian proses non-spesifik yang saling
berhungan dan diaktifkan sebagai respon terhadap invasi benda asing dan
kerusakan jaringan.tujuan dari akhir dari peradangan adalah menarik protein
plasma dan fogasit ketempat yang cedera agar keduanya dapat
mengisolasimenghancurkan agen yang masuk, membersihkan, dan
mempersiapkan jaringan untuk proses penyembuhan.
 Pertahanan oleh makrofag: ketika bakteri masuk kedalam tubuh melalui
kerusakan kulitmakrofag sudah berda di daerah tersebut untuk segera memfagosit
mikroba asing yang masuk.
 Vasodilatasi lokal: segera segala invasi mikroba, arterior di daerah tersebut
berdilatasi sehingga terjadi peningkatan aliran darah ketempat ceddera.
 Peningkatan permeabilitas kapiler : histamin yang dikeluarkan bertujuan
meningkatkan permeabilitas kapiler. Melalui pernbesaran pori-pori kapiler,
protein plasma dalarn keadaan normal tidak dapat keluar dari pembuluh darah
tetapi dapat lolos ke jaringan yang meradang.
 Edema lokal: protein plasma yang bocor tertimbun di cairan interstisial dan
menimbulkan tekanan osmotik koloid. Tekanan osmotik lokal ini disertai
peningkatan tekanan darah kapiler sehingga meningkatkan filtrasi dan
menurunkan reabsorpsi cairan menembus kapiler yang bersangkutan. Keadaan

10 | S I S T E M L I M F A T I K & I M U N I T A S
ini menimbulkan udema lokal. Timbulnya rasa nyeri disebabkan distensi lokal
dalarn jaringan yang membengkak sehingga ujung-ujung resptor neuron aferen
yang persarafan daerah tersebut tertekan.
b. Respons Imun Spesifik
Merupakan respons yang didapat acquired (di luar organisme),
terdapat antigen tertentu di mana tubuh pernah terpapar sebelumnya. Sel-
sel leukosit memegang peran penting dalarn respons imun terutama
limfosit yang merupakan inti dalam proses imun spesifik karena sel ini
dapat mengenal setiap jenis antigen baik Intraseluler maupun
ekstraseluler misalnya dalam cairan tubuh atau dalam darah. Respons
bersifat selektif yang ditujukan pada materi asing tertentu dan tubuh
membentuk protein.Virus tidak mampu menjalankan metabolisme atau
reproduksi kecualai mjika mereka menginvasi sel pejamu( sel individu
yang terinfeksi) dan mengambil alih pasilitas biokimia sel tersebut untuk
kepentingan mereka sendiri.virus tidak saja melemahkan sumber energi
sel pejamu untuk menyontesis protein-protein yang diperlukan oleh
replikasi (pengembalian) virus pada sel pejamu berbeda sesuai dengan
jenis virus , tetapi virus juga dapat menimbulkan kerusakan atau
kematian sel melalui empat cara.
 Deplasi komponen-komponen sel yang esensial oleh virus.
 pembentukan zat toksik bagi sel pejamu di bawah perintah
virus.
 Transformasi -sel pejamu normal menjadi sel kanker.
 Venyatuan virus ke dalam sel sehingga mekanis
pertahanan tubuh akan menghancurkan sel karena sel
tersebut tidak lagi dianggap sebagai sel normal (dianggap
asing).
2. Sel Leukosit Sebagai Sistem Pertahanan
Sel leukosit bertanggung jawab atas berbagai strategi pertahanan imun yang
terdiri atas bagian-bagian berikut :

11 | S I S T E M L I M F A T I K & I M U N I T A S
 Neutrofll : spesifik fagosit yang sangat mudah bergerak dan memakan
serta menghancurkan bahan-bahan yang tidak diperlukan.
 Eosinofil : mengeluarkan zat-zat kimia yang menghancurkan cacing,
parasit, dan berperan dalam manifestasi alergi.
 Basofil : mengeluarkan histamin dan heparin dan juga terlibat dalam
manifestasi reaksi alergi.
 Limfosit :
1. Limfosit B. Berubah menjadi sel plasma yang mengeluarkan antibodi
yang secara tidak langsung menyebabkan destruksi (penghancuran)
benda asing.
2. Limfosit T. Berperan dalam imunitas yang diperantarai oleh sel
imunitas seluler dengan melibatkan destruksi langsung sel-sel yang
terinvasi virus dan sel-sel muatan melalui cara-cara nonfagosit.
 Monosit : berubah menjadi makrofag, yaitu spesialis fagositik yang
berukuran besar dan terikat ke jaringan.

3. Sistem Imun Spesifik

 Mempunyai kemampuan untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya.
 Benda asing yang pertama timbul dalam bahan segera disennaltisasi sel-sel sistem
imun dan akan dikenal lebih cepat kemudian dihancurkannya.
 Dapat bekerja sendiri untuk menghancurkan benda asing yang berbahaya bagi tubuh,
tetapi pada umumnya bekerja sama antara antibodi, komplemenfagosit, dan antara sel
T makrofag.
1) Kekebalan Aktif Alami : diperoleh ketika sakit, dirnana antibodi tetap didalam
darah untuk mencegah serangan penyakit yang sama.
2) Kekebalan Aktif Buatan : diberikan kepada anak-anak dan berpergian untuk
mencegah terkena penyakit yang serius atau fatal. Suntikan mikroorganisme yang
sudah mati atau hidup diberikan dan tubuh berespons dengan menghasilkan
dengan cara inilah imun aktif dibuat. Toksin yang tidak berbahaya juga
digunakan untuk memberikan imun tipe ini. Toksin adalah racun kimia yang
dihasilkan mikroorganisme, jika diberikan dalam kondisi tidak berbahaya toksin

12 | S I S T E M L I M F A T I K & I M U N I T A S
juga dapat bekerja Mikroorganisme yang dilemahkan disebut vaksin dan toksin
yang dilemahkan disebut toksoid. Banyak penyakit dapat dicegah dengan imun
aktif buatan. Beberapa penyakit yang umum ialah batuk, difteri, campak, cacar,
poliomielitis, dan tuberkulosis.
3) Kekebalan Pasif Alami : diperoleh bayi sebelum lahir diturunkan ibu kepada
janin.
4) Kekebalan Pasif Buatan : berrnanfaat untuk mencegah penyakit dan untuk
pengobatan. Antibodi dihasilkan orang lain/hewan lalu disuntikkan ke dalam
tubuh seseorang yang beresiko. Kekebalan pasif selalu hidup dalam jangka waktu
singkat sebagai antibodi yang dihancurkan setelah waktu yang singkat. Reaksi
antigen-antibodi secara normal terjadi di dalam aliran darah dan dibawa oleh
sistem makrofag monosit. Ketika reaksi imun terjadi dijaringan, sel-sel di
dalamnya rusak atau hancur akibat efek samping reaksi tersebut, hal ini dikenal
sebagai alergi. Reaksi alergi sering disebabkan oleh subtansi seperti protein yang
disebut alergen. Reasksi alergi pada jaringan membuat lepasnya hostamin yang
menyebabkan kemerahan dan pembengkakan pada kulit seperti pada urtikaria dan
menghasilkan cairan hangat.
5) Autoimun : suatu keadaan dimana tubih membuat antibodi melawan selnya
sendiri.banyak penyakit yang berasal dari autoimun di antaranya rematoid artritis
dan deman rematik.

4.Pertahanan tubuh spesifik

Jika pertahanan lapis pertama dan kedua tidak dapat membendung serangan bakteri
atau mikroba patogen, maka kehadiran patogen tersebut akan memicu pertahanan lapis
ketiga untuk aktif. pertahanan itu melibatkan respons spesifik oleh sistem imun terhadap
infeksi khusus sehingga memperoleh kekebalan (imunitas). imunitas spesifik yang
diperoleh seseorang biasanya dapat bertahan lama, bahkan seumur hidup. imunitas
spesifik melibatkan dua jenis limfosit. kedua limfosit di bentuk di sumsum tulang dan
setelah dilepaskan di aliran darah limfosit lebih lanjut diproses untuk membuat dua jenis
sel yang secara fungsional berbeda. sebagian limfosit yang telah dewasa di dalam
sumsum tulang berubah menjadi limfosi Batau disebut sel B. sebagian limfosit yang

13 | S I S T E M L I M F A T I K & I M U N I T A S
belum mencapai tahap dewasa akan meninggalkan tulang menuju kelenjar dan berubah
menjadi limfosit T atau sel T.

Sel-sel yang berperan dalam imunitas spesifik, yaitu:

a. Limfosit B (sel B)

Limfosit B tidak, tidak seperti limfosit T, yang bebas beredar ditubuh,


terbatas berada dijaringan limfoid (missal: limfa dan nodis limfe). sekitar 20-40 %
limfosit darah adalah sel B. dalam perkembangannya sel B akan berubah menjadi
sel plasma yang akan menghasilkan antibodi bila terangsang karena invasi
antigen.

sel B memiliki immunoglobulin pada permukananya. immunoglobulin


adalah protein yang dapat mengidentifikasi antigen. terdapat jutaan antigen yang
setiap kali harus direspons tubuh. walaupun sel B dapat mengenal antigen
memiliki jumlah yang terbatas untuk menahan serangan besar dari bakteri.

Limfosit B memproduksi dua jenis sel fungsional yang berbeda, yaitu:

1) sel plasma

sel ini menyekresikan antibodi ke darah. antibodi dibawa ke jaringan,


sementara sel B sendiri tetap berada dijaringan limfoid. hidup sel plasma tidak
lama dari 1 hari dan menghasilkan hanya satu jenis antibodi yang bekerja untuk
antigen tertentu saja yang awalnya berikatan dengan limfosit B. antibody bekerja
dengan antigen, menamakan antigen sebagai target untuk sel pertahanan (seperti
limfosit T sitotoksik dan makrofag), berikatan dengan toksin bakteri,
menetralkannya, dan mengaktifkan komplemen.

Terdapat lima jenis antibodi, yaitu:

 IgA
ditemukan pada sekret tubuh seperti ASI dan saliva, serta mencegah antigen
menembus membran epithelium serta menyerang jaringan yang palaing dalam.
 IgD

14 | S I S T E M L I M F A T I K & I M U N I T A S
disebut oleh sel B dan ditampilkan pada permukaannya dan fungsinya
mengaktifkan sel B.
 IgE
ditemukan pada membran sel (missal: basofil dan sel mast)dan jika berikatan
dengan antigen akan mengaktifkan respons imun. antibody ini sering ditemukan
saat alergi. fungsinya proteksi terhadap serangan parasit.
 IgG
merupakan jenis antibodi yang paling banyak dan paling besar. antibodi ini
menyerang banyak dan paling besar. antibodi menyerang banyak patogen dan
menembus plasenta untuk melindungi janin. fungsinya mengaktifkan protein
komplemen dan mekrofag.
 IgM
dihasilkan dalam jumlah besar saat respons primer dan merupakan aktivator
komplemen yang kuat. fungsinya sebagai aglutinasi (dalam pembuluh darah) serta
merangsang fagositosis mikrob oleh makrofag.
2) sel B memori

sel B memori berada dalam tubuh untuk waktu lama setelah episode awal
saat pertama kali terpapar antigen dan dengan cepat berespons terhadap pemaparan
antigen yang sama berikutnya dengan stimulasi produksi sel plasma penyekresi
antibodi.

b. Limfosit T ( sel T)

Sel T yang telah diaktifkan di dalam kelenjar timus dilepaskan ke sirkulasi


darah. sel T normal sebanyak 70% dari limfosit darah. saat sel T terpapar
antigennya untuk pertama kali, sel T manjadi tersensitasi. jika antigen berasal dari
luar tubuh, antigen perlu ditampilkan pada permukaan sel penampil antigen yaitu
makrofag menelan dan mencerna antigen tanpa membeda-bedakan, namun juga
berpatisipasi dalamrespons imun. setelah makrofag mencerna antigen, makrofag
membawa sebagian sisa antigen di membrane selnya. sel T jumlahnya terbatas dan
sel T tidak membentuk antibody. ada empat jenis limfosit T dengan fungsi yang
berbeda-beda, yaitu:

15 | S I S T E M L I M F A T I K & I M U N I T A S
1) sel T memori
sel yang hidup lama bertahan hidup setelah ancaman dinetralkan dan memberikan
imunitas diperantarai sel dengan berespons secara cepat terhadap paparan antigen
yang sama lainnya.
2) sel T sitotoksik
sel ini berfungsi menghasilkan racun menghancurkan mikroba, sel kanker atau sel
yang yang terinveksi virus. sel ini mengenali antigen, yaitu berupa selubung
protein virus yang tertinggal diluar sel. sel ini membunuh sel dengan cara
menyekresilan suatu protein yang mampu melubangi membran sel sehingga sel
tersebut bocor.
3) sel T helper
sel ini mengenali fagosit dan meransang sel B untuk bereplikasi. sel B tidak akan
bereplikasi dan membentuk sel plasma tanpa ransangan dari sel T helper untuk
membentuk antibodi. sel ini juga menghasilkan antibodi lympokinase yang aka
menggerakkan sel-sel kekebalan agar berpartisipasi dan aktif dalam proses
kekebalan.
4) sel T supresor
sel ini untuk menghentikan limfosit T dan B yang aktif. sel ini membatasi efek
yang kuat dan berpotensi membehayakan respons imun.
2.5 Hubungan Imunitas Dengan Imunisasi
Di tinjau dari cara memperolehnya, imunitas dibagi menjadi:
1) Imunitas aktif
Imunitas aktif dibedakan menjadi:
a. Imunitas aktif didapat secara ilmiah
Imunitas ini di dapatkan bila seseorang terserang bibit penyakit terutama
mikroorganisme, kemudian menjadi sakit ringan ataupun berat. Sementara itu di
dalam tubuhnya dikembangkan imunitas humoral dan imunitas seluler terhadap
bibit penyakit tersebut. Bila imunitasnya dapat mengatasi bibit penyakit, maka
orang ini akan sembuh dan menjadi kebal khusus terhadap penyakit tersebut.
b. Imunitas aktif di masukkan secara buatan

