Anda di halaman 1dari 23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi Fisiologis

2.1.1. Anatomi Saluran Pernafasan


Saluran pernafasan dimulai dari hidung, nasofaring, mulut, orofaring, laring,
trachea, bronkhus kiri dan kanan, bronkhiolus dan alveolus

Paru – paru merupakan organ yang elastis, berbentuk kerucut dan letaknya di
dalam rongga dada atau thoraks kedua paru saling terpisah oleh mediastinum sentral yang
berisi jantung dan beberapa pembuluh darah besar. Paru kanan lebih besar dari paru kiri

2.1.2. Fisiologis

Paru-paru merupakan organ yang elastis, berbentuk kerucut, dan letaknya di


dalam rongga dada atau toraks. Kedua paru-paru saling terpisah oleh mediastinum sentral
yang berisi jantung dan beberapa pembuluh darah besar. Setiap paru-paru mempunyai
apeks (bagian atas paru-paru) dan basis. Pembuluh darah paru-paru dan bronkial, saraf
dan pembuluh limfe memasuki tiap paru-paru pada bagian hilus dan membentuk akar
paru-paru. Paru-paru kanan lebih besar daripada paru-paru kiri dan dibagi menjadi tiga
lobus oleh fisura interlobaris. Paru-paru kiri dibagi menjadi dua lobus

Lobus-lobus tersebut dibagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen
bronkusnya. Paru-paru kanan dibagi menjadi 10 segmen sedangkan paru-paru kiri dibagi
menjadi 9 segmen

Suatu lapisan tipis yang kontinu mengandung kolagen dan jaringan elastis,
dikenal sebagai pleura, melapisi rongga dada (pleura parietalis) dan menyelubungi setiap
paru-paru (pleura viseralis). Di antara pleura parietalis dan viseralis terdapat suatu lapisan
tipis cairan pleura yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak
selama pernapasan dan untuk mencegah pemisahan toraks dan paru-paru, yang dapat
dianalogkan seperti dua buah kaca objek akan saling melekat jika ada air. Kedua kaca
objek tersebut dapat bergeseran satu dengan yang lain tetapi keduanya sulit untuk
dipisahkan.
Jalan napas yang menghantarkan udara ke paru-paru adalah :

1.Hidung
2.Pharynx
3.Larynx
4.Trachea
5.Bronchus Dan bronchiolus

Saluran pernafasan dari hidung sampai ke bronchiolus dilapisi oleh membran


mukosa bersilia, ketika udara masuk melalui rongga hidung, maka dari itu ; disaring,
dihangatkan,dilembabkan.

Ketiga proses ini merupakan fungsi utama dari mukosa respirasi yang terdiri dari
epitel toraks bertingkat, bersilia, dan bersel goblet. Permukaan epitel dilapisi oleh lapisan
mukus yang disekresi oleh sel goblek dan kelenjar serosa. Partikel-partikel debu yang
kasar dapat disaring oleh rambut-rambut yang terdapat dalam lubang hidung, sedangkan
partikel yang halus akan terjerat dalam lapisan mukus. Gerakan silia mendorong lapisan
mukus ke posterior di dalam rongga hidung, dan ke superior dalam sistem pernapasan
bagian bawah menuju ke faring

Air untuk kelembaban diberikan untuk lapisan mukus, sedangkan panas yang
disuplay ke udara inspirasi berasal dari jaringan di bawahnya yang kaya akan pembuluh
darah.
Jadi udara inspirasi telah disesuaikan sedimikian rupa sehingga bila udara
mencapai faring hampir bebas debu, bersuhu mendekati suhu tubuh, dan kelembabannya
mencapai 100%.

