Anda di halaman 1dari 4

Yama, IDR: 25 K

Motto:
“Harga tinggi kualitas terjamin”
Pertanyaan:
Etiologi dan manifestasi klinis dari intoleransi laktosa pada gastroenteritis!
Jawab:
- Etiologi
Gastroenteritis atau peradangan pada saluran pencernaan, yang melibatkan lambung dan
usus kecil, serta mengakibatkan diare akut. Peradangan paling sering disebabkan oleh infeksi
virus tertentu atau lebih jarang oleh bakteri, racun dari agen penginfeksi, parasit, atau reaksi
negatif terhadap suatu dalam makanan atau obat (sumber: http://scribd.com/doc/171780228
(cited: 8 april 2014 at 4 p.m.))

Berikut adalah agen yang umumnya menyebabkan gastroenteritis (sumber: mikrobiologi hal 780-
782)
- Manifestasi klinis dari intoleransi laktosa pada gastroenteritis
Hidrolisis disakarida menjadi monosakarida terjadi dalam brush border mukosa usus.
Defisiensi enzim-enzim tertentu yang menghidrolisis disakarida dapat terjadi akibat cacat
genetik, atau terjadi sekunder akibat berbagai macam penyakit saluran cerna yang merusak
mukosa usus halus (patfis 1 hal 445-446).
Salah satu penyakit saluran cerna yang dapat merusak saluran cerna adalah gastroenteritis
akibat infeksi virus. Infeksi virus pada epitel superfisial usus halus setidaknya merusak sel ini
dan fungsi absorptifnya. Salah satu dari tiga virus tersering penyebab penyakit ini adalah
rotavirus (patologi robbin 1 hal 636). Virus ini menginfeksi sel pada vili usus halus
(mukosa lambung dan kolon tidak terinfeksi). Virus ini berkembang biak di dalam sitoplasma
enterosit dan merusak mekanisme trasportnya. Salah satu protein yang disandi rotavirus
adalah NSP4 yang merupakan enterotoksin viral dan memicu sekresi dengan mencetuskan
jalur transduksi sinyal. Sel yang rusak dapat meluruh ke dalam lumen usus dan melepaskan
sejumlah besar virus yang terdapat di dalam feses. Eksresi virus biasanya berlangsung 2-12
hari pada pasien sehat, tetapi dapat memanjang pada mereka yang malnutrisi. Diare yang
disebabkan oleh rotavirus terjadi akibat gangguan absorbsi natrium dan glukosa karena sel
yang rusak pada vili digantikan oleh sel kripta imatur yang tidak dapat menjalankan fungsi
absorbsi (Mikrobiologi hal 530).
Mukosa usus halus yang rusak tadi menyebabkan terganggunya proses hidrolisis
disakarida menjadi monosakarida dalam brush border mukosa usus. Termasuk di dalamnya
adalah laktosa yang merupakan suatu disakarida yang seharusnya dipecah menjadi glukosa
dan galaktosa pada brush border agar dapat diabsorpsi, namun gagal karena rusaknya
mukosa usus halus. Bila laktosa yang tidak dihidrolisis masuk ke usus besar, dapat
menimbulkan efek osmotik yang menyebabkan masuknya air ke dalam lumen kolon. Bakteri
kolon juga meragikan laktosa sehingga menghasilkan asam laktat dan asam lemak yang
mengiritasi kolon. Manifestasi klinisnya adalah terjadi peningkatan motilitas usus akibat
iritasi kolon dan diare hebat (patfis vol 1 hal 446). Gejala diare pada kasus ini berupa tinja
yang encer dengan frekuensi 4 kali atau lebih dalam sehari, yang kadang disertai muntah,
badan lesu atau lemah, panas, tidak nafsu makan, serta darah dan lendir dalam kotoran
(sumber: http://scribd.com/doc/215916084 cited: 8 april 2014 at 4 p.m.)
Catatan : Saya lebih menekankan penjelasan jawaban pada rotavirus, karena pada pemicu
rotavirus testnya positif.

Anda mungkin juga menyukai