Bab 4 Bab 5
Bab 4 Bab 5
PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian
Demam dengue / DF dan DBD atau DHF adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan
nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan
diathesis hemoragik (Sudoyo, 2010). Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue
dari kelompok arbovirus B, yaitu arthropod-born envirus atau virus yang
disebarkan oleh artropoda. Vector utama penyakit DBD adalah nyamuk aedes
aegypti (didaerah perkotaan) dan aedes albopictus (didaerah pedesaan).
(Widoyono, 2008). Sifat nyamuk senang tinggal pada air yang jernih dan
tergenang, telurnya dapat bertahan berbulan-bulan pada suhu 20-420C. Bila
kelembaban terlalu rendah telur ini akan menetas dalam waktu 4 hari, kemudian
untuk menjadi nyamuk dewasa ini memerlukan waktu 9 hari. Nyamuk dewasa
yang sudah menghisap darah 3 hari dapat bertelur 100 butir (Murwani, 2011).
Gejala klinis utama pada DBD adalah demam dan manifestasi perdarahan baik
yang timbul secara spontan maupun setelah uji torniquet. Yang timbul secara
spontan yaitu dengan demam tinggi mendadak yang berlangsung selama 2-7 hari,
hepatomegali, Renjatan, nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (<20mmHg)
atau nadi tak teraba, kulit dingin, dan anak gelisah (Soegeng, 2006). Manifestasi
perdarahan ditemukan perdarahan spontan berbentuk peteki, purpura, ekimosis,
epitaksis, perdarahan gusi, hematemesis, melena. Sedangkan dengan uji
tourniquet positif.
Hasil pengkajian yang penulis lakukan pada Ibu An. M mengatakan keluhan
demam disertai dengan muntah.Selain itu pasien juga mengeluh jika
tenggorokannya terasa sakit.Keluhan dirasakan sejak ± 5 hari. Kesadaran
Composmetis (GCS:14 E3 M6 V5), tampak lemas, tidak nafsu makan, klien
tampak gelisah, akral hangat, membran mukosa kering, tampak lemah, TD :
90/60 mmHg, RR : 22 x/menit, N : 112x/menit, S : 39ºC, CRT: < 2 detik, BB
sebelum masuk 48 kg , BB Sesudah masuk 45 kg, pemeriksaat LAB :WBC : 1,84
103/ml, HGB : 11,9 g/dL, HCT : 36,0%, PLT : 120 103/ml
Berdasarkan pengkajian pada An. M tidak ditemukan kesenjangan antara
tinjauan teori dan tinjauan kasus.
4.5 Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan. Namun, evaluasi dapat
dilakukan pada setiap tahap dari proses perawatan. Evaluasi mengacu pada
penilaian, tahapan dan perbaikan. Pada tahap ini, perawat menemukan
penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil atau gagal
(Alfaro-Lefevre, 1994 dalam Deswani, 2009).
Dalam kasus ini evaluasi keperawatan dilakukan sampai pasien di izinkan
pulang, yaitu sebagai berikut :
1. Hipertermia
Pada hari Selasa, 05 Maret 2019 (jam 09.10 WIB) Ibu pasien
mengatan badan anaknya masih panas, suhu : 38ºc. Hari Rabu, 06 Maret
2019 (jam 09.20) Ibu pasien mengatakan badan anaknya masih hangat,
suhu : 36,8Vc, kulit teraba hangat. Hari Kamis, 07 Maret 2019 (jam 08.00)
Ibu pasien mengatakan badan anaknya tidak sehangat seperti kemarin-
kemarin, suhu : 36,9 oc, sulit teraba hangat. Hari Jumat, 08 Maret 2019
(12.00), Ibu pasien mengatakan badan anaknya sudah tidak panas lagi,
masalah hipertermi teratasi, intervensi dihentikan.
2. Kekurangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Pada hari Selasa, 05 Maret 2019 (jam 09.10 WIB) Ibu pasien
mengatakan Pasien belum mau makan, 1 porsi tidak habis. Rabu, 06 Maret
2019 (jam 09.20) Ibu pasien mengatakan, pasien sudah mau makan tetapi
sedikit, sudah bisa menghabiskan setengah porsi makan. Hari Kamis, 07
Maret 2019 (jam 08.00) Ibu pasien mengatakan pasien sudah mau makan
banyak, 1 porsi makan habis. Hari Jumat 08 Maret 2019 (12.00) Ibu pasien
mengatakan pasien sudah bisa menghabiskan makanannya dan makanan
ringan, 1 porsi dan makanan ringan habis. Masalah nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh teratasi, intervensi dihentikan.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun hasil asuhan keperawatan kepada klien yang didapatkan dari
pengkajian, penegakkan diagnosa keperawatan, menentukan rencana
keperawatan, melakukan implementasi dan evaluasi, yaitu :
1. Pengkajian
Berdasarkan pengkajian pada An. M tanggal 05 Maret 2019 pukul 09.00
WIB dengan DHF diperoleh data yang tidak jauh berbeda dengan manifestasi
klinis dari penyakit DHF yaitu demam, lemas, tenggorokan sakit, tidak nafsu
makan, akral hangat, membran mukosa kering.
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil data pengkajian yang telah dilakukan, dirumuskan
diagnosa keperawatan pada An.M dengan DHF yang sesuai dengan teori
yaitu Hipertermi b.d Infeksi virus dengue, Kekurangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d anoreksia.
3. Rencana Keperawatan
Dalam membuat rencana keperawatan disesuaikan dengan diagnosa yang
ditegakkan sehingga mendapatkan tujuan yang diinginkan. Tidak ada
kesenjangan rencana keperawatan antara teori dan kasus untuk setiap
diagnosa yang sama.
4. Implementasi Keperawatan
Tindakan keperawatan pada pasien dilakukan sesuai rencana pada teori.
Tidak semua tindakan yang direncanakan dilakukan karena penulis dalam
melakukan tindakan lebih mengutamakan tindakan prioritas dalam proses
pengobatan dan penyembuhan pasien dan juga disesuaikan dengan kondisi,
situasi, dan perubahan yang dialami pasien.
5. Evaluasi Keperawatan
Klien di pulangkan karena kondisinya telah membaik dan disarankan untu
kembali melakukan kontrol. Maka penulis memberikan health education
mengenai menganjurkan klien untuk selalu meningkatkan istirahat, juga
menganjurkan pada klien untuk selalu mengkonsumsi air yang cukup, dan
menganjurkan keluarga untuk selalu menemani klien serta mengkonsumsi
obat yang diberikan sesuai dengan instruksi.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah ada maka penulis memberi beberapa
saran, antara lain :
1. Bagi Instansi Rumah Sakit
Bagi Instansi Rumah Sakit untuk meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan yang ditunjang dengan pengadaan fasilitas-fasilitas yang
memadai berkaitan dengan pasien DHF.
2. Bagi perawat
Diharapkan dalam melakukan pengkajian hendaknya menjalin hubungan
kerja sama yang baik antara klien dan perawat, agar data yang diperoleh sesuai
dengan kondisi klien. Diharapkan dalam perumusan masalah sesuai dengan
data yang diperoleh dari klien. Dapat mengaplikasikan semua rencana dalam
melaksanakan tindakan keperawatan. Kemudian dapat memperoleh evaluasi
sesuai yang diharapkan sebelumnya. Diharapkan kepada perawat untuk dapat
memberikan Health Education pada pasien terkait hal-hal yang berhubungan
dengan penyakitnya, sehingga mampu mengurangi tingkat stres hospitalisasi.
3. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan agar lebih membekali mahasiswa didiknya tentang pembuatan
asuhan keperawatan baik itu yang terkait penyakit DHF maupun penyakit-
penyakit lainnya.