TINJAUAN PUSTAKA
Paru – paru merupakan organ yang elastis, berbentuk kerucut dan letaknya di
dalam rongga dada atau thoraks kedua paru saling terpisah oleh mediastinum sentral yang
berisi jantung dan beberapa pembuluh darah besar. Paru kanan lebih besar dari paru kiri
2.1.2. Fisiologis
Lobus-lobus tersebut dibagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen
bronkusnya. Paru-paru kanan dibagi menjadi 10 segmen sedangkan paru-paru kiri dibagi
menjadi 9 segmen
Suatu lapisan tipis yang kontinu mengandung kolagen dan jaringan elastis,
dikenal sebagai pleura, melapisi rongga dada (pleura parietalis) dan menyelubungi setiap
paru-paru (pleura viseralis). Di antara pleura parietalis dan viseralis terdapat suatu lapisan
tipis cairan pleura yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak
selama pernapasan dan untuk mencegah pemisahan toraks dan paru-paru, yang dapat
dianalogkan seperti dua buah kaca objek akan saling melekat jika ada air. Kedua kaca
objek tersebut dapat bergeseran satu dengan yang lain tetapi keduanya sulit untuk
dipisahkan.
Jalan napas yang menghantarkan udara ke paru-paru adalah :
1.Hidung
2.Pharynx
3.Larynx
4.Trachea
5.Bronchus Dan bronchiolus
Ketiga proses ini merupakan fungsi utama dari mukosa respirasi yang terdiri dari
epitel toraks bertingkat, bersilia, dan bersel goblet. Permukaan epitel dilapisi oleh lapisan
mukus yang disekresi oleh sel goblek dan kelenjar serosa. Partikel-partikel debu yang
kasar dapat disaring oleh rambut-rambut yang terdapat dalam lubang hidung, sedangkan
partikel yang halus akan terjerat dalam lapisan mukus. Gerakan silia mendorong lapisan
mukus ke posterior di dalam rongga hidung, dan ke superior dalam sistem pernapasan
bagian bawah menuju ke faring
Air untuk kelembaban diberikan untuk lapisan mukus, sedangkan panas yang
disuplay ke udara inspirasi berasal dari jaringan di bawahnya yang kaya akan pembuluh
darah.
Jadi udara inspirasi telah disesuaikan sedimikian rupa sehingga bila udara
mencapai faring hampir bebas debu, bersuhu mendekati suhu tubuh, dan kelembabannya
mencapai 100%.
Udara mengalir dari faring menuju laring atau kotak suara. Larynx merupakan
rangkaian cincin tulang rawan yang dihubungkan untuk otot dan mengandung pita suara.
Di antara pita suara terdapat ruang berbentuk segitiga yang bermuara ke dalam trachea
dan dinamakan glotis. Glotis merupakan pemisah antara saluran pernapasan bagian atas
dan saluran pernapasan bagian bawah
Meskipun laring merupakan dianggap berhubungan fungsi, tetapi fungsinya
sebagai organ pelindung jauh lebih penting. Pada waktu menelan, gerakan laring ke atas,
penutupan glotis dan fungsi seperti pintu pada aditus laring dan epiglotis yang berbentuk
daun, berperan untuk mengarahkan makanan dan cairan masuk ke dalam esofagus.
Namun jika benda asing masih mampu masuk melalui glotis, maka laring yang
mempunyai fungsi batuk akan membantu menghalau benda asing dan sekret keluar dari
saluran pernapasan bagian bawah
Trachea disokong oleh cincin tulang rawan yang berbentu seperti sepatu 5 inchi.
Struktur trachea dan bronchus yang panjangnya dianalogkan dengan sebuah pohon, dan
oleh karena itu dinamakan pohon tracheal bronchial
Tempat percabangan trachea menjadi cabang utama bronchus kiri dan cabang utama
bronchus kanan dinamakan Karina. Karena banyak mengandung saraf dan dapat
menimbulkan broncho spasme hebat dan batuk, kalau saraf-saraf terangsang.
Cabang utama bronchus kanan dan kiri tidak simetris. Bronchus kanan lebih
pendek lebih besar dan merupakan lanjutan trachea, yang arahnya hampir vertikal.
Baliknya bronchus kiri lebih panjang, lebih sempit dan merupakan lanjutan trachea yang
dengan sudut yang lebih paten, yang mudah masuk ke cabang utama bronchus kanan
kalau udara tidak tertahan pada mulut atau hidung. Kalau udara salah jalan, maka tidak
masuk ke dalam paru-paru kiri, sehingga paru-paru akan kolaps
Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang-cabang lagi menjadi segumen
bronchus. Percabangan ini terus menerus sampai pada cabang terkecil yang dinamakan
bronchioulus terminalis yang merupakan cabang saluran udara terkecil yang mengandung
alveolus.
Tetapi alveolus dilapisi oleh zat lipoprotein yang dinamakan surfakton, yang dapat
mengurangi tegangan permukaan dan mengurangi resistensi terhadap pengembangan
inspirasi, mencegah kolaps pada alveolus pada waktu ekspirasi
Kanker paru-paru merupakan kanker yang paling sering terjadi, baik pada pria
maupun wanita. Kanker paru-paru juga merupakan penyebab utama dari kematian akibat
kanker.
Lebih dari 90% tumor paru-paru primer merupakan tumor ganas, dan sekitar 95%
tumor ganas ini termasuk Karsinoma Bronkogenik.Bila mana kita menyebut kanker paru-
paru maka yang dimaksudkan adalah Karsinoma Bronkogenik, karena kebanyakan tumor
ganas primer dari sistem pernafasan bagian bawah bersifat epitelial dan berasal dari
mukosa percabangan bronkus
2.3. Etiologi
Banyak bukti yang menunjukkan adanya hubungan antara perokok berat dengan
timbulnya kanker paru-paru. Tiga penelitian prospektif yang melibatkan hampir 200.000
pria berusia 50-69 tahun, yang diteliti selama 44 bulan menyatakan bahwa angka
kematian akibat kanker paru-paru per 100.000 orang adalah 3,4 di antara pria yang tidak
merokok, 59,3 di antara mereka yang merokok 10 sampai 20 batang sehari, dan 217,3 di
antara mereka yang merokok 40 batang atau lebih dalam sehari. Mereka yang berhenti
merokok untuk seterusnya akan memiliki resiko kanker paru-paru yang sama dengan
mereka yang tidak merokok, yaitu setelah orang tersebut berhenti merokok selama 15
tahun.
Semakin banyak orang yang tertarik dengan hubungan antara perokok pasif, atau
menghisap asap rokok yang dihembuskan oleh orang lain di dalam ruang tertutup, dengan
risiko terjadinya kanker paru-paru. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pada
orang-orang yang tidak merokok tetapi menghisap asap dari orang lain, risiko untuk
mendapatkan kanker paru-paru meningkat dua kali.Kematian akibat kanker paru-paru
juga berkaitan dengan polusi udara, tetapi pengaruhnya kecil jika dibandingkan dengan
rokok. Kematian akibat kanker paru-paru jumlahnya dua kali lebih banyak di daerah
perkotaan dibandingkan dengan di daerah pedesaan. Bukti statistik juga menyatakan
bahwa penyakit ini lebih sering ditemukan pada masyarakat dengan kelas tingkat sosial
ekonomi paling rendah dan berkurang pada kelas yang lebih tinggi. Dengan kata lain
bahwa kelompok sosial ekonomi yang lebih rendah cenderung lebih dekat dengan tempat
pekerjaan mereka
Merokok merupakan penyebab utama dari sekitar 90% kasus kanker paru-paru
pada pria dan sekitar 70% pada wanita. Semakin banyak rokok yang dihisap, semakin
besar resiko untuk menderita kanker paru-paru.
Hanya sebagian kecil kanker paru-paru (sekitar 10%-15% pada pria dan 5% pada
wanita) yang disebabkan oleh zat yang ditemui atau terhirup di tempat bekerja. Bekerja
dengan asbes, radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas mustard dan pancaran
oven arang bisa menyebabkan kanker paru-paru, meskipun biasanya hanya terjadi pada
pekerja yang juga merokok.
Peranan polusi udara sebagai penyebab kanker paru-paru masih belum jelas.
Beberapa kasus terjadi karena adanya pemaparan oleh gas radon di rumah tangga.
vinyl chloride
benzo (a) pyrenes
nitroso-nor-nicotine
Satu-satunya zat yang lebih berbahaya daripada asap rokok dalam memicu kanker
paru-paru adalah zat-zat radioaktif. Itu pun jika dimakan atau dihidap dalam kadar yang
cukup.
Merokok, risiko terkena penyakit makin besar seiring dengan banyaknya jumlah
rokok yang diisap dan semakin mudanya usia awal merokok.
Mengisap asap rokok, perokok pasif juga rentan terkena kanker paru-paru meski
kemungkinannya tidak sebesar perokok aktif. Di beberapa keluarga para perokok aktif
dapat menjadi 'penyebar' kanker paru karena hubungan genetika.
Masuknya zat-zat kimia seperti asbestos, uranium, chromium, dan nikel ke dalam
tubuh. namun kasus ini jarang terjadi. Polusi udara juga dicurigai sebagai penyebab
kanker paru namun masih sulit dibuktikan.
Lebih dari 90% kanker paru-paru berawal dari bronki (saluran udara besar yang
masuk ke paru-paru), kanker ini disebut karsinoma bronkogenik, yang terdiri dari:
2.6. Patofisiologis
Karsinoma sel besar adalah sel-sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat
buruk dengan Sitoplasma yang besar dan ukuran inti bermacam-macam
Karsinoma sel kecil, seperti tipe sel skuamosa, biasanya terletak di tengah di
sekitar percabangan utama bronki
2.7. Manifestasi Klinik
Pada fase awal kebanyakan kanker paru tidak menunjukkan gejala-gejala klinis.
Bila sudah menampakkan gejala berarti pasien sudah dalam stadium lanjut. Gejala-gejala
dapat bersifat :
-Hemoptisis
-Atelektasis
b. Infasi local
-Nyeri dada
-Sindrom pancoast, karena invasi pada pleksus brakialis dan saraf simpatis servikalis.
-Hipertrofi osteoartropati
- Nyeri pada dada, ketika batuk dan menarik napas yang dalam
Industri rokok menganggap bahwa kaitan antara jumlah penderita kanker paru-
paru dengan tingginya konsumsi rokok hanay merupakan kebetulan. Namun grafik-grafik
di bawah, dari berbagai penelitian menunjukkan korelasi yang sangat positif dan sangat
konsisten bahwa satu-satunya penyebab kanker paru-paru secara umum adalah konsumsi
rokok.
2.10. Stadium Kanker Paru-Paru.
Kanker paru-paru non sel kecil terbagi dua jenis sebagai berikut, sifat
keterbatasan dan stadium perluasan. Yang depan merujuk kepada gejala kanker hanya
terbatas pada sebelah daun paru serta dalam kelenjar limfa di sebelah daun tersebut, yang
belakang merujuk kepada sel kanker telah beralih atau menyebar ke rongga dada atau
organ badan lainnya.
Kanker paru-paru non sel kecil terbagi dalam 4 stadium. Pertama, sel kanker
hanya terdapat dalam paru. Kedua, sel kanker telah menyebar ke kelenjar limfa di
dekatnya. Ketiga, sel kanker telah menyebar ke organ di dekatnya, misalnya menyebar ke
rongga dada. Keempat, sel kanker telah menyebar ke bagian lain tubuh, misalnya
menyebar ke hati dan tulang.
Pada literature lain disebutkan stadium- stadium ksanker paru yang lain menjadi
4 stadium :
1. Stadium I Pertumbuhan kanker masih terbatas pada paru-paru dan dikelilingi
oleh jaringan paru-paru
2. Stadium II Kanker telah menyebar dekat kelenjar getah bening
3. Stadium III Kanker telah menyebar keluar paru-paru. Stadium III dibagi atas 2
stadium lagi :
a. Foto dada secara posterior-anterior (PA) dan lateral adalah pemeriksaan awal
sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker paru.
Studi dari Mayo Clinic USA, menemukan 61% kanker paru terdeteksi dalam
pemeriksaan rutin dengan foto dada biasa, sedangkan pemeriksaan sitologi sputum hanya
hanya bisa mendeteksi 19% Pada kanker paru, pemeriksaan foto dada ulang diperlukan
juga untuk menilai Doubling Time-nya
Pemeriksaan CT scan pada dada, lebih sensitif daripada pemeriksaan foto dada
biasa, karena dapat mendeteksi kelainan atau nodul dengan diameter minimal 3 mm,
walaupun positif palsu untuk kelainan sebesar itu mencapai 25-60%. Bila fasilitas
memungkinkan, pemeriksaan CT scan merupakan pemeriksaan screening kedua setelah
foto dada biasa
Pemeriksaan ini diperlukan bila diduga ada tanda-tanda metastasis ke tulang. insidens
metastasis tumor Non Small Cell Lung Cancer (NSCLC) ke tulang dilaporkan sebesar
15%.
Tes dengan menggunakan sinar X, bidang magnetis atau zat radioaktif untuk
mendapatkan gambar bagian dalam tubuh dan mencari kanker paru-paru dan melihat
penyebarannya.
a. Pembedahan
Tindakan bedah memegang peranan utama dalam penanggulangan kasus kanker.
Dalam melakukan tindakan bedah ada beberapa prinsip dasar yang perlu
diperhatikan :
1). Eksisi tidak hanya terbatas pada bagian utama kanker tapi eksisi juga harus
dilakukan terhadap jaringan normal sekitar jaringan kanker. Cara ini akan
memberikan hasil operasi yang lebih baik
2). Ternyata operasi pertama memberikan harapan sukses yang lebih tinggi.
Operasi selanjutnya akan memberikan hasil yang lebih rendah
3). Metastase ke kelenjar getah bening umumnya terjadi pada setiap kanker
sehingga pengangkatan kelenjar dianjurkan pada tindakan bedah
5). Satu hal yang mutlak dilakukan sebelum bedah adalah menentukan stadium
tumor dan melihat pola pertumbuhan (growth pattern) kanker tersebut
b. Obat-obatan
1). Immunoterapi :
2). Kemoterapi :
c. Radioterapi
Masalah dalam radioterapi adalah membunuh sel kanker dan sel jaringan normal.
Sedangkan tujuan radioterapi adalah meninggikan kemampuan untuk membunuh
sel kanker dengan kerusakan serendah mungkin pada sel normal. Untuk mencapai
target ini, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut :
2). Mengarahkan radiasi lebih terfokus pada jaringan tumor saja, misalnya dengan
melakukan penyinaran yang mobile
3). Membagi-bagi dosis secara series sehingga jaringan tidak mendapat beban
radiasi yang berat yang dapat turut merusak jaringan normal.
DISUSUN OLEH :
1. FARHANDIKA PUTRA (056200)
2. LINDA KARTIKA SARI (056200)
3. PURNOMO (05620027)
4. MU’MINATUS SOLICHA (056200)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2007