Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KESIMPULAN
1. Proses penyerahan dari Hasan bin Ali kepada Muawiyah bin Abi Sufyan dilakukan di suatu
tempat yang bernama Maskin dengan ditandai pengangkatan sumpah setia. Dia telah berhasil
meraih cita-cita untuk menjadi seorang pemimpin umat Islam menggantikan posisi dari
Hasan bin Ali sebagai khalifah. Dengan demikian berdirilah dinasti baru yaitu Dinasti Bani
Umayyah (661-750 M) yang mengubah gaya kepemimpinannya dengan cara meniru gaya
kepemimpinan raja-raja Persia dan Romawi berupa peralihan kekuasaan kepada anak-
anaknya secara turun temurun.
2. Pada masa khilafah al-Rasyidin benar-benar menurut teladan Nabi. Mereka dipilih melalui
proses musyawarah, yang dalam istilah sekarang disebut dengan demokratis. Setelah periode
ini pemerintahan Islam berbentuk kerajaan. Kekuasaan diwariskan secara turun temurun.
Selain itu, seorang khalifah pada masa khilafah rasyidah, tidak pernah bertindak sendiri
ketika negara menghadapi kesulitan. Sedangkan khalifah-khalifah sesudahnya sering
bertindak ototriter.
3. Sepeninggal khalifah Hisyam ibn Abd Al-Malik, khalifah-khalifah yang terpilih bukan hanya
lemah tetapi juga bermoral buruk. Hal ini makin memperkuat golongan oposisi. Akhirnya,
pada tahun 750 M, dinasti Umayyah digulingkan Bani Abbas yang bersekutu dengan Abu
Muslim Al-Khurasani. Marwan bin Muhammad, khalifah terakhir Bani Umayyah, melarikan
diri ke Mesir, kemudian dia ditangkap dan dibunuh disana.
DAFTAR PUSTAKA
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007
Syukur, Fatah. Sejarah Peradaban Islam, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang, 2008
Sulaiman, Rusydi. Pengantar Metodologi Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2014
Istian Aby Bakar, Sejarah Peradaban Islam untuk perguruan tinggi islam dan umum,UIN
malang pres,2008
MASA ABBASIYAH
A. LATAR BELAKANG HADIRNYA DINASTY ABBASIYAH
Berdirinya dinasti abbasiyah tak bisa dilepaskan dari muncuknya berbagai masalah di
periode-periode akhir dinasti ummayah. Masalah masalah tersebut kemudian bertemu dengan
masalah yang lain yang memiliki keterkaitan. Ketidak puasan di sana-sini yang ditampakkan
lewat berbagai macam pemberontakanjelas menjadi pekerjaan rumah yang serius bagi
kelangsungan hidup bani ummayah, yang kemudian menjadi momentum yang tepat untuk
menjatuhkan dinasti ummayah yang dimotori oleh abu al-abbas al-saffah.
Pada saat yang sama pula banyak ketidak puasan akan pemerintahan yang dibawa oleh
para khalifah bani ummayah, kemudian muncullah gerakan propaganda untuk menjatuhkan
daulah bani ummayah dari kekuasan. Gerakan yang digalang keluarga al-abbas ini awalnya
bersifat rahasia kemudian berlanjut secar terang-terangan, setelah dirasa mempunyai
kekuatan dan dukungan dari rakyat. Setelah perjuangan bani abbas menuju tampuk kekuasaan
dan tidak ditutup-tutupi lagi, terjadilah pertempuran antara abu muslim dari bani abbasiyah
menggempur khalifah marwan dari daulah bani ummayah, yang kemudian ditandai dengan
terbunuhnya khalifah marwan di mesir. Dengan demikian berakhirlah riwayat dinasti
ummayah dan lahirlah dinasti abbasiyah.
Pada masa ini peradaban islam mengalami banyak kemajuan. Hal itu ditandai dengan
dengan ilmu pengetahuan , yang diawali dengan penerjemahan naskah-naskah asing terutama
yang berbahasa yunani kedalam bahasa arab, pendirian pusat pengembangan ilmu dan
pengetahuan dan keagamaan sebagai buah dari kebebasan berpikir. Imperium kedua dalam di
dunia islam yang menggantikan daulah ummayah ini ini setelah terjadi revolusi sosial yang
dipelopori oleh para keturunan bani abbas yang tak luput oleh dukungan golongan oposisi
terhadap bani ummayah seperti kaum syiah, khawarij, qadariyah, mawali, dan suku arab
bagian selatan.
Kemajuan peradaban abbasiyah sebagiannya disebabkan oleh stabilitas politik dan
kemakmuran ekonomi kerajaan ini. Pusat kekuasaan abbasiyah berada di baghdad. Daerah ini
bertumpu pada pertanian dengan sistem kanan dan irigasi di sungai eufrat dan tigris yang
mengalir sampai teluk persia. Perdangan juga menjadi tumpuan kehidupan masyarakat
baghhdad yang menjadi kota transit perdangan antar wilayah timur seperti persia, india, china
dan nusantara. Dan pada masa ini masyarakat islam juga mengalami kemajuan ilmu
pengetahuan yang sangat pesat.
2. Kemerosotan Ekonomi
Khilafah Abbasiyah mengalami kemunduran ekonomi bersamaan dengan
kemunduran di bidang politik. Pada periode pertama, pemerintahan Abbasiyah
merupakan pemerintahan yang kaya. Dan yang masuk lebih besar daripada
pengeluaran, sehingga baitul mal penuh dengan harta. Setelah khilafah mengalami
periode kemunduran, negara mengalami defisit anggaran, dengan demikian terjadi
kemerosotan ekonomi.
3. Konflik Keagamaan
Konflik keagamaan yang muncul menjadi isu sentra pada masa khilafah Abbasiyah,
sehingga mangakibatkan perpecahan. Berbagai aliran keagamaan seperti
Mu’tazilah, Syi’ah, Ahlussunnah, dan kelompok-kelompok lainnya menjadikan
pemerintahan Abbasiyah mengalami kesulitan untuk mempersatukan berbagai
faham keagamaan yang ada.
KESIMPULAN
Dari paparan di atas, bisa disimpulkan bahwa Dinasti Bani Abbasiyah merupakan
puncak peradaban Islam. Hal ini dikarenakan perkembangan ilmu pengetahuan pada
beberapa Khalifah mengalami perkembangan yang pesat. Dalam kurun waktu yang relatif
lama, tidak mustahil jika Dinasti Bani Abbasiyah mampu memajukan peradaban Islam pada
masa itu.
Seiring dengan berjalannya waktu, muncul lah ego – ego dari para penguasa
sehingga menjadi faktor yang menyebabkan kemunduruan Dinasti Bani
Abbasiyah. Banyaknya penguasa yang hedonisme, korupsi serta berfoya – foya membuat
anggaran Negara sulit untuk diatur. Akibatnya banyak bangsa seperti Turki dan Persia, ingin
mengambil alih kekuasaan Bani Abbasiyah dengan cara menggerogoti dari dalam. Juga
karena banyaknya provinsi yang melepaskan diri dari cengkraman kekuasaan Bani
Abbasiyah. Provinsi – provinsi ini tidak hanya melepaskan diri, tapi juga ikut memberontak
dan ingin menggusur Bani Abbasiyah. Hal inilah yang membuat lemahnya Dinasti Bani
Abbasiyah hingga akhirnya para pemberontak berhasil merobohkan kekuasaan Bani
Abbasiyah.
DAFTAR PUSTAKA
Syukur, Fatah NC, Sejarah Peradaban Islam,Pustaka Rizki Putra, Semarang, 2011