Anda di halaman 1dari 22

LIPOMA REGIO SKAPULA S

KU :
Benjolan dipunggung
Hrn P 55 th
1
RPS :
Pasien mengeluhkan ada benjolan dipunggung kiri sudah 5 tahun. Benjolan awalnya kecil
kemudian semakin lama semakin besar. Tidak nyeri , keluar nanah (-). Benjolan jika dipegang bisa
bergerak dan saat ditekan tidak nyeri. Pasien ingin mengambil benjolan karena ditakutkan akan
berbahaya
RPD:
HT ASMA JANTUNG DM disangkal
Pemeriksaan Fisik :
KU: sedang, Kes :CM
HR 84 x/menit T 36,8 RR 18 TD 110/70
Status lokalis regio scapula
 Inspeksi : tampak benjolan tunggal sewarna kulit di regio scapula sinistra, hiperemi (-), puncta (-)
 Palpasi : nyeri tekan (-), teraba massa tunggal, konsistensi kenyal, batas tegas , mobile dengan uk
5x5 cm
 Pemeriksaan Laboratorium
AL 4100 Hb 12.5 AT 250rb netr 47,7%
Tindakan :
Eksisi
Lipoma Aterom
Asal Jaringan lemak Kelenjar sebasea
Isi Lemak Sebum
Mobilisasi Mobile Terikat dengan jaringan kulit
diatasnya (karena berasal dari
kelenjar sebum di dermis)
Jenis insisi Linier Elips(mengangkat kel sebasea
dikulit yang tersumbat)
KOLELITIASIS
KELUHAN UTAMA :
Nyeri di perut atas bagian kanan
Mah L, 76 th
2
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG:
3 bulan SMRS, pasien mulai mengeluh perut sebelah kanan atas nyeri. Nyeri yang dirasakan hilang
timbul. Nyeri berada di perut kanan atas menjalar ke punggung atas. Pasien kadang juga
mengeluhkan mual. Pasien juga sudah berobat ke dokter dan diberi obt penghilang nyeri, kemudian
mereda namun keluhan itu muncul kembali.
2 hari SMRS pasien periksa ke poli bedah dan dilakukan usg dan disimpulakan terdapat batu
dikantong empedu dan dimotivasi agar dioperasi.
PEMERIKSAAN FISIK :
Keadaan Umum : Cukup Kesadaran : composmentis
TD : 120/60 HR : 80
RR : 18 T : 36.6
Status lokalis regio abdomen

 Inspeksi : distensi (-) massa (-)


 Auskultasi : BU +
 Perkusi : timpani
 Palpasai : nyeri tekan di regio hipokondriaka dekstra

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Hb 10,5
Hmt 33
Leukosit 11,6 (0-35)
Ot/pt 26/30 (0-35)
Bil tot 0,42 (0.1-1)
Bil dir 0.26 (0-0.2)
Bil ind 0,14
Glob 3,23 (1,3-3,2)

Hasil USG
Tampak multiple lesi
hiperechoic intralumen VF
dg uk bervariasi kesan
multiple kolelitiasis

Tindakan : - kolesistektomi
Durante operasi ditemukan perlengketan omentum yang membungkus kantong empedu,
kantong empedu hiperemis dan tegang, didapatkan 15 biji batu hitam diameter 0,5-1 cm dan
cairan pus -+50cm. Dilakukan kolesistektomi fundusfirst.

