Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PERILAKU ORGANISASI
Diajukan sebagai tugas mata kuliah Perilaku Organisasi
Dosen Pengampu mata kuliah: Ikbal Irawan, M.Si

Disusun Oleh :
Kelompok 9
1. Isti Mutmainnah (16010354M)
2. Rafnidar (16010288M)
3. Purnama Putri Sya’dah (16010281M)
4. Esti Purnamasari (16010285M)
5. Dewi Sarlita Ifanisari (16010143M)
6. Nunung Herawati (16010312M)
7. Muhammad Amar Makmun (16010285M)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) BIMA
TAHUN AJARAN 2018-2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiratan Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat, karunia,
dan ridha-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini yang
berjudu l“Perilaku Organisasi”. Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai salah
satu tugas Kelompok pada mata kuliah “Perilaku Organisasi”.
Dalam kesempatan ini Penulis tidak lupa mengucapkan Terima Kasih kepada Dosen
pembimbing serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah
ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan,
untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran perbaikan dari semua pihak yang
terkait. Sehingga kekurangan yang ada dapat diperbaiki dan disempurnakan.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna
dan bermanfaat sebagaimana mestinya, khususnya bagi mahasiswa.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................... ........................................................................... .................... i


Daftar Isi ............................................................................................................... ................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... ................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... ................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................ ................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perilaku Organisasi ....................................................................... ................... 2
2.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Organisasi ............................ ................... 3
2.3 Faktor – Faktor Yang Menghambat Perilaku Organisasi ............................... ................... 4
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... ................... 9
3.2 Saran ............................................................................................................... ................... 9
Daftar Pustaka ....................................................................................................... ..................10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang perilaku
tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatuorganisasi serta dampaknya terhadap
kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi). Perilaku organisasi juga
dikenal sebagai studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik
khusus yang mempelajari organisasi,dengan memanfaatkan metode-metode
dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi.
Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang sumber daya
manusia dan psikologi industri.Organisasi dalam pandangan beberapa pakar seolah-olah
menjadi suatu “binatang” yang berwujud banyak, namun tetap memiliki kesamaan
konseptual. Atau dengan kata lain, rumusan mengenai organisasi sangat tergantung kepada
konteks dan perspektif tertentu dari seseorang yang merumuskan tersebut.
Setiap manusia mempunyai tujuan yang berbeda dalam hidupnya, karena pengaruh
pengetahuan dan pengalamannya yang berbeda. Namun setiap manusia akan sama dalam satu
hal yaitu ingin mempertahankan hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya.
Bagi masyarakat pada era industrialisasi sekarang ini, pekerjaan merupakan suatu
aspek kehidupan yang sangat penting. Bagi masyarakat modern bekerja merupakan suatu
tuntutan yang mendasar, baik dalam rangka memperoleh imbalan berupa uang atau jasa,
ataupun dalam rangka mengembangkan dirinya.
Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan
menerima pesan, terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada
kesempatan untuk melakukan umpan balik. hal Ini mengandung elemen-elemen yang ada
dalam setiap tindak komunikasi, terlepas dari apakah itu bersifat intrapribadi, antarpribadi,
kelompok kecil, pidato terbuka, atau komunikasi masa. Dalam komunikasi ini kita juga akan
menyinggung sedikit tentang Perhatian, Pemahaman dan Mengingat Informasi.
B. Rumusan masalah
Masalah-masalah yang akan di pecahkan dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Apakah pengertian dari perilaku organisasi?
2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku organisasi?
3. Apa faktor-faktor yang menghambat perilaku organisasi?
C. Tujuan dan manfaat
Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian Perilaku Organisasi
b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku organisasi
c. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat perilaku organisasi
Manfaat
a. Bagi penulis manfaatnya yakni menambah wawasan serta dapat memahami tentang
Perilaku organisasi.
b. Bagi mahasiswa, manfaat dibuatnya makalah ini diharapkan dapat digunakan untuk
menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang Perilaku Organisasi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian perilaku organisasi


Pengertian perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang mengamati tentang
pengaruh perilaku individu, kelompok dan perilaku dalam struktur organisasi dengan maksud
untuk mendapatkan pengetahuan guna memperbaiki keefektifan organisasi.
Dari pengertian tersebut diatas berdasarkan thesis bahwa pengertian manajemen ialah
pencapaian tujuan dengan bantuan orang lain, maka manajemen harus memusatkan pada
hubungan antar orang. Hal ini kadang-kadang juga disebut penelahaan “human relation”,
“leadership” atau “behavioral sciences approach”. Pada perilaku keorganisasian
dikembangkan teori-teori baru, metode dan teknik ilmu pengetahuan sosial dalam peristiwa-
peristiwa antara perorangan dan dalam hubungan perorangan sampai pada hubungan
kebudayaan. Dengan kata lain hubungan ini menekankan pada aspek kemanusiaan didalam
manajemen, dengan prinsip apabila orang-orang bekerjasama untuk mencapai tujuan tujuan
tertentu, maka sudah seharusnya apabila orang sudah mengerti orang lain yang menjadi
teman/kelompok kerjanya.
Perilaku organisasi konsern dengan situasi hubungan manusia, sebab hal ini
eratkaitannya dengan: pekerjaan, absensi, pergantian karyawan, produktivitas, prestasi
seseorang dan manajemen. Perilaku keorganisasian juga meliputi: motivasi, perilaku dan
kekuatan/tenaga kepemimpinan, komunikasi antar personal, struktur kelompok dan proses,
konflik, desain pekerjaan, dan stres.
Dari keterangan tersebut diatas dapat diilustrasikan statemen yang berkaitan dengan
manfaat perilaku keorganisasian sebagai berikut :Tingkat kegembiraan/keserasian karyawan
menjadikan karyawan tersebut menjadi produktif.Semua individu karyawan produktif, bila
pimpinan bersahabat, menaruh kepercayaan dan mengadakan pendekatan.
1. Efektifitas interview dalam seleksi.
2. Setiap orang berkeinginan/bertantang dalam pekerjaan.
3. Pelaksanaan pekerjaan dengan baik.
4. Setiap termotivasi oleh uang.
5. Sebagian besar orang sangat lebih konsern terhadap ukuran besarnya gaji kemudian yang
lainnya.
6. Sebagaian besar efektivitas kelompok dengan ketiadaan konflik.
Kebenaran dan keadaan statemen/pernyataan tersebut sepenuhnya adalah adalah teruji
oleh kepentingan waktu sehingga sistematik pendekatan dalam studi perilaku keorganisasian
dapat memberikan improvisasi yang bersifat menjelaskan dan prediksi
kecakapan/ketrampilan, bakat/kemampuan. Kemampuan berhubungan dengan sifat yang
dibawa sejak lahir atau dipelajari yang memungkinkan seseorang menyesaikan pekerjaan,
sedangkan kecakapan/ketrampilan berhubungan dengan menyelesaikan pekerjaan tugas yang
dimiliki dan dipergunakan oleh seseorang pada waktu yang tepat.

SIFAT ORGANISASI
Ada 3 hubungan dasar dalam hubungan formal :
1. Tanggung jawab
Hal ini merupakan kewajiban individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Barang kali bisa
diarahkan dengan terjadinya spesialisasi dalam bekerja.
2. Wewenang
Wewenang adalah hak untuk mengambil keputusan mengenai apa yang dijalankan oleh
seseorang dan merupakan hak untuk meminta kepada orang lain untuk melakukan sesuatu.
3. Pertanggungjawaban
Apabila wewenang berasal dari pimpinan ke bawahan, maka pertanggung jawaban berasal
dari bawahan ke pimpinan. Pertanggung jawaban merupakan laporan hasil dari bawahan
kepada yang berwenang (atasan).

Unsur-unsur organisasi terdiri dari :


1. Manusia (Human Faktor), artinya organisasi baru ada, jika ada unsur manusia yang
bekerjasama, ada pemimpin dan ada yang dipimpin.
2. Sasaran, artinya organisasi baru ada jika ada tujuan yang ingin dicapai.
3. Pekerjaan, menunjukkan bahwa organisasi baru ada jika ada pekerjaan yang akan
dikerjakan serta adanya pembagian pekerjaan.
4. Teknologi, ini artinya organisasi itu baru ada jika terdapat unsur-unsur teknis.
5. Tempat kedudukan, organisasi itu ada jika ada tempat kedudukannya.
6. Struktur, organisasi tersebut baru ada jika ada hubungan antara manusia yang satu
dengan manusia yang lain, sehingga tercipta organisasi.
7. Lingkungan (Enviromental External Sosial System), artinya organisasi baru ada jika ada
lingkungan yang saling mempengaruhi, misalnya ada sistem kerja sama sosial.
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi perilaku organisasi
1. Peningkatan produktifitas
Organisasi dikatakan produktif jika tujuan dapat dicapai dan proses pencapaian tersebut
dilakukan dengan merubah masukan menjadi keluaran dengan biaya yang paling rendah.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa produktifitas berhubungan dengan keefektifan dan
keefisienan.
2. Pengurangan kemangkiran
Kemangkiran adalah tindakan tidak masuk kerja tanpa alasan. Tingkat
kemangkiran yang tinggi dapat berdampak langsung pada keefektifan dan efisiensi
organisasi.
3. Penurunan Turn Over
Turn over adalah pengunduran diri secara permanen dari organisasi.
4. Peningkatan kepuasan kerja
Kepuasan kerja adalah perbedaan antara banyaknya ganjaran yang diterima karyawan
dan banyaknya yang mereka yakini harus mereka terima. Karyawan dikatakan
merasakan puas bila perbedaan bernilai positif secara perhitungan matematis.
Perilaku organisasi merupakan suatu bidang studi yang menyelidiki dampak perorangan,
kelompok, dan struktur pada perilaku dalam organisasi dengan maksud menerapkan
pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki keefektifan organisasi. Apa yang dipelajari,
yaitu bagaimana perilaku: perorangan (individu) kelompok struktur.

Perilaku organisasi mempunyai tiga dimensi konsep, yaitu :


1) Dimensi Konsep
Dimensi konsep mencakup ilmu pngetahuan, sosiologi, antropologi budaya, dan seluaruh
elemen sosial yang mempengaruhi berdirinya ilmu pengetahuan yang saling berkaitan.
2) Dimensi Sistem
Dimensi sistem mencakup bagaimana proses manajemen yang dilakukan untuk
melakukan suatu kegiatan secara efektif dan efisien yang di kemas dengan pendekatan-
pendekatan matematis atau logika.
3) Dimensi Manusia
Dimensi manusia adalah faktor penentu dalam organisasi yang tercermin dari ilmu
psikologi.karena,adanya organisai adalah adanya manusia.
(Miftah Toha dan Reni Rosari, UGM)
Ketiga dimensi diatas mencakup filosofi dasar lahirnya ilmu perilaku organisai yang
terdiri dari muliti disiplin ilmu (antroplogi kultural, sosiologi, psikologi dan manjemen)
sehingga dengan penedekatan ilmu-ilmu tersebut perilaku organisai dapat dibahas. Dalam
tataran konsep ilmu ini membahas seluruh kegiatan organisai yang di dalamnya terdapat
perilaku manusia, budaya, sosial dan sistem yang mendukung adanya organisasi tersebut.
sehingga antara manusia dan organisasi dapat saling mempengaruhi

PENDEKATAN STUDI PERILAKU ORGANISASI


Perdekatan yang menandai perkembangan awal dari studi perilaku yang merupakan
pendekatan perspektif teoritis-makro, yakni :
a. Pendekatan tradisional
Tokoh-tokoh dalam pendekatan tradisional seperti W. Taylor dan Max Weber.
Pendekatan tradisional memberikan kontribusi dalam studi manajemen antara lain :Telah
mengenalkan teori-teori rasional yang sebelumnya belum ada,Memusatkan perhatian pada
peningkatan produktifitas dan kualitas Menyediakan mekanisme administratif yang sesuai
bagi organisasi,
b. Penerapan pembagian kerja,
Meletakkan landasan mengenai efisiensi metode kerja dan organisasi,mengembangkan
prinsip-prinsip yang umum dalam manajemen.Pendekatan ini kemudian banyak ditinggalkan
karena hanya menekankan aturan-aturan formal, spesialisasi, pembagian tanggung jawab
yang jelas dengan member perhatian relatif kecil terhadap arti penting personal dan
kebutuhan sosial dari individu-individu yang berada dalam organisasi.
c. Pendekatan hub.kerja kemanusiaan (human relation approach)
Tokoh-tokoh dalam pendekatan ini seperti Elton Mayo. Pendekatan hubungan kerja
kemanusiaan memberikan beberapa sumbangan pemikiran dan hipotesisi baru, antara
lainSecara eksplisit pertama kali mengenalkan peranan dan pentingnya hubungan
interpersonal dalam perilaku kelompok,
Secara kritis menguji kembali hubungan antara gaji dan motifasi,Mempertanyakan anggapan
bahwa masyarakat merupakan kelompok individu yang berusaha untuk memaksimalkan
pemenuhan kepentingan personalnya,Menunjukkan bagaimana sistem teknis dan sistem
sosial saling berhubungan,Menunjukkan hubungan antara kepuasan kerja dan produktifitas.
Kelemahan pendekatan ini adalah :
 Mengesampingkan pengaruh struktur organisasi terhadap perilaku individu,
 Memandang organisasi sebagai sistem tertutup dan mengabaikan kekuatan lingkungan
politik, ekonomi, dan lingkungan yang lain,
 Tidak menjelaskan pengaruh kesatuan kerja terhadap sikap dan perilaku individu,
 Meremehkan motifasi keinginan untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan dan
kesadaran sendiri berkaitan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan,
 Memusatkan perhatian pada pengaruh kelompok kecil namun mengabaikan pengaruh
struktur sosial yang lebih luas.
d. Pendekatan perilaku organisasi (organizational behavior approach)
Tokoh-tokoh dalam pendekatan ini adalah Thoha dan Gibson. Thoha menyatakan
bahwa perilaku organisasi adalah secara langsung berhubungan dengan pengertian, ramalan,
dan pengendalian terhadap tingkah laku orang-orang dalam organisasi dan bagaimana
sperilaku orang-orang tersebut mempengaruhi usaha pencapaian tujuan organisasi.

Sedangkan menurut Gibson pendekatan perilaku organisasi adalah :


 Way of thinking
 Tingkat analisis pada level individu, kelompok, dan organisasi.
 Interdisciplinary field
 Memanfaatkan berbagai disiplin, model, teori, dan metode dari disiplin yang ada.
 Humanistic orientation
 Manusia dan segala sikap, perilaku, persepsi, kapasitas, perasaan, dan tujuan merupakan
nilai utama.
 Performance oriented
 Selalu mengarah pada performance.
 External environment
 Lingkungan eksternal mempunyai pengaruh terhadap perilaku organisasi.
 Metode ilmiah (scientific method)
 Application orientation
 Memusatkan perhatian pada untuk menjadwal berbagai permasalahan yang muncul dalam
konteks manajemen organisasi.Perenan
LINGKUP PERILAKU ORGANISASI
Mempelajari perilaku manusia dalam organisasi melalui tiga tingkatan analisis.
o Tingkatan Individu : karakteristik bawaan individu dalam organisasi.
o Tingkatan Kelompok : dinamika perilaku kelompok dan faktor-faktor determinannya
o Tingkatan Organisasi : faktor-faktor organizational yang mempengaruhi perilaku.

B. Faktor-Faktor Yang Menghambat Perilaku Organisasi


Herbert Kaufman dalam bukunya Limits Of Organization Change (1985 :8)
Mengemukakan bahwa kegagalan untuk mengadakan perubahan didalam organisasi dapat
Disebabkan oleh beberapa faktor :
Faktor – factor tersebut dikelompokkan menjadi tiga kategori , yaitu :
1. Hasrat untuk mempertahankan kestabilan hidup bersama (acknowledged collective
benefits of stability)
2. Pertimbangan atas lawan-lawan yang mungkin dihadapi untuk mengadakan perubahan
(calculated opposition to change).
Ketidakmampuan untuk mengadakan perubahan (inability to change)
a. Hasrat untuk mempertahankan manfaat kestabilan hidup bersama (acknowledged
collective benefites or stability) dengan aturan yang sudah melembaga pada suatu
organisasi telah terbentuk pola prilaku yang sudah disepakati dan tampil sebagai
iklim kerja yang mewarnai kehidupan organisasi yang menciptakan kehidupan stabil
dengan rasa aman dan silahturahmi yang baik antara individu yang terkait. Oleh
karena itu adanya perubahan dikhawatirkan akan menimbulkan gangguan dan
keresahan sehingga mengundang ketidak stabilan organisasi.
b. Pertimbangan atas lawan-lawan yang mungkin akan dihadapi dalam mengadakan
perubahan (calculated opposition to change)
2. Kelompok oposisi atas perubahan akan datang dari dalam maupun dari luar organisasi,
baik secara perseorangan maupun berkelompok. Munculnya kaum oposisi ini dapat
berdasarkan pada berbagai alasan antara lain :
 Untuk melindungi keadaan yang dipandang sudah baik dan sedang dinikmati
(prevailing advantage).
 Untuk melindungi kualitas yang sudah ada (protection of quality), dalam hal ini
dikhawatirkan perubahan didalam organisasi akan menimbulkan gangguan terhadap
kualitas produk yang sudah dicapai.
3. Kekhawatiran akan biaya perubahan (psyhic of change). Dalam hal ini perubahan
organisasi terhambat oleh pertimbangan manfaat perubahan dibandingkan dengan biaya
yang harus digunakan.

Ketidakmampuan untuk berubah menurut pendapat Herbert Kaufmant (1985:15) adalah


karena beberapa alasan antara lain :
1). Pembuatan mental (mental Blinders)
a). Pembuatan Mental (Mental Blinders)
Pembuatan mental didalam organisasi antara lain melalui prilaku secara terprogram
melalui metode yang sama dengan pengarahan, instruksi atau indoktrinasi sehingga tertanam
pada semua anggota organisasi. Pengisian posisi didalam organisasi didasarkan pada
pemilihan tidak hanya atas keahlian.
2). Hambatan Sistem (systemic Obstacles)
a). Hambatan Sistem
Hambatan system merupakan hambatan internal dalam diri orang-orang dalam
organisasi yang terbentuk karena pengendalian dari luar diri orang-orang tersebut, yaitu dari
system organisasi.
Hambatan-hambatan tersebut meliputi :
1). Keterbatasan sumber daya (resource limition)
Hal ini terjadi karena terbatasnya sumber daya yang dimiliki, baik sumber daya alam
maupun sumber daya manusia, sehingga tidak mampu membiayai perubahan yang
diharapkan.
2). Terperangkap oleh biaya (Sunk Cost)
Perubahan yang diharapkan dilaksanakan dalam organisasi dapat terhambat karena
organisasi terperangkap oleh biaya yang harus dikeluarkan untuk kekayaan yang tidak dapat
dengan cepat diuangkan sebagai akibat investasi pada kekayaan tetap yang memberikan hasil
(ROI) tidak sesuai dengan yang diharapkan.
3). Akumulasi hambatan-hambatan perilaku yang bersifat resmi (accumulations of official
constrain’s on Behaviour).
Hambatan-hambatan ini dapat berupa status, ketentuan-ketentuan hokum, hubungan
personal didalam struktur organisasi ,dan lain-lain yang semakin berpengalaman suatu
organisasi, semakin berkembang ketentuan-ketentuan resmi yang melembaga dan membatasi
perilaku individu-individu didalamnya.
4). Hambatan-hambatan perilaku yang tidak resmi dan tidak direncakan.
Hambatan ini datang melalui kelompok informal didalam organisasi formal, berupa antara
lain sabotase bawahan terhadap program perubahan.
5). Kesepakatan antar organisasi
Perubahan organisasi juga dapat terhambat oleh kesepakatan organisasi dengan organisasi
lain. Kesepakatan ini dapat berupa kontak kerja, kesepakatan dengan pelanggan (perjanjian
jual beli), kesepakatan dengan pesaing (melalui OPS), kesepakatan untuk mematuhi
ketentuan pemerintah, dan lain-lain.
Untuk melaksanakan perubahan didalam organisasi, maka hambatan-hambatan
tersebut harus dapat diantisipasi dan diatasi, mengingat bahwa perubahan didalam organisasi
merupakan tuntutan yang perlu dilaksanakan seiring dengan laju dinamika masyarakat tempat
organisasi berbeda. Perubahan ini dapat dilaksanakn sebagai keharusan atau secara sukarela
(involuntary change or voluntary change).
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Iklim organisasi adalah persepsi individu terhadap praktek dan prosedur yang berasal
dari pengalamannya berinteraksi di lingkungan organisasinya, dalam hubungannya dengan
kesejahteraan mereka dan dapat mempengaruhi perilakunya di organisasi.
Kualitas pelayanan merupakan bentuk performansi yang identik dengan perilaku
karyawan di perusahaan. Perilaku karyawan tersebut di perusahaan dapat dipengaruhi oleh
iklim organisasi. Iklim organisasi yang positif terwujud ketika karyawan mempersepsi positif
suasana, dimensi-dimensi, praktek, dan prosedur di tempat kerjanya. Hasilnya yaitu sikap dan
perilaku karyawan yang timbul pun positif dan mendukung ke arah pemberian pelayanan
yang berkualitas.
Berdasarkan analisis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa iklim organisasi
memiliki sumbangan efektif terhadap kualitas pelayanan sebesar sedangkan sisanya
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diungkap dalam analisis ini.

B. SARAN
1. Bagi Karyawan
Dilihat dari hasil kualitas, sebaiknya karyawan harus lebih konsisten dan disiplin lagi
dalam menjalankan standar kualitas pelayanan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Untuk
perbaikan iklim organisasi, sebaiknya untuk Direktur sebisa mungkin mewujudkan iklim
oragnisasi yang positif atau menyenangkan karyawannya.
2. Bagi Perusahaan
Tim manajemen sebagai tim pelaksana perusahaan sebaiknya menciptakan praktek-
praktek kerja dan situasi kerja yang kondusif dan menyenangkan karyawannya. Usaha-usaha
yang dapat dilakukan untuk mewujudkan iklim organisasi tersebut yaitu memberikan
kesempatan kepada karyawan untuk lebih maju, naik jabatan, dan berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan di perusahaan. Perusahaan sebaiknya meninjau dan meningkatkan
kesejahteraan karyawan. Pelaksanaan usaha-usaha tersebut akan membuat karyawan merasa
bahwa perusahaan memperlakukan mereka dengan baik dan memenuhi kebutuhan mereka
sehingga tercipta iklim organisasi yang positif. Untuk peningkatan kualitas pelayanan, tim
manajemen dapat menyelenggarakan kompetisi pelayanan, yaitu karyawan yang memberikan
pelayanan terbaik dan konsisten menjalankan Six Steps Service akan diberikan reward.
Kompetisi tersebut dapat membuat karyawan termotivasi untuk terus-menerus memberikan
pelayanan yang berkualitas tinggi kepada pelanggan dan pada akhirnya akan terbiasa untuk
konsisten menjalankan standar kualitas pelayanan yang telah ditetapkan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

 Ø Muchlas, M. 2005. Prilaku Organisasi. Yogyakarta : Gajah Mada University Press


 Ø Khaerul Umam, 2010. Perilaku Organisasi. Bandung: CV. Pustaka Setia.
 Ø Hendyat Soetopo, 2010. Perilaku Organisasi Teori Praktik di Bidang Pendidikan.
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
 Ø Dr. Erliana Hasan, M.Si., 2010. Komunikasi Pemerintahan. Bandung: Refika
Aditama.

Anda mungkin juga menyukai