3.hakikat Manusia Dalam Islam
3.hakikat Manusia Dalam Islam
ISLAM
DISAMPAIKAN PADA MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
Oleh: Naufal Cholily, S.Th.I., M.Th.I.
DEFINISI
Hakikat secara bahasa berarti kebenaran atau esensi atau asal segala sesuatu, atau
inti dari segala sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu.
Manusia didefinisikan dengan berbeda bergantung kepada metodologi yang
digunakan.
Penganut teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo volens (manusia
berkeinginan) yakni manusia adalah makhluk yang memiliki perilaku interaksi antara
komponen biologis (Id), psikologis (ego), dan social (superego).
Penganut teori behaviorisme menyebut manusia homo mechanicus (manusia mesin) yakni
sêgala tingkah laku manusia terbentuk sebagai hasil proses pembelajaran terhadap
lingkungannya, tidak disebabkan aspek rasional dan emosional.
Penganut teori kognitif menyebut manusia sebagai homo sapiens (manusia berpikir) yakni
manusia tidak lagi dipandang sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif pada
lingkungan, tetapi sebagai makhluk yang selalu berusaha memahami lingkungannya, dan
makhluk yang selalu berpikir.
Penganut teori humanisme menyebut manusia sebagai homo ludens (manusia bermain)
yakni manusia berprilaku untuk mempertahankan, meningkatkan dan mengaktualisasikan
diri.
Manusia dalam al-Quran
Dalam Al-Quran istilah manusia terbagi dalam 3 kosa kata yang
berbeda, dan memilki substansi yang berbeda; yaitu basyar,
insan dan al-nas.
Kata basyar dalam al-Quran disebutkan 37 kali. Diantaranya Al-Kahfi:
innama anaa basyarun mitlukum (sesungguhnya aku ini hanya seorang
manusia seperti kamu). Kata basyar selalu dihubungkan pada sifat-sifat
biologis, seperti asalnya dari tanah liat, atau lempung kering (al-hijr: 33;
al-ruum: 20), manusia makan dan minum (al-mu’minuum : 33).
Kata insan disebutkan dalam al-Quran sebanyak 65 kali, diantaranya
(al-’Alaq : 5), allamal insaana maa lam ya’lam (dia mengajarkan
manusia apa yang tidak diketahuinya). Konsep insan selalu
dihubungkan dengan sifat psikologis atau spiritual manusia sebagai
makhluk yang berpikir, diberi ilmu, dan memikul amanah.
Kata al-Nas disebut sebanyak 240 kali. Penggunaan kata al-Nas menunjuk
pada semua manusia sebagai makhluk sosial atau secara kolektif.
EKSISTENSI & MARTABAT MANUSIA
Sejak semula manusia dikaruniai potensi oleh Allah swt. Seperti ditunjukkan
dalam firmanNya (al-Shams: 7):
LAHM NUTFAH
(DAGING (SPERMA+
BERTULANG) OVUM)
Surat al-Mukminun:
12-15.
‘ALAQAH
‘IDHOM
(SEGUMPAL
(TULANG)
DARAH)
MUDGHOH
(SEGUMPAL
DAGING)
Persamaan dan Perbedaan Manusia
dengan Makhluk Lain
Manusia pada hakekatnya sama saja dengan makhluk hidup Iainnya, yaitu memiliki
hasrat dan tujuan. Sedangkan perbedaannya terletak pada dimensi pengetahuan,
kesadaran, dan tingkat tujuan yang dimiliki.
Manusia memiliki beberapa karakter yang berbeda dengan makhluk hidup lainnya,
antara lain:
1. Aspek Kreasi (diciptakan dalam tatanan yang terbaik dan paling sempurna)
2. Aspek llmu (hanya manusia yang punya kesempatan memahami lebih jauh
hakekat alam semesta disekelilingnya)
3. Aspek kehendak (manusia bisa memilih pilihan hidup)
4. Pengarahan akhlaq (manusia dapat dibentuk akhlaqnya)
5. Amanah dan Tanggung Jawab sebagai Khalifah di muka bumi.
TUJUAN PENCIPTAAN MANUSIA