Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL SENTRALISASI OBAT

PRAKTEK PROFESI MANAGEMEN KEPERAWATAN


MAHASISWA INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
DI RUANG KAHURIPAN RSUD GAMBIRAN KEDIRI

OLEH :

Ilham Bagus Santoso (40218002)

Janika Fergiwati (40218003)

Rani Dwi Lestari (40218010)

Rofi Khotul Ismi (40218011)

Silvi Septiyani (40218012)

Siregar Yoga Pratama (40218013)

Yoseph Peregrinus S (40218014)

Ayu Lutfida N (40218016)

Ratna Ensa Novitra (40218018)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA KEDIRI
2019

LEMBAR PENGESAHAN
Proposal pelaksanaan Sentralisasi Obat yang akan di lakukan di Ruang Kahuripan
telah mendapat persetujuan dan dikoreksi pada :

Hari :………………

Tanggal :………………

Kediri: April 2019

Mengetahui:

CI institusi CI Lahan

NIP.…………….........

Kepala Ruang

NIP ……………………

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan


sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respon yang ada harus
bersifat kondusif dengan belajar banyak langkah-langkah konkrit dalam
pelaksanaannya, salah satunya adalah pengelolaan sentralisasi obat. Pengecekan
terhadap penggunaan dan konsumsi obat, sebagai salah satu peran perawat, perlu
dilakukan dalam suatu pola atau alur yang sistematis sehingga resiko kerugian baik
secara material maupun non material dapat dieliminasi. Kegiatan sentralisasi obat
meliputi pembuatan strategi persiapan sentralisasi obat, persiapan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan dan membuat petunjuk teknis penyelenggaraan
sentralisasi obat. Pengelolaan sentralisasi yang optimal merupakan salah satu usaha
untuk meningkatkan mutu palayanan keperawatan ( Nursalam, 2011 ).
Saat ini di Ruang Kahuripan sudah dilakukan sentralisasi obat dengan
adanya ruang khusus untuk sentralisasi obat. Diruang Kahuripan pengelolaan
sentralisasi obat sudah sesuai terdapat ruangan khusus untuk sentralisasi obat,
tempat oplos obat, kulkas dan pendingin ruangan dan informed consent sentralisasi
obat yang disetujui pasien. Teknik pengelolaan sentralisasi obat merupakan
pengelolaan obat di mana seluruh obat oral dan obat injeksi yang yang akan di
berikan pada pasien diserahkan sepenuhnya kepada perawat. Pengeluaran dan
pembagian obat juga sepenuhnya dilakukan oleh perawat, semua obat pasien berada
di loker pasien ruang sentralisasi obat dan sudah terdapat nomor bad pasien serta
identitas pasien di loker pasien.

Ruang Kahuripan RSUD Gambiran Kediri sudah melakukan pelaksanaan


One Day Dose. Keuntungan dilakukannya One Day Dose (ODD) bagi pasien
adalah (1) pemberian obat dilakukannya secara tepat dan benar sesuai prinsip
6T+1W (Tepat obat, Tepat dosis, Tepat cara pemberian, Tepat waktu, Tepat pasien,
Tepat dokumentasi dan Waspada); (2) Meningkatkan kepatuhan pasien terhadap
program terapi; (3) Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap
perawat dalam pengelolaan sentralisasi obat. Sedangkan bagi perawat keuntungan
dilakukan One Day Dose adalah pemberian obat dapat dilakukan secara
berkesinambungan. Kerugian yang bisa timbul bila pelaksanaan sentralisasi obat
tidak dilakukan secara tepat adalah terjadinya resiko resistensi kuman penyakit
manakala penggunaan obat oleh penderita tidak terkontrol dengan baik.

Pelaksanaan sentralisasi obat di Ruang Kahuripan dikelola oleh perawat dan


bekerja sama dengan depo farmasi. Pemberian obat oral maupun injeksi oleh
farmasi pada perawat menggunakan model ODD (One Day Dose), dimana farmasi
mendistribusikan obat yang akan dikonsumsi oleh pasien pada hari tersebut kepada
perawat, kemudian oleh perawat obat tersebut didistribusikan ke pasien sesuai
dengan jadwal pemberian obat yang telah ditentukan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengaplikasi peran perawat primer dalam pengelolaan sentralalisai obat dan
mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat.
2. Tujuan khusus
a. Mengelola obat pasien : pemberian obat secara tepat dan benar sesuai
dengan prinsip 6T + 1W dan mendokumentasikan hasil pengelolaan.
b. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman perawat primer dan perawat
associate dalam penerapan 6T + 1W.
c. Meningkatkan kepuasan pasien / keluarga terhadap perawat dalam
pengelolaan sentralisasi obat.
d. Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap perawat perawat
dalam pengelolaan sentralisasi obat.
e. Meningkatkan kepatuhan pasien terhadap program terapi.

