Anda di halaman 1dari 8

Sparisoma Viridi, 201608230 dalam Fisika Granular, Departemen Fisika, Institut Teknologi Bandung | Lisensi ITB 2016 | Penyebaran

dalam bentuk aslinya

Deret Taylor
diperbolehkan selama untuk tujuan pendidikan dan tak-komersial. Modifikasi dan pembuatan karya turunan memerlukan ijin dari penulis | dudung@gmail.com

Ekspansi suatu fungsi dalam deret Taylor dapat dikatakan merupakan dasar dari banyak
metode numerik, seperti misalnya metode integrasi Euler [1], metode pencarian akar
Newton-Raphson [2], dan penyelesaian persamaan diferensial menggunakan deret [3].

1 Deret Taylor
Sembarang fungsi f(x) dapat direpresentasikan di sekitar x = x0 dengan menggunakan
deret Taylor mengikuti

(x − x0 )n d n f (x )
f (x ) = ∑ , (1)
n =0 n! dx n x = x
0

di mana semakin besar nilai n atau semakin banyak suku yang dilibatkan, representasi-
nya semakin mendekati fungsi sebenarnya. Sebagai ilustrasi, misalnya terdapat fungsi

f ( x ) = c0 + c1 x + c 2 x 2 , (2)

yang apabila dicari turunan ke-nol, pertama, dan keduanya akan memberikan

d 0 f (x )
= f ( x ) = c0 + c1 x + c 2 x 2 , (3a)
dx 0

d 1 f ( x ) df (x )
= = c1 + 2c 2 x , (3b)
dx1 dx

d 2 f (x )
= 2c 2 . (3c)
dx 2
Suku-suku untuk n ≥ 3 tidak perlu dilibatkan karena akan memberikan nilai nol. Selan-
jutnya untuk ekspansi deret di sekitar x = x0, akan membuat Persamaan (3a) – (3c)
menjadi

d 0 f (x )
= c 0 + c1 x0 + c 2 x02 , (4a)
dx 0 x = x0

d 1 f (x )
= c1 + 2c 2 x0 , (4b)
dx1 x = x0

1
2

d 2 f (x )
= 2c 2 . (4c)
dx 2 x = x0

Substitusikan kembali Persamaan (4a) – (4c) ke Persamaan (1) sehingga diperoleh

( x − x0 )
0

(c0 + c1 x0 + c2 x0 ) + ( x − x0 )
1
( x − x0 )
2

f (x ) = 2
(c1 + 2c2 x0 ) + (2c2 )
0! 1! 2!
= c 0 + c1 x0 + c 2 x0 + c1 x − c1 x0 + 2c 2 x 0 x − 2c 2 x0 + c 2 x − 2c 2 x0 x + c 2 x02
2 2 2
(5)
= c 0 + c1 x + c 2 x + (c1 x 0 − c1 x0 ) + (c 2 x − 2c 2 x + c 2 x ) + (2c 2 x0 x − 2c 2 x0 x )
2 2
0
2
0
2
0

= c 0 + c1 x + c 2 x 2

yang tak lain adalah fungsi f(x) semula.

2 Deret Maclaurin
Apabila dilakukan ekspansi deret Taylor dengan mengambil x0 = 0 maka deret yang
diperoleh disebut sebagai deret Maclaurin [4]

x n d n f (x )
f (x ) = ∑ . (6)
n =0 n! dx n x =0

Contoh dua buah fungsi yang sering diekspansi menggunakan deret Maclaurin adalah
sin x dan cos x yang masing-masing akan menjadi

sin x = ∑

(− 1)n x 2 n +1 , (7)
n =0 (2n + 1)!

cos x = ∑

(− 1)n x 2 n . (8)
n = 0 (2n )!

3 Metode integrasi Euler


r r
Untuk setiap saat t posisi r dan kecepatan v suatu titik partikel dapat dihubungkan
lewat
r r

r = v dt , (9)

yang dalam dapat didiskritisasi untuk setiap langkah waku ∆t menjadi


r r r
r (t + ∆t ) = r (t ) + v (t )∆t (10)

dengan metode Euler. Persamaan (10) dapat diubah menjadi


3

r r
r r (t + ∆t ) − r (t )
v (t ) = , (11)
∆t

yang dengan konsep limit akan memberikan


r r r
dr (t ) r (t + ∆t ) − r (t )
= lim (12)
dt ∆t → 0
∆t

hubungan diferensialnya, yang tak lain adalah Persamaan (9). Metode ini akan
memberikan hasil yang baik bila nilai ∆t cukup kecil.
Terdapat lelucon yang menarik terkait dengan limit ini ☺ [5].
Metode Euler dapat diungkapkan lebih umum sebagai

 df 
f ( x + ∆x ) = f ( x ) +   ∆x . (13)
 dx 
Terdapat suatu persamaan diferensial
dx
− ω 1− x2 = 0 (14)
dt
yang akan digunakan sebagai ilustrasi penerapan Persamaan (13). Penerapapan metode
Euler akan memberikan bentuk numerik dari Persamaan (14) dalam bentuk

x(t + ∆t ) = x(t ) + ω∆t 1 − x 2 (t ) , (15)

yang tak lain akan memberikan solusi berbentuk sin ωt. Persamaan (14) dapat dituliskan
menjadi
dx
= ω dt . (16)
1− x2

Dimisalkan x = sin θ dan dx = cos θ dθ, sehingga Persamaan (16) akan menjadi
dθ = ω dt ⇒ θ = ωt . (17)

Selanjutnya diperoleh

sin −1 x = ωt ⇒ x = sin ωt (18)


yang merupakan solusinya. Lalu, bagaimanakah agar Persamaan (15) dapat dilihat
merupakan sin ωt? Untuk itu tuliskan

x(t ) = sin ωt (19)


4

sehingga

x(t + ∆t ) = sin (ωt + ω∆t ) = sin ωt cos ω∆t + cos ωt sin ω∆t . (20)

Substitusi Persamaan (18) ke Persamaan (19) sehingga didapatkan

x(t + ∆t ) = x(t ) cos ω∆t + 1 − x 2 (t ) sin ω∆t . (21)

Dikarenakan nilai ω∆t yang kecil maka dapat lakukan ekspansi menggunakan deret
Maclaurin sampai suku pertama
cos ω∆t ≈ 1 , (22a)
sin ω∆t ≈ ω∆t . (22b)
Substitusikan Persamaan (22a) dan (22b) ke Persamaan (21) sehingga

x(t + ∆t ) ≈ x(t ) + ω∆t 1 − x 2 (t )

yang tak lain adalah Persamaan (15) yang dicari. Sayangnya pembuktian ini belum bisa
dilakukan sehingga diperoleh Persamaan (19), dan bukan sebaliknya, menggunakan
Persamaan (19) untuk memperoleh Persamaan (15).
Persamaan (19) juga merupakan solusi dari persamaan diferensial orde dua berikut

d 2x
2
+ω2x = 0. (23)
dt
Dengan menggunakan formulasi beda hingga maju dan mundur

df ( x ) f (x + ∆x ) − f (x )
≈ , (24)
dx ∆x
df ( x ) f (x ) − f (x − ∆x )
≈ , (25)
dx ∆x
suku pertama ruas kiri Persamaan (25) dapat diubah menjadi

d 2 f (x ) f (x + ∆x ) − 2 f (x ) + f (x − ∆x )
≈ . (26)
dx 2 (∆x )2
Substusi Persamaan (26) ke Persamaan (23) akan memberikan formula

[
x(t + ∆t ) = 2 − ω 2 (∆t )
2
] x(t ) − x(t − ∆t ) . (27)
5

Seperti halnya Persamaan (15), bagaimanakah membuktikan bahwa Persamaan (27)


merupakan solusi dari Persamaan (23), yang salah satu solusinya harusnya sin ωt. Untuk
itu kembali digunakan Persamaan (19) dan (20), ditambah dengan
x(t − ∆t ) = sin (ωt − ω∆t ) = sin ωt cos ω∆t − cos ωt sin ω∆t . (28)

Penjumlahan Persamaan (20) dan Persamaan (5.28) akan memberikan


x(t + ∆t ) + x(t − ∆t ) = 2 x(t ) cos ω∆t − cos ωt sin ω∆t . (29)

Persamaan (22a) dan (22b) dituliskan kembali sampai suku kedua


1
cos ω∆t ≈ 1 − ω 2 (∆t ) ,
2
(30a)
2
1
sin ω∆t ≈ ω∆t − ω 3 (∆t ) .
3
(30b)
6

Substitusi kedua persamaan tersebut ke Persamaan (29) akan memberikan

 1 2  1 3
x(t + ∆t ) + x(t − ∆t ) = 2 x(t ) 1 − ω 2 (∆t )  − cos ωt ω∆t − ω 3 (∆t )  . (31)
 2   6 

Bila diambil hanya suku sin ω∆t ≈ 0 maka Persamaan (31) akan menjadi

[
x(t + ∆t ) = 2 − ω 2 (∆t )
2
] x(t ) − x(t − ∆t ) ,
yang tak lain adalah Persamaan (28) yang dicari.
Untuk fungsi-fungsi yang lebih sederhana, seperti gerak jatuh bebas

dv
= −g , (32)
dt
akan memberikan solusi numerik

v(t + ∆t ) = v(t ) − gt , (33)

yang dapat dengan mudah dibuktikan lewat


v(t ) = v0 − gt , (34)

sehingga
v(t + ∆t ) = v0 − gt − g∆t = v(t ) − gt . (35)
6

4 Metode pencarian akar Newton-Raphson


Akar dari suatu persamaan f(x) dapat dicari dengan menggunakan
f (x n )
x n +1 = x n − (36)
df (x n ) / dx

yang diperoleh menggunakan persamaan garis lurus dengan menyamakan gradien


f ( x ) − f ( x n ) f ( x n +1 ) − f ( x n )
= (37)
x − xn x n +1 − x n

dari sembarang titik terhadap dua buah titik xn dan xn+1. Titik xn adalah titik tebakan
pertama yang memberikan nilai fungsi f(xn). Persamaan garis yang lewat titik [xn, f(xn)]
dan gradiennya f '(xn) adalah
y = f ' ( x n )( x − x n ) + f ( x n ) . (38)

Titik xn+1 diperoleh dengan membuat y = 0, sehingga diperoleh

0 = f ' ( x n )( x n +1 − x n ) + f (x n ) . (39)

Sedikit pengaturan akan menghasilkan


f (x n )
x n +1 = x n − ,
f ' (xn )

yang merupakan Persamaan (36).

5 Persamaan diferensial
Deret pangkat yang dapat merupakan hasil ekspansi suatu fungsi f(x) menggunakan
deret Taylor ataupun deret Maclaurin, dalam bentuk

f ( x) = ∑ c n x n . (40)
n=0

dapat menjadi solusi dari suatu persamaan diferensial. Sebagai ilustrasi, terdapat suatu
persamaan diferensial
dy
− y −1 = −x 2 . (41)
dx
Turunkan Persamaan (40) terhadap x sehingga diperoleh
7


df ( x)
= ∑ nc n x n −1 . (42)
dx n =1

Substitusi Persamaan (40) dan (42) ke Persamaan (41) sehingga diperoleh


∞ ∞

∑ nc x
n =1
n
n −1
− ∑ cn x n − 1 + x 2 = 0 .
n=0
(43)

Persamaan (43) dapat diuraikan menjadi

(c1 − c0 − 1) + (2c2 − c1 )x + (3c3 − c2 + 1)x 2 + (4c4 − c3 )x 3 = 0 . (44)

Denga melihat suku-suku pangkat tiga dan lebih tinggi yang tidak ada, maka dapat
ditetapkan bahwa cn = 0 untuk n ≥ 3. Suku-suku pangkat yang berbeda harus bebas
linier sehingga diperoleh bahwa c2 = 1, c1 = 2, dan c0 = 1 sehingga solusinya adalah

y = 1 + 2x + x 2 . (45)

6 Pertanyaan
1. Turunkan Persamaan (7) dan (8) dengan menerapkan Persamaan (1) pada sin x
dan cos x, lalu pilih x0 = 0 sehingga kedua persamaan tersebut dapat diperoleh.
2. Dengan menggunakan Persamaan (7) dan (8) tunjukkan sin2x + cos2x = 1.
3. Turunkan Persamaan (36) dengan menggambarkan prosesnya!
4. Carilah dengan menggunakan Persamaan (40) solusi dari persamaan diferensial
 d 2 y   dy 
 2    − 18 y − 18 = 0 .
 dx   dx 

7 Rujukan
1. Wikipedia contributors, "Euler method", Wikipedia, The Free Encyclopedia, en:
731969033, 28 Jul 2016 | 18:25.
2. Wikipedia-Autoren, "Newton-Verfahren", Wikipedia, Die freie Enzyklopädie, de:
156737549, 5 Aug 2016 | 05:55.
3. James Stewart, "Using Series to Solve Differential Equations" in Calculus. Concepts
& Contexts, 4th edition, 2015, URL http://www.stewartcalculus.com/data
/CALCULUS%20Concepts%20and%20Contexts/upfiles/3c3-UseSeries-SolveDEs
_Stu.pdf [20160823].
8

4. Eric W. Weisstein, "Maclaurin Series", MathWorld--A Wolfram Web Resource,


URL http://mathworld.wolfram.com/MaclaurinSeries.html [20160824].
5. Murray Bourne, "1. Limits and Differentiation", Interactive Mathematics, 6 Nov
2014, URL http://www.intmath.com/differentiation/1-limits-and-differentiation
.php [20160823].

Anda mungkin juga menyukai