OLEH :
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui proses pengolahan produk keju yang berbahan dasar susu dalam
skala industri kecil
2. Untuk mengetahui kelayakan usaha dari industri
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
dapat menyebabkan perbedaan kadar lemak yang dihasilkan, hal ini disebabkan bahwa semakin
tinggi konsentrasi rennet (Mucor miehei) yang ditambahkan maka semakin rendah kadar
lemak. M. miehei merupakan salah satu mikroorganisme yang menghasilkan enzim protease
yang mampu memecah protein dan enzim lipase yang mampu memecah lemak pada kisaran
pH 5,5-7,5.
2.3 Susu
Susu merupakan hasil eksresi kelenjar susu hewan mamalia betina sebagai sumber gizi bagi
anaknya. Kebutuhan gizi bagi setiap mamalia betina bervariasi sehingga kandungan susu yang
dihasilkan juga tidak sama pada hewan mamalia yang berbeda (Potter, 1976). Menurut
Winarno (1993), susu adalah cairan berwarna putih yang disekreasi oleh kelenjar mammae
(ambing) pada binatang mamalia betina untuk nahan sumber gizi bagi anaknya.
Menurut Winarno (1993), susu merupakan sumber protein dengan mutu sangat tinggi.
Kadar protein susu sapi sekitar 3,5%. Protein susu pada umumnya dapat dibagi menjadi dua
golongan, yaitu kasein dan protein whey. Kadar kasein pada susu mencapai 80% dari jumlah
total protein yang terdapat dalam susu sapi, sedangkan protein whey sebanyak 20%. Menurut
Khomsan (2004), Karbohidrat utama yang terdapat di dalam susu adalah laktosa. Laktosa
adalah disakarida yang terdiri dari glukosa dan galaktosa.
2.4 Garam
Garam Natrium klorida untuk keperluan masak dan biasanya diperkaya dengan unsur iodin
(dengan menambahkan 5 g NaI per kg NaCl) padatan Kristal berwarna putih, berasa asin, tidak
higroskopis, bila mengandung MgCl2 menjadi berasa agak pahit dan higroskopis. Digunakan
terutama sebagai bumbu penting untuk makanan, sebagai bumbu penting untuk makanan,
bahan baku pembuatan logam Na dan NaOH ( bahan untuk pembuatan keramik, kaca, dan
pupuk ), sebagai zat pengawet ( Mulyono, 2009).
Selama proses pembuatan keju sering ditambahkan garam, baik dengan cara penaburan
atau perendaman dalam larutan garam. Garam akan mendorong keluar whey dari curd,
sehingga dapat digunakan untuk mengontrol asiditas curd. Kadar garam yang dtambahkan
sangat bervariasi yaitu sekitar 1% (Cootage cheese) sampai 5% (Parmesan and Roquefort
cheese) (Anymous, 2010).
4
BAB III
METODELOGI
3.1 Tempat dan waktu Survei
Survei industri dilaksanakan di Narendra Food Company pada hari selasa, tanggal 26
Maret 2018. Lokasi industri Narendra Food Company terletak di Jl. Karya Wiguna,
Tunggulwulung, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.
3.2 Peralatan
Alat yang digunakan dalam proses pengolahan keju mozarella adalah Timbangan
Digital, cheese vat, stretcher double srew, pisau tajam (khusus untuk memotong curd),
mixer, freezer, cetakan, plastik, freezer box, dan sealer.
3.3 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan keju Mozarella yaitu susu sapi
sebanyak 240 liter, enzim rennet, dan garam.
3.4 Prosedur Pengolahan Keju Mozarella
Pembuatan Keju Mozarella
Cheese vat
pemanasan (T=30oC)
Garam 30 gram
Mixing dengan
bahan tambahan
Stretching dengan
suhu 83oC
Pengemasan
Penyimpanan di
freezer (t=2 hari)
Disimpan di room
freezer
5
BAB IV
HASIL SURVEI
BIAYA USAHA :
Biaya Penjualan Rp. 2.805.000 Rp. 4.000.000
Biaya Adm Rp. 3.000.000 Rp. 2.500.000
Jumlah Rp. 5.805.000 Rp. 6.500.000 Rp. 12.305.000
Total Biaya Rp. 6.805.000 Rp. 37.662.000 Rp. 44.467.000
7
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari survey yang telah dilakukan yaitu :
Proses pembuatan mozarella dalam industri ini dimulai dari pemanasan susu yang telah di
terima 240 liter dimasukkan ke dalam cheesvet untuk dilakukan pemanasan hingga suhu 30oC.
Setelah pemanasan dilakuakan penambahan enzim rennet pada susu. Apabila proses
pembentukan curd sudah sempurna (diendapkan selama 15 menit lalu curd ditekan dan dilihat)
maka di lakukanlah pemotongan dengan pisau yang mata pisau berbeda di lakukan kurang
lebih 7 kali secara berulang ulang. Tahap selanjutnya adalah pencampuran garam dan curd
kedalam mixer. Setelah itu, dilakukan pemuluran (Stretching) keju mozarella untuk
membentuk tekstur dan setelah terbentuk tekstur lalu disimpan kulkas selama 2 hari, dikemas
dan disimpan dalam freezer. Hasil dari pembuatan Keju Mozarella yaitu 240 liter susu
dihasilkan 30 Kg/hari Keju Mozarella dengan harga Rp.85.000/Kg.
Dari hasil perhitungan kelayakan usaha dengan BEP, nilai max pengurangan produksi
keju dari produksi maksimal sebanyak 660 kg untuk tetap mendapatkan laba yaitu 243 kg
dengan perolehan laba Rp. 11.633.000. Namun jika produksi mengalami penurunan dibawah
nilai BEP unit maka perusahaan akan mengalami kerugian.
8
DAFTAR PUSTAKA
Fox, P.F., T.P. Guinee, T.M. Cogan and P.L.H. McSweeney. 2000. Fundamentals of Cheese
Science. Aspen Publishers, Inc. Maryland.
Geantaresa, E. dan FM. Titin. 2010. Pemanfaatan Ekstrak Kasar Papain sebagai Koagulan
pada Pembuatan Keju Cottage Menggunakan Bakteri. Jurnal Saines dan Teknologi
Kimia 1 (1): 38-43.
Khomsan, A. 2004. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan, Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.
Stefanini, G. 1991. Mozzarella Cheesemaking in Italy. Proceedings of Marschall Italian &
Specialty Cheese Seminars.
Potter, N. N dan J. H. Hotchkiss. 1976. Food Science. 5th ed. Chapman & Hall, New York.
Walstra P et al. (2006). Dairy Technology: Principles of Milk Properties and Processes.
CRC/Taylor and Francis. New York.
Willman, C. and N. Willman. 1993. Home Cheese Making. The Australian Dairy Corporation,
Melbourne
Winarno, F.G., 1993. Pangan Gizi, Teknologi dan Konsumen. PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
9
LAMPIRAN
Alat yang digunakan :
10
DOKUMENTASI
Produk
11