Materi Buat PPT Aksyar2
Materi Buat PPT Aksyar2
Dalam beberapa disiplin ilmu pengetahuan akuntansi merupakan ilmu informasi yang
mencoba mengkonversi bukti dan data menjadi informasi dengan cara melakukan
pengukuran atas berbