Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MICE AND EVENT

EVENT YANG TERDAPAT DI YOGYAKARTA PADA TAHUN 2018

DAN

PERKEMBANGAN MICE AND EVENT DI INDONESIA

Di Susun Oleh :

Sabarita Br Sembiring / 2161394581

D3-1 Perhotelan

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA AMBARRUKMO

YOGYAKARTA

2018
EVENT YANG TERDAPAT DI YOGYAKARTA PADA TAHUN 2018

Nama Mice and Event Tempat Penyelenggaraan Keterangan tentang


penyelenggaraan Event
Jogja Heboh DIY Promo package tours in
Yogyakarta with very special
1-28 Feb 2018 promotion price
Invex and food truck Jogja Expo Center Exhibition of foods and
snacks at open counters/trucks
3-18 Feb 2018
Mocosik festifal book and Jogja Expo Center
music

9-11 Feb 2018


Temporary exhibition and Benteng Vredeburg Museum
theatrical “commemorate of Yogyakarta
general offensive march 1,
1949”

1 Maret 2018
Chinese Culrure Festival Yogyakarta City

2 Maret 2018
Mom and Kisd Main atrium ground floor,
“ Wonderfield” pendopo area and taman
Royal Ambarrukmo
9-11 Maret 2018 Yogyakarta
Jogja International Jogja Expo Center International Furniture and
farniture and craft fair crafts exhibition followed bay
Indonesia 2018 foreign manufacturers and
domestic
10-24 Maret 2018
Melasti Ceremony Parangkusumo beach, Usually carried out by the
parangtritis beach, Kretek, Hindu people on the latest
11 Maret 2018 Bantul Sunday before the Hindu
Religious moment of “Nyepi”
Nyedran Ngalangi Wediombo, Girisubo Gunung
kidul
15 Maret 2018
Babad Dalan Kyai Ageng Babad Dalan Sodo
Kiring Gunung kidul

16 Maret 2018
Tawur Agung DIY A Hindu Praying ceremony to
cleanse the earth a day before
16 Maret 2018 Nyepi, the balinese day of
silence
Labuhan Keraton Parangkusumo Beach, Merapi
ngayogyakarta mount, Lawu mount, Dlepih
Forest (Tirtomoyo, Wonogiri)
16 April 2018
Orchestra Music Taman Budaya Yogyakarta

19-20 April 2018


Menoreh Night Spectacular Waduk Sermo, Kulon Progo

21-22 April 2018


Job Fair Gedung Basiyo XT Square

25-26 April 2018


Indie Clothing Carnival Jogja Expo Center

27-29 April 2018


Borobudur International Borobudur Temple
Conference

5-6 Mei 2018


Nyadran Makam Sewu Makam Sewu, Cemetery Tradition by the people of
Wijireo, Pandak Pajangan to sand prayers for
7 mei 2018 the late “ mbah Bodo”
Reog and jatilan Festival DIY

5-6 Mei 2018


The experimentation of art Taman Budaya Yogyakarta

8-9 Mei 2018


Jogja Culinary Festival Komplek lapangan denggung,
Sleman
15 Mei 2018
Ramadhan Festival Plaza XT Square

21 Mei- 10 Juni 2018


Jogja Fashion Rendezvous Atrium Jogja City Mall

25-27 Mei 2018


Perjuangan Museum Expo Benteng Vredeburg Museum
unit II
20 Mei 2018
Peh Cun Parangtritis Ritual by Chinese descendant
Based on a legend of ancient
18 Juni 2018 chinese
Back to school event Malioboro Mall

1-8 Juli 2018


Dragon Boat Festival Bantul

7-8 Juli 2018


Tour De Ambarrukmo – Plaza Ambarrukmo
Event International Cycling

21 Juli 2018
Yogya Gamelan Festival DIY Yogyakarta Gamelan Festival
become an International
July 2018 gathering, communicating and
interacting for gamelan lovers
and gamelan players
Rasul Desa Ngipak Rasul Ngipak Village,
Karangmojo
13 Agustus 2018
Pergelaran Karawitan Taman Budaya Yogyakarta

16-17 Agustus 2018


Independence Day Taman Pintar
Exhibition

16-20 Agustus 2018


Prambanan Jass Prambanan Temple This music festival will be
once again filled with alineup
17-19 Agustus 2018 of international and
Indonesian musicians, singers
and bands performing on
spectacular stage with the
magnificent Prambanan
temple as the background
Pawai Pembangunan Malioboro

26 Agustus 2018
17 August 2018 Competition Gedung Basiyo XT Square

24 Agustus 2018
JCM Festival Sate Atrium Jogja City Mall

Agustus 2018
Tradisi adat sedekah laut Baron Beach
baron

11 September 2018
Jatilan Child Competition Gedung Basiyo XT Square

16 September 2018
Indonesia Scooter Festival Jogja Expo Center

22-23 September 2018


National Bird Contest DIY

23 September 2018
Pergelaran Teater Taman Budaya Yogyakarta

24 September 2018
Jogja International Street Malioboro Street, Yogyakarta
Performance / JISP

27-28 September 2018


Asia Tri Festival DIY

27-29 September 2018


Nguras Enceh Ceremony Imogiri Royal Cemetery The prescribed people
Complex perform Themselves, to
2 Oktober 2018 cleanse the holy pitchers, the
water of which is exploited as
a good fortune bearer by the
visitors
Vredeburg Fair Benteng Vredeburg

12 Oktober 2018
Malioboro night Festival Malioboro street

14-15 Oktober 2018


Alun – Alun Festival Alun-alun
Yogyakarta

14-15 Oktober 2018


Jogja International Prambanan Temple and
Herritage Walk imogiri

17-18 November 2018


Sekaten Dinten I Alun-alun
14 November 2018
International Worl heritage DIY Prominent persone concered
Conference in managing world heritages
will be attending this
November 2018 important conference
Jogja Netpac Asian Film DIY JAFF Netpac is an annual
Festival festival is regularly held every
first week of December in
1-8 Desember 2018 Yogyakarta – Indonesian
since 2006
Chrismast Journey – event Plaza Ambarrukmo
natal Yogyakarta

13-16 Desember 2018


End Year Event Malioboro Mall

13 Desember 2018 – 2
januari 2019
Keroncong kota gedhe DIY

15 Desember
Kembang api festival Plaza XT Square

31 Desember 2018
Borobudur cultural feast 3 Borobudur temple

30-31 Desember 2018


A Celebration to welcome Kawasan wisata kaliurang
new year 2019
PERKEMBANGAN MICE AND EVENT DI INDONESIA

Indonesia sebagai destinasi wisata memiliki peluang untuk mengembangkan potensi


wisata MICE (Meeting, Incentive, Conference, and Exhibition). Pertumbuhan ekonomi dan
keamanan yang semakin membaik mendorong investor lokal maupun asing untuk berinvestasi di
Indonesia, baik sebagai penyelenggara maupun peserta. Sejumlah kegiatan MICE bertaraf
internasional menjadi bukti kepercayaan bahwa Indonesia memiliki peluang besar pada sektor
wisata. Wisata MICE dapat menjadi industri unggulan karena dapat menghasilkan devisa Negara
yang besar. Sektor ini juga dapat dijadikan indikator perkembangan ekonomi, sehingga sebagai
sebuah negara, Indonesia membutuhkan infrastruktur yang baik serta SDM yang berkualitas.

Berbagai event MICE berskala internasional yang telah diselenggarakan di Indonesia


diharapkan dapat menjadi media untuk mempromosikan produk-produk kreatif Indonesia.
Berbagai jenis produk ekonomi kreatif yang dipamerkan akan mendorong tumbuhnya pelaku
kreatif sehingga mampu mendukung ekonomi regional dan nasional. Perkembangan pariwisata
dan ekonomi kreatif dapat diikuti melalui data wisatawan mancanegara yang mengunjungi
negara Indonesia tiap tahunnya. Jumlah wisatawan dari tahun 2010-2014 mengalami
peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan antara 5-10%. Jumlah wisatawan yang datang juga
berdampak terhadap rata-rata lama tinggal (length of stay) yaitu 7-8 hari serta range pengeluaran
per orang sebesar USD 135-154/hari. Kesimpulannya, dalam kurun waktu kunjung seminggu,
rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara bertambah tiap tahunnya.

Perkembangan kegiatan Convention merupakan bagian dari industri pariwisata MICE


(Meeting, Conference, Incentive, Exhibition) masa kini telah memberikan "warna dalam kegiatan
bisnis industri pariwisata dunia", kegiatan konvensi sangat beragam terhadap konstribusinya
terhadap kegiatan pariwisata, yang sangat menonjol adalah identik dengan pemberian
pelayan/services. MICE dan bisnis pariwisata merupakan bisnis dengan high-quality dan high-
yield, yang memberikan kontribusi tinggi secara ekonomi terlebih bagi negara berkembang
karena dalam pelaksanaannya banyak sekali menggunakan fasilitas pariwisata. Kegiatan ini
merupakan kegiatan yang berkarakteristik padat karya, memberikan kontribusi baik dari sisi
penyediaan tenaga kerja maupun dalam memberikan devisa Negara.
Perkembangan kegiatan Convention merupakan bagian dari industri pariwisata MICE
(Meeting, Conference, Incentive, Exhibition) masa kini telah memberikan "warna dalam kegiatan
bisnis industri pariwisata dunia", kegiatan konvensi sangat beragam terhadap konstribusinya
terhadap kegiatan pariwisata, yang sangat menonjol adalah identik dengan pemberian
pelayan/services. MICE dan bisnis pariwisata merupakan bisnis dengan high-quality dan high-
yield, yang memberikan kontribusi tinggi secara ekonomi terlebih bagi negara berkembang
karena dalam pelaksanaannya banyak sekali menggunakan fasilitas pariwisata. Kegiatan ini
merupakan kegiatan yang berkarakteristik padat karya, memberikan kontribusi baik dari sisi
penyediaan tenaga kerja maupun dalam memberikan devisa negara. Saat ini, Indonesia sudah
berkembang menjadi salah satu negara tujuan bisnis dan wisata. Hal itu dibuktikan dengan
perolehan data dari statistical report on visitor arrivals to Indonesia 2008-2010, yang
menyebutkan bahwa kunjungan wisatawan mancanegara untuk pertemuan, insentif, konvensi
dan pameran atau meeting, incentive, conention, exhibition (MICE) mencapai 40.09% sementara
wisatawan liburan 53,15% dan lainnya 6,76%.

Perolehan data dari Statistical Report on Visitor Arrivals to Indonesia 2012


menyimpulkan bahwa tujuan wisatawan mancanegara dalam kunjungan ke Indonesia yaitu 59%
untuk kepentingan liburan, 30% untuk kepentingan MICE dan bisnis, dan sisa 11% untuk
kepentingan lain (edukasi, formal, dll).

Tujuan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia Tahun 2012 Melihat data tersebut, dapat
disimpulkan bahwa perkembangan MICE di Indonesia memiliki potensi, akan tetapi dalam
pengembangannya masih terdapat kendala, antara lain:

a. Masih rendahnya awareness destinasi akan pentingnya MICE dan perlunya dilakukan promosi
MICE,

b. Kurangnya database MICE online yang komprehensif,

c. Masih terbatasnya kemudahan dan fasilitas pendukung kegiatan MICE, khususnya


aksesibilitas (penerbangan langsung), insentif bagi kegiatan MICE (barang pameran dan
souvenir untuk peserta).
Jumlah Kegiatan MICE Negara ASEAN 2011-2015 Singapura, Malaysia, Thailand,
Indonesia, Filipina, Vietnam 4 Perolehan data dari ICCA Statistics Report 2011-2015
menunjukkan bahwa Indonesia menempati posisi 11 besar sebagai negara penyelenggara
kegiatan MICE se-Asia dan Timur Tengah serta menempati posisi 4 besar sebagai negara
penyelenggara kegiatan MICE se-ASEAN. Menyimak dari trend pertumbuhan selama 5 tahun,
Indonesia cenderung mengalami peningkatan.

Sumber data yang sama juga menunjukkan peringkat berdasarkan jumlah kegiatan MICE
bertaraf internasional yang diselenggarakan di berbagai kota di dunia. Indonesia memiliki Bali,
Jakarta, dan Yogyakarta yang dipercaya sebagai penyelenggara kegiatan, terbukti dari
peningkatan rata-rata jumlah event tiap tahunnya. Yogyakarta memiliki potensi wisata MICE
walaupun sedikit tertinggal dari kota Bali dan Jakarta.

Data peningkatan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Yogyakarta dapat


menjadi bukti pendukung bahwa potensi wisata MICE dapat dikembangkan di Yogyakarta.
Selama 5 tahun terakhir, jumlah wisatawan meningkat secara signifikan yaitu dari 1.607.694
orang pada tahun 2011 dan 4.122.206 orang pada tahun 2015. Pertumbuhan jumlah wisatawan
sekitar 3-8% per tahunnya. Potensi wisata MICE di Yogyakarta belum didukung oleh sarana
yang memadai untuk menggabungkan fungsi konvensi dan eksibisi secara spesifik. Berikut
daftar fasilitas kegiatan MICE yang sebagian besar menyatu dengan hotel yang kemudian disebut
dengan hotel konvensi.

Data penyelenggara MICE di DIY juga meningkat tiap tahunnya. Terbukti dari tahun
2013-2015 jumlah kegiatan MICE bertambah secara signifikan. Kapasitas kegiatan MICE yang
dapat ditampung sejauh ini berjumlah 14.800 orang. Jumlah peserta kegiatan MICE di
Yogyakarta menurut Statistik Kepariwisataan tahun 2015 mencapai 70.143 orang. Jumlah
penyelenggara dan peserta yang meningkat tiap tahunnya mengakibatkan perlunya penambahan
fasilitas wisata MICE di Yogyakarta. Fasilitas tersebut dapat berupa Convention and Exhibition
Center yang dapat mewadahi kegiatan pertemuan, eksibisi, maupun rekreasi secara bersamaan.
Bangunan ini nantinya akan mengakomodasi kegiatan MICE dengan suasana yang berbeda dari
bangunan-bangunan dengan tipologi sejenisnya.
Pemerintah telah menetapkan Yogyakarta sebagai 10 kota utama tujuan MICE selain di
antaranya Jakarta, Bali, Bandung, Surabaya, Makasar, Manado, Padang, Batam, dan Medan.
Ketertarikan wisatawan terhadap kota Yogyakarta tidak hanya dari potensi alam dan budaya,
tetapi juga dari wisata konvensi dan edukasi. Potensi industri MICE di Yogyakarta dapat menjadi
daya tarik wisata jika didukung oleh fasilitas kegiatan MICE yang menarik. Hampir semua
fasilitas MICE di Yogyakarta terintegrasi dengan hotel sehingga pemenuhan fungsi kegiatan
MICE kurang maksimal. Convention and Exhibition Center merupakan wadah yang difungsikan
sebagai pemenuhan kebutuhan akan kegiatan. Perlu adanya wadah yang dapat menggabungkan
fungsi pertemuan (meeting and conference), eksibisi (exhibition), dan rekreasi (insentive travel).

Kegiatan MICE secara garis besar terdiri dari kegiatan pertemuan dan eksibisi. Kegiatan
pertemuan dapat membahas mengenai banyak hal, terutama mengenai isu/permasalahan yang
sedang berkembang. Isu yang dibicarakan kemudian akan menghasilkan sebuah
kesepakatan/perjanjian. Kegiatan eksibisi juga menawarkan produk maupun jasa
tertentudisesuaikan dengan tren yang sedang berkembang. Jumlah peminat dan pengunjung acara
eksibisi secara tidak langsung dipengaruhi oleh permintaan pasar yang sedang berkembang.
Karakter pelaku wisata MICE yang selalu mengikuti perkembangan jaman sesuai dengan
pendekatan arsitektur kontemporer. Arsitektur kontemporer sangat dipengaruhi oleh arsitektur
modern. Produk arsitektur kontemporer sangat mewakili kekinian dalam gaya, langgam maupun
tren globalisasi, seperti arsitektur ramah lingkungan. Produk arsitektur kontemporer sangat
mengedepankan penggunaan material dan teknologi, serta geometri. Kesulitan dalam
pengaplikasian arsitektur kontemporer adalah mencari cara melakukan modernisasi dan
mengikuti perkembangan jaman sambil tetap memelihara inti dari identitas budaya (Akmal,
2005). Arsitektur kontemporer merupakan suatu gaya aliran arsitektur pada zamannya yang
mencirikan kebebasan berekspresi, keinginan untuk menampilkan sesuatu yang berbeda, dan
merupakan sebuah aliran baru atau penggabungan dari beberapa aliran arsitektur (Hilberseimer,
1964).
Tren yang berkembang dalam satu dasawarsa terakhir didominasi oleh pengaruh langgam
arsitektur modern yang memiliki kesamaan ekspresi dengan karya arsitektur modern dari belahan
dunia barat di dekade 60-an. Bangunan kontemporer Indonesia memiliki kesamaan ciri berupa
penggunaan banyak material kaca sebagai pelindung, bentuk yang jujur mengikuti fungsi,
horisontalisme dan bentuk geomeri yang kuat (Martokusumo, 2007, hal. 1). Persamaan karakter
tersebut dapat diwujudkan dalam sebuah Convention and Exhibition Center di Yogyakarta yang
pemenuhan kebutuhan ruangnya tidak terlepas dari pengolahan bentuk dan tampilan bangunan.
Suatu bangunan harus memiliki entity, di mana bangunan tersebut mudah untuk dikenali serta
menarik secara visual. Pengunjung akan mendapatkan pengalaman meruang jika bentuk dan
tampilan bangunan dapat mencirikan fungsi bangunan tersebut. Penyediaan fasilitas wisata
MICE dengan pendekatan arsitektur kontemporer ingin menjadikanbangunan tersebut sebagai
ikon/pembentuk citra Kota Yogyakarta, sehingga Yogyakarta dapat menjadi destinasi wisata
MICE yang menarik di Indonesia.

