DI SUSUN OLEH :
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas selesainya makalah
yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.A
DENGAN GANGGUAN SYOK KARDIOGENIK DIRUANG IGD RSUD SOESILO SLAWI
KABUPATEN TEGAL”. Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan
makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. KH. Sholahudin M, S.Pd.I selaku pengasuh Pondok Pesantren Al Hikmah 2
2. Dr. H. Zunan Arif Budi Santoso, MM selaku Direktur Akper Al Hikmah 2
3. Hermi Srimanti, S.Kep selaku Kepala Sub Diklat Keperawatan RSUD SOESILO SLAWI
4. Arisnawati, S.Kep., MPH selaku Dosen Pembimbing Akademik
5. Ny.A selaku pasien
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik
yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis
Nama kelompok :
Riris Nur Arifah
( ) (Arisnawati S.Kep.,MPH)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... ii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan........................................................................................ 4
D. Manfaat Penulisan..................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN TEORI.............................................................................. 5
A. Definisi...................................................................................................... 5
B. Etiologi...................................................................................................... 7
C. Manifestasi Klinis...................................................................................... 8
D. Patofisiologi.............................................................................................. 9
E. Pathway................................................................................................... 11
F. Konplikasi................................................................................................ 12
G. Pemeriksaan Penunjang .......................................................................... 12
H. Penatalaksanaan ..................................................................................... 13
I. Konsep Dasar Pengkajian ........................................................................ 15
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................... 19
A. Biodata.................................................................................................... 19
B. Riwayat Kesehatan.................................................................................. 20
C. Pemeriksaan Fisik.................................................................................... 22
D. Terapi....................................................................................................... 23
E. Pemeriksaan Penunjang........................................................................... 23
F. Laboratorium............................................................................................ 23
G. Analisa Data ........................................................................................... 24
H. Daftar Masalah........................................................................................ 25
I. Rencana Keperawatan.............................................................................. 25
J. Catatan Perkembangan............................................................................. 27
BAB IV PENUTUP......................................................................................... 28
A. Simpulan.................................................................................................. 28
B. Saran........................................................................................................ 28
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu penyakit non infeksi yang berkembang saat ini adalah penyakit atau gangguan
sistem peredaran darah yang menimbulkan kerusakan pada sistem syaraf pusat dan lebih lanjut
mengakibatkan kelumpuhan pada sebagian anggota badan dan wajah sehingga menurunkan
kapasitas fisik dan kemampuan fungsional pasien.
Interfensi fisioterapi dan kerja sama dengan tenaga medis dan paramedis lainya pada kasus-
kasus seperti ini sangat dibutuhkan, baik selama pasien masih dirawat di rumah sakit maupun
setelah kembali ke keluarganya.
Dengan hubunganya dengan penulisan makalah ini, masalah yang timbul adalah
bagaimana proses patologi stroke sehingga dapat menimbulkan hemiparese, penanganan
fisioterapi pada pasien hemiparese pasca stroke dengan berbagai modalitas fisioterapi yang ada.
Hemiparese merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan adanya kelemahan separuh
wajah, lengan dan tungkai berupa gangguan motorik dan gangguan fungsional lainya. Hemiparese
Dextra adalah kelumpuhan pada bagian salah satu sisi tubuh. (sumber: Kamus Keperawatan Sue
Hinchliff). Hemiparese Dextra adalah kelemahan sebelah kanan di tandai dengan adanya tonus
yang abnormal atau cidera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak.(sumber:
Patofisiologi, Elizabeth J. Corwin)
Hemiparese adalah suatu penyakit sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak,
progresif, cepat, berupa defisit neurologis yang berlangsung 24 jam atau lebih langsung
menimbulkan kematian dan disebabkan oleh gangguan perdarahan otak non traumatic. (sumber:
Kapita Selekta Kedokteran jilid II)
Dalam penulisan makalah ini, penulis akan membahas tentang penatalaksanaan
hemiparese, dengan teknik farmakologi dan non farmakologi pada pasien hemiparese dextra. Hal
ini meliputi pada penanganan pada extermitas superior dan inferior serta mencegah kecacatan lebih
lanjut.
B. Rumusan Masalah
Pada penulisan makalah ini, masalah yang ditimbulkan adalah
1. Apakah ada pengaruh pemberian fisioterapi terhadap penurunan spastisitas pasien ?
2. Apakah ada pengaruh pemberian Terapi Latihan ROM terhadap penurunan spastisitas peningkatan
kekuatan otot?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami
penatalaksanaan fisioterapi dan ROM pada pasien Hemiparese Dextra.
2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui pengaruh pemberian infra red terhadap pasien Hemiparese Dextra di RS Bhakti
Asih Kabupaten Brebes.
b) Untuk mengetahui pengaruh pemberian tindakan ROM terhadap penurunan spastisitas pada pasien
Hemiparese Dextra di RS Bhakti Asih Kabupaten Brebes.
D. Manfaat Penulisan
1. Keilmuan
Sebagai bahan masukan untuk menambah ilmu pengetahuan di bidang kesehatan khususnya
mengenai penyakit Hemiparese Dextra.
2. Bagi Institusi
a) Rumah Sakit
Diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan di
Rumah sakit
b) Akademik
Diharapkan dapat menjadi wahana pembelajaran dalam institusi pendidikan khususnya di
program study Diploma III keperawatan Akper Al Hikmah 2 Brebes.
c) Penulis
Memberikan pengalaman kepada penulis tentang penatalaksanaan kolaborasi dengan
fisioterapi dan dengan penatalaksanaan secara non farmakologis yaitu dengan teknik ROM pasif
terhadap penderita Hemiparese Dextra
d) Pasien
Untuk membantu pasien mengatasi masalah yang timbul dan agar pasien dapat beraktifitas
seperti sedia kala
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Definisi
Hemiparese Dextra adalah kelumpuhan pada bagian salah satu sisi tubuh. (kamus keperawatan
sue hinchliff). Hemiparese Dextra adalah kelemahan sebelah kanan di tandai dengan adanya tonus
yang abnormal atau cidera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak.(sumber:
Patofisiologi, Elizabeth J. Corwin)
2. Etiologi
Biasanya disebabkan oleh:
a. Trombosit (bekuan darah didalam pembuluh darah otak dan leher)
b. Embolisme cerebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh
yang lain)
c. Iskemia (penurunan aliran darah ke otak)
d. Hemoragic cerebral (pecahnya pembuluh darah cerebral dengan perdarahan kedalam jaringan
otak atau ruang sekitar otak)
e. Hipertensi (tekanan darah tinggi) proses ini dapat menimbulkan pecahnya pembuluh darah atau
timbulnya thrombus sehingga dapat mengganggu aliran darah cerebral.
f. Usia lanjut (pada usia lanjut terjadi proses klasifikasi pembuluh darah, termasuk pembuluh
darah otak)
g. Perokok (pada perokok akan timbul plak pada pembuluh darah oleh nikotin sehingga terjadi
aterisklerosis.
h. Kurang aktivitas fisik (kurang aktivitas fisik dapat juga mengurangi kelenturan fisik termasuk
kelenturan pembuluh darah, pembuluh darah menjadi kaku, salah satunya pembuluh darah otak.
3. Faktor Resiko
Faktor resiko terjadinya stroke atau kelemahan anggota gerak ada 2 yaitu:
a. Faktor resiko yang dapat diobati/dicegah:
1) Perokok
2) Tekanan darah tinggi/hipertensi (bukan turunan)
3) Penyakit jantung
b. Faktor resiko yang tidak dapat dicegah:
1) Usia diatas 60 tahun
2) Peningkatan tekanan kortis
3) Diabetes militus
4) Pernah terserang stroke
5) Race (kulit hitam lebih tinggi)
6) Sex (laki-laki lebih 30% dari pada wanita)
7) Hipertensi karena keturunan
4. Manifestasi Klinis
Pada Hemiparesis, gejala utamanya adalah timbulnya deficit neurologist secara
mendadak/subakut, di dahului gejala prodrimal, terjadinya pada waktu istirahat atau bangun pagi
dan biasanya kesadaran tidak menurun, kecuali bila embolus cukup besar, biasanya terjadi pada
usia >50 tahun.
Hemiparesis akibat PIS (Pendarahan Intra Serebral) mempunyai gejala yang tidak jelas,
kecuali nyeri kepala karena hipertensi, serangan sering kali siang hari, saat aktifitas atau
emosi/marah, sifat nyeri kepalanya hebat sekali, mual dan muntah sering terdapat pada permulaan
serangan.
Hemiparesis/Hemiplagi biasa terjadi pada permulaan serangan, kesadaran biasanya menurun
dan cepat masuk koma (60% terjadi kurang dari setengah jam, 23% antara setengah jam sampai
dengan 2 jam, dan 12% terjadi setelah 2 jam, sampai 19 hari). Gejala yang sering terjadi yaitu:
a. Nyeri kepala bagian oksipital
b. Vertigo
c. Gangguan motorik dan sensorik
d. Kehilangan komunikasi
1) Disatria (kesulitan berbicara) ditunjukan dengan berbicara yang sulit dimengerti yang
disebabkan oleh paralisis otak yang bertanggungjawab untuk menghasilkan suara
6. Pathway
dipembuluh darah
pembekuan darah
Obstruksi trombus di otak
Hipoksia cerebri
Frontalis (hemiparesis
ekstermitas dextra)
Kerusakan mobilitas
fisik
Mobilitas menurun
Intake cairan
Gangguan pola
eliminasi/konstipasi hipertermi
Gangguan pola eliminasi
Atau konstripasi
Gangguan pola eliminasi
Atau konstripasi
Evaporasi meningkat
7. Pemeriksaan Diagnostik
a. CT- Scan & MRI, mengidentifikasi area hematoma dan infark
b. Laboratorium : Darah, Urine, Cairan serebrospinal
c. Brain Scan, mendeteksi area otak apakah mengalami perdarahan
d. Ecroenhepalography, mengidentifikasi lesi cerebral
e. Ultrasonography doppler, mengidentifikasi ameriovena
f. Sinar X tengkorak.
8. Pengobatan dan penatalaksanaan
a. Tujuan
1) Mempertahankan hidup
2) Meminimalisasi akibat deformitas
3) Menurunkan tekanan intrakarnial
4) Mencegah berulangnya penyakit
b. Klien tirah baring dengan ketinggian kepala 300 untuk menurunkan tekanan intrakarnial
c. Lakukan pemeriksaan intensiv tekanan darah dan tingkat kesadaran
d. Pengobatan anti hipertensi dan diuresis untuk klien yang mengalami hipertensi
e. Pengobatan anti koagulan untuk mencegah terjadinya pembentukan trombus
f. Jika suhu tubuh meningkat berikan antipiuretik
9. Klasifikasi Hemiparesis
a. Stadium akut
Pada stadium ini terjadi penurunan kesadaran yang dinamakan opopletik fit. Serangan ini
dapat didahului dengan sakit kepala, pusing tetapi kadang-kadang tanpa keluhan, maka penderita
menjadi pucat, nafas bersuara berat karena saluran nafas terhalang oleh lidah yang paralisis, pupil
mata yang melebar. Kadang satu pupil lebih lebar dari yang lain disebabkan oleh paralysis dari
iris/otot mata, denyut jantung dan nadi tidak teratur biasanya lambat. Anggota gerak yang terkena
menjadi fleksid paralysis, semua reflek hilang.
b. Stadium Recovery
Stadium ini dimulai dengan tanda pulsa/denyut nadi menjadi cepat, temperatur/suhu tubuh
nail, penderita gelisah, mulai terkejut dan kadang sulit tidur. Sistem reflek kembali seperti semula
pada system sehat, otot yang mengalami fleksid paralysis menjadi spastik. Kebanyakan otot yang
terserang berada dalam keadaan fleksid untuk beberapa hari sampai 2 atau 3 minggu, terutama
pada daerah lengan dan jari tangan.
c. Stadium Spastisitas
Keadaan otot dan reflek sudah mulai kembali, tetapi berlebihan, timbul ankle klonus dan
reflek patologi (babinski sign). Lengan masih dalam keadaan serangan yang lebih berat dibanding
dengan tungkai dan wajah. Biasanya lengan terfiksir melekat pada badan dengan posisi adduksi
shoulder, semi fleksi ini merupakan posisi karakteristik. Tungkai terfiksir pada ibu jari oposisi,
posisi lutut ekstensi, plantar fleksi, eksternal rotasi dan mengalami drop foot. Bila wajah yang
terkena serangan, dampaknya lebih ringan dan yang terkena adalah wajah bagian bawah. Lidah
akan membelok ke samping bagian paraylisis
10. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada penderita Hemiparese antara lain:
a. Odema
Biasanya terjadi pada tangan dan kaki, ini terjadi karena peningkatan volume cairan ekstra cerebral
dan ekstra seluler.
b. Dekubitus
Dapat terjadi karena posisi tidur yang menetap atau daerah yang mengalami nekrosis jaringan kulit
dan bawah kulit.
c. Batu kandung kemih
Imobilisasi yang lama menyebabkan terjadinya gangguan saluran kencing karena naiknya
konsentrasi kadar kalsium urine yang tertinggal pada kandung kemih yang menyebabkan infeksi
saluran kencing dan mudah terjadi batu kandung kemih. Iritasi jaringan dan infeksi merupakan
dua faktor yang mempercepat terbentuknya batu ginjal.
d. Kontraktur
Akibatnya sendi-sendi menjadi kontraktur karena berbaring dalam satu posisi.
e. Pneumonia hipostatik
Karena posisi tidur yang terlentang terus.
11. Diagnosa keperawatan, Tujuan dan Kriteria hasil
Intervensi
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d penumpukan sputum (karena kelemahan, kehilangan
reflek batuk)
Tujuan: jalan nafas kembali efektif
Kriteria hasil :
1) Bunyi nafas vesikuler
2) TTV normal
3) Tidak ada tanda-tanda sianosis dan pucat
4) Tidak ada sputum
Intervensi:
1) Auskultasi bunyi nafas
2) Monitor TTV
3) Berikan posisi semifowler sesuai dengan kebutuhan
4) Lakukan penghisapan lendir dan pasang OPA jika kesadaran menurun
5) Bila sudah memungkinkan lakukan fisioterapi dada dan latihan nafas dalam
b. Mobilitas fisik b.d kerusakan neoromuskuler, kelemahan hemiparesis
Tujuan: klien bisa kembali beraktifitas
Kriteria hasil:
1) Tidak ada kontraktur atau foot drop
2) Kontraksi otot membaik
3) Mobilisasi bertahap
Intervensi:
1) Pantau tingkat kemampuan mobilitas klien
2) Pantau kekuatan otot
3) Rubah posisi tiap dua jam
4) Pasang trochanter rell pada daerah yang lemah
5) Lakukan ROM pasif atau aktif sesuai kemampuan dan jika TTV stabil
6) Libatkan keluarga dalam memobilisasi klien
7) Kolaborasi fisioterapi
c. Gangguan komunikasi verbal b.d kerusakan neuromuscular, kerusakan sentral bicara
Tujuan : komunikasi dapat berjalan dengan baik
Kriteria hasil:
1) Klien dapat mengekspresikan perasaan
2) Memahami maksud dan pembicaraan orang lain
3) Pembicaraan klien dapat dipahami
Intervensi:
1) Evaluasi sifat dan beratnya afasia klien, jika berat hindari memberi isyarat non verbal
2) Lakukan komunikasi dengan wajar, bahasa jelas, sederhana, bila perlu diulang
3) Dengarkan dengan tekun bila klien mulai berbicara
4) Latih otot bicara secara normal
5) Libatkan keluarga dalam melatih komunikasi verbal
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.C
DENGAN GANGGUAN PERSYARAFAN HEMIPARESIS DEXTRA DIRUANG AKASIA
KAMAR C3A RS BHAKTI ASIH KABUPATEN BREBES
I. BIODATA
A. Identitas Klien
Nama lengkap : Tn.C
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 80 Tahun
Ttl : Brebes, 31 Desember 1937
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SD kelas 4
Pekerjaan : Petani
Alamat : Kemurang kulon, Rt 02 Rw 04
B. Identitas penanggung jawab
Nama : Ny.K
Usia : 40 Tahun
Alamat : Kemurang kulon Rt 02 Rw 04
Hubungan dengan klien : Anak kandung
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
D. Genogram
Keterangan:
: laki-laki
: laki-laki (meninggal)
: perempuan
: perempuan (meninggal)
: klien
: garis pernikahan
: garis keturunan
: garis pernikahan
III.PEMERIKSAAN FISIK
A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum : nampak lemah, tidak bisa bicara
2. Kesadaran : E : 4, M : 6, V : 5 (compos mentis)
3. Tanda-tanda Vital
a) TD : 140/90 mmHg
b) N : 85x/menit
c) S : 36,40C
d) RR : 21x/menit
B. Pemeriksaan Head To Toe
1. Kepala
a) Wajah dan kulit kepala
ü Inspeksi
Simetris/tidak simetris : simetris
Ekspresi : nampak lemah
Warna : sawo matang
ü Palpasi : tidak nyeri tekan
b) Mata
ü Inspeksi
Palpabrae : tidak oedema,tidak radang
Sclera : an ikhterik
Konjungtiva : an anemis
Adanya benjolan pada mata/tidak: tidak ada
ü Palpasi : tidak ada tekanan bola mata
ü Penglihatan : normal
c) Hidung
ü Inspeksi
Polip : Tidak ada
Keadaan sputum : Kotor
Secret/cairan : Tidak ada
Radang : Tidak ada
ü Palpasi : Tidak ada benjolan
d) Telinga
ü Inspeksi
Canalis : Serumen
Pendengaran : Normal
Pemakaian alat bantu : Tidak menggunakan alat bantu
e) Mulut
ü Inspeksi
Gigi : gigi berwarna kuning, berkaries, tidak memakai gigi palsu
Gusi : tidak nampak adanya radang,-
Lidah : berwarna putih
Bibir : sianosis, basah
2. Leher
ü Inspeksi
Kelenjar thyroid tidak membesar, simetris, kelenjar getah bening tidak ada kelainan, vena
jugularis tidak ada kelainan
ü Palpasi
Kelenjar thyroid tidak sakit, tidak teraba, tekanan vena jugularis tidak ada, kelenjar limfe tidak
ada.
3. Thorax dan Paru
ü Inspeksi
Bentuk dada simetris, pergerakan dada berirama, payudara simetris
ü Palpasi
Tidak ada nyeri tekan
ü Auskultasi
Terdapat bunyi vesikuler tidak ada bunyi tambahan
ü Perkusi
Sonor
4. Jantung
ü Inspeksi
Ictus cordis tidak nampak
ü Palpasi
Ictus kordis tidak teraba tidak ada nyeri tekan
ü Perkusi
Pekak
ü Auskultasi : BJ I: Lup , BJ II: Dup
5. Abdomen
ü Inspeksi : tidak ada luka, normal
ü Palpasi : tidak ada nyeri tekan
ü Auskultasi : terdengar bunyi peristaltik 4x/menit
ü Perkusi : redup
6. Ginjal : Tidak ada masalah
7. Genetalia
ü Inspeksi : tidak ada peradangan
ü Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada hemoroid
8. Muskuluskeletal
Tangan dan Kaki : simetris, tidak ada oedema, tidak berkeringat, tidak tremor, tidak ada nyeri
tekan hilang rasa pada tangan sebelah kanan (hemiparesis dextra).
9. Integumen
ü Inspeksi : warna kulit sawo matang, turgor kulit elastis
ü Palpasi : tidak ada pengerasan kulit, tidak ada nyeri tekan
Keterangan :
0 : mandiri
1 : Dengan bantuan alat
2 : Dengan bantuan orang lain
3 : Dengan bantuan alat dan orang lain
4 : ketergantungan total.
6. Persepsi Kognitif
Ds : keluarga klien mengatakan kurang tahu apa penyebab dari penyakit yang diderita oleh klien
Do : klien dan keluarga nampak bingung saat ditanyai mengenai penyakitnya
V. TERAPI
Tanggal 19-22 februari 2018
Program terapi Dosis Cara pemberian
Ceftriaxone 2 x 1 gram IV
Ranitidine 2 x 2 ml IV
Lapibal 2 x 1 ml IV
Citicolin 2 x 1 gram IV
RL 20 tpm IV
1. CT-Scan
Nama : Tn.C
Umur : 80 Tahun
Alamat : Kaemurang Kulon rt 02 rw 04
KESAN:
-INFARK LAKUNAR SENTRUM SEMIOVALE SINISTRA
2. Cek Laboratorium
Nama : Tn.C
Umur : 80 Tahun
Alamat : Kemurang Kulon rt02 rw 04
Tgl periksa : 18 Februari 2018
Nama : Tn.C
Umur : 80 Tahun
Alamat : kemurang kulon rt 02 rw 04
Tgl periksa : 20 Februari 2018
Nama Angka
hasil Satuan keterangan
pemeriksaan normal
LEMAK
Kolesterol 282* 140-200 mg/dL
Trigiserida 105.4 30-200 mg/dL
HDL Kolesterol 69.7 >= 39 mg/dL
LDL kolesterol 165.89* <= 130 mg/dL
GINJAL
Ureum 34,6 15-40 mg/dL
Kreatinin 1.06 0.7-1.4 mg/dL
Asam urat 6.12 3.6-8.2 mg/dL
ANALISA DATA
No Tanggal Data Etiologi Problem
1 19/2/18 Ds: keluarga klien Kerusakan GangguanMobilisasi
mengatakan, klien masih muskuluskeletal fisik
belum bisa bicara, tangan dan dan
kaki belum bisa bergerak neuromuskuler
masih lemas
RENCANA KEPERAWATAN
Tgl Dx.Kep Tujuan dan Intervensi Rasional paraf
Kriteria
19 1 Setelah a. kaji a. hemiparese mungkin dapat
feb dilakukan kemampuan terjadi
2018 tindakan mobilitas b. menghindari kerusakan kulit
keperawatan b. Alihkan c. untukmempercepatkesembuhan
selama 3x24 posisi klien d. menghindari kontraktur dan
jam diharapkan setiap 2 jam atropi
mobilitas klien c. Berikan obat
terpenuhi sesuai advis
dengan kriteria dari dokter
hasil: d. kolaborasi
-kekuatan otot fisioterapi
membaik e. lakukan
-klien dapat ROM pasif
melakukan
aktifitas secara
mandiri
-anggota gerak
kanan dapat
digerakan
IMPLEMENTASI
Tgl Jam Dx.Kep Implementasi Respon paraf
19 feb 11.20 1 1. mengkaji DS : keluarga klien
2018 WIB kemampuan tangan dan kaki masih
mobilitas klien belum bisa bergerak
DO : klien nampak
lemah, keadaan umum
cukup, anggota gerak
bagian kanan belum
bisa digerakan
TD = 140/80 mmHg
N = 84x/menit
RR = 21x/menit
S = 36,40C
11.30 2. mengalihkan DS : klien mengatakan
WIB posisi klien tiap 2 bersedia untuk pindah
jam posisi setiap 2 jam
sekali
DO : klien pindah
posisi setiap 2 jam
sekali
CATATAN PERKEMBANGAN
Tgl Jam Dx.Kep SOAP Paraf
19 feb 11.20 1 S: keluarga klien mengatakan klien masih
2018 WIB belum bisa bicara, tangan dan kaki masih
belum bisa bergerak
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi
20 feb 14.45 1 S: klien mengatakan tangan dan kaki tidak
2018 WIB bisa digerakan masih lemes
O: keadaan umum cukup, klien sudah bisa
berbicara, anggota gerak bagian kanan masih
belum bisa digerakan
TD = 120/90 mmHg
N = 86x/menit
RR = 21x/menit
S = 36,50C
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi 1,2,3
20 feb 16.00 2 S: klien mengatakan masih belum bisa BAB
2018 WIB O: klien nampak lemah peristaltik usus
4x/menit
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hemiparese merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan adanya kelemahan separuh wajah,
lengan dan tungkai berupa gangguan motorik dan gangguan fungsional lainya. Hemiparese Dextra
adalah kelumpuhan pada bagian salah satu sisi tubuh. (sumber: Kamus Keperawatan Sue
Hinchliff). Hemiparese Dextra adalah kelemahan sebelah kanan di tandai dengan adanya tonus
yang abnormal atau cidera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak.(sumber:
Patofisiologi, Elizabeth J. Corwin)
Pengobatan dan penatalaksanaan Klien tirah baring dengan ketinggian kepala 300 untuk
menurunkan tekanan intrakranial lakukan pemeriksaan intensif tekanan darah dan tingkat
kesadaran pengobatan antihipertensi dan diuresis untuk klien yang memngalami hipertensi
Pengobatan antikoagulan untuk mencegah terjadinya pembentukan thrombus Jika suhu tubuh
meningkat berikan antipiretik.
Dari pembahasan bab-bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa pasien dengan hemiparese
dextra atas nama Tn.C 80 tahun setelah dilakukan tindakan kolaborasi dengan fisioterapi,
kolaborasi dengan dokter serta farmakologi dan dengan teknik non farmakologi yaitu dengan
teknik ROM pasif dapat menggerakan kembali anggota badan bagian kanannya.
B. Saran
1. Bagi Institut kesehatan
Diharapkan mampu memberikan masukan kepada tenaga kesehatan untuk lebih memberikan
pengetahuan dan pengertian tentang asfiksia. Dan bisa menambah tingkat pelayanannya supaya
lebih baik lagi.
2. Bagi Pembaca
Diharapkan memberi kritikan kepada penulis apabila asuhan keperawatan ini terdapat
kekurangan baik langsung atau tidak langsung.
3. Bagi penulis
Diharapkan menerima kritikan dan masukan dari pembaca serta memperbaiki kekurangan-
kekurangan tersebut supaya lebih baik lagi
4. Bagi pasien
Semoga pasien dapat mempraktekan apa yang telah diajarkan yaitu teknik non farmakologi
berupa ROM pasif apabila hemiparese menyerang kembali dan semoga pasien lebih dapat menjaga
kesehatanya lagi supaya bisa terhindar dari penyakit hemiparese
1 komentar:
1.
Unknown20 September 2018 09.26
Riris Nurarifah
Lihat profil lengkapku
ARSIP BLOG
April 2018 (4)
Laporkan Penyalahgunaan
Beranda
CARI BLOG INI
Telusuri
Tema Jendela Gambar. Gambar tema oleh Roofoo. Diberdayakan oleh Blogger.