Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“DEFEK MASSA DAN ENERGI IKAT INTI”


Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur dalam
Mata Kuliah Pendahuluan Fisika Inti

Dosen Pengampu :
Muhammad Aswin Rangkuti, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :
KELOMPOK IV :

AYU WINDA MANURUNG (4163321002)


IVANA ANGELIA TARIGAN (4163321012)
MILFA YUSRA (4163321019)
SARTIKA F. SIMARMATA (4163321029)

PENDIDIKAN FISIKA KELAS A (EKSTENSI)


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kami kesempatan dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya. Terimakasih kami ucapkan kepada Bapak Muhammad Aswin Rangkuti,
S.Pd., M.Pd. Selaku dosen pengampu mata kuliah Pendahuluan Fisika Inti .
Dalam makalah ini kami membahas dan menjelaskan mengenai Pendahuluan Fisika
Inti yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada para pembaca tentang konsep
serta pemahaman mengenai Defek Massa dan Energi Ikat Inti. Selaku manusia biasa, kami
menyadari bahwa dalam hasil makalah ini masih terdapat kekurangan dan kekeliruan yang
tidak disengaja. Oleh karena itu kami sangat membutuhkan kritik dan saran. Kami berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya pada mata kuliah Pendahuluan
Fisika Inti untuk jurusan Pendidikan Fisika di Universitas Negeri Medan.
Akhir kata, penulis berterima kasih kepada semua pihak yang telah berjasa memberi
motivasi dan bantuan kepada penulis sehingga penulisan makalah ini, dapat dirampungkan.

Medan, 12 Maret 2019

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
2.1 Defek Masa..............................................................................................................3
2.2 Energi Ikat Inti.........................................................................................................3
2.3 Uraian Konsep Kimia yang Terkait dengan Konsep Fisika.................................4
2.4 Grafik Energi Per Nukleon Sebagai Fungsi Nomor Massa.....................................6
2.5 Energi Pemisah........................................................................................................8

BAB III PENUTUP...........................................................................................................10


3.1 Kesimpulan..............................................................................................................10
3.2 Saran........................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kian melesat dengan cepat.
Semakin anda tidak peduli dengan ilmu pengetahuan yang berkembang dengan cepat
(baik dengan berbagai alasan) maka semakin cepat anda menjadi manusia kuno di jaman
modernini. Istilah kurang gaul mungkin akan melekat pada nama anda. Jika ingin itu
terjadi pada diri anda, maka mulailah bergaul dengan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta fahami bahasa ilmu alam yang digunakan. Untuk mengikuti ilmu pengetahuan yang
terus berkembang tidak hanya cukup dengan membeli peralatan canggih nian praktis dan
memasang di rumah anda. Melainkan konsep-konsep pembangun dalam teknologi itu
harus kita fahami kalau kita tidak ingin mudah untuk ditipu dengan berbagai alat modern
yang sebenarnya dapat kita buat sendiri. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada saat
ini merupakan hasil perpaduan berbagai disiplin ilmu. Khususnya ilmu alam yang sangat
fundamental dalam kehidupan kita. Terlepas dari anggapan sebagian orang yang
berpendapat bahwa ilmu yang pertama kali lahir adalah ilmu kimia. Kimia memang
memegang tongkat dasar dari teknologi. Tidak dapat kita pungkiri alat-alat modern yang
kini muncul didepan kita sebagian besar muncul berkat konsep dasar ilmu Kimia.
Dimulai dari jaman Aristoteles sampai jaman Einstein, Fisika telah berkembang dan
memegang peranan penting bagi kehidupan manusia. Sampai pada batas imajinasi
manusia yang terletak pada materi ultra mini yang disebut dengan atom.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis uraikan, maka penulis merumuskan
masalah yaitu:
1. Bagaimana konsep dari Defek Masa?
2. Bagaimana konsep dari Energi Ikat Inti?
3. Bagaimana Uraian Konsep Kimia yang Terkait dengan Konsep Fisika?
4. Bagaimana Membuat grafik energi per nukleon sebagai fungsi nomor massa?
5. Bagaimana Menentukan energi pemisah dan pemanfaatan teknologinya?

1
1.3 Tujuan
Dalam menyusun makalah ini penyusun menyesuaikan isi makalah dengan situasi dan
kondisi serta tuntutan yang relevan bagi kehidupan yang berkaitan dengan aspek ilmu
pengetahuan dan teknologi. Tujuan utama dari penyusunan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui konsep dari Defek Masa
2. Untuk mengetahui konsep dari Energi Ikat Inti
3. Untuk mengetahui Uraian Konsep Kimia yang Terkait dengan Konsep Fisika
4. Untuk mengetahui grafik energi per nukleon sebagai fungsi nomor massa
5. Untuk mengetahui energi pemisah dan pemanfaatan teknologinya.

BAB II

2
PEMBAHASAN

2.1 Defek Masa


Menurut definisi, energi yang menjaga semua partikel-partikel ini ada dalam inti
adalah “energi ikat inti”. Sejak Einstein menemukan hubungan matematis yang menyamakan
materi dengan energi – E = mc2, di mana E adalah energi, m adalah massa dan c adalah
kecepatan cahaya – energi ikat nuklir dapat dihitung dengan relatif mudah.
Dari hasil pengukuran massa inti atom selalu lebih kecil dari jumlah massa nucleon
pada inti atom tersebut, penyusutan/pengurangan massa ini disebut defek massa. Besarnya
defek massa dinyatakan dengan selisih jumlah massa seluruh nucleon (massa proton dan
neutron dengan massa inti yang terbentuk yang dapat dinyatakan dalam persamaan :
∆m = (Zmp + (A-Z)mn) – minti
Keterangan :
∆m = defek massa
Mp = massa proton
Mn = massa neutron
Z = jumlah proton dalam inti atom
(A-Z) = jumlah neutron pada inti atom
Energi ikat nuklir adalah energi yang dibutuhkan untuk memecah inti menjadi nukleon yang
terpisah atau ini dapat dinyatakan sebagai energi yang dilepaskan ketika inti terbentuk dari
nukleon yang terpisah. Energi ikat adalah sama dengan penurunan energi potensial nuklir dari
nukleon ketika mereka masuk bersama-sama. Hal ini setara dengan usaha yang dilakukan
pada nukleon oleh gaya nuklir. Energi ikat adalah energi yang berkaitan dengan gaya kuat
yang memegang nukleon bersama-sama.

2.2 Energi Ikat Tinggi


Energi yang setara dengan hilangnya massa untuk suatu nuklida tertentu disebut
energi ikat inti.Sedangkan menurut Einstein, energi ikat inti adalah selisih antara massa inti
dengan massa penyusun inti yang diubah menjadi energi. Apabila kita memiliki isotop
dengan jumlah proton sebanyak Z dan sejumlah neutron sebanyak (A - Z), maka menurut
perhitungan, massa inti seharusnya sebesar [Zmp + (A – Z)mn - mi] dengan mp dan mn
masing-masing adalah massa proton dan massa neutron, sedangkan mi adalah massa inti
atom. Akan tetapi berdasarkan hasil pengukuran denagn spektrometer massa diperoleh bahwa
3
massa inti lebih kecil dari jumlah massa partikel pembentuk inti. Berdasarkan hokum
kesetaran massa-energi Einstein, berkurangnyya massa inti atom, yang disebut defek massa,
karena diubah menjadi energy ikat. Defek massa dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan:

∆m = [Zmp + (A – Z)mn - mi] …..(1 – 1)

Energi ikat inti dapat dihitung berdasarkan hokum kesetaraan massa-energi Einstein, yaitu:

E = ∆mc2 .….(1 – 2)

Dengan c adalah kecepatan cahaya (c = 3 x 108 m/s). Untuk keperluan praktis biasanya
defek massa (∆m) dinyatakan dalam satuan sma dan energi (E) dalam satuan MeV dengan
kesetaraan 1 sma = 931,5 MeV. Oleh karena itu, persamaan (1 – 2) dapat ditulis menjadi:

E = ∆m x 931,5 Mev/sma …..(1 – 3)

Energi Ikat Inti dan Kesetabilan Inti


Besarnya energi ikat inti ternyata tidak selalu menggambarkan tingkat stabilitas inti,
karena pada umumnya inti yang memiliki nucleon lebih besar memiliki tingkat stabilitas inti
yang lebih rendah.Oleh karena itu, kita perlu menyatakan besaran energy yang terkait
langsung dengan stabilitas inti, yaitu energI ikat per nuKleon, yang besarnya dapat dihitung
dengan persamaan:

EN = E/A …..(1 – 4)

Semakin besar energy ikat inti suatu nukleon maka akan semakin besar kesetabilan inti yang
dimilki suatu atom dan sebaliknya.

2.3 Uraian Konsep Kimia yang Terkait dengan Konsep Fisika


Sangat sulit sekali membedakan pembahasan antara kimia dengan fisika. Hampir
setiap pembahasan tentang inti atom identik antara keduanya. Menurut Hiskia Ahmad, sangat
4
sulit sekali untuk membedakan antara meteri yang mencakup keduannnya. Hampir-hampir
anda mengangap keduannya sama. Itu wajar karena keduanya sama-sama ilmu alam. Konsep
energi ikat inti yang berhubunag dengan kimia inti:
Terdapat ketidakteraturan untuk atom-atom dengan nomor massa rendah. Khususnya
He, C, dan O mempunyai hilangnya massa dan energi ikat per nukleon yang relatif besar.
Inti-inti ini istimewa stabilnya untuk unsur-unsur dalam jangkauan nomor massa in.
Hilangnya massa dan energi ikat inti per nukleon terbesar untuk inti-inti dengan nomor massa
sekitar 60 (besi dan nikel). Neutron dan proton mempunyai massa terendah dalam inti-inti ini.
Kelimpahan yang menyolok besarnyadari nikel dan besi dalam alam semesta diduga
berkaitan dengan kesetabilan yang besar dari inti-inti unsure-unsur ini.
Bila inti suatu atomyang sangat berat membelah menjadi dua inti atau lebih yang bobotnya
sedang (massa antara 70 – 160), akan terdapat kehilanagan massa, meskipun semua proton,
neutron dan elektron telah diperhitungkan. Proses ini disebut dengan pembelahan inti
(pembelahan fisi). Suatu reksi yang terkenal adalah pemecahan sebuah atom uranium 235
menjadi dua atom yang lebih kecil, bila uranium itu dihantam neutron.
Bila dua inti atom ringan (massa kurang dari 20) bergabung untuk membuat satu/lebih inti
baru, terdapat kehilanagan massa, meskipun atom-atom yang diperoleh mengandung semua
bagian dari atom-atom kecil itu. Proses ini disebut prosos fusi.
Karena hilangnya massa harus mengakibatkan munculnya energi dalam jumlah yang setara,
maka pembelahan inti maupun penggabungan inti yang berlangsung dengan hilangnya massa,
merupakan reaksi eksoterm yang hebat

Contoh Soal dan Pembahasan


Hitung energi ikat yang dihasilkan oleh partikel alpha jika massa proton, neutron dan partikel
alpha masing-masing 1,007 sma, 1,008 sma dan 4,002 sma. 1 sma = 931 MeV
Penyelesaian:
Diketahui : mp = 1,007 sma
mn = 1,008 sma
mα = 4,002 sma
Ditanya : E = …. ?
Dijawab : 2 He4 → 2 1H1 + 2 0n1
∆m = 2. mp + 2.mn - mα
∆m = 2.1,007 + 2.1,008 - 4,002
∆m = 0,028 sma
5
E = ∆m . 931 MeV/sma
E = 0,028 sma. 931,5 MeV/sma
E = 26,068 MeV

2.3 Grafik Energi Per Nukleon Sebagai Fungsi Nomor Massa

Massa Atom
Massa atom suatu unsur besarnya tertentu dan dinyatakan dalam satuan massa
atom (sma). Satu satuan massa atom (1 sma) didefinisika sebagai massa yang besarnya
1/12 kali massa isotop karbon C-12. 1 sma = 1,66056 x 10-27 kg.
Satuan massa atom (sma) juga sering disetarakan dengan satuan energi, yakni: 1 sma
ekuivalen dengan energi sebesar 931, 48 MeV (mega elektron volt).

Defek Massa (Δm)


Oleh karena inti atom tersusun oleh proton dan neutron, massa inti harusnya tepat
sama dengan jumlah massa proton dan massa neutron (massa nukelon). Akan tetapi,
kenyataannya tidaklah demikian. Massa inti selalu lebih kecil daripada massa nukelon.
Selisih antara massa nukleon dan massa inti disebut defek massa (Δm). Defek massa (Δm)
pada pembentukan nuklida X adalah sebagai berikut:
Δm = Zmp + (A – Z) mn - mX
Dengan, mp : massa proton
mn : massa neutron
mX : massa inti atom
Defek massa sebuah atom tidak hilang begitu saja, melainkan digunakan sebagai
energi untuk mengikat nukleon-nukleon dalam inti yang disebut energi ikat inti.

Energi Ikat Inti (E)


Konversi sebagian massa inti menjadi energi ikat E merupakan ilustrasi dari teori
Einstein (1905) dalam bentuk persamaan sebagai berikut:
E = Δmc2

6
Dengan Δm dalam kg, c = 3 x 108 m/s, dan E dalam joule (J). Jika Δm dinyatakan dalam
satuan sma, energi ikat inti memenuhi persamaan berikut.

E = Δm 931,5 MeV
Energi ikat inti (binding energy) berkaitan dengan energi yang harus diberikan untuk
memisahkan inti menjadi nukleon pembentuknya.

Energi ikat inti belum menggambarkan kestabilan suatu nuklida. Perkiraan tentang kestabilan
inti dapat dilakukan dengan memperhatikan energi ikat rata-rata per nukleonEave yang
besarnya dapat dihitung melalui persamaan di samping.

Dari grafik energi ikat rerata per nukleon terhadap nomor massa A di atas, dapat
diketahui bahwa:

- Untuk A kecil, energi ikat rerata per nukleon rendah dan mengalami kenaikan dengan
cepat.

7
- Untuk A disekitar 50, terdapat harga maksimum energi ikat rerata per nukleon yang
datar dan turun ketika A – 140.
- Untuk A diatas 140, energi ikat rerata per nukleon mengalami penurunan.

2.4 Energi Pemisahan


Energi pemisahan dapat didefinisikan sebagai : Kerja yang diperlukan untuk
memisahkan proton, neutron, deuteron, atau zarah alfa dari inti atom. Energi yang dibebaskan
pada saat proton, neutron, deuteron, atau zarah alfa ditangkap inti (Muslim, 1994:20)
Untuk sebuah neutron, tenaga pemisahnya adalah

S n  {M ( A  1, Z )  M n  M ( A, Z )}C 2

dimana Sn = tenaga pemisah


M(A-1,Z) = massa partikel setelah mengalami pengurangan
Mn = massa neutron
M(A,Z) = massa partikel sebelum mengalami pengurangan
Dalam tabel-tabel, biasanya yang dituliskan adalah massa atom dan bukan massa inti
unsur-unsur. Maka untuk mencari massa inti, kita harus mengurangkan massa elektron
totalnya dari massa atom
M int i  M Atom  Z .me

Besarnya tenaga untuk melepaskan patikel alfa dari inti dapat dirumuskan sebagai berikut :

S  {M ( A  4, Z  2)  M ( A, Z )  M  }.931 Mev/

2.5 Pemanfaatan Teknologi Pemisahan Inti

Salah satu pemanfaatan teknik nuklir adalah di dalam bidang kedokteran yaitu untuk
memeriksa kandungan unsur-unsur kelumit di dalam tubuh dengan teknik analisa
pengaktivan neutron (APN). Unsur kelumit biasanya terdapat dalam jumlah yang sangat kecil
sehingga sulit untuk diidentifikasi dengan cara pemisahan kimia biasa. Teknik APN mampu
mengidentifikasi unsur kelumit dengan orde bagian per juta (part per million, ppb).
Disamping itu, teknik APN tidak terpengaruh oleh sifat kimia dan tidak merusak terhadap

8
bahan yang dianalisa. Dengan teknik APN dapat diperoleh informasi yang akurat mengenai
distribusi unsur-unsur yang kadarnya kecil dalam berbagai organ.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Dari hasil pengukuran massa inti atom selalu lebih kecil dari jumlah massa nucleon
pada inti atom tersebut, penyusutan/pengurangan massa ini disebut defek massa
2. Energi yang setara dengan hilangnya massa untuk suatu nuklida tertentu disebut energi
ikat inti.Sedangkan menurut Einstein, energi ikat inti adalah selisih antara massa inti dengan
massa penyusun inti yang diubah menjadi energi
3. Salah satu pemanfaatan teknik nuklir adalah di dalam bidang kedokteran yaitu
untuk memeriksa kandungan unsur-unsur kelumit di dalam tubuh dengan teknik analisa
pengaktivan neutron (APN). Unsur kelumit biasanya terdapat dalam jumlah yang sangat kecil
sehingga sulit untuk diidentifikasi dengan cara pemisahan kimia biasa. Teknik APN mampu
mengidentifikasi unsur kelumit dengan orde bagian per juta (part per million, ppb).
Disamping itu, teknik APN tidak terpengaruh oleh sifat kimia dan tidak merusak terhadap
bahan yang dianalisa. Dengan teknik APN dapat diperoleh informasi yang akurat mengenai
distribusi unsur-unsur yang kadarnya kecil dalam berbagai organ.

3.2 Saran
Sesuai penjelasan diatas, sesungguhnya mempelajari fisika inti dapat membawa
manfaat bagi kehidupan sehari-hari, Adapun saran kami sebagai penulis adalah
mengaharapkan kepada pembaca untuk memberikan saran konstruktif yang berguna untuk
penyempurnaan isi makalah ini yang akan disambut dengan senang hati.

10
DAFTAR PUSTAKA

Erika Winasari, dkk. 2012. Energi Ikat. Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan
IlmuPengetahuan Alam: Universitas Udayana.
Frederick J.Bueche,Ph.d. 1989. Pendahuluan Fisika Inti. Jakarta: Erlangga.
Krane, Kenneth 2008. Fisika Modern. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press)
Pratiwi Dwijananti, M.Si, 2012. Diktat Mata Kuliah Fisika Inti. Jurusan Fisika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam: Universitas Negeri Semarang.
Wendri, 2016. Diktat Fisika Inti. Jurusan Fisika, Fakultas Matermatika dan Ilmu
Pengetahuan Alam: Universitas Udayana.

11

Anda mungkin juga menyukai