Anatomi :
Empedu dihasilkan oleh sel hepatosit hepar dan disekresi oleh hepar ke dalam canaliculi biliaris.
Canaliculi ini akan bermuara pada ductus biliaris interlobularis. Duktus-ductus ini akan
membentuk duktus hepaticus dextra dan sinistra. Kedua duktus ini akan membentuk Duktus
Hepaticus Comunis, duktus ini bersatu dengan duktus cysticus (dari vesica felea) membentuk
ductus Choledochus. Ductus ini bersama ductus pankreaticus mayor (Wirsungi) bermuara
kedalam papilla duodeni mayor (papila Vater) di duodenum pars descendens. Pada muara ini
terdapat Spincter Oddi. Ductus hepaticus comunis dengan ductus choledochus disebut Common
Bile Duct ( CBD) .
Empedu mengandung garam empedu, pigmen empedu (bilirubin), lechitin, colesterol dan
elektrolit. Jumlah cairan sehari 500-100 cc/hari. Vesica felea merupakan suatu kantong yang
berfungsi memekatkan dan menyimpan empedu. Dibagi menjadi 4 bagian : fundus , corpus,
infundibulum dan collum. Dari collum berlanjut menjadi ductus cysticus. Infundibulum
menonjol seperti kantong disebut kantong HARTMANN.
Vesica felea diperdarahi oleh a. cystica cabang a.hepatica dekstra. Ada suatu daerah yang
dibentuk oleh ductus cysticus, CBD, dan cabang a.cysticus disebut TRIGONUM CALOT, daerah
ini penting untuk identifikasi a.cysticus dan ductus cysticus pada tindakan Cholecystektomi.

Kelainan pada Saluran Bilier :


1. Batu empedu
Teori terjadinya batu :

 Supersaturasi : empedu terlalu pekat  pengendapan  batu


 Nidus (inti) : terbentuk dari epitel desquamasi, bakteri, benda asing. Jika
nidus diselimuti endapan empedu  batu
TUMOR MAMMAE DEKSTRA CURIGA JINAK

KU :

benjolan pada payudara kanan Paw P 29 th


4
RPS :

4 bulan SMRS terdapat benjolan pada payudara kanan yang dirasa pertama kali saat mandi,
benjolan tidak dirasa cepat membesar, tidak nyeri. Nyeri saat menstruasi(-). Dari puting tidak
keluar cairan. Pasien ingin mengambil pasien berobat ke poli RSUD Tjirto untuk memeriksakan
diri krn takut tumor ganas

RPD :

Riwayat penggunaan obat KB (-)

Riwayat keganasan pada keluarga (-)

Pemeriksaan. Fisik :

KU: cukup Kes : Composmentis

HR 80x/menit T 36.3 RR 18 TD 120/60

Status lokalis mamae dekstra

 Inspeksi : hiperemis (-), peau d’orange (-), skin dimpling (-), nipple retracted (-), nipple discharge
(-)
 Palpasi : teraba massa di regio superolateral mamma dekstra, ukurna 2x1 cm, konsistensi kenyal,
mobile pada jaringan kulit dan dasar otot, nyeri tekan (-), tidak teraba pembesaran KGB axila level
1,2,3

Prosedur operasi : eksisi biopsi


Perbedaan FAM Fibrokistik

Saat menstruasi Tidak nyeri Nyeri

Batas Tegas Tidak tegas

PA :

Sediaan menunjukkan jaringan dengan proliferasi kelenjar bentuk bulat stroma dengan jaringan
fibrous.

Tidak didapat tanda ganas pada sediaan ini.

Regio mammae dekstra : Kesan suatu Fibroadenoma

Neoplasma ini dapat terjadi pada semua umur, frequensi tertinggi pada wanita muda. Biasanya
nodul berbatas tegas, bebas bergerak, tidak melekat pada jaringan sekitar, konsistensi
padat. biasa pada kwadran lateral atas.
BPH

KU :

Par L 63 th
6
Tidak bisa kencing

RPS :

4 minggu SMRS pasien mengeluh tidak bisa buang air kecil kemudian pasien ke puskesmas dan
dilakukan pemasangan kateter. 2 minggu SMRS kateter dilepas namun pasien kemudian tidak
BAK lagi, lalu pasien datang ke UGD RSUD untuk dilakukan tindakan pemasangan kateter
dengan produk urin 1000cc

Pasien memiliki riwayat : bila berkemih mengejan,pancaran melemah, terasa tidak tuntas setelah
berkemih, dan sering terbangun pada malam hari untuk berkemih. Keluhan ini mengganggu
kualitas hidup pasien

Pasien tidak memiliki riwayat BAK berdarah, nyeri pinggang demam atau mual dan muntah

1. MIKSI TIDAK TUNTAS 0 1 2 3 4 5


Dalam 1 bulan y.l ada sisa urin setelah kencing
2. FREKWENSI 0 1 2 3 4 5
Dalam 1 bulan y.l sering kencing(setiap<2 jam)
3. INTERMITTENSI 0 1 2 3 4 5
Dalam 1 bulan y.l seberapa sering kencing terhenti dan mulai
lagi
4. URGENSI 0 1 2 3 4 5
Dalam 1 bulan y.l seberapa sering tak dapat menahan kencing
5. PANCARAN LEMAH 0 1 2 3 4 5
Dalam 1 bulan y.l seberapa sering pancaran kencing lemah
6. MENGEJAN 0 1 2 3 4 5
Dlam 1 bulan y.l seberapa sering harus mengejan untuk
memulai kencing
7. NOCTURIA 0 1 2 3 4 5
Dalam 1 bulan y.l berapa kali harus terbangun untuk kencing
waktu tidur
Jumah skor

Pedoman :
0 : Tidak sama sekali
1 : Kadang-kadang (kurang dari 1x dalam 5x kencing)
2 : Kurang dari separuh dari seluruh frekwensi kencing
3 : Kira-kira separuh dari seluruh dari seluruh frekwensi kencing
4 : Lebih dari separuh dari seluruh frekwensi kencing
5 : Hampir selalu
Khusus untuk pertanyaan No.7 (Nocturia)
0 : tidak sama sekali, 1 : 1x, 2 : 2x, 3 : 3x, 4 : 4x, 5 : 5x
Pengisian kuesioner IPSS : (7 pertanyaan)

 Ringan < 8 : tidak ada tindakan / watchful waiting


 Sedang 8 - 18 : Medikamentosa
 Berat > 18 : Operasi skor > 18
Status Lokalis Urologis

 CVA : Bulging (-), NT (-)


 SP : Bulging (-), massa (-), NT (-)
 GE : terpasang Folley kateter ukuran 18F dengan produk 1500cc/24 jam

RPD :

Riwayat penggunaan obat hormonal (-)

Riwayat keganasan pada keluarga (-)

Pemeriksaan. Fisik :

KU: cukup Kes : Composmentis

HR 80x/menit T 36.8 RR 20 TD 120/70

Rectal touche :

TMSA dbn, mukosa licin, tidak teraba massa ekstra/intralumen, ampula recti tidak kolaps, STLD-
, feses +, NT -, prostat teraba membesar, konsistensi kenyal, sulcus medianus tidak teraba/
mendatar, , kenyal, permukaan licin.

Usg
Ukuran 4,66x3,74x4,82 vl lk 44,01 protusi ke basis VU 1,84 cm ekostruktur normal tak tampak
massa kalsifikasi
LABORAT
HB 11,7 AL 8 rb AT 314
Ur 14.8 creat 0,65

Prosedur operasi : Prostatektomi terbuka suprapubik transvesika


Catatan :
Operatif  IPSS > 18

Indikasi : 1. Hematuri

2. ISK berulang
3. Retensi urin berulang / akut
4. Penurunan faal ginjal / hidronefrosis
5. Vesicolithiasisi
6. Divertikel buli2 besar
FAM DEKSTRA

KU :
Isw P 28 th
7
benjolan pada payudara kanan

RPS :

6 bulan SMRS terdapat benjolan pada payudara kanan, benjolan tidak dirasa cepat membesar,
tidak nyeri. Nyeri saat menstruasi(-). Dari puting tidak keluar cairan. Pasien ingin mengambil
pasien berobat ke poli RSUD Tjirto untuk memeriksakan diri krn takut tumor ganas kemudian oleh
dr bedah disarankan agar diopeasi dan di cek PA untuk menentukan ganas atau tidaknya

RPD :

Riwayat penggunaan obat KB (-)

Riwayat keganasan pada keluarga (-)

Pemeriksaan. Fisik :

KU: cukup Kes : Composmentis

HR 80x/menit T 36.3 RR 18 TD 120/60

LAB

Dalam batas normal

Status lokalis mamae dekstra

 Inspeksi : hiperemis (-), peau d’orange (-), skin dimpling (-), nipple retracted (-), nipple discharge
(-)
 Palpasi : teraba massa di regio superolateral mamma dekstra, ukurna 3x1 cm, konsistensi kenyal,
mobile pada jaringan kulit dan dasar otot, nyeri tekan (-), tidak teraba pembesaran KGB axila level
1,2,3

Prosedur operasi : eksisi biopsi


BPH

KU :

Cho L 76 th
11
Tidak bisa kencing

RPS :

2 minggu SMRS pasien mengeluh tidak bisa buang air kecil kemudian pasien ke puskesmas dan
dilakukan pemasangan kateter. 1 minggu SMRS kateter dilepas namun pasien kemudian tidak
BAK lagi, lalu pasien datang ke UGD RSUD untuk dilakukan tindakan pemasangan kateter
dengan produk urin 1100cc

Pasien memiliki riwayat : bila berkemih mengejan,pancaran melemah, terasa tidak tuntas setelah
berkemih, dan sering terbangun pada malam hari untuk berkemih. Keluhan ini mengganggu
kualitas hidup pasien

Pasien tidak memiliki riwayat BAK berdarah, nyeri pinggang demam atau mual dan muntah

1. MIKSI TIDAK TUNTAS 0 1 2 3 4 5


Dalam 1 bulan y.l ada sisa urin setelah kencing
2. FREKWENSI 0 1 2 3 4 5
Dalam 1 bulan y.l sering kencing(setiap<2 jam)
3. INTERMITTENSI 0 1 2 3 4 5
Dalam 1 bulan y.l seberapa sering kencing terhenti dan mulai
lagi
4. URGENSI 0 1 2 3 4 5
Dalam 1 bulan y.l seberapa sering tak dapat menahan kencing
5. PANCARAN LEMAH 0 1 2 3 4 5
Dalam 1 bulan y.l seberapa sering pancaran kencing lemah
6. MENGEJAN 0 1 2 3 4 5
Dlam 1 bulan y.l seberapa sering harus mengejan untuk
memulai kencing
7. NOCTURIA 0 1 2 3 4 5
Dalam 1 bulan y.l berapa kali harus terbangun untuk kencing
waktu tidur
Jumah skor

Pedoman :
0 : Tidak sama sekali
1 : Kadang-kadang (kurang dari 1x dalam 5x kencing)
2 : Kurang dari separuh dari seluruh frekwensi kencing
3 : Kira-kira separuh dari seluruh dari seluruh frekwensi kencing
4 : Lebih dari separuh dari seluruh frekwensi kencing
5 : Hampir selalu

Khusus untuk pertanyaan No.7 (Nocturia)


0 : tidak sama sekali, 1 : 1x, 2 : 2x, 3 : 3x, 4 : 4x, 5 : 5x
Pengisian kuesioner IPSS : (7 pertanyaan)

 Ringan < 8 : tidak ada tindakan / watchful waiting


 Sedang 8 - 18 : Medikamentosa
 Berat > 18 : Operasi skor > 18

Status Lokalis Urologis

 CVA : Bulging (-), NT (-)


 SP : Bulging (-), massa (-), NT (-)
 GE : terpasang Folley kateter ukuran 18F dengan produk 1500cc/24 jam

RPD :

Riwayat penggunaan obat hormonal (-)

Riwayat keganasan pada keluarga (-)

Riwayat kencing darah -

Pemeriksaan. Fisik :

KU: cukup Kes : Composmenti

HR 80x/menit T 36.8 RR 20 TD 130/70

Rectal touche :

TMSA dbn, mukosa licin, tidak teraba massa ekstra/intralumen, ampula recti tidak kolaps, STLD-
, feses +, NT -, prostat teraba membesar, konsistensi kenyal, sulcus medianus tidak teraba/
mendatar, , kenyal, permukaan licin.