16 | S I S T E M L I M F A T I K & I M U N I T A S
Pada akhir abad ke-18, saat penyakit cacar sedang melanda dunia, Edward
Jenner menemukan bahwa seseorang yang telah ditulari dan telah menderita
penyakit cacat lembu yang jinak dan tidak berbahaya dapat menjadi kebal
terhadap penyakit cacar yang ganas.

Dengan dasar ini, maka para ahli berlomba membuat berbagai antigen yang
aman untuk dimasukkan ke dalam tubuh dengan tujuan agar tubuh dapat
membentuk antibody (imunitas) tetapi tidak mengalami sakit yang berat.
Aantigen-antigen tersebut dapat berupa :
 Vaksin adalah suatu suspense mikroorganisme atau bagian
mikroorganisme (virus,riketsia, bakteri) yang telah mati atau di
lemahkan.
 Toksoid adalah tosin yang telah di lemahkan.
2) Imunitas pasif
Imunitas pasif di bedakan menjadi:
a. Imunitas pasif didapat secara almiah
Imunitas ini di dapatkan oleh bayi yang baru lahir sampai umur kira-kira 6 bulan
dari ibunya. Hal ini dapat terjadi karena IgD ibu dapat menerobos rintangan
plasenta, masuk ke dalam tubuh janin. Dengan demikian tergantung pada jenis IgD
ibunya, si bayi sampai umur 6 bulan akan terlindung dari beberapa macam penyakit
misalnya campak dan difteri. Bayi dapat membentuk immunoglobulin sendiri
secara baik setelah berumur 2-3 bulan.
b. Imunitas pasif didapat secara buatan
Imunitas ini di peroleh bila kepada seseorang di suntikkan gamma-globulin IgG
atau immunoglobulin lain yang di dapat dari darah orang-orang yang telah kebal
terhadap suatu penyakit.
Dapat juga yang di suntikkan itu berupa serum (darah yang dihilangkan sel-sel dan
fibriumnya) dari hewan yang telah dikebalkan terhadap penyakit tertentu, karena di
dalam serum terkandung antibodi.

17 | S I S T E M L I M F A T I K & I M U N I T A S
2.6 Imunisasi
Imunisasi adalah suatu keadaan tubuh yang kebal terhadap suatu penyakit.
Imunisasi adalah suatu perlakuan yang mengakibatkan seseorang menjadi kebal (imun)
terhadap suatu penyakit.
1. Imunisasi aktif
Di mana tubuh sendiri membentuk imunitas (antibodi) terhadap bibit penyakit
dengan cara memasukkan vaksin (melalui suntikan atau melalui mulut) atau
toksoid ke dalam tubuh seseorang.
2. Imunisasi pasif
Di mana tubuh “mengimpor” imunitas dengan cara menyuntikkan ke dalam
tubuh iminogloulin atau serum yang telah kebal terhadap suatu penyakit.
Imunisasi pasif harus melalui suntikan karena bila melalui mulut sebagian besar
immunoglobulin akan dicernakan di dalam saluran pencernaa.
Imunisasi pasif sering di lakukan dalam keadaan darurat di mana diperkirakan
tidak aka nada waktu untuk pembentukan antibody yang cukup untuk melawan
antigen yang masuk, sehingga menbahayakan jiwa penderita. Contohnya
pemberian serum antibisa ular pada orang yang di patuk ular berbisa.