C. Manfaat
1. Bagi klien
a. Tercapainya kepuasan kilen yang optimal terhadap pelayanan keperawatan
b. Klien dapat terhindar dari resiko resistensi tubuh terhadap obat.

2. Bagi perawat
a. keperawatan profesional Tercapainya kerja yang optimal
b. Dapat mengontrol obat secara langsung obat – obatan yang akan dikonsumsi
klien
c. Meningkatkan kepercayaan klien / keluarga kepada perawat
3. Bagi institusi
a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan sentralisasi obat
b. Tercapainya model asuhan

BAB 1I
MATERI SENTRALISASI OBAT

A. Pengertian
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat di mana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat
( Nursalam, 2011).
B. Tujuan Pengelolaan Obat
Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan
menghindarkan pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat
terpenuhi.
Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering mengapa obat
perlu disentralisasi :
1. Memberikan Terapi obat sesuai kondisi kesehatan.
2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerk, padahal obat standar yang lebih
murah dengan mutu yang terjamin memiliki efektifitas dan keamanan yang
sama.
3. Menggunakan dosis yang lebih besar dari pada yang diperlukan
4. Memaksimalkan jadwal minum obat.
5. Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang tersisa
sesudah batas kadaluarsa.
6. Meletakkan obat di tempat yang lembab, terkena cahaya panas.
7. Mengeluarkan obat ( dari tempat penyimpanan ) terlalu banyak cahaya pada
sutu waktu sehingga dipakai berlebihan atau di curi.
C. Teknik pengelolaan Obat ( Sentralisasi )
Pengeluran dan pembagian obat sepenuhnya diakukan oleh perawat.
1. Penanggung jawab pengelolan obat adalah kepala ruang yang secara
operasional dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk.
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol pengunaan obat.
3. Penerimaan obat
a. Obat yang telah diresepkan ditunjukkan kepada perawat dan obat yang
telah di ambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan menerima
lembar terima obat.
b. Perawat menuliskan nama pasien,register,jenis obat, jumlah,dosis dan
sedian bila perlu dalam kartu kontrol, dan di ketahui oleh keluarga atau
pasien dalam buku masuk obat. Keluarga atau pasien selanjutnya
mendapatkan penjelasan tentang kapan atau bila mana obat tersebut akan
habis, serta penjelasan tentang 6T + 1W ( jenis obat, waktu, pasien, dosis,
cara pemberian, dokumentasi dan efek samping )
c. Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang harus
diminum beserta kartu sediaan obat.
d. Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam
kotak obat ( Nursalam, 2011 )
4. Pembagian obat
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar
pemberian obat.
b. Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat
dengan memperhatikan alur yang tercantum dalm buku daftar pemberian
obat, terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi yang diinstruksikan dokter
dan kartu obat yang ada pada pasien.
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan
obat, dan efek samping. Pantau efek samping pada pasien.
d. Sedian obat yang selanjutnya diperikasa setiap pagi oleh kepala ruangan
atau petugas yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku masuk
obat. Obat-obatan yang hampir habis akan diinfokan kepada keluarga dan
kemudian dimintakan resep kepada dokter penanggung jawab pasien
( Nursalam, 2011).
5. Penambahan obat baru
a. Bila mana terdapat penambahan dan perubahan jenis, dosis atau alur
pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam buku masuk
obat dan sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu sedian obat.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin,maka dokumentasi hanya
dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya diinformasikan kepada
keluarga dengan kartu khusus obat.
6. Obat khusus
a. Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup
mahal, menggunakan alur pemberian obat yang cukup sulit, memilki efek
samping yang cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu.
b. Pemberian obat khusus dilakukan menggunakan kartu khusus obat,
dilaksankan oleh perawat primer.
c. Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga ; nama obat,
kegunaan obat, waktu pemberian obat, efek samping, penanggung jawab
pemberian, dan wadah obat sebaiknya diserahkan atau ditunjukkan kepada
keluarga setelah pemberian obat ( Nursalam, 2011 ).

D. Penyimpanan persedian obat.


1. Memeriksa langsung atas kebenaran obat dan jenis obat, jumlah obat, dan
menulis etiket dan alamat pasien. Penyimpan stok yang teratur dengan baik
merupakan bagian penting dari manajemen obat. Obat yang diterima dicatat
dalam buku besar persediaan atau dalam kartu persedian.
2. Sistem kartu persedian
Sebuah kartu persediaan kadang-kadang digunakan untuk mengganti
buku besar persedian . Kartu in berfungsi seperti buku besar persediaan ,
yakni neraca keseimbangan dengan menambah barang yang diterima dan
mengurangi dengan jumlah barang ditempatkan pada halaman yang
terpisah, tetapi dalam sistem kartu persedian, masing masing barang di
tuliskan dalam kartu yang terpisah.
3. Lemari obat
Perikasa keamanan mekanisme kunci dan penerangan lemari obat
serta lemari pendingin,. Periksa persedian obat, pemisahan antara obat
unntuk penggunaan oral dan obat luar.
Manajemen rumah sakit perlu dilengkapi dengan manajemen farmasi
yang sistematis karena obat adalah salah satu bahan yang dapat
menyembuhkan penyakit dapat diadakan tanpa sistematika perencanaan
tertentu. Obat harus ada dalam persedian setiap rumah sakit sebagai bahan
utama dalam rangka mencapai misi utamanya sebagai health provider.
Manajemen farmasi adalah seluruh upaya dan kegiatan yang dilaksanakan
di bidang farmasi sebagi salah satu penunjang untuk tercapainya tujuan serta
sarana didirikan suatu rumah sakit. Upaya dan kegiatan ini meliputi :
penerapan standar obat, perencanaan pengadaan obat, penyimpnan,
pendistribusiaan/sarana/informasi tentang obat monitoring efek samping
obat.
Faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam pelayanan kepada pasien
meliputi : pelayanan yang cepat, ramah disertai jaminan tersedianya obat
dengan kualitas yang baik ( Yoga, 2013 ). Obat yang baik akan memberi
mafaat kepada para pengguna dan juga bermanfaat dalam pengendalian
biaya rumah sakit. Persedian obat, baik dari jenis maupun volume, harus
selalu mencukupi kebutuhan tanpa efek samping serta kadaluarsa dan rusak.
Tujuan sistem menejemen oabt adalah penggunaan obat yang tepat pasien
yang memerlukan pengobatan ( Jurnal, 2011 ). Obat- obatan dikeluarkan
dari tempat penyimpanan yang terkunci atau dari lemari penyimpanan, oleh
orang yang bertugas menangani persedian obat kepada bagian yang
menggunakan obat itu. Obat digunakan secara teratur dan dalam jumlah
yang diketahui : hal ini memungkinkan pamantauan ( observasi ) dan
pengawasan pengunaan obat. Kegiatan yang dilakukan dalam mengawasi
pengeluaran obat akan memungkinkan perawat mengetahui kapan
melakukan pemesanan ulang, mencocokan pemakaian obat dengan
pengobatan pasien, segera sadar akan ketidakcocokkan dalam pemberian
obat, memeriksa perubahan pemakaian obat.
Diagram alur pelaksanaan sentralisasi obat

DOKTER
Pendekatan perawat

P.BPJS P.Umum

Petugas Administrasi PASIEN/KELUARGA

Diserahkan petugas FARMASI/APOTEK


BPJS

PASIEN/KELUARGA

PP/PERAWAT YANG
MENERIMA

 Surat persetujuan
sentralisasi obat
PENGATURAN DAN dari perawat.
PENGELOLAAN  Lembar serah
OLEH PERAWAT terima obat
 Buku serah
terima obat

PASIEN/KELUARGA
Keterangan : Delegasi sentralisasi obat

Kegiatan sentralisasi obat

DAFTAR PUSTAKA

Nursalam, 2011. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktekkeperawatan


Professional. Jakarta : Salemba Medika

Gillies . 1989. Manajemen Keperawatan Suatu Pendekatan System. Alih Bahasa : Duka
Sukmana. Jakarta
BAB III

KEGIATAN SENTRALISASI OBAT

A. PELAKSANAAN

Hari/tanggal : Jum’at. 26 april 2019


Pukul : 10.00 WIB
Pelaksana : Kepala ruangan, Perawat primer dan Perawat asosiate
Topik : Aplikasi peran, pelaksanaan sentralisasi obat
Tempat : Ruang Kahuripan RSUD Gambiran Kediri
Sasaran : Pasien / keluarga pasien
B. METODE
1. Pengawasan nama obat, jumlah, rencana pemakaian, penerima dan pemberian
obat sesuai dengan identitas pasien dan dicatat dalam buku serah terima obat.
2. Pengawasan dan pencatatan nama obat , dosis, frekuensi, jadwal dalam
pemberian obat oral atau injeksi, sesuai dengan identitas pasien pada format
control dan pemakaian obat.
C. INSTRUMEN
1. Informed consent pengelolaan sentralisasi obat.
2. Format control dan pemakaian obat.
3. Buku sentralisai obat ( buku serah terima obat )
4. Lemari obat dan kotak sentralisasi obat.
D. PENGGORGANISASIAN
1. Kepala ruangan : Ilham Bagus Santoso
2. Perawat primer : Rofi Khotul Ismi
3. Perawat associate : Ratna Ensa Novitra
4. Pembimbing : Eko Dian Hadi S.kep.,Ns.M.kep
Cicik Suciati S.kep.,Ns
Putri Kristianingsih S.kep.,Ns.M.kep
5. Moderator ; Siregar Yoga Pratama.

5.5 MEKANISME SENTRALISASI OBAT

TAHAP KEGIATAN TEMPAT WAKTU

Pra PP ke KARU : Ruang Nurse 10 menit


 PP melapor KARU Station
Pelaksanaan
bahwa pasien lama/baru
yang mendapatkan obat
baru belum
disentralisasi.
 KARU menyetujui PP
untuk melaksanakan
sentralisasi obat.
 KARU menanyakan cek
persiapan sentralisasi
obat.
 PP menyebutkan hal-hal
yang perlu disiapkan.
 KARU memeriksa
kelengkapan sentralisasi
obat ( meliputi Informed
consent, lembar serah
terima, daftar pemberian
obat dan kotak obat).
 Kontrak waktu dengan
pasien dan keluarga.

Pelaksanaan  KARU, PP dan PA Bed pasien 15 menit


menuju bed pasien
untuk melaksanakan
sentralisasi obat.
 KARU memberi salam
kepada klien / keluarga
dan mempersilahkan PP
untuk menjelaskan
sentralisasi obat.
 PP menjelaskan tentang
sentralisasi obat
( informed Consent,
lembar serah terima obat
dan tempat
penyimpanan obat
kepada pasien dan
keluarga, tujuan dan
manfaat dilaksanakan
sentralisasi obat). PP
memberi kesempatan
kelurga untuk bertanya.
 KARU melakukan
validasi
 PP meminta keluarga
dan atau pasien untuk
mengisi persetujuan
dilakukan sentralisasi
obat
 Keluarga
menandatangani
persetujuan sentralisasi
obat.
 PP memeriksa obat,
jumlah obat
 PP menghitung jumlah
obat dibantu oleh PA
yang kemudian
didokumentasikan
dalam lembar serah
terima obat
 PP melakukan
pencatatan pada lembar
pemberian obat dan
jumlah obat yang
diterima.
 PP dan PA menyipakan
obat sesuai program
terapi baik oral maupun
injeksi.
 PP dan PA memberikan
obat oral maupun injeksi
sesuai dengan jadwal.
 PP memberikan
penjelasan pada pasien
dan keluarga mengenai
obat yang diberikan,
manfaat, dosis, cara
pemberian efek samping
obat dan kontra
indikasinya.
 Keluarga
menandatangani kartu
kontrol obat
 PA juga menandatangani
kartu kontrol obat
sebagai tanda obat sudah
di berikan

Post  KARU mengecek Nurse Station 5 menit


pelaksanaan
kembali kelengkapan
sentralisasi obat,antara
lain dokumentasi pada
daftar pemberian obat,
lembar serah terima obat
dan informed consent,
serta cara
pendokumentasian pada
daftar pemberian obat.
 KARU memberikan
reward kepada PP dan
PA

NASKAH SENTRALISASI OBAT

Setelah Ada Pasien Baru Datang Dari IGD perawat memberitahu karu untuk
melakukan sentralisasi obat.
Nurse station
PP menuju ke Nurse Station untuk menemui Kepala Ruang dan akan
memberitahukan bahwa ada pasien yang akan dilakukan sentralisasi obat.
Nursing station
PP : Selamat siang bu, saya mau memberitahu bahwa ada pasien baru atas
nama Tn. M mendapat yang baru dating dari IGD dan saya berencana
untuk melakukan sentralisasi obat tersebut.
KARU : Baik perawat rofi, segera saya akan mengecek persiapan yang
dibutukan. Coba sebutkan apa saja yang dibutuhkan selagi saya
mengeceknya!
PP : Baiklah pak, yang dibutuhkan lembar informed consent sentralisasi obat,
lembar serah terima obat dan lembar terapi.
KARU : OK, semuanya sudah siap mari kita menuju ke Ruang perawatan pasien
Tn.M
Bangsal Perawatan
KARU, PP dan PA menuju ke ruang perawatan dan menghampiri bed Tn.M
KARU : Selamat siang pak, saya Kepala Ruang disini. Saya ingin memberitahu
Bapak tentang Sentralisasi obat. Untuk lebih jelasnya nanti supaya
dijelaskan oleh perawat rofi ( Perwat rofi silahkan)
PP : Terimakasih pak, Jadi sentralisasi obat itu adalah suatu prosedur dimana
obat yang telah ditebus dari apotek/ depo farmasi akan dikumpulkan ke
ruang perawat dan nanti akan diberikan lagi ke pasien ketika waktu
pemberian obat tiba. Ini berfungsi untuk mempermudah perawat dalam
memantau ketersediaan obat, jadi akan meminimalkan kejadian obat habis
ketika mau waktu pemberian obat, serta mencegah hilangnya obat.
KARU : Apakah Bapak sudah mengerti atau ada yang ingin ditanyakan atau
dikonfirmasi?
Keluarga : oh iya saya mengerti.
KARU ; Apakah Bapak menyetujui tentang prosedur ini?
Keluarga : Kalau saya menurut saja, yang penting saya cepat sembuh.
PP : Kalau begitu, tolong isi lembar persetujuan ini, tolong datanya disesuaikan
ya.( Sambil memberikan lembar informed consent)

Keluarga Pasien menandatangani lembar persetujuan, kemudian PP dibantu


oleh PA
Menghitung jumlah obat yang diterima, kemudian di catat di lembar serah terima obat.
PP ; Baiklah kalau begitu, saya akan mengambil obat- obat yang ada di meja ini
ya. Namun sebelumnya saya akan mengecek jumlahnya sebelum saya bawa
obat ke ruang perawat.
Keluarga : Iya, silahkan
PP menyebutkan nama- nama obat dan PA1 mencatat dalam lembar serah terima obat.
PP : ketorolac 3 ampul, kutoin 10 3 ampul dan NS 2 flas
PA ; Saya sudah catat, dan saya akan mengulanginya kembali. ketorolac 3
ampul, kutoin 10 3 ampul dan NS 2 flas
PP : OK siip…sesuai. Baiklah..Pak, saya meminta tanda tangan disini ya pak
sebagai tanda bapak sudah menyerahkan obat ini ke saya. Nanti saya juga
akan tanda tangan disini juga sebgai tanda kalau saya sudah menerima obat
dari bapak.
Keluarga : Baik, disini ya.
PP ; Baiklah bapak karena bapak sudah menyetujui sentralisasi obat akan saya
tunjukkan tempat penyimpanan obatnya.
PP dan keluarga menuju tempat sentralisasi obat
PP ; bapak ini loker tempat penyimpanan obat sesuai nomor kamar pasien
(sambil memperlihatkan tempat penyimpanan obat)
Keluarga ; iya bu terimakasih atas pemberitahuannya.
PP ; iya pak
Nurse Station
KARU ,PP dan PA pun kembali ke Nurse Station dengan membawa obat dari pasien.
PP : Mbak ratna, tolong bantu saya untuk menyiapkan program terapi untuk
pasien Tn. M Lalu nanti ketika sudah waktu pemberian kita akan berikan ke
pasien.
PA : OK siap….( sambil menulis)
Bangsal Perawatan
Beberapa saat kemudian telah tiba waktu pemberian obat untuk pasien. PP dan PA
pun ke bed pasien.
PP ; Selamat siang Bapak, sekarang sudah waktunya bapak minum obat. Nah
obat ini fungsinya untuk mengurangi nyeri bapak, nanti saat saya masukkan
akan terasa sedikit nyeri pak.
Pasien : Iya pak…silakan
PP meminta PA untuk memberikan obat, dengan sebelumnya mengecek ulang 6T.
Kemudian PA memberi paraf pada lembar pemberian terapi sebagai tanda obat sudah
diberikan.
PP dan PA meninggalkan bed pasien dan menuju ke ruang perawat. Setelah bebrapa saat
kemudian PP kembali ke bed pasien untuk mengecek reaksi dari obat mendokumentasikan
tindakan.
Nurse Station
PP : Pak ilham, tadi pasien Tn.M sudah saya lakukan sentralisasin obat dan
obatnya juga sudah saya berikan.
KARU : OK, kerja bagus…Tingkatkan kinerja anda bu rofi.

SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai