PRA PROPOSAL
Oleh :
RIKI ARDI
12121676
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dengan peningkatan pendidikan dapat merubah pola hidup dan pola makan, dari pola
makan tradisional ke pola makan makanan praktis dan siap saji yang dapat menimbulkan
mutu gizi yang tidak seimbang. Hal tersebut terutama terlihat di kota-kota besar di
Indonesia. Menurut Sismoyo (2006) Pola makan jika tidak dikonsumsi secara rasional
meningkat.
Dan pada tahun 2010 sulistyoningsih mengartikan bahwa pola makan adalah cara
seseorang atau sekelompok orang untuk memilih makanan dan mengosumsinya sebagai
(Sulistyoningsih, 2010).
kesehatan yang diakibatkan oleh gizi lebih dini mulai muncul pada awal tahun 1990-an.
perkotaan, menyebabkan adanya perubahan pola makan dan pola aktifitas yang
2003).
Badan kesehatan dunia World of Health Organitation (WHO) mengindikasikan,
bahwa ada 1,6 miliar orang di dunia (usia di atas 15 tahun) yang memiliki berat badan
10,3 persen dari angka kematian di dunia, angka tersebut menempati peringkat kelima
Obesitas adalah suatu kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya lemak,
untuk pria dan wanita masing- masing melebihi 20% dan 25% dari berat tubuh dan dapat
Untuk anak anak di bawah 5 tahun penderita obesitas mencapai 12,2 persen pada 2007,
lalu meningkat 14,2 persen pada 2010. Sedangkan usia 18 tahun pada 2007 mencapai
Menurut British Population Survey (BPS) pada 2014, jumlah pria gemuk enam
kali lebih banyak dari 10 tahun yang lalu. Sementara untuk wanita adalah 3,5 kalinya
kasus obesitas pada remaja usia 15-18 tahun yang tertinggi dalam 4 tahun terakhir yaitu
memiliki pola makan yang berbeda dari pertama mereka sampai di padang yang sebagian
didapatkan keterangan yaitu pola makannya ada yang teratur ada yang tidak dan
kecendrungan makan di tengah malam bagi para laki-laki. Kondisi status gizi pada
mahasiswa yang memiliki berat badan lebih, kurang baik yaitu pada saat dilakukan
pengukuran IMT (Indeks Masa Tubuh) di dapatkan hasil antara 25,0 - 30,5 kg/m. Nilai
obesitas. Masalah yang timbul pada mahasiwa yang mengalami obesitas adalah adanya
gangguan dalam aktivitas sehari-hari. Selain itu mahasiswa lebih merasa banyak
makan yang teratur. Konsumsi makan mahasiswa obesitas jumlah porsi dan zat gizinya
dapat lebih banyak dari mahasiswa lain yang tidak mengalami obesitas.
(Nursalam,2008).
Dalam hal ini karena tersedianya responden yang dapat dijadikan sampel dalam
Mercubaktijaya padang, hal ini sesuai dengan pendapat Nursalam (2008) karena
keterbatasan waktu dan dana seorang peneliti perlu menentukan responden yang tersedia
yang tidak memerlukan biaya yang banyak sehingga peneliti menetapkan STIKes
Mercubaktijaya Padang sebagai tempat penelitian. Berdasarkan data di atas maka tujuan
dari penelitian ini adalah mengetahui apakah benar pola makan berhubungan dengan
terjadinya obesitas khususnya pada Mahasiswa Tingkat III Prodi S1 Keperawatan STIKes
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini
adalah “Apakah ada hubungan antara pola makan dengan kejadian obesitas pada
Tahun 2016
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
obesitas.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi mahasiswa
dan memberikan pengetahuan tentang obesitas itu sendiri serta dampak yang akan
E. Keaslian Penelitian
1. Penelitian yang dilakukan oleh Sismoyo (2006), meneliti tentang konsumsi fast food
sebagai faktor risiko terjadinya obesitas pada remaja usia 15-17 tahun di SMUN 3
pendekatan case control study. Populasi penelitiannya adalah siswa-siswi kelas 1 dan
risiko yang menyebabkan terjadinya obesitas. Perbedaan dengan penelitian yang akan
dilakukan yaitu, pada penelitian diatas jenis penelitiannya yaitu observasional analitik
dengan pendekatan case control study, sedangkan penelitian yang akan dilakukan
adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jika penelitian diatas
populasinya kelas 1 dan 2 SMUN 3 Semarang maka pada penelitian yang akan
2. Leane (2005) yang meneliti tentang hubungan pengetahuan orang tua tentang status
gizi dengan kejadian berat badan anak usia remaja di Semarang. Penelitin ini
kejadian berat badan berlebih, artinya semakin tinggi pengetahuan orang tua tentang
status gizi maka angka kejadian berat badan berlebih semakin rendah. Perbedaan
dengan penelitian yang akan dilakukan adalah terletak pada variabel, jika penelitian
diatas variabel terikatnya adalah pengetahuan orang tua sedangkan pada penelitian
3. Oktiningrum (2007) yang meneliti hubungan pengetahuan dengan sikap dan perilaku
mengkonsumsi fast food pada remaja dengan obesitas. Kriteria inklusi penelitian ini
adalah mahasiswa semester satu, tidak memiliki keturunan obesitas, remaja dengan
menggunakan kuesioner dengan kategori tinggi, sedang dan rendah. Hasil penelitian
menunjukkan tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap dan perilaku
http://pamuncar.blogspot.com/2012/06/definisi-peran-dan-fungsi-mahasiswa.html
Basuki A, Manampiring, E.A. Tompunu M. (2005). Hubungan Asupan Energi dengan kejadian
obesitas pada remaja sekolah menengah pertama dikota Manado. Media Kesehatan.
Damopolii, W. (2013). Hubungan Konsumsi Fast Food Dengan Kejadian Obesitas Pada Anak
Ilmu keperawatan.
2014
Freitag, H. (2010). Bebas Obesitas Tanpa Diet Menyiksa. Yogyakarta : Media pressindo.
(DBM).http://indonesiamdgs.org/articles/view/pasca2015-5-memastikan-ketahanan-
Sukirman, (2000). Ilmu Gizi dan Aplikasinya Untuk Keluarga dan Masyarakat. Ditjen Dikti.
Yamin, B. (2013). Hubungan Asupan Energi Dengan Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah
Dasar Di Kota Manado. Skripsi Universitas Sam Ratulangi Manado Fakultas Kedokteran
Ilmu keperawatan