Usg
Ukuran 4,93x4,69x4,15 vl lk 50,14 protusi ke basis VU 1,84 cm ekostruktur normal tak tampak
massa kalsifikasi
VU:
Balon kateter + terisi cairan dinding tak menbal, tampak lesi hiperekoik intralumen, acostic
shadow + uk lk 2,8 cm tak tampak massa
LABORAT
HB 11,9 AL 8 rb AT 314 net 76,90
Ur 21 creat 0,69

Prosedur operasi :

Prostatektomi terbuka suprapubik transvesika

Evakuasi batu buli

Catatan :
Operatif  IPSS > 18

Indikasi : 1. Hematuri

7. ISK berulang
8. Retensi urin berulang / akut
9. Penurunan faal ginjal / hidronefrosis
10.Vesicolithiasisi
11.Divertikel buli2 besar
HIL SINISTRA REPONIBILIS
KU :
benjolan di lipat paha kiri
MUL, L, 78 th
14
RPS :
8 bulan SMRS pasien merasakan ada benjolan pada lipat paha kiri, keluhan dirasakan pertama kali
pada saat pasien mengalami sesak berulang dan batuk batuk lama (+). Benjolan dirasakan dapat
hilang timbul. Benjolan muncul pada saat pasien berjalan (+), batuk (+), bersin (+), menghilang
pada saat pasien berbaring (+).
HMRS pasien keluhan menetap, kemudian pasien kontrol ke poli bedah dan direncanakan untuk
dilakukan tindakan berikutnya
RPD:
Riwayat PPOK (-), pengobatan TB (-)
Riwayat konstipasi (-)
Faktor Presipitasi (faktor yang memperberat, namun dapat dirubah) :

 Riwayat mengejan (-), Riwayat batuk kronis (-), riwayat pekerja bangunan (+)
Faktor Predisposisi (faktor pencetus yang tidak dapat dirubah) :

 usia (+)
Pemeriksaan Fisik :
KU: sedang, Kes :CM
HR 84 x/menit T 36,8 RR 18 TD 110/70
Status lokalis regio inguinal sinistra:
 Inspeksi : tampak benjolan dari inguinal sinistra tampak berbentuk lonjong
 Palpasi : nyeri tekan (-), teraba massa, konsistensi kenyal, permukaan licin,
isi hernia dapat direposisi, ziemen test (+) teraba di jari kedua
 Auskultasi : Bising usus (-)
Rectal touche :
TMSA dbn, mukosa licin, tidak teraba massa ekstra/intralumen, ampula recti tidak kolaps, STLD-
, feses -, NT -.
Pemeriksaan Laboratorium
AL 8600 Neut 62% Hb 12.8 AT 328.000
Tindakan :
Tension free hernia repair
17
PEMBESARAN PROSTAT JINAK

KELUHAN UTAMA :

Tidak bisa BAK

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG PAR L 81


2 minggu SMRS pasien mengeluh tidak bisa buang air kecil kemudian pasien ke puskesmas dan
dilakukan pemasangan kateter. 1 minggu SMRS kateter dilepas namun pasien kemudian tidak
BAK lagi, lalu pasien datang ke UGD RSUD untuk dilakukan tindakan pemasangan kateter
dengan produk urin 1000cc

Pasien memiliki riwayat : bila berkemih mengejan,pancaran melemah, terasa tidak tuntas setelah
berkemih, dan sering terbangun pada malam hari untuk berkemih. Keluhan ini mengganggu
kualitas hidup pasien

Pasien tidak memiliki riwayat BAK berdarah, nyeri pinggang demam atau mual dan muntah