Udara mengalir dari faring menuju laring atau kotak suara. Larynx merupakan
rangkaian cincin tulang rawan yang dihubungkan untuk otot dan mengandung pita suara.
Di antara pita suara terdapat ruang berbentuk segitiga yang bermuara ke dalam trachea
dan dinamakan glotis. Glotis merupakan pemisah antara saluran pernapasan bagian atas
dan saluran pernapasan bagian bawah
Meskipun laring merupakan dianggap berhubungan fungsi, tetapi fungsinya
sebagai organ pelindung jauh lebih penting. Pada waktu menelan, gerakan laring ke atas,
penutupan glotis dan fungsi seperti pintu pada aditus laring dan epiglotis yang berbentuk
daun, berperan untuk mengarahkan makanan dan cairan masuk ke dalam esofagus.

Namun jika benda asing masih mampu masuk melalui glotis, maka laring yang
mempunyai fungsi batuk akan membantu menghalau benda asing dan sekret keluar dari
saluran pernapasan bagian bawah

Trachea disokong oleh cincin tulang rawan yang berbentu seperti sepatu 5 inchi.
Struktur trachea dan bronchus yang panjangnya dianalogkan dengan sebuah pohon, dan
oleh karena itu dinamakan pohon tracheal bronchial

Tempat percabangan trachea menjadi cabang utama bronchus kiri dan cabang utama
bronchus kanan dinamakan Karina. Karena banyak mengandung saraf dan dapat
menimbulkan broncho spasme hebat dan batuk, kalau saraf-saraf terangsang.

Cabang utama bronchus kanan dan kiri tidak simetris. Bronchus kanan lebih
pendek lebih besar dan merupakan lanjutan trachea, yang arahnya hampir vertikal.
Baliknya bronchus kiri lebih panjang, lebih sempit dan merupakan lanjutan trachea yang
dengan sudut yang lebih paten, yang mudah masuk ke cabang utama bronchus kanan
kalau udara tidak tertahan pada mulut atau hidung. Kalau udara salah jalan, maka tidak
masuk ke dalam paru-paru kiri, sehingga paru-paru akan kolaps

Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang-cabang lagi menjadi segumen
bronchus. Percabangan ini terus menerus sampai pada cabang terkecil yang dinamakan
bronchioulus terminalis yang merupakan cabang saluran udara terkecil yang mengandung
alveolus.

Semua saluran udara di bawah tingkat bronchiolus terminalis disebut saluran


penghantar udara ke tempat pertukaran gas-gas di luar bronchiolus terminalis. Terdapat
asinus yang merupakan unit fungsional paru-paru tempat pertukaran gas

Asinus terdiri dari bronchiulus respiratorius yang kadang-kadang memiliki


kantong udara kecil atau alveoli yang berhasil dari dinding mereka, puletus alviolaris
yang seluruhnya dibatasi oleh alveolus dan saccus alveolus hanya mempunyai satu
lapisan sel saja yang tebal garis tengahnya lebih kecil dibandingkan dengan tebal garis
tengah sel darah merah. Dalam setiap paru-paru terdapat sekitar 300 juta alveolus dengan
luas permukaan seluas lapangan tennis

Tetapi alveolus dilapisi oleh zat lipoprotein yang dinamakan surfakton, yang dapat
mengurangi tegangan permukaan dan mengurangi resistensi terhadap pengembangan
inspirasi, mencegah kolaps pada alveolus pada waktu ekspirasi

Paru-paru merupakan organ elastis berbentuk kerucut yang terletak di dalam


rongga thoraks. Setiap paru-paru mempunyai apex dan basic. Pembuluh darah paru-paru
dan bronchial, syaraf dan pembuluh limfe memasuki tiap paru-paru pada bagian hilus dan
membentuk akar paru-paru. Pleura ada 2 macam yaitu pleura parietal yang melapisi
rongga dada/thoraks dan pleura viceralis yang menutupi setiap paru
Diantara pleura parietal dan pleura viceral, terdapat cairan pleura seperti selaput
tipis yang memungkinkan kedua permukaan tersebut bergesekan satu sama lain selama
respirasi, dan mencegah pemisahan thoraks dan paru-paru. Paru-paru mempunyai 2
sumber suplay darah yaitu arteri bronkhialis dan arteri pulmonalis

Sirkulasi bronchialis menyediakan darah teroksigenasi dari sirkulasi sistemik dan


berfungsi memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan paru-paru. Arteri pulmonalis yang
berasal dari ventrikel kanan mengeluarkan darah vena campuran ke paru-paru di mana
darah itu mengambil bagian dalam pertukaran gas.
Gambar Anatomi Paru
2.2. Definisi

Kanker paru-paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh di paru-paru. Sebagian


besar kanker paru-paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru; tetapi kanker paru-paru
bisa juga berasal dari kanker di bagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru-paru.

Kanker paru-paru merupakan kanker yang paling sering terjadi, baik pada pria
maupun wanita. Kanker paru-paru juga merupakan penyebab utama dari kematian akibat
kanker.

Lebih dari 90% tumor paru-paru primer merupakan tumor ganas, dan sekitar 95%
tumor ganas ini termasuk Karsinoma Bronkogenik.Bila mana kita menyebut kanker paru-
paru maka yang dimaksudkan adalah Karsinoma Bronkogenik, karena kebanyakan tumor
ganas primer dari sistem pernafasan bagian bawah bersifat epitelial dan berasal dari
mukosa percabangan bronkus

2.3. Etiologi

Meskipun etiologi sebenarnya dari karsinoma bronkogenik belum diketahui,


tetapi ada 3 faktor yang agaknya bertanggung jawab dalam peningkatan insidens penyakit
ini: merokok, bahaya industri, dan polusi udara. Dari faktor-faktor ini, merokok agaknya
yang memegang peranan paling penting, yaitu 85% dari seluruh kasus (Carr dan Hoyle,
1988).

Banyak bukti yang menunjukkan adanya hubungan antara perokok berat dengan
timbulnya kanker paru-paru. Tiga penelitian prospektif yang melibatkan hampir 200.000
pria berusia 50-69 tahun, yang diteliti selama 44 bulan menyatakan bahwa angka
kematian akibat kanker paru-paru per 100.000 orang adalah 3,4 di antara pria yang tidak
merokok, 59,3 di antara mereka yang merokok 10 sampai 20 batang sehari, dan 217,3 di
antara mereka yang merokok 40 batang atau lebih dalam sehari. Mereka yang berhenti
merokok untuk seterusnya akan memiliki resiko kanker paru-paru yang sama dengan
mereka yang tidak merokok, yaitu setelah orang tersebut berhenti merokok selama 15
tahun.
Semakin banyak orang yang tertarik dengan hubungan antara perokok pasif, atau
menghisap asap rokok yang dihembuskan oleh orang lain di dalam ruang tertutup, dengan
risiko terjadinya kanker paru-paru. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pada
orang-orang yang tidak merokok tetapi menghisap asap dari orang lain, risiko untuk
mendapatkan kanker paru-paru meningkat dua kali.Kematian akibat kanker paru-paru
juga berkaitan dengan polusi udara, tetapi pengaruhnya kecil jika dibandingkan dengan
rokok. Kematian akibat kanker paru-paru jumlahnya dua kali lebih banyak di daerah
perkotaan dibandingkan dengan di daerah pedesaan. Bukti statistik juga menyatakan
bahwa penyakit ini lebih sering ditemukan pada masyarakat dengan kelas tingkat sosial
ekonomi paling rendah dan berkurang pada kelas yang lebih tinggi. Dengan kata lain
bahwa kelompok sosial ekonomi yang lebih rendah cenderung lebih dekat dengan tempat
pekerjaan mereka

2.4. Penyebab Utama Kanker Paru

Merokok merupakan penyebab utama dari sekitar 90% kasus kanker paru-paru
pada pria dan sekitar 70% pada wanita. Semakin banyak rokok yang dihisap, semakin
besar resiko untuk menderita kanker paru-paru.

Hanya sebagian kecil kanker paru-paru (sekitar 10%-15% pada pria dan 5% pada
wanita) yang disebabkan oleh zat yang ditemui atau terhirup di tempat bekerja. Bekerja
dengan asbes, radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas mustard dan pancaran
oven arang bisa menyebabkan kanker paru-paru, meskipun biasanya hanya terjadi pada
pekerja yang juga merokok.