2.7 Kelainan Sistem Imunitas Manusia


Berikut ini adalah kelainan dan penyakit lain yang berkaitan dengan sistem imun
manusia, sebagai berikut:
1. AIDS
Penyakit ini dikarenakan defisiensi varus yang menyerang sistem kekebalan tubuh
manusia. HIV menginfeksi sel T limfosit yang menghasilkan antibodi. Sel T yang
terinfeksi membentuk virus baru dalam dalam jangka waktu yang lama. HIV
menetap selama bertahun-tahun dan menyerang sistem imun perlahan-lahan.
Biasanya penderita AIDS akan meninggal jika terjadi komplikasi berbagai infeksi
dalam tubuhnya akibat tidak tidak berfungsinya sistem kekebalan tubuh.
2. Autoimnitas

18 | S I S T E M L I M F A T I K & I M U N I T A S
Autoimunitas adalah suatu kelainan diamana sistem kekebalan tubuh manusia
menyerang jaringan tubuh sendiri. Contohnya penyakit Addison kelenjar adrenal,
toroditis, anemia pernisisus, dan lupus.

3. Alergi
Sel metosit dan besofil adalah sel imun yang terkait dengan alergi. Sedangkan
antigen IgE mampu melawan antigen seperti debu, serbuk sari dan spora. Respons
terhadap alergi dapat terjadi dengan cepat dan fatal, terutama jika menyebar
keseluruh tubuh. Respons alergi dapat dihindari dengan perlakuan tertentu dengan
cara memberikan dosis kecil antigen sehingga hanya sedikit antibody IgE yang
dihasilkan.
4. Hipersensitivitas
Hipersensitivitas adalah respon imun yang berlebihan yang dapat merusak
jaringan tubuh sendiri. Mereka terbagi menjadi empat kelas (tipe I-V) berdasarkan
mekanisme yang ikut serta dan lama waktu reaksi hipersensitif. Tipe I
hipersentivitas sebagai reaksi segera atau anafilaksis sering berhubungan dengan
alergi. Gejala dapat bervariasi dari ketidaknyamanan sampai kematian.
Hipersentivitas tipe I ditengahi oleh IgE yang dikeluarkan dari mastosit dan
basophil. Hipersentivitas tipe II muncul ketika antibodi melilit pada antigen sel
pasien, menandai mereka untuk penghancuran. Hal ini juga disebut
hipersensitivitas sitotoksik, dan ditengahi oleh antibodi IgG dan IgM. Kompleks
imun (kesatuan antigen, protein komplemen dan antibodi IgG dan IgM) ada pada
berbagai jaringan yang menjalankan reaksi hipersensitivitas tipe III.
Hipersensitivitas IV (juga diketahui sebagai seluler) biasanya membutuhkan
waktu antara dua dan tiga hati untuk berkembang. Reaksi tipe IV ikut serta dalam
berbagai autoimun dan penyakit infeksi, tetapi juga dalam ikut serta dalam contect
dermatitis. Reaksi tersebut ditengahi oleh sel T, monosit dan makrofaga.
5. Penolakan transplantasi
Sistem kekebalan mengenali dan menyerang apapun yang secara normal berbeda
dari unsur yang ada didalam tubuh seseorang, bahkan unsur yang hanya sedikit
berbeda, seperti organ dan jaringan yang dicangkokkan. Penolakan transplansi
dapat terbagi menjadi tiga katagori, yaitu penolakan hiperakut, akut dan kronis.

19 | S I S T E M L I M F A T I K & I M U N I T A S
6. Myasthenia gravis
Myasthenia gravis, yaitu antibody menyerang atot lurik, hal ini menyebabkan
degradasi otot, dan berkurangnya otot untuk menangkap asetilkolin, zat yang
dilepaskan oleh saraf yang memicu kontraksi otot. Contohnya jika terjadi pada
mata, pandangan atau posisi mata menjadi tidak simetri.
7. Lupus erythemstosus
Lupus erythemstosus, yaitu antibody menyerang sel-sel tubuh yang lain (secara
umum) sebagai se lasing. Penyakit ini sangat sulit di kenali karena gejalanya
sangat umum.
8. Addison’s disease
Addison’s disease, yaitu antibody menyerang kelenjar adrenalin.
9. Multiple sclerosis
Multiple sclerosis, yaitu anbodi menyrang jaringan saraf di otak dan tulang
belakang.
10. Diabetes mellitus
Diabetes mellitus, yaitu tipe I (insulin-dependent dibetes mellitus). Antibody
menyerang sel-sel beta di dalam pancreas yang memproduksi hormone insulin.

Teknologi Terkait Sistem Imunitas

1. Vaksin
Kekebalan buatan adalah suatu bentuk kekebalan tubuh yang sengaja dibuat untuk
ditumbuhkan melalui pemberian vaksin. Vaksin adalah bibit penyakit (kuman/antihgen)
yang telah dilemahkan. Contohnya jika menginginkan tubuh memproduksi anbodi
tetanus, maka seseorang di suntik bakteri tetanus yang telah dilemahkan. Vaksin tetanus
yang masuk tersebut akan di anggap tubuh sebagai antigen sehingga tubuh akan
memproduksi antibodi.
Secara garis besar, vaksin dikelompokkan menjadi 4 jenis, yaitu:
a. Vaksin Bcille calmette-guerin (BCG), polio jenis sabin dan campak terbuat dari
mikroorganisme yang telah dilemahkan.
b. Vaksin pertussis dan polio jenis salk, berasal dari mikroorganisme yang telah
dimatikan.

20 | S I S T E M L I M F A T I K & I M U N I T A S
c. Vaksin tetanus toksoid dan difteri, berasal dari toksin mikroorganisme yang telah
dilemahkan.
d. Vaksin hepatitis B, terbuat dari protein mikroorganisme.
2. Serum
Serum adalah plasma darah yang telah mengandung antibody untuk melawan antigen
tertentu. Pembuatan serum dilakukan dengan menyuntik kuda atau kelinci dengan vaksin
tertentu. Setelah tubuh kelinci atau kuda membentuk antibody, kemudian plasma darah
yang mengandung antibody diisolasi. Umumnya pemberian serum dilakukan untuk
pengobsatan dan bukan pencegahan.
a. Serum albumin
Serum albumin, sering di sebut albumin adalah protein dengan jumlah terbanyak di
dalam tubuh. Albumin sangat penting demi memelihara tekanan osmosis untuk
distribusi fluida tubuh antara intravascular compartment dan jaringan tubuh. Albumin
juga berfungsi sebagai pengusung plasma dengan secara tidak langsung mengikat
beberapa hormone steroid hydrophobic dan protein pengusung bagi hemin dan asam
lemak dalam sirkulasinya.
b. Serum globulin
Serum globilin adalah istilah umum yang digunakan untuk protein yang tidak larut,
baik di dalam air maupun di dalam larutan garam konsentrasi tinggi, tetapi larut
dalam larutan garam konsentrasi sedang.

21 | S I S T E M L I M F A T I K & I M U N I T A S
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pembuluh getah bening atau pembuluh limfe berasal dari sekumpulan pembuluh
kapiler limfe yang buntu. Berbeda dengan kapiler darah, kapiler limfe memiliki banyak
pori, pori ini berdiameter cukup besar dan permeable terhadap protein.

Adapun fungsi sistem limfatik manusia adalah :


1. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah
2. Mengangkut limfosit dari jantung ke sirkulasi darah
3. Untuk membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi darah
4. Kelenjar limfa menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk menghindarkan
penyebaran organisme itu dari tempat masuknya
5. Apabila ada infeksi, kelenjar limfa menghasilkan zat antibodi untuk melindungi tubuh
terhadap kelenjar infeksi

Kelenjar Limfe berbentuk seperti kacang dengan suatu lekukan yang di sebut hilus,
diameternya 0,1-2,4 cm dan terletak sepanjang pembuluh limfe. Pada bagian luarnya
terdapat kapsula yang terdiri dari jaringam ikat. Bagian-bagian kapsula yang masuk ke
dalam kelenjar di sebut trabeluka. Di antara trabeluka terdapat kumpulan limfosit.

Cairan limfa suatu cairan yang transparan, berwarna kekuningan, memiliki berat jenis
1,015-1,023, dan terdapat di dalam pembuluh limfe. Cairan ini terdiri dari air, glukosa
dan garam kira-kira sama dengan plasma darah.

22 | S I S T E M L I M F A T I K & I M U N I T A S
DAFTAR PUSTAKA

Sutanta, Ns. 2019. Anatomi Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Thema publishing.


Judha, Mohamad. 2016. Rangkuman Sederhana Anatomi Dan Fisiologi Untuk Mahasiswa
Kesehatan. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Irianto, Kus. 2013. Struktur Dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis. Bandung: Yrama
Widya.
Syaifuddin, 2013. Fisiologi Tubuh Manusia. Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Medika

23 | S I S T E M L I M F A T I K & I M U N I T A S

Anda mungkin juga menyukai