Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN

Identifikasi Risiko Pre-CRA (Pre-Construction Risk Assessment)


AKIBAT KONSTRUKSI DAN RENOVASI

Dibuat Oleh : Tim K3

RUMAH SAKIT MEILIA


TAHUN 2018
A. Pendahuluan
Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi tahun 2012 untuk pencegahan kecelakaan akibat kerja dan
penyakit akibat kerja di RS Meilia perlu dilakukan kajian resiko untuk menentukan Prioritas
Program dan Pencegahan KAK dan PAK RS Meilia. Tim K3 turut berperan dalam memberikan
masukan berkaitan dalam pencegahan dan pengendalian infeksi mulai dari tahap perencanaan,
proses sampai dengan finising bangunan dengan melampirkan kajian Identifikasi Risiko PCRA yang
dikeluarkan oleh K3 pada setiap akan melaksanakan konstruksi/renovasi bangunan.

B. Tujuan
1. Mengidentifikasi dan menurunkan risiko KAK dan PAK yangg didapat diantara pasien, staf,
tenaga profesional kesehatan, tenaga kontrak, tenaga outsourching mahasiswa dan pengunjung
2. Mengidentifikasi jenis aktivitas dengan mempertimbangkan pasien, petugas kesehatan dan
resiko terhadap pengunjung

C. Perencanaan
1. Tanggal : bulan September 2018
2. Lokasi : Balkon lantai 5
3. Kegiatan : Penebalan lantai balkon

D. Analisis ICRA
Aktivitas Konstruksi bangunan berdasarkan :
1. Tipe : TIPE C
2. Kelompok Resiko : Resiko Tinggi
3. Level ICRA : Level III / IV

Kelompok Pasien Resiko Tipe Proyek Konstruksi

Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D

Kelompok Resiko Rendah I II II III/IV

Kelompok Resiko Medium I II III IV

Kelompok Resiko Tinggi I II III/IV IV

Kelompok Resiko Tertinggi II III/IV III/IV IV

Tipe proyek Renovasi bangunan di bekas Gedung Manggala termasuk dalam : Level III / IV
dimana terdapat hal– hal yang harus diperhatikan dan dilakukan sebagai berikut :
1. Sebelum Melakukan Renovasi :
a. Lakukan pekerjaan dengan metode yang dapat meminimalisir debu dari aktivitas konstruksi.
b. Petugas Renovasi menggunakan APD masker untuk meminimalisir paparan debu.
c. Melakukan metode yang aktif untuk mencegah debu beterbangan dari tempatnya ke udara.
2. Selama Renovasi :
a. Setiap petugas yang memasuki area kerja harus memakai pelindung alas kaki/sepatu.
Pelindung sepatu harus diganti setiap petugas keluar dari area kerja.
b. Jangan melepaskan penghalang dari area kerja sampai proyek yang selesai telah diinspeksi
oleh K3RS dan PPIRS.
c. Semprotan air ke permukaan kerja untuk mengontrol debu pada saat memotong.
d. Tutup pintu yang tidak dipakai dengan selotip.
e. Memblok dan menutup ventilasi udara.
f. Letakkan keset di pintu masuk dan pintu keluar dari area konstruksi.
g. Lepaskan atau lakukan isolasi system HVAC di area kerja.
h. Jaga tekanan negative udara dalam area kerja menggunakan HEPA yang dilengkapi dengan
unit filtrasi udara.
i. Pengiriman atau kereta. Tutup rapat dengan selotip kecuali sudah ada penutupnya.
j. Berikan penghalang yang lengkap, seperti sheetrock/lembaran penutup triplek, plastic, untuk
menutup area kerja dari area non kerja atau melakukan implementasi metode control cube
(kereta dorongan dengan penutup plastik dan penghubung tertutup pada area kerja dengan
vakum HEPA untuk melakukan vakum sampai ke pintu keluar)sebelum konstruksi dimulai.
k. Jaga tekanan negative udara dalam area kerja menggunakan HEPA yang dilengkapi dengan
unit filtrasi udara.
l. Tutup lubang, pipa-pipa, sambungan-sambungan, dan bolongan-bolongan dengan benar.

3. Sesudah Renovasi
a. Area dilakukan pengepelan basah dengan desinfektan
b. Pindahkan material dengan hati-hati untuk meminimalkan penyebaran kotoran dan debu terkait
konstruksi
c. Vacum area kerja dengan HEPA filter

Identifikasi area di sekitar proyek renovasi untuk mengkaji pengaruh potensial (terlampir)
4. Kesimpulan
Renovasi lantai balkon bisa dilakukan dengan tetap memperhatikan potensi risiko infeksi bagi
petugas, pasien dan lingkungan RS.

5. Penutup
Demikian hasil Identifikasi Resiko P-CRA sebagai upaya K3 dalam Pencegahan Resiko KAK dan
PAK sebelum dilakukan renovasi/pembangunan.

Depok, 27 September 2018


Mengetahui, Staf K3
PJ. IPSRS

Suwardi Septi Putri Kurniawati, SKM

Anda mungkin juga menyukai