PENGANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER APBD : SUATU KAJIAN LITERATUR
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara kajian literatur
Penulisan Jurnal bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi perencanaan dan penganggaran kesehatan bersumber APBD Hasil kajian ini menunjukkan bahwa Fungsi manajemen Dinas Kesehatan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran masih lemah, oleh karena faktor kompetensi SDM dan sistem informasi yang belum memadai Berdasarkan kajian tersebut maka Dinas Kesehatan perlu meningkatkan kapasitas manajemen dalam perencanaan dan penganggaran kesehatan Diperlukan komitmen Pemerintah Daerah untuk melaksanakan amanat Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 yaitu mengalokasikan 10% APBD untuk anggaran kesehatan Untuk mendapatkan dukungan politik dalam penganggaran kesehatan, maka dinas kesehatan perlu melakukan advokasi kepada lembaga legislatif maupun eksekutif, agar lebih memahami konteks dan dinamika sektor kesehatan ANALISIS JURNAL 2 ANALISIS PERENCANAAN KESEHATAN OLEH LEMBAGA PERENCANA KESEHATAN DAERAH (BAPPEDA TINGKAT II DAN DINAS KESEHATAN TINGKAT II) DI DAERAH TINGKAT II PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jenis penelitian ini merupakan penjelasan analisis deskriptif.
Metode pengumpulan data menggunakan metode kualitatif melalui wawancara mendalam, observasi terstruktur, dan Forum Grup Discussion Penelitian ini bersifat kualitatif dengan tujuan untuk studi kasus eksploratif. Responden penelitian terdiri dari personal yang mempunyai akses langsung pada perencanaan kesehatan di Dati II yang untuk selanjutnya disbut dengan subjek utama penelitian. Analisis data dilakukan dengan cara kualitatif deskriptif analisis dengan pengkodingan dan tabulasi untuk meringkas data-data hasil observasi terstruktur (check list) dan data-data naratif deskriptif, serta melakukan cross check pada hasil penelitian Hasil penelitian menunjukan bahwa kapasitas kembaga internal perencana kesehatan Dati II di Kabupaten Kulonprogo dan Kotamadya Yogyakarta tidak baik (tidak memadai). Hasil studi eksplorasi menunjukan bahwa kapasitas kembaga eksternal perencana kesehatan Dati II di Kabupaten Kulonprogo dan Kotamadya Yogyakarta tidak baik (tidak memadai). Hal yang harus dilakukan dalam mengantisipasi otonomi daerah di tahun selanjutnya adalah perlu diadakannya upaya-upaya pemberdayaan kelembagaan perencana kesehatan di daerah ebrsangkutan.