Anda di halaman 1dari 13

PEMANFAATAN KEKUASAAN: JUAL BELI JABATAN DI

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

Oleh: M. Izzul Mutho’

NIM: 1112048000021

I. Prolog

Sebelum beranjak kepada pembahasan inti terkait jual beli jabatan perlu
kiranya terlebih dahulu melihat bagaimana Islam memberikan gambaran umum
terkait moral etis maupun syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan muamalah
antar sesama.

Dalam surah al-Qashshash [28] ayat 26, Allah Swt. berfirman:

ۡ ۡ ‫ٱس ۡت َج ۡر ُۖهُ إ َّن خ َۡير من‬ ِ ‫قَالَ ۡت ِإ ۡحدَ ٰى ُه َما ٰ َٰٓيَأ َ َب‬
ُّ ‫ٱست َ َج ۡرتَ ۡٱلقَ ِو‬
٢٦ ُ‫ي ۡٱۡل َ ِمين‬ ِ َ َ ِ ِ ۡ ‫ت‬

Artinya:

Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Ya bapakku ambillah ia sebagai
orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang
kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.”

Ayat di atas berbicara tentang dua orang perempuan yang telah ditolong
oleh Nabi Musa ketika mereka mengambil air. Kedua perempuan tersebut
bernama Qashwarah dan Laya, keduanya merupakan anak dari Nabi Syu’aib.
Dalam keterangan lain, orang tua dari Qasywarah yang akhirnya dinikahkan
dengan Musa bernama Yatsrun, keponakan dari Nabi Syu’aib. Yatsrun
merupakan orang yang paham agama dari bangsa Yahudi.1 Di antara yang
mengatakan bahwa orang tua Qasywarah dan Laya adalah Yatsrun adalah Ibn
‘Abbas, sedangkan yang mengatakan orang tua dari keduanya adalah Nabi
Syu’aib adalah al-Hasan dalam riwayat yang berbeda dari Ibn ‘Abbas.2

1
Al-Thabari, Jami’ al-Bayan fi Tafsir al-Qur’an, (Dar Hijr), juz 18, h. 222
2
Al-Thabari, Jami’ al-Bayan fi Tafsir al-Qur’an, juz 18, h. 223

1
Ayat tersebut adalah menceritakan tentang kedua perempuan di atas yang
meminta ayahnya untuk mempekerjakan Nabi Musa untuk menggembala ternak
mereka. Inisiatif itu mereka utarakan karena melihat Musa sebagai orang yang
bisa dipercaya (amin) sekaligus kuat (qawiy). Menurut al-Thabari, orang yang
kuat dimungkinkan ia memiliki kompetensi untuk menggembala ternak
dibandingkan dengan orang yang lemah. Kekuatan tersebut mereka saksikan pada
saat Musa mengambilkan air untuk mereka. Sedangkan orang yang dapat
dipercaya ia tidak akan menghianati majikannya atau orang yang
memperkerjakannya, hal ini mereka saksikan dengan melihat sikap Musa yang
menundukkan pandangan ketika melihat mereka berdua.3

Ayahnya bertanya, “Apakah yang mendorongmu menilainya seperti itu?”


Ia menjawab, “Sesungguhnya dia dapat mengangkat batu besar yang tidak dapat
diangkat kecuali hanya oleh sepuluh orang laki-laki. Dan sesungguhnya ketika
aku berjalan bersamanya, aku berada di depannya, namun ia mengatakan
kepadaku, “Berjalanlah kamu di belakangku. Jika aku salah jalan, beri tahulah aku
dengan lemparan batu kerikil, agar aku mengetahui jalan mana yang harus
kutempuh.”4

Sufyan As-Sauri telah meriwayatkan dari Abu Ishaq, dari Abu Ubaidah,
dari Abdullah ibnu Mas’ud yang mengatakan bahwa orang yang paling pandai
dalam berfirasat ada tiga orang, yaitu: Abu Bakar ketika berfirasat terhadap Umar
(sebagai penggantinya), teman Nabi Yusuf ketika mengatakan (kepada istrinya),
“Hormatilah kedudukannya”, dan teman wanita Nabi Musa ketika berkata: Ya
Bapakku, ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena
sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita)
adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.(Q.S. Al-Qashash [28]: 26)5

3
Al-Thabari, Jami’ al-Bayan fi Tafsir al-Qur’an, juz 18, h. 222
4
Al-Suyuthi, al-Durr al-Mantsur fi al-Tafsir bi al-Ma’tsur, (Mesir, Dar al-Hijr, 1424 H), juz 11,
h. 447
5
Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur’an al-‘Adzim, (Beirut: Dar Thayyibah li al-Nasyr wa al-Tauzi’, 1420
H), juz 6, h. 143

2
Dalam ayat Al-Quran lainnya juga disebutkan dalam surat Al-Maidah (5)
ayat 1 yang menyebutkan bahawasanya Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

ۗ ‫ص ْي ِد َوأَنت ُ ْم ُح ُر ٌم‬
َّ ‫ت لَ ُكم بَ ِهي َمةُ ٱ ْۡل َ ْن ٰعَ ِم إِ ََّّل َما يُتْلَ ٰى َعلَ ْي ُك ْم َغي َْر ُم ِح ِلى ٱل‬ ۟ ُ‫ٰ َٰٓيَأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُ َٰٓو ۟ا أ َ ْوف‬
ْ َّ‫وا بِ ْٱلعُقُو ِد ۚ أ ُ ِحل‬

ُ ‫ٱَّللَ َيحْ ُك ُم َما ي ُِريد‬


َّ ‫ِإ َّن‬

Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu. Dihalalkan bagimu


binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu)
dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji.
Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.
(Al-Ma'idah 5:1)

Disebutkan dalam kitab tafsir ibnu katsir bahwasanya asbabun nuzul (latar
belakang turunnya ayat ini) adalah Imam Ahmad meriwayatkan dari Asma’ binti
Yazid, ia berkata: “Pada saat aku sedang memegang tali kekang Rasulullah saw.,
tiba-tiba turun kepada beliau surah al-Maidah secara keseluruhan. Karena
beratnya surah al-Maidah, berdetak pangkal kaki depan unta itu.”6

Sementara itu al-Hakim mengatakan: Muhammad bin Ya’qub


menceritakan kepada kami dari Jubair bin Nufair, ia berkata: “Aku pernah pergi
haji, lalu masuk ke rumah ‘Aisyah, maka ia berkata kepadaku: ‘Hai Jubair,
apakah kamu sudah membaca surah al-Maa-idah?’ ‘Sudah.’ Jawabku. Kemudian,
‘Aisyah berkata: ‘Sesungguhnya, ia adalah surah yang terakhir kali turun. Apa
saja yang kalian temukan dari yang halal, maka halalkanlah. Dan apa saja yang
kalian temukan dari yang haram, maka haramkanlah.” (Kemudian al-Hakim
mengatakan: “Hadits tersebut shahih sesuai syarat Syaikhan [al-Bukhari dan
Muslim], tetapi keduanya tidak mengeluarkan hadits itu.”7

6
Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur’an al-‘Adzim, juz 2, h. 6
7
Al-Thabari, Jami’ al-Bayan fi Tafsir al-Qur’an, juz 8, h. 5

3
Ibnu Abi Hatim mengatakan dari Az-Zuhri, ia berkata: “Apabila Allah
berfirman: ‫[ ٰ ََٰٓيأ َ ُّي َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُ َٰٓو ۟ا‬hai orang-orang yang beriman] kerjakanlah oleh kalian,
maka Nabi saw. termasuk dari mereka.”

۟ ُ‫“( أ َ ْوف‬Penuhilah akad-akad itu.”) Ibnu


Mengenai firman-Nya: ‫وا ِب ْٱلعُقُو ِد‬
‘Abbas, Mujahid, dan beberapa ulama lainnya mengatakan: “Yang dimaksud
dengan akad adalah perjanjian.” Ibnu Jarir juga menceritakan adanya ijma’
tentang hal itu. Ia mengatakan: “Perjanjian-perjanjian adalah apa yang mereka
sepakati, berupa sumpah atau yang lainnya.”8

۟ ُ‫“( ٰ َٰٓيَأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُ َٰٓو ۟ا أ َ ْوف‬Hai orang-orang yang
Mengenai firman Allah: ‫وا بِ ْٱلعُقُو ِد‬
beriman, penuhilah akad-akad itu.”) ‘Ali bin Abi Thalhah mengatakan dari Ibnu
‘Abbas, [ia berkata]: “Yang dimaksud dengan perjanjian tersebut adalah segala
yang dihalalkan dan diharamkan Allah, yang difardlukan, dan apa yang ditetapkan
Allah di dalam al-Qur’an secara keseluruhan, maka janganlah kalian
mengkhianati dan melanggarnya.”9

۟ ُ‫“( أ َ ْوف‬Penuhilah akad-akad itu.”) Ibnu ‘Abbas


Mengenai ayat : ‫وا ِب ْٱلعُقُو ِد‬
mengatakan: “Hal itu menunjukkan keharusan berpegang dan menepati janji, dan
hal itu menuntut dihilangkannya hak pilih dalam jual-beli.” Demikianlah madzab
[pendapat] Abu Hanifah dan Malik. Namun pendapat tersebut berbeda dengan
pendapat Syafi’i, Ahmad dan jumhur ulama. Yang menjadi dalil dalam hal itu
adalah hadits yang ditegaskan dalam ash-Shahihain, dari Ibnu ‘Umar, ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: “Penjual dan pembeli mempunyai hak khiyar [hak
memilih untuk jadi atau membatalkannya], selama mereka belum berpisah.”

Sedangkan dalam lafadz lain menurut riwayat al-Bukhari adalah sebagai


berikut: “Jika dua orang melakukan transaksi jual beli, masing-masing dari
keduanya mempunyai hak pilih selama keduanya belum berpisah.”10

8
Al-Thabari, Jami’ al-Bayan fi Tafsir al-Qur’an, juz 8, h. 5
9
Al-Nasa’I, Sunan al-Nasa’i, (Halb: Maktab al-Mathbu’ah al-Islamiyyah, 1406 H), juz 7, h. 56
10
Al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, (Kairo: Dar al-Sya’b, 1407 H), juz 3, h. 83

4
Kemudian Allah mempertegas hal itu lagi, Allah berfirman dalam Surat
Ar-Ra’du ayat 25:

ِ ‫ص َل َويُ ْف ِسدُونَ فِي ْاۡل َ ْر‬


ۙ‫ض‬ َ ‫َّللاُ ِب ِه أَن يُو‬
َّ ‫طعُونَ َما أ َ َم َر‬ َّ َ‫َوالَّذِينَ يَنقُضُونَ َع ْهد‬
َ ‫َّللاِ ِمن بَ ْع ِد ِميثَاقِ ِه َويَ ْق‬

ُ ‫أُو ٰلَئِكَ لَ ُه ُم اللَّ ْعنَةُ َولَ ُه ْم‬


‫سو ُء الد َِّار‬

Artinya:

“Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan
memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan
Mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang Itulah yang memperoleh kutukan
dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahannam).” (Ar-Ra’du: 25)

II. Latar Belakang Masalah

Sebenarnya bukanlah rahasia lagi jual beli jabatan, bahkan sudah menjadi
peluang usaha bagi pejabat terpilih. Tidak saja terjadi di lembaga pemerintahan
daerah atau pusat, bahkan lembaga yang bergerak dibidang penegakan hukum.
Hal ini sudah jadi mata rantai yang tak terpisahkan yang dimulai siklusnya dari
pemilihan pejabat yang akan menduduki suatu kursi jabatan tertentu entah kepala
dinas, kepala lembaga, atau pimpinan disuatu bidang. Apabila dia adalah kepala
daerah siklus dimulai ketika pemilu, apabila dia adalah calon pimpinan suatu
lembaga siklusnya dimulai ketika pemilihan pengganti dari pimpinan sebelumnya.
Siklus ini akan berlangsung terus menerus, sampai ada yang "berani" memangkas
siklus ini dengan penegakan hukum serta perbaikan sistem yang tidak
memungkinkan para pejabat pemegang kuasa memanfaatkan peluang usaha yang
tidak seharusnya.

III. Identifikasi Masalah

Jual beli Jabatan yang marak terjadi mungkin bisa di karenakan tingginya
biaya politik pada awalnya. Juga, keinginan masyarakat instan untuk segera naik

5
jabatan membuka peluang oknum tertentu untuk meraup untung, belakangan
malah justru pelaku jual beli jabatan adalah orang partai yang memiliki kader
pimpinan di kementerian dan lembaga tinggi Negara lainnya, meski bukan orang
dalam namun okunum ini justru bisa bermanuver dan bahakn mengendalikan
orang di kementerian atau lembaga Negara tersebut. Dalam istilah hukum disebut
dengan abuse of power bilamana dikendalikan oleh pemegang kekuasaan. Namun
hal ini menjadi ironi bila yang bermain bukan pemegang kekuasaan tapi orang di
balik layar alias orang yang punya kendali invisible (tak terlihat) secara struktural
namun secara kultural sanagat berperan, bahasa sederhana nya adalah dalang atau
manus domina. Dari sinilah asal-usul KKN terjadi, Ini menjadi awal
persinggungan antara birokrasi dan korupsi. Jual beli jabatan ini, awal dari
korupsi. Maraknya jual beli jabatan tujuannya untuk politisasi ASN, bandit
anggaran, dan keuntungan dari kewenangan urusan kepegawaian dengan jual beli.

Adanya berbagai modus kotor yang dilakukan oknum tak bertanggung jawab
terkait jual beli jabatan di lingkungan Kementerian dan lembaga tinggi Negara.
Masalah persaingan yang ketat dan conflict of interest (kepentingan) menjadi
faktor pemicu timbulnya kecurangan untuk bisa mendapatkan kursi jabatan
sebagai aparatur Negara dan untuk zig zag dalam menduduki jabatan strategis
dalam lembaga Negara.

IV. Studi Kasus

Dalam menjalani kehidupan yang wajar manusia pasti butuh untuk


berinteraksi dengan manusia lainnya hal ini adalah kodrat manusia yang
merupakan makhluk social yang butuh akan adanya makhluk lainnya dalam
menjalani hidupnya. Namun ,ternyata interaksi ini juga bisa berdampak positif
namun terkadang juga berdampak negatif hal ini tentu di pengaruhi juga oleh
faktor pertemanan. Rasulullah bersabda :

ُ ‫ِين َخ ِلي ِل ِه فَ ْل َي ْن‬


‫ظ ْر أ َ َحد ُ ُك ْم َم ْن يُخَا ِل ُل‬ ِ ‫علَى د‬
َ ‫الر ُج ُل‬
َّ

6
Seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, salah
satu di antara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan teman.11

Sudah dapat dipastikan, bahwa seorang teman memiliki pengaruh yang


sangat besar terhadap temannya. Teman bisa mempengaruhi agama, pandangan
hidup, kebiasaan dan sifat-sifat seseorang.

‘Abdul Muhsin Al-Qâsim12 berkata, “Sifat manusia adalah cepat


terpengaruh dengan teman pergaulannya. Manusia saja bisa terpengaruh bahkan
dengan seekor binatang ternak.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

‫س ِكينَةُ فِي أ َ ْه ِل ا ْلغَنَ ِم‬


َّ ‫ْالفَ ْخ ُر َو ْال ُخيَالَ ُء فِي ْالفَدَّادِينَ أ َ ْه ِل ْال َوبَ ِر َوال‬

Artinya:

Kesombongan dan keangkuhan terdapat pada orang-orang yang meninggikan


suara di kalangan pengembala onta. Dan ketenangan terdapat pada pengembala
kambing.13

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa mengembalakan


onta akan berpengaruh akan timbulnya kesombongan dan keangkuhan dan
mengembalakan kambing berpengaruh akan timbulnya sifat ketenangan. Jika
dengan hewan saja, makhluk yang tidak punya berakal dan kita tidak tahu apa
maksud dari suara yang dikeluarkannya, manusia saja bisa terpengaruh. maka
bagaimana pendapat Anda dengan orang yang bisa bicara dengan Anda, paham
perkataan Anda, bahkan terkadang membohongi dan mengajak Anda untuk
memenuhi hawa nafsunya serta memperdayai Anda dengan syahwat? Bukankan
orang itu akan lebih berpengaruh?14

11
Lihat Abu Dâwud, Sunan Abi Dawud no. 4833 ; lihat juga at-Tirmidzi, Jami’ Sunan At-
Tirmidzi, no. 2378. (ash-Shahîhah no. 927)
12
Imam Masjid Nabawi dan hakim di Mahkamah Syariah Madinah.
13
Lihat Al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, juz 4, h. 417; lihat juga Muslim, Shahih Muslim, (Beirut:
Dar al-Jail, t.t.), juz 1, h. 52
14
Muhammad, Khuthuwât ila as-Sa’âdah, h. 141

7
Kasus yang akan penulis bahas disini adalah kasus yang masih sangat
hangat yang baru-baru ini terjadi pada elit politik dinegeri Indonesia tercinta ini,
yaitu kasus penyuapan atau jual beli jabatan yang ada kementerian agama.15

Kasus jual beli jabatan di Kementerian Agama terbongkar usai operasi


tangkap tangan yang dilakukan KPK, Jumat, 15 Maret 2019. Dalam kasus ini,
komisi antirasuah pun telah menetapkan tiga tersangka, yaitu: Romahurmuziy
(Ketum PPP), Haris Hasanudin (Kakanwil Kemenag Jatim), dan Muhammad
Muafaq Wirahadi (Kemenag Gresik). 16

Menurut penulis bahwa praktik ‘jual-beli' jabatan oleh ASN banyak


dilakukan dengan cara memberikan sejumlah uang kepada kepala daerah. Praktik
suap tersebut diduga juga banyak melibatkan perantara demi memuluskan proses
mutasi dan promosi jabatan.

Suap jual beli jabatan ini menambah daftar panjang rentetan kasus korupsi
di lingkungan Kemenag. Sebut saja kasus penyalahgunaan wewenang dalam
pelaksanaan ibadah haji tahun 2010-2013 yang menjerat Suryadharma Ali.
Suryadharma juga terjerat perkara korupsi penggunaan DOM (Dana Operasional
Menteri) di Kemenag pada 2011-2014. Saat itu, Suryadharma menjabat sebagai
Menteri Agama sekaligus Ketua Umum PPP. Pengadilan Tipikor Jakarta
memvonis Suryadharma dengan pidana 6 tahun penjara dan denda Rp300 juta
subsider 3 bulan kurungan serta membayar uang pengganti Rp1,8 miliar pada 11
Januari 2016. Kemudian Suryadharma mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi
DKI Jakarta pada Juni 2016, tapi ditolak. Masa hukumannya justru diperberat
menjadi 10 tahun penjara. Tak berhenti di situ, Suryadharma lalu mengajukan
Peninjauan Kembali (PK) terhadap kasusnya di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
pada Juni 2018 .

15
Lihat https://news.detik.com/berita/d-4470008/romahurmuziy-tersangka-suap-kpk-miris-jual-
beli-jabatan-di-kemenag diakses pada Senin 22 April 2019 Pkl 15.29
16
https://tirto.id/suap-jual-beli-jabatan-mungkinkah-menag-lukman-hakim-terlibat-djZf. diakses
pada Senin 22 April 2019 Pkl 15.30

8
Hingga kini, eks Ketum PPP ini masih meringkuk di dalam bui. Selain
pelaksanaan haji, pengadaan kitab suci Alquran di Direktorat Jenderal Bimbingan
Masyarakat Islam Kemenag tahun anggaran 2011-2012 juga turut dikorupsi.
Bekas Direktur Urusan Agama Islam, Ahmad Jauhari menjadi terpidana dalam
kasus tersebut. Jauhari divonis 8 tahun penjara dan denda Rp 200 juta subsider 6
bulan kurungan penjara oleh Pengadilan Tipikor Jakarta pada April 2014. Soal
kasus yang menjerat Romi, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin sempat
memberikan komentar usai operasi tangkap tangan terhadap Romi dan dua anak
buahnya. Lukman berkata kasus suap jual beli jabatan itu bersifat personal dan
merupakan tanggung jawab pribadi masing-masing. Ia menolak kementerian yang
dipimpinnya harus ikut bertanggung jawab.17

Terkait OTT ini, tim KPK mengamankan uang total Rp 156.758.000 dari
sejumlah orang yang diamankan. Rommy dijerat dengan Pasal 12 huruf a atau
huruf b atau Pasal 11 UU Nomor 20/2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. Sedangkan Muafaq Wirahadi dan Haris
Hasanuddin disangkakan melanggar Pasal 5 ayat 1 huruf atau huruf b atau Pasal
13 UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.18

V. Solusi Masalah

Solusi dari permasalahan ini memang harus muncul dari jiwa pemimpin sejati
yang amanah, yang melihat posisi atau jabatan adalah amanah dan tanggung jawab
yang harus dituntaskan untuk kemanfaatan orang banyak. Ketika jiwa kepemimpinan
yang amanah ini tidak ada, mustahil mampu memutus siklus jual beli jabatan seperti
ini.

Solusi lain adalah pembenahan system (reformation system). Cara yang bisa
dilakukan adalah dengan sistem lelang jabatan, dimana individu yang berpotensi dan

17
https://tirto.id/suap-jual-beli-jabatan-mungkinkah-menag-lukman-hakim-terlibat-djZf. diakses
pada Senin 22 April 2019 Pkl 15.32
18
https://news.detik.com/berita/d-4470008/romahurmuziy-tersangka-suap-kpk-miris-jual-beli-
jabatan-di-kemenag diakses pada Senin 22 April 2019 Pkl 15.35

9
punya jiwa kepemimpinan yang baik lah yang punya peluang memperoleh kursinya
dari hasil persaingan yang sehat. Cara ini lebih elegan dan gentleman. Dan ketika
posisi yang diinginkan sudah diraih, tidak sampai di situ saja, evaluasi terus dilakukan
untuk menjaga kualitas pejabat terkait di posisinya, untuk memberikan pelayanan
prima terhadap publik. Sistem yang baik ini memperkecil, pejabat pemegang kuasa
ikut campur dalam proses lelang jabatan ini. Karena semuanya sudah tersistem dan
dilakukan dengan prinsip transparansi, sehingga publik mampu menilai, dan apabila
ada trik kecurangan didalamnya akan dengan mudah dilihat.

Solusi komprehensif dari itu semua adalah penegakan hukum yang tegas (law
enforcement) ketika ada pelanggaran yang terjadi. Apapun itu tanpa memandang
status dan jabatan si pelanggar. Penegakan hukum yang tak pandang bulu, ketika
menyalahi aturan tindak tegas. Penindakan hukum ini sebagai pemberi efek jera
terhadap pelakunya.

Salah satu solusi untuk mencegah kepala daerah melakukan jual beli jabatan
adalah dengan memperkuat institusi semacam Komisi Apratur Sipil Negara (KASN).
Keberadaan lembaga independen semacam KASN diharapkan dapat membuat proses
manajemen pemda seperti rekrutmen dan mutasi pejabat tidak didasari kepentingan
politik atau pragmatis. Pemerintah harus memperkuat aturan, memperketat aturan
dalam pengawasan. Pengawasan ini dilakukan terutama di bidang administrasi.

Terakhir menurut penulis sebagai solusi jangka panjang juga perlu di beri
kewenangan lebih untuk KPK atau lembaga anti korupsi lainnya untuk
mengantisipasi baik dalam segi Undang-undang dan implementasinya. Pencegahan
pra dan pasca kejadian agar tidak terulang kembali juag perlu dibuatkan sebuah
regulasi khusus dan di tetaapkan dalam prolegnas (program legislasi nasional) demi
menjadikan lembaga-lembaga negara ini bebas dari mafai KKN dan juga membawa
Indonesia menajdi negara maju dengan kualitas pengelolaan pemerintah yang
prrofesional,akuntabel dan transparan.

10
VI. Kesimpulan
Jual beli jabatan yang merupakan dampak dari etika yang buruk Islam
mengajarkan dalam Surat Al-Qashas ayat 26 dan juga dalam surat Al- Maidah
ayat 1 sebagaimana di sebutkan diatas bahawa pembenahan internal sumber daya
manusia untuk mengelola pemerinyahan haryslah orang-orang yang berkualifikasi
memiliki integritas dan dapat dipoercaya.

Kekuatan atau integritas dan kepercayaan adalah dua modal dasar sebuah
kelayakan seseorang untuk diberikan amanat. Kekuatan tidak melulu soal
kekuatan fisik, melainkan juga kecakapan dan kecerdasan yang kuat, sehingga ia
bisa diberikan amanat untuk sesuatu yang lebih besar. Adapun kepercayaan tidak
bisa diganggu gugat lagi sangat dibutuhkan dalam setiap hubungan muamalat
antar sesama. Baik itu yang sederhana sampai kepada urusan yang lebih luas dan
besar seperti dalam pemerintahan.

Modal lainnya adalah disebutkan dalam surat Al-Maidah ayat 1 bahwa


perlu orang yang punya komitmen dan itikad baik (good will) untuk mewujudkan
sistem pemerintahan yang bersih dan selamat dari Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme. Tidak hanya dari lembaga penegak hukum seperti KPK, POLRI atau
Kejaksaan dan Pengadilan naumu juga perlu dibangun kesadaran individual yang
sifatnya personal kepada para aparatur sipil negara khususnya dan juga edukasi
sejak dini pada masyarakat Indonesia pada umumnya dengan melibatkan
pesantren misalnya dan tohoh masyarakat serta guru-guru yang ada untuk
menggapai Negara yang Baldatun Thoyyibatun Wa Robbun Ghofur (Makmur
sejahtera dengan Rahmat ampunan Tuhan Allah swt. Yang maha esa).

11
DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Al-Thabari, Jami’ al-Bayan fi Tafsir al-Qur’an, (Dar Hijr)

Al-Suyuthi, al-Durr al-Mantsur fi al-Tafsir bi al-Ma’tsur

Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur’an al-‘Adzim

Al-Bukhari, Shahih al-Bukhari (Dar-Hadist, Kairo, Mesir)

Muslim, Shahih Muslim (Dar-Hadist, Kairo, Mesir)

Abu Dâwud, Sunan Abi Dawud (Dar-Hadist, Kairo, Mesir)

Al-Nasa’I, Sunan al-Nasa’i (Dar-Hadist, Kairo, Mesir)

at-Tirmidzi, Jami’ Sunan At-Tirmidzi (Dar-Hadist, Kairo, Mesir)

Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah (Dar-Hadist, Kairo, Mesir)

Malik bin Anas, Al-Muwatho (Dar-Hadist, Kairo, Mesir)

Ad-Darimi, Musnad Ad-Darimi (Dar al-Kutub al-Islamiyah)

Ahmad Bin Hanbal, Musnad Ahmad Bin Hanbal (Dar al-Kutub al-Islamiyah)

Muhammad, Khuthuwât ila as-Sa’âdah (Dar al-Kutub al-Islamiyah)

KUHP (Kitab Undang-undang Hukum Pidana) Indonesia ( Duta Ilmu, Bandung)

KUHPer ( Kitab Undang-undang Hukum Perdata) Indonesia, (Sinar Algesindo,


Jakarta)

MEDIA

Maktabah syamilah arabic.full version

www.islamweb.com

12
https://news.detik.com/berita/d-4470008/romahurmuziy-tersangka-suap-
kpk-miris-jual-beli-jabatan-di-kemenag

https://tirto.id/suap-jual-beli-jabatan-mungkinkah-menag-lukman-hakim-
terlibat-djZf.

13

Anda mungkin juga menyukai