Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Disusun Oleh :

Husnul Chotimah 1710029013

Pembimbing :
dr.Evi M, M.Kes

Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik


Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat
Ilmu Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman Samarinda
1. Surveilans Epidemiologi
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1116/MENKES/SK/VIII/2003
 Definisi
Surveilans adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data
secara sistematik dan terus menerus serta penyebaran informasi kepada unit yang
membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan.
Surveilans Epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus
menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang
mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah
kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan
efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi
epidemiologi kepada penyelengara program kesehatan
 Ruang Lingkup Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi
Kesehatan
1. Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit menular
dan faktor risiko untuk mendukung upaya pemberantasan penyakit menular.
2. Surveilans Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit tidak
menular dan faktor risiko untuk mendukung upaya pemberantasan penyakit
tidak menular.
3. Surveilans Epidemiologi Kesehatan Lingkungan dan Perilaku
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit dan faktor
risiko untuk mendukung program penyehatan lingkungan.
4. Surveilans Epidemiologi Masalah Kesehatan
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap masalah kesehatan
dan faktor risiko untuk mendukung program-program kesehatan tertentu.
5. Surveilans Epidemiologi Kesehatan Matra
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap masalah kesehatan
dan faktor risiko untuk upaya mendukung program kesehatan matra.
-Surveilans kesehatan haji
-Surveilans kesehatan pelabuhan dan lintas batas perbatasan
-Surveilans bencana dan masalah social
-Surveilans kesehatan matra laut dan udara
-Surveilans pada kejadian luar biasa penyakit dan keracunan
 Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan
a. Pengorganisasian
Setiap instansi kesehatan pemerintah, instansi kesehatan propinsi, instansi
kesehatan kabupaten/kota dan lembaga kesehatan masyarakat dan swasta
wajib menyelenggarakan surveilans epidemiologi, baik secara fungsional
atau structural.
b. Mekanisme Kerja
1. Identifikasi kasus dan masalah kesehatan serta informasi terkait
lainnya
2. Perekaman, pelaporan, dan pengolahan data
3. Analisis dan interpretasi data
4. Studi epidemiologi
5. Penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkannya
6. Membuat rekomendasi dan alternative tindak lanjut
7. Umpan balik
 Jenis Penyelenggaraan
Berdasarkan Metode Pelaksanaan
a. Surveilans epidemiologi rutin terpadu, adalah penyelenggaraan surveilans
epidemiologi terhadap beberapa kejadian, permasalahan, dan atau faktor
risiko kesehatan
b. Surveilans Epidemiologi khusus, adalah penyelenggaraan surveilans
epidemiologi terhadap suatu kejadian, permasalahan, faktor risiko atau
situasi khusus kesehatan.
c. Surveilans Sentinel, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi pada
populasi dan wilayah terbatas untuk mendapatkan signal adanya masalah
kesehatan pada suatu populasi atau wilayah yang lebih luas.
d. Studi Epidemiologi, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi
padaperiode tertentu serta populasi dan atau wilayah tertentu untuk
mengetahui lebih mendalam gambaran epidemiologi penyakit,
permasalahan dan atau faktor risiko kesehatan.
Berdasarkan Aktifitas Pengumpulan data
a. Surveilans aktif
Penyelenggaraan surveilans epidemiologi, dimana unit surveilans
mengumpulkan data dengan cara mendatangi unit pelayanan kesehatan,
masyarakat atau sumber data lainnya.
b. Surveilans Pasif
Penyelenggaraan surveilans epidemiologi, dimana unit surveilans
mengumpulkan data dengan cara menerima data tersebut dari unit
pelayanan kesehatan, masyarakat atau sumber data lainnya.
Berdasarkan Pola Pelaksanaan
a. Pola Kedaruratan
Kegiatan surveilans yang mengacu pada ketentuan yang berlaku untuk
penanggulangan KLB dan atau wabah dan atau bencana
b. Pola Selain Kedaruratan
Kegiatan surveilans yang mengacu pada ketentuan yang berlaku untuk
keadaan diluar KLB dan atau wabah dan atau bencana
Berdasarkan Kualitas Pemeriksaan
a. Bukti klinis atau tanpa peralatan pemeriksaan
b. Bukti laboratorium atau dengan peralatan khusus
2. Promosi Kesehatan

Sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114


/MENKES/SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di
Daerah, Promosi Kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui pembelajaran dari,oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar
mereka dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber
daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan.
Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan aspek pelayanan kesehatan menurut
Notoatmodjo (2007), meliputi :
a) Promosi kesehatan pada tingkat promotif.
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat pelayanan promotif adalah pada kelompok
orang sehat, dengan tujuan agar mereka mampu meningkatkan kesehatannya.
b) Promosi kesehatan pada tingkat preventif.
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat ini selain pada orang yang sehat juga bagi
kelompok yang beresiko. Misalnya ibu hamil, para perokok, para pekerja seks,
keturunan diabetes dan sebagainya. Tujuan utama dari promosi kesehatan pada
tingkat ini adalah untuk mencegah kelompok-kelompok tersebut agar tidak jatuh sakit
(primary prevention).
c) Promosi kesehatan pada tingkat kuratif.
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat ini adalah para penderita penyakit, terutama
yang menderita penyakit kronis seperti asma, diabetes mellitus, tuberculosis,
hipertensi dan sebagainya. Tujuan dari promosi kesehatan pada tingkat ini agar
kelompok ini mampu mencegah penyakit tersebut tidak menjadi lebih parah
(secondary prevention).
d) Promosi kesehatan pada tingkat rehabilitatif.
Sasaran pokok pada promosi kesehatan tingkat ini adalah pada kelompok penderita
atau pasien yang baru sembuh dari suatu penyakit. Tujuan utama promosi kesehatan
pada tingkat ini adalah mengurangi kecacatan seminimal mungkin. Dengan kata lain,
promosi kesehatan pada tahap ini adalah pemulihan dan mencegah kecacatan akibat
dari suatu penyakit (tertiary prevention) (Notoatmodjo, 2007).
Beberapa metode promosi atau pendidikan individual, kelompok dan massa (publik).
1. Metode Promosi Individual (Perorangan)
Dalam promosi kesehatan, metode yang bersifat individual ini digunakan untuk
membina perilaku baru, atau membina seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu
perubahan perilaku atau inovasi. Misalnya, seorang ibu yang barusaja menjadi akseptor atau
seorang ibu hamil yang sedang tertarik terhadap imunisasi tetanus toxoid (TT) karena
baru saja memperoleh/mendengarkan penyuluhan kesehatan. Pendekatan yang
digunakan agar ibu tersebut menjadi akseptor lestari atau ibu hamil segera imunisasi,
ia harus didekati secara perorangan. Perorangan di sini tidak hanya berarti harus
hanya kepada ibu-ibu yang bersangkutan, tetapi mungkin juga kepada suami atau
keluarga dari ibu tersebut. Dasar digunakannya pendekatan individual ini karena
setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan
penerimaan atau perilaku baru tersebut. Agar petugas kesehatan mengetahui dengan
tepat serta membantunya maka perlu menggunakan metode (cara) ini. Bentuk
pendekatan ini, antara lain:
a.Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counceling)
Dengan cara ini, kontak antara klien dan petugas lebih intensif. Setiapmasalah yang
dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien akan
dengan sukarela, berdasarkan kesadaran, dan penuh pengertian akan menerima
perilaku tersebut (mengubah perilaku).
b.Wawancara (interview)
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan penyuluhan.Wawancara antara
petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau
belum menerima perubahan, ia tertarik atau belum menerima perubahan, untuk
mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai
dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih
mendalam lagi.
2. Metode Promosi Kelompok
Dalam memilih metode promosi kelompok, harus mengingat besarnya
kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal daro sasaran. Untuk kelompok
yang besar metodenya akan lain dengan kelompok kecil. Efektivitasnya suatu metode
akan tergantung pula besarnya sasaran pendidikan.
1.Kelompok Besar yang dimaksud kelompok besar di sini adalah apabila peserta
penyuluhan itu lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini,
antara lain ceramah dan seminar.
a.Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.
b.Seminar metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan
menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian(presentasi) dari seorang ahli atau
beberapa orang ahli tentang suatutopik yang dianggap penting dan dianggap hangat di
masyarakat.
2.Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil.
Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil ini antara lain:
-Diskusi Kelompok ,
-Curah Pendapat (Brain Storming),
-flipchart
-Bola Salju (Snow Balling). Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2
orang) dan kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebih kurang
5 menit maka tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan
masalah tersebut, dan mencari kesimpulannya.Kemudian tiap 2 pasang yang sudah
beranggotakan 4 orang inibergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian
seterusnya sehingga akhirnya akan terjadi diskusi seluruh anggota kelompok.
-Kelompok-kelompok Kecil (Buzz Group)
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (buzzgroup) yang
kemudian diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak sama dengan kelompok
lain. Masing-masing kelompok mendiskusikanvmasalah tersebut. Selanjutnya hasil
dari tiap kelompok didiskusikankembali dan dicari kesimpulannya.
-Memainkan Peranan (Role Play)
Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagaipemegang peran
tertentu untuk memainkan peranan, misalnya sebagaidokter Puskesmas, sebagai perawat
atau bidan, dan sebagainya, sedangkan anggota yang lain sebagai pasien atau anggota masyarakat.
Mereka memperagakan, misalnya bagaimana interaksi atau berkomunikasi sehari-hari
dalam melaksanakan tugas.
-Permainan Simulasi (Simulation Game)
Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diskusi kelompok. Pesan-
pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk permainan seperti permainan
monopoli.
Cara memainkannya persis seperti bermain monopoli dengan menggunakan dadu,
gaco (petunjuk arah), selain beberan atau papan main. Beberapa orang menjadi
pemain, dan sebagian lagi berperan sebagai narasumber.
3.Metode Promosi Kesehatan Massa
Metode pendidikan atau promosi kesehatan secara massa dipakai
untuk mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang
sifatnya massa atau publik. Dengan demikian cara yang paling tepat ialah pendekatan
massa. Beberapa contoh metode promosi kesehatan secara massa ini, antara lain:
a.Ceramah umum (public speaking)
Pada acara-acara tertentu, misalnya pada Hari Kesehatan Nasional, Menteri
Kesehatan atau pejabat kesehatan lainnya berpidato di hadapan massa rakyat untuk
menyampaikan pesan-pesan kesehatan. Safari KB jugamerupakan salah satu bentuk
pendekatan massa.
b.Pidato-pidato/diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik, baik TV maupun
radio, pada hakikatnya merupakan bentuk promosi kesehatan massa.
c.Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya tentang
suatu penyakit atau masalah kesehatan adalah juga merupakan pendekatan pendidikan
kesehatan massa.
d.Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel maupuntanya
jawab atau konsultasi tentang kesehatan dan penyakit adalah merupakan bentuk
pendekatan promosi kesehatan massa.
e.Bill Board
Bill board yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster, dan sebagainya juga
merupakan bentuk promosi kesehatan massa. Contoh: billboard Ayo ke Posyandu

Anda mungkin juga menyukai