PEMERIKSAAN FISIK :

Keadaan Umum : sedang Kesadaran : composmentis


TD : 130/75 HR : 82
RR : 21 T : 36.6

Status Lokalis Urologis

 CVA : Bulging (-), NT (-)


 SP : Bulging (-), massa (-), NT (-)
 GE : terpasang Folley kateter ukuran 18F dengan produk 1400cc/24 jam
Rectal touche (RT)

- TMSA (+), mukosa licin, ampula tidak kolaps


- Teraba prostat kenyal, simetris, tidak ada nodul, sulkus media datar, sulkus lateral dalam,
pool superior tidak teraba

PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 13.2
Leukosit : 5500
Neutrofil : 48%
Trombosit : 194.000
BUN :52,4(10-50)
Creatinin : 0,91
Na : 138
K :4
Cl : 110

b.Pemeriksaan urinalisa

Tidak dilakukan

c.Pemeriksaan USG : tdk dilakukan

d.APSS

1. Incomplete emptying : seberapa sering mengalami sensasi BAK tidak lampias (1-5)  5
2. Frequency : seberapa sering BAK dalam 2 jam ( 1-5)  2
3. Intermitency : seberapa sering saat BAK, BAK berhenti kemudian berlanjut (1-5)
4
4. Urgency : seberapa sering sulit menahan BAK (1-5)  4
5. Weak stream : seberapa sering pancaran BAK lemah (1-5)  5
6. Straining : seberapa sering harus mengedan saat mulai BAK (1-5)  5
7. Nocturia : seberapa sering terbangun untuk BAK saat tidur (1-5)  5

Score : 30

8. Kualitas hidup : bagaimana perasaan anda jika harus menghabiskan sisa hidup dengan
keluhan seperti ini?

Hasil PA :

Sediaan menunjukkan fragmen jaringan prostat dengan hiperplasi kelenjar dan stroma fibromuskuler.

Kelenjar bentuk tubular, papilar, nodular.

Lumen berisi massa amorf eosinofil.

Tidak didapatkan tanda ganas pada sediaan ini.

Kerokan prostat : - Hiperplasia kelenjar Nodular.

Catatan :
Operatif  IPSS > 18
Indikasi : 1. Hematuri
2. ISK berulang
3. Retensi urin berulang / akut
4. Penurunan faal ginjal / hidronefrosis
5. Vesicolithiasisi
6. Divertikel buli2 besar
APP DG MASSA PERIAPENDIKULER
KU :
Nyeri perut kanan bawah
LUS, L, 36 th
18
RPS :
Pasien datang ke UGD dengan keluhan nyeri perut bagian kanan bawah sejak 4 hari yang lalu.
Pasien merasakan nyeri perut berulang ditempat yang sama sejak 6 bulan ini dan selalu berobat ke
dokter, kemudian dikasih obat dari dokter mereda namun kadang kambuh kembali. Pasien juga
mengeluh mual, muntah (-). Keluhan BAK tidak ada, BAB juga normal.
Keluhan nyeri diperut kanan bawah jika ditekan, kemudian pasien memutuskan untuk berobat
diRSUD dan oleh dr bedah diputuska untuk dioperasi

RPD:
Riwayat nyeri ditempat yang sama (+)
Pemeriksaan Fisik :
KU: sedang, Kes :CM
HR 84 x/menit T 37,8 RR 18 TD 110/70
Status lokalis regio inguinal sinistra:
 Inspeksi : distensi (-)
 Auskultasi : Bising usus (+)
 Palpasi : NT (+) dikuadran kanan bawah, teraba seperti massa dikanan bawah
 Perkusi : timpani
Rectal touche :
TMSA dbn, mukosa licin, tidak teraba massa ekstra/intralumen, ampula recti tidak kolaps, NT
dijam 11 STLD-, feses +
Pemeriksaan fisik:
Nyeri tekan kanan bawah +
Nyeri rebound +
Pemeriksaan Laboratorium
AL 10,6 Neut 62% Hb 14,3 AT 449.000 netrofil 64,7% AL 10,5
Assesment:
APP dengan massa periapendikuler
Tindakan :
Laparotomi apendektomi
23
FIMOSIS
KELUHAN UTAMA :
Nyeri pada penis
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG: Kha L 4 th
Os selama dua minggu mengeluh sakit jika untuk BAK, kemudian oleh orang tua ilhat saat BAK
penisnya membangkak. Kemudia os dibawa ke mantri dan oleh mantri diberi obat.
1 minggu keluhan os mulai membaik namun tidak lama kemudian setelah obat habis nyeri kambuh
kembali dan os dibawa oleh oragtuany ke poli dr bedah untuk mendapat penanganan lebih lanjut.
Demam (-) mual muntah BAB normal
PEMERIKSAAN FISIK :
Keadaan Umum : sedang Kesadaran : compos mentis
HR : 78
RR : 20 T : 36.4

Status Lokalis regio penis

 Inspeksi : tampak ujung preputium tertutup


 Palpasi : saat dibuka meatus tidak terlihat, nampak lubang preputium sedikiti terbuka

PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 11
Leukosit : 11.3
Neutrofil : 79.9
Trombosit : 254 esonfil
1,3

Assesment:
Phimosis gr 3
TINDAKAN :
Sirkumsisi dorsal slit
ATHEROMA REGIO GENUE D
KU :
Benjolan dilutut kanan
Rhd L 18 th
32
RPS :
Pasien mengeluhkan ada benjolan dilutut kanan sudah 3 tahun. Benjolan awalnya kecil kemudian
semakin lama semakin besar. Tidak nyeri , keluar nanah (-). Benjolan jika dipegang bisa bergerak
namun melekat kekulit, dan saat ditekan tidak nyeri. Benjolan seperti ada matanya yang berwarna
kehitaman. Pasien ingin mengambil benjolan karena ditakutkan akan berbahaya
RPD:
HT ASMA JANTUNG DM disangkal
Pemeriksaan Fisik :
KU: sedang, Kes :CM
HR 84 x/menit T 36,8 RR 18 TD 110/70
Status lokalis regio scapula
 Inspeksi : tampak benjolan tunggal sewarna kulit di regio genu dekstra, hiperemi (-), puncta (+)
 Palpasi : nyeri tekan (-), teraba massa tunggal, konsistensi kenyal, batas tegas , melekat kekulit,
mobile dengan uk 1x1 cm
Pemeriksaan Laboratorium
AL 11200 Hb 17,1 AT 225 rb netr 71,5% pt 12,3/13,5 aptt 28/27,2
Tindakan :
Eksisi
Lipoma Aterom
Asal Jaringan lemak Kelenjar sebasea
Isi Lemak Sebum
Mobilisasi Mobile Terikat dengan jaringan kulit
diatasnya (karena berasal dari
kelenjar sebum di dermis)
Jenis insisi Linier Elips(mengangkat kel sebasea
dikulit yang tersumbat)
APP
KU :
YNR P 16 th
42
Nyeri perut kanan bawah
RPS :
2 hari SMRS pasien mengeluh nyeri perut disebelah kanan bawah sejak 2 hari yang lalu. Pasien
sudah berobat ke dokter, kemudian dikasih obat dari dokter mereda namun kadang kambuh
kembali.
HMSR ini pasien mengeluh nyeri perut hebat kanan bawah,mual, muntah (+). Keluhan BAK tidak
ada, BAB dan kentut tidak ada. pasien juga meraskan demam sejak 2 hari ini. Karena sakit yang
tidak kunjung membaik dengan obat maka pasien meutuskan untuk berobat ke UGD.
RPD:
Riwayat nyeri ditempat yang sama (+)
Pemeriksaan Fisik :
KU: sedang, Kes :CM
HR 84 x/menit T 38,8 RR 22 TD 110/70
Status lokalis regio inguinal sinistra:
 Inspeksi : distensi (-)
 Auskultasi : Bising usus (+) menurun
 Palpasi : NT (+) kanan bawah
 Perkusi : timpani

Rovsing sign +
Obturator sign +
Psoas sign +
Rectal touche :
TMSA dbn, mukosa licin, tidak teraba massa ekstra/intralumen, ampula recti tidak kolaps, NT
dijam 9, STLD-, feses +
Pemeriksaan Laboratorium
AL 4,9 Neut 67,1% Hb 11,4 AT 274.000 hmt 34 ae 4,5 ct/bt 3,45/2,3 hbsag -
Urin rutin dbn
Lekosit – ca oksl – ph 6,5 bj 1.025 hiali – granuler- epitel – eotrosit -
Pp tes (-)
Assesment:
APP akut

Tindakan :
Simple apendektomi
HEMOROID
KU :
Benjolan di anus
SUT, L 56 th
50
RPS :
Pasien datang ke poli bedah dengan keluhan terdapat benjolan dianus dan berdarah saat BAB.
Benjolan dirasakan keluar jika BAB dan harus dimasukan dengan tangan jika BAB selesai.
Benjolan terasa melingkar disemua lubang anus. Keluhan ini diraskan sejak 6 bulan ini. Pasien
mempunyai riwayat jika BAB sering keras dan mengedan. Pasien sudah berobat ke dokter dan
dikasih obat namun tidak kunjung membaik. Keudian pasien memutuskan untuk berobat ke poli
bedah.

RPD:
HT ASMA DM tidak ada
Pemeriksaan Fisik :
KU: sedang, Kes :CM
HR 84 x/menit T 37,8 RR 18 TD 110/70
Status lokalis regio anus
 Inspeksi : tampak benjoklan melingkar disemua jam anus
 Palpasi : NT (+), benjolan masih bisa dimasukan, terba lunak
Rectal touche :
TMSA dbn, mukosa licin, tidak teraba massa diatas linea dentata melingkar, ampula recti tidak
kolaps, NT dijam 11STLD-, feses +

Pemeriksaan Laboratorium
AL 8,9 Neut 84,4% Hb 12,2 HMT 38 AT 170.000 LIMF 10,3 PT 13,5/13,1 APTT 23/25,5
Assesment:
HEMOROID INT GR III

Tindakan :
HEMOROIDEKTOMI METODE WHITEHEAD DG BRIDGING DIJAM 2 DAN 6
PA:
BPH:
Sediaan menunjukkan fragmen jaringan prostat dengan hiperplasi kelenjar dan stroma fibromuskuler.

Kelenjar bentuk tubular, papilar, nodular.

Lumen berisi massa amorf eosinofil.

Tidak didapatkan tanda ganas pada sediaan ini. Kesan BPH

APP:

Jaringan appendiks mukosa sampai serosa sembab hipervaskular didapatkan infiltrate leukosit trsebar taka
da tanda ganas, kesan APP akut

FAM:

Sediaan menunjukkan jaringan dengan proliferasi kelenjar bentuk bulat stroma dengan jaringan
fibrous.
Tidak didapat tanda ganas pada sediaan ini.
Regio mammae dekstra : Kesan suatu Fibroadenoma

Fibrokistik:
Jaringan ikat berlemak dengan multifokus
Ductus kelenjar proliferasi, dilatasi sampai kistik stroma fibrotic periglandular disertai sebukan
limfosit, taka da tanda sel ganas, kesan lesi fibrokistik page II

Chole:
Dinding vesical felea menebal fibrotic dengan sebukan sel radang kronis kelenjar mukosa
hyperplasia sebagian masuk diantara tunika muskularis, taka da tanda ganas Kesan Cholecytitis
galndularis kronis

Hemmoroid:

mukosa anorectal, submucosa sembab, hipervascular, vena dilatasi, sebagian membentuk thrombus, tidak
ditemukan tanda ganasKesan: hm

Anda mungkin juga menyukai