Peranan polusi udara sebagai penyebab kanker paru-paru masih belum jelas.
Beberapa kasus terjadi karena adanya pemaparan oleh gas radon di rumah tangga.

Kadang kanker paru (terutama adenokarsinoma dan karsinoma sel alveolar)


terjadi pada orang yang paru-parunya telah memiliki jaringan parut karena penyakit paru-
paru lainnya, seperti tuberkulosis dan fibrosis.
Zat-zat karsinogen (pemicu kanker) yang terkandung pada rokok adalah:

 vinyl chloride
 benzo (a) pyrenes
 nitroso-nor-nicotine

Satu-satunya zat yang lebih berbahaya daripada asap rokok dalam memicu kanker
paru-paru adalah zat-zat radioaktif. Itu pun jika dimakan atau dihidap dalam kadar yang
cukup.
Merokok, risiko terkena penyakit makin besar seiring dengan banyaknya jumlah
rokok yang diisap dan semakin mudanya usia awal merokok.

Mengisap asap rokok, perokok pasif juga rentan terkena kanker paru-paru meski
kemungkinannya tidak sebesar perokok aktif. Di beberapa keluarga para perokok aktif
dapat menjadi 'penyebar' kanker paru karena hubungan genetika.

Masuknya zat-zat kimia seperti asbestos, uranium, chromium, dan nikel ke dalam
tubuh. namun kasus ini jarang terjadi. Polusi udara juga dicurigai sebagai penyebab
kanker paru namun masih sulit dibuktikan.

2.5. Jenis-Jenis Kanker Paru

Lebih dari 90% kanker paru-paru berawal dari bronki (saluran udara besar yang
masuk ke paru-paru), kanker ini disebut karsinoma bronkogenik, yang terdiri dari:

1. Karsinoma sel skuamosa


2. Karsinoma sel kecil atau karsinoma sel gandum
3. Karsinoma sel besar
4. Adenokarsinoma
Karsinoma sel alveolar berasal dari alveoli di dalam paru-paru. Kanker ini bisa
merupakan pertumbuhan tunggal, tetapi seringkali menyerang lebih dari satu daerah di
paru-paru.

2.6. Patofisiologis

Kanker paru-paru primer biasanya diklasifikasikan menurut jenis histologinya


(lihat boks), semuanya memiliki riwayat alami dan respon terhadap pengobatan yang
berbeda-beda. Walaupun terdapat lebih dari satu lusin jenis kanker paru-paru primer,
namun kanker bronkogeni, termasuk keempat tipe sel yang pertama, merupakan 95%
seluruh kanker paru-paru. Berdasarkan pilihan pengobatan, maka karsinoma bronkogenik
biasanya dibedakan menjadi kanker paru-paru sel kecl dan kanker paru-paru sel tidak
kecil. ulongan kanker paru-paru sel tidak kecil adalah epidermoid,adenokarsinoma,tipe-
tipe sel besar.perkiraan frekuensi berbagai tipe histologi adalah: epidermoid (33%),
adenokarsinoma (25%), karsinoma sel besar (16%), dan karsinoma sel kecil (25%).

Karsinoma sel skuamosa merupakan tipe histologik karsinoma bronkogenik


yangpaling sering ditemukan, kanker ini berasal dari permukaan epitel bronkus

Adenokarsinoma, sesuai dengan namanya, memperlihatkan susunan selular


seperti kelenjar bronkus dan dapat mengandung mucus

Karsinoma sel bronkial-alveolar merupakan subtipe adenokarsinoma yang jarang


ditemukan, dan yang berasal dari epitel alveolus atau bronkiolus terminalis

Karsinoma sel besar adalah sel-sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat
buruk dengan Sitoplasma yang besar dan ukuran inti bermacam-macam

Karsinoma sel kecil, seperti tipe sel skuamosa, biasanya terletak di tengah di
sekitar percabangan utama bronki
2.7. Manifestasi Klinik

Pada fase awal kebanyakan kanker paru tidak menunjukkan gejala-gejala klinis.
Bila sudah menampakkan gejala berarti pasien sudah dalam stadium lanjut. Gejala-gejala
dapat bersifat :

a. Lokal (tumor tumbuh setempat)

-Batuk baru atau batuk lebih hebat pada Batuk kronik

-Hemoptisis

-Mengi karena ada obstruksi saluran nafas

-kadang terdapat kavitas seperti abses paru

-Atelektasis

b. Infasi local

-Nyeri dada

-Dispnea karena efusi pleura

-Infasi ke perikardium -> terjadi tamponade atau aritmia

-Sindrom vena cava superior

-Suara serak, karena penekanan pada nervus laryngeal recurrent

-Sindrom pancoast, karena invasi pada pleksus brakialis dan saraf simpatis servikalis.

c. Gejala penyakit Metastasis

-Pada otak, tulang, hati, adrenal

-Limfadenopati servikal dan supraklavikula (sering menyertai metastasis).


d. Sindrom paraneoplastik

terdapat pada 10% kanker paru, dengan gejala :

-Sistemik : penurunan berat badan anoreksia demam

-Hematologi: leukositosis, anemia, hiperkoagulasi

-Hipertrofi osteoartropati

-Neurologik: demensia, ataksia, tremor, neuropati perifer

d. Gejala Yang Umum :

- Batuk yang terus menerus dan berkepanjangan

- Infeksi dada yang tidak kunjung sembuh

- Napas pendek-pendek dan suara parau

- Batuk berdarah dan berdahak

- Nyeri pada dada, ketika batuk dan menarik napas yang dalam

- Hilang nafsu makan dan berat badan


2.8. Efek Kanker Paru-Paru

Gambar di bawah menunjukkan paru-paru yang dirusak oleh kanker. Gambar di


kanan (diperbesar) menunjukkan alveoli yang terkena kanker.

Kematian umumnya bukan terjadi karena kesulitan bernafas yang diakibatkan


oleh membesarnya kanker, tetapi karena posisi paru-paru dalam sistem peredaran darah
menjadikan kanker mudah menyebar ke seluruh tubuh. Penyebaran metastase ke arah
otak dan bagian kritis lainnya lah yang mengakibatkan kematian itu. 90% penderita
meninggal dalam 3 tahun setelah diagnosis.
2.9. Korelasi Dengan Rokok

Industri rokok menganggap bahwa kaitan antara jumlah penderita kanker paru-
paru dengan tingginya konsumsi rokok hanay merupakan kebetulan. Namun grafik-grafik
di bawah, dari berbagai penelitian menunjukkan korelasi yang sangat positif dan sangat
konsisten bahwa satu-satunya penyebab kanker paru-paru secara umum adalah konsumsi
rokok.
2.10. Stadium Kanker Paru-Paru.

Kanker paru-paru non sel kecil terbagi dua jenis sebagai berikut, sifat
keterbatasan dan stadium perluasan. Yang depan merujuk kepada gejala kanker hanya
terbatas pada sebelah daun paru serta dalam kelenjar limfa di sebelah daun tersebut, yang
belakang merujuk kepada sel kanker telah beralih atau menyebar ke rongga dada atau
organ badan lainnya.

Kanker paru-paru non sel kecil terbagi dalam 4 stadium. Pertama, sel kanker
hanya terdapat dalam paru. Kedua, sel kanker telah menyebar ke kelenjar limfa di
dekatnya. Ketiga, sel kanker telah menyebar ke organ di dekatnya, misalnya menyebar ke
rongga dada. Keempat, sel kanker telah menyebar ke bagian lain tubuh, misalnya
menyebar ke hati dan tulang.

Sekitar 90 persen penderita penyakit kanker paru-paru pria berkaitan dengan


merokok.

