Anda di halaman 1dari 9

Termokopel Sebagai Perangkat Sensor Suhu

Dasar Termokopel

Sensor merupakan piranti yang digunakan untuk mendeteksi dan mengukur magnitude
sesuatu. Sensor merupakan tranduser yang digunakan untuk mengubah variasi mekanis,
magnetis, panas, menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor dikategorikan sebagai pengukur
dan mempunyai peranan penting dalam pengendalian proses pabrikasi otomatis.

Termokopel merupakan sensor suhu yang terdiri atas sepasang penghantar yang berbeda
disambung las atau dileburkan bersama pada satu sisi membentuk penghantar ”hot” atau
sambungan pengukuran yang ada ujung ujung bebasnya untuk menghubungkan dengan
penghantar ”cold” atau sambungan referensi. Ilustrasinya dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
Perbedaan suhu antara sambungan pengukuran dan sambungan referensi alat ini berfungsi
sebagai termokopel dan bisa membangkitkan tegangan dc yang kecil. Tegangan output
termokopel hampir berbanding lurus dengan perbedaan suhu antara sambungan
pengukuran (hot) dan sambungan referensi (cold). Perbandingan yang konstan dinamakan
Koefisien Seeback dan berkisar antara 5 sampai 50 V per derajat celcius.

Disini saya tidak akan membahas lebih jauh tentang teori termokopel ini secara luas, cukup
anda mengetahui bahwa termokopel adalah sebagai sensor suhu yang mampu mengukur
suhu sangat tinggi sehingga sensor suhu termokopel ini sering digunakan untuk industri
pengolahan minyak atau baja, termasuk pengukuran suhu, gas buang turbin, mesin diesel,
dan proses industri lainnya.

Tipe-Tipe dan Jenis Termokopel

Ketika memilih termokopel kita harus juga mempertimbangankan jenis pengisolasian dan
konstruksi probenya. Karena semua ini akan memiliki efek pada suhu kisaran, akurasi suhu
terukur, dan keandalan pembacaannya. Di bawah ini dapat dilihat jenis-jenis termokopel
yang secara umum dipakai dikalangan industri.

Tipe K (Chromel / Alumel)


Tipe K adalah termokopel yang berbiaya murah dan umum digunakan, karena
popularitasnya itu termokopel jenis ini tersedia dalam berbagai macam probe.termokopel
tersedia untuk rentang suhu di -200 ° C sampai +1200 ° C. Sensitivitasnya adalah kira-kira
41 v / ° C.
Tipe E (Chromel / konstanta)
Tipe E memiliki output yang tinggi (68 v / ° C) yang membuatnya cocok untuk digunakan
pada suhu rendah (cryogenic). Properti lainnya dari tipe E ini adalah tipe non magnetik.

Tipe J (Iron / konstanta)


Jangkauan pengukurnnya terbatas, hanya -40 hingga 750 ° C membuat termokopel jenis ini
kurang populer dibandingkan dengan tipe K. Termokopel tipe J ini tidak boleh digunakan di
atas 760 ° C.

Tipe N (Nicrosil / Nisil)


Stabilitas tinggi dan ketahanannya terhadap oksidasi suhu tinggi membuat tipe N cocok
untuk pengukuran suhu tinggi tanpa platinum. Dapat mengukur suhu di atas 1200 °C.
Sensitifitasnya sekitar 39 µV/°C pada 900 °C, sedikit di bawah tipe K. Tipe N merupakan
perbaikan dari tipe K

Termokopel tipe B, R dan S adalah termokopel 'logam mulia'. Semuanya (tipe B,R,S)
adalah yang paling stabil dari semua termokopel yang ada, namun karena sensitivitasnya
yang rendah (kira-kira 10 v / ° C), mereka biasanya hanya digunakan untuk pengukuran
suhu tinggi (> 300 ° C).

Tipe B (Platinum / Rhodium)


Cocok untuk pengukuran suhu tinggi hingga 1800 ° C. Disebut termokopel "B" karena
bentuk suhu / tegangan kurva mereka yang menyerupai huruf "B", dan memberikan output
yang sama pada 0 ° C dan 42 ° C. Hal ini membuat mereka tidak bisa ddigunakan pada
suhu di bawah 50 ° C.

Type R (Platinum / Rhodium)


Cocok untuk pengukuran suhu tinggi hingga 1600 ° C. Sensitivitasnya yang rendah (10 v / °
C) dan biayanya yang tinggi, membuat termokopel ini tidak cocok untuk digunakan pada
pengukuran umum.

Type S (Platinum / Rhodium)


Cocok untuk pengukuran suhu tinggi hingga 1600 ° C. Sensitivitasnya yang rendah (10 v / °
C) dan biayanya yang tinggi membuat mereka tidak cocok untuk digunakan pada
pengukuran umum. Karena tipe S sangat tinggi stabilitasnya, maka sering digunakan
sebagai standar kalibrasi untuk titik leleh emas (1064.43 ° C).

Type T (Copper / Constantan)


Cocok untuk pengukuran antara −200 to 350 °C. Konduktor positif terbuat dari tembaga, dan
yang negatif terbuat dari constantan. Sering dipakai sebagai alat pengukur alternatif sejak
penelitian kawat tembaga. Type T memiliki sensitifitas ~43 µV/°C
Ketika memilih jenis termokopel, anda harus memastikan bahwa peralatan ukur anda tidak
membatasi rentang suhu yang dapat diukur. Kisaran suhu yang dapat diukur adalah 8
channel Pico TC-08. Perhatikan juga bahwa termokopel dengan sensitivitas rendah (B, R
dan S), memiliki resolusi yang lebih rendah.
Seperti yang telah diketahui bersama, bahwa sensor suhu termokopel memiliki nilai output
yang kecil pada kondisi level noise yang tinggi (baca artikel sebelumnya tentang
"Termocouple Sebagai Perangkat Sensor Suhu") , maka nilai output tersebut memerlukan
pengkondisian sinyal agar nilai output tersebut dapat dibaca.

Gambar berbagai macam jenis Digital Temperature Controller

Terbacanya nilai output dari termokopel tersebut tentunya membutuhkan sebuah peralatan
elektonik digital terpadu yang dinamakan Thermocouple Amplifier Digital yang lebih dikenal
dikalangan teknik kelistrikan industri sebagai "Digital Temperature Controller"

Digital Temperature Controller ini adalah alat yang bisa mengontrol suhu untuk
mengendalikan cooler / heater sesuai dengan settingan yang diinginkan. Sama seperti
prinsip kerja Digital Counter relay, Digital Thermostat ini mempunyai kontak-kontak NO NC
pada output settingnya, serta membutuhkan input power supply dalam kerjanya.
Gambar dasar terminal Digital Temperature Controller

Penyambungan

Dalam sebuah rangkaian sederhana dari peralatan ini dapat saya jelaskan sebagai berikut.

Peralatan yang dibutuhkan: Oven masak listrik non auto (atau oven tradisional biasa dengan
kompor listrik), Digital Temperature Controller type REX-C100, kabel, stop kontak dan
sebuah Termokopel. Perhatikan gambar dibawah ini..
klik gambar untuk memperbesar

Pada gambar diatas dapat dijelaskan sebagai berikut.

 Kabel power supply input pada terminal nomor 1 (coklat) dan nomor 2 (biru)
 Kabel Netral di terminal nomor 2, masuk juga ke terminal netral stop kontak
(biru besar)
 Kabel Phasa pada terminal nomor 1, masuk juga ke terminal nomor 3 (biru pendek)
 Terminal nomor 4 masuk ke terminal fasa stop kontak (coklat pendek)
 Terminal nomor 3 dan 4 adalah kontak NO yang nantinya bekerja memutus supply
listrik dari stop kontak ke peralatan oven masak, sesuai temperatur yang diinginkan
 Terminal nomor 9 dan 10 (merah dan biru) adalah terminal input dari termokopel
 Kabel Ground (Kuning Hijau) diabaikan

Cara kerja

Sebelumnya ketahui dulu spesifikasi peralatan Digital Temperature Controller tipe REX-
C100 dibawah ini.

Dan untuk mengenali lebih jauh cara settingnya, mungkin anda harus membaca telebih
dahulu buku petunjuknya disini instruction manual of the RKC INSTRUMENT Rex C-100
PID controller. Karena tidak mungkin bagi saya menjelaskan secara detail tentang cara
setting peralatan ini, dikarenakan terlampau panjang.

Setelah selesai menyetting, maka masukkan kabel power supply Digital Temperature
Controller ke stop kontak jala-jala listrik rumah. Lalu masukkan juga kabel power supply
oven (atau kompor listrik, pada oven tradisional) ke stop kontak dari Digital Temperature
Controller. Setelah itu masukkan termokopelnya kedalam oven masak dengan
mempertimbangkan letak pemasangannya, agar secara tepat mengukur suhu ruang oven
dan tidak mengganggu fungsi oven masak dalam kerjanya.

Termokopel akan mengukur suhu oven sesuai dengan suhu tinggi stabil yang diinginkan.
Setelah suhu didalam oven mencapai suhu tinggi yang dimaksud, maka kontak relay NC
yang menghubungkan sumber listrik power supply oven akan terbuka dan memutuskan
sumber listrik. Sehingga oven akan dalam kondisi off hinga mencapai suhu turun settingan.
Setelah mencapai suhu turun tertentu, maka kontak NO akan terhubung kembali dan
mencapai lagi suhu tinggi settingan. Begitu seterusnya hingga suhu didalam oven akan
tetap stabil dan mencapai satuan waktu settingan tertentu (waktu masak) dan menjaga agar
makanan yang kita masak tidak mengalami kelebihan suhu masak atau rusak (hangus).

TEMPERATURE CONTROL

Temperature control adalah alat yang dapat mengukur atau mengontrol besarnya suhu yang
terdapat pada suatu benda, bidang atau ruang, untuk diproses lebih lanjut. Keluaran dari
temperature kontrol dapat kita hubungkan ke perangkat listrik lainnya seperti relay, MC,
solenoid valve dll sesuai dengan keperluannya.

. Besarnya nilai suhu yang diukur ( actual ) akan ditampilkan pada display yang terdapat
pada temperature control lalu dibandingkan dengan nilai suhu yang diinginkan atau set
point.

. Contoh yang paling sederhana, pada pengukuran suhu di dalam sebuah mold misalnya,
nilai suhu yang diinginkan adalah 120 C, lalu actual suhu yang diukur sebesar 123 C, maka
kontak output alarm pada temperatur control akan bekerja, kontak ini dapat digunakan untuk
mengontrol peralatan- peralatan lainnya seperti solenoid valve, magnetic contactor untuk
pompa dll.

. Besarnya batasan nilai alarm, dapat diatur pada bagian parameter yang terdapat pada alat
tersebut, sehingga temperatur actual dapat sesuai dengan temperature yang didinginkan.

Input

. Input atau masukan atau pemungut yang digunakan umumnya berupa sensor temperatur
berupa thermocouple dan PT100, dihubungkan langsung ke terminal input dari Temperature
control. Atau bisa juga masukan berupa signal tegangan atau arus yang berasal dari
perangkat lain seperti tranducer dll, besarnya nilai arus signal antara 4 - 20 ma.

Output

. Output atau keluaran dari temperature kontrol dapat berupa signal arus (analog) atau
berupa kontak relay yang siap dihubungkan dengan perangkat kontrol lainnya.

Cara kerja.

. Umumnya Temperture kontrol mempunyai set point / batasan nilai suhu yang kita masukan
kedalam parameter didalamnya. Ketika nilai suhu benda (nilai actual) yang diukur melebihi
set point beberapa derajat maka outputnya akan bekerja.

Dalam melakukan fungsinya temperature controller mengontrol suhu proses tanpa


keterlibatan operator yang luas, sistem kontrol atau control system temperature bergantung
pada controller, yang menerima sensor suhu seperti termokopel atau RTD sebagai
masukan. Ini membandingkan suhu sebenarnya untuk kontrol suhu yang diinginkan, atau
setpoint, dan menyediakan output untuk mengontrol element. Controller merupakan salah
satu bagian dari sistem kontrol keseluruhan, dan seluruh sistem harus dianalisis dalam
memilih kontroler yang tepat. Ada beberapa item yang harus dipertimbangkan dalam
memilih temperature control

Temperature controller sebagai ON/OFF Control

Salah satu manfaat dari temperature control adalah


sebagai on/off , kontroler on-off adalah bentuk sederhana dari perangkat kontrol suhu.
Sebuah kontroler on-off akan beralih output hanya ketika suhu melintasi setpoint. Untuk
kontrol pemanasan, output adalah pada saat suhu berada di bawah setpoint, dan off atas
setpoint.

Testindo selaku perusahaan yang bergerak dibidang jasa dan pengujian serta menjual
berbagai macam produk seperti sensor, alat inspeksi dan lain – lain, menjual temperature
control yaitu MPDI C Series, yang memiliki keunggulan dapat membaca 60 Channel dalam
satu display.

Dalam kebutuhan industri, MPDI C Series sebagai automatic control & datalogger dapat
digunakan diberbagai jenis aplikasi, diantaranya oil & gas, mining & mineral, transportation,
vehicles & automotive, Iron & Steel dan masih banyak lagi.

Contoh gambar alat temperature control

Anda mungkin juga menyukai