Saat ini, Pemerintah menetapkan target sebanyak 2 juta wisatawan MICE akan
berkunjung ke Indonesia pada tahun 2019. Kedatangan wisatawan MICE ke Indonesia memang
tidak sebanyak wisatawan leisure, tetapi lamanya kunjungan dan banyaknya uang yang
dibelanjakan wisatawan MICE menjadi daya tarik sendiri. Berdasarkan data dari ICCA
(International Congress & Convention Association) yang dirilis pada 2012, jumlah devisa yang
dikeluarkan oleh wisatawan MICE adalah tujuh kali lipat dari wisatawan biasa. Wisatawan
MICE umumnya diklasifikasikan sebagai “quality tourist” yang cenderung tinggal lebih lama
dan menghabiskan uang lebih banyak dari wisatawan biasa.

Menurut Reitha Fariza Hanividya, S.E., Kepala Sub Bidang Olahraga dan MICE
Kementerian Pariwisata, pada seminar The 5th MICE DISCOVERY yang diadakan Sekolah
Tinggi Pariwisata Trisakti pada 7 Mei 2018, saat ini ada beberapa masalah utama yang
menghambat pertumbuhan industri MICE di Indonesia, yaitu tidak adanya pengembangan
destinasi MICE, kekurangan data MICE, dan keanggotaan Indonesia pada Asosiasi MICE Dunia.

Saat ini fokus pengembangan destinasi yang dilakukan pemerintah adalah pada 10
Destinasi Wisata Prioritas yang merupakan wisata leisure. Padahal, destinasi MICE lebih bersifat
bisnis yang mempunyai karakteristik sangat berbeda dibandingkan dengan leisure. Diharapkan
dalam pengembangan tersebut menjadikan 10 destinasi wisata tersebut memenuhi kriteria
sebagai destinasi MICE.

Untuk pengembangan destinasi MICE fokusnya adalah di tujuh kota, yaitu Jakarta,
Yogyakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan Lombok, sambil mendorong destinasi potensial
MICE lainnya menjadi destinasi existing seperti Bali dan Jakarta. Pengembangan destinasi yang
dilakukan pada dua hal utama, yaitu pengembangan melalui 3 A (Atraksi, Aksesibilitas,
Amenitas) dan pengembangan SMI (SDM, Masyarakat, Industri).

Reitha menjelaskan, untuk melengkapi data MICE, pemerintah telah memasukkan


Updating Pemetaan dan Pendataan di 16 Destinasi MICE ke dalam strategi pengembangan
wisata MICE tahun 2015-2019, yaitu berupa digitalisasi data dan membangun database MICE
yang akurat dan berkelanjutan. Sementara untuk menambah keanggotaan pada asosiasi
internasional, pemerintah perlu mendorong industri dan pelaku MICE untuk menjadi anggota
asosiasi internasional serta memanfaatkan benefitnya. Pemerintah juga seharusnya selain
memberikan dukungan pada event MICE yang sudah ada, juga perlu memberi dukungan
membawa event MICE ke Indonesia.

Perkembangan MCE merupakan industri yang banyak di gunakan oleh berbagai macam
organisasi perusahaan dan sekelompok orang untuk mendukung kemajuan program-programnya.
Berkembangnya industri MICE atau wisata konvensi ini sebagai industri baru yang bisa
menguntungkan bagi banyak pihak, karena industri MICE ini merupakan industri yang kompleks
dan melibatkan banyak pihak yang memberikan kotribusi tinggi secara ekonomi terlebih bagi
Negara berkembang.

~Selesai~

Anda mungkin juga menyukai