Pada literature lain disebutkan stadium- stadium ksanker paru yang lain menjadi
4 stadium :
1. Stadium I Pertumbuhan kanker masih terbatas pada paru-paru dan dikelilingi
oleh jaringan paru-paru
2. Stadium II Kanker telah menyebar dekat kelenjar getah bening

3. Stadium III Kanker telah menyebar keluar paru-paru. Stadium III dibagi atas 2
stadium lagi :

a. Stadium IIIa Kanker dapat dicabut dengan operasi bedah

b. Stadium IIIb Kanker tidak dapat dicabut dengan operasi bedah

4. Stadium IV Kanker telah menyebar dari tempat pertumbuhan awal ke bagian


tubuh lainnya.

Kondisi ini dinamakan metastase.

2.11. Pemeriksaan Diagnostik Kanker Paru

Prosedur Diagnostik kanker paru

a. Foto dada secara posterior-anterior (PA) dan lateral adalah pemeriksaan awal
sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker paru.

Studi dari Mayo Clinic USA, menemukan 61% kanker paru terdeteksi dalam
pemeriksaan rutin dengan foto dada biasa, sedangkan pemeriksaan sitologi sputum hanya
hanya bisa mendeteksi 19% Pada kanker paru, pemeriksaan foto dada ulang diperlukan
juga untuk menilai Doubling Time-nya

b. Pemeriksaan computer tomograf dan magnetic resonance imaging

Pemeriksaan CT scan pada dada, lebih sensitif daripada pemeriksaan foto dada
biasa, karena dapat mendeteksi kelainan atau nodul dengan diameter minimal 3 mm,
walaupun positif palsu untuk kelainan sebesar itu mencapai 25-60%. Bila fasilitas
memungkinkan, pemeriksaan CT scan merupakan pemeriksaan screening kedua setelah
foto dada biasa

c. Pemeriksaan bone scanning

Pemeriksaan ini diperlukan bila diduga ada tanda-tanda metastasis ke tulang. insidens
metastasis tumor Non Small Cell Lung Cancer (NSCLC) ke tulang dilaporkan sebesar
15%.

2.12. Diagnosis Kanker Paru

Langkah pertama adalah secara radiologis dengan menentukan apakah lesi


intratorakal tersebut merupakan tumor jinak atau ganas. Bila fasilitas ada, dengan teknik
Positron Emission Tomography (PET) dapat dibedakan antara kanker jinak atau ganas.
Kemudian tentukan apakah letak lesi sentral atau perifer, yang bertujuan untuk
menentukan bagaimana cara pengambilan jaringan tumor. Untuk lesi yang letaknya
perifer, kombinasi bronkoskopi dengan biopsi, sikatan, bilasan,transtorakal
biopsi/aspirasi dan tuntunan USG atau CT Scan akan memberikan hasil yang lebih baik
Secara radiologis dapat ditentukan ukuran tumor (T), kelenjar getah bening torakal (N)
dan metastasis ke organ lain (M).

Diagnosis lain untuk kanker

Tes dengan menggunakan sinar X, bidang magnetis atau zat radioaktif untuk
mendapatkan gambar bagian dalam tubuh dan mencari kanker paru-paru dan melihat
penyebarannya.

2.13. Penatalaksanaan Pengobatan

Setelah selesai dilakukan diagnosis histologik dan prosedur penentuan stadium


anatomis dan fisiologis, maka dibuat rencana pengobatan keseluruhan. Rejimen
pengobatan yang paling sering adalah kombinasi dari pembedahan, radiasi, dan
kemoterapi.Pembedahan adalah pengobatan pilihan bagi pasien-pasien NSCLC stadium I,
II, dan beberapa kasus stadium IIIa, kecuali jika tumor tidak dapat direseksi atau terdapat
keadaan-keadaan yang tidak memungkinkan pembedahan (seperti penyakit jantung).
Pembedahan dapat berupa pengangkatan paru-paru parsial atau total. Terapi radiasi
umumnya dianjurkan untuk lesi-lesi stadium I dan II jika terdapat kontraindikasi
pembedahan dan untuk lesi-lesi stadium III, jika penyakit terbatas pada hemitoraks dan
kelenjar limfe supraklavikular ipsilateral Terapi yang paling penting bagi pasien-pasien
NSCLC adalah kemoterapi dengan atau tanpa terapi radiasi

2.14. Penatalaksanaan Medis

a. Pembedahan
Tindakan bedah memegang peranan utama dalam penanggulangan kasus kanker.
Dalam melakukan tindakan bedah ada beberapa prinsip dasar yang perlu
diperhatikan :

1). Eksisi tidak hanya terbatas pada bagian utama kanker tapi eksisi juga harus
dilakukan terhadap jaringan normal sekitar jaringan kanker. Cara ini akan
memberikan hasil operasi yang lebih baik

2). Ternyata operasi pertama memberikan harapan sukses yang lebih tinggi.
Operasi selanjutnya akan memberikan hasil yang lebih rendah

3). Metastase ke kelenjar getah bening umumnya terjadi pada setiap kanker
sehingga pengangkatan kelenjar dianjurkan pada tindakan bedah

4). Dalam melakukan tindakan bedah sebaiknya dilakukan pendekatan


interdisipliner sehingga dapat dijabarkan kemungkinan tindakan pre dan post
bedah harus dilakukan

5). Satu hal yang mutlak dilakukan sebelum bedah adalah menentukan stadium
tumor dan melihat pola pertumbuhan (growth pattern) kanker tersebut

b. Obat-obatan
1). Immunoterapi :

Misalnya interleukin 1 dan alpha interferon

2). Kemoterapi :

Kemoterapi telah menunjukkan kemampuannya dalam mengobati beberapa


jenis tumor

c. Radioterapi

Masalah dalam radioterapi adalah membunuh sel kanker dan sel jaringan normal.
Sedangkan tujuan radioterapi adalah meninggikan kemampuan untuk membunuh
sel kanker dengan kerusakan serendah mungkin pada sel normal. Untuk mencapai
target ini, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut :

1). Meninggikan radiosensitifitas dan oksigenasi. Sel akan sensitive jika


mempunyai oksigen. Siatu sel yang hipoksia akan kurang sensitive terhadap
ionisasi/radiasi.

2). Mengarahkan radiasi lebih terfokus pada jaringan tumor saja, misalnya dengan
melakukan penyinaran yang mobile

3). Membagi-bagi dosis secara series sehingga jaringan tidak mendapat beban
radiasi yang berat yang dapat turut merusak jaringan normal.

2.15. Penatalaksanaan keperawatan

Pada penatalaksanaan keperawatan hamper sama dengan penatalaksanaan medis.


Pasien penderita kanker paru-paru biasanya dirawat tidak hanya dengan satu terapi tetapi
dengan menggunakan kombinasi dari berbagai terapi.

1. Bedah, yakni dengan mengangkat sel-sel kanker.


2. Radioterapi, teknik yang menggunakan sinar X dosis tinggi. Penyinaran ini dapat
dilakukan dari luar tubuh maupun dari dalam tubuh dengan mendekatkan zat
radioaktif pada kanker.
3. Kemoterapi, pengobatan dengan menggunakan obat keras yangd apat membunuh
sel kanker namun juga dapat membunuh sel normal.
4. Terapi Photodynamic, merupakan cara perawatan baru, sering digunakna dalam
percobaan klinis.
5. Immunoterapi, penggunaan obat-obatan untuk merangsang sistem kekebalan
tubuh agar menyerang kanker dalam tubuh.
6. Terapi gen merupakan metode membasmi mutasi genetika yangmenjadi
penyebab kanker.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
MAKALAH
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
DAN ASUHAN KEPERAWATAN
Ca. PARU

DISUSUN OLEH :
1. FARHANDIKA PUTRA (056200)
2. LINDA KARTIKA SARI (056200)
3. PURNOMO (05620027)
4. MU’MINATUS SOLICHA (056200)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2007

Anda mungkin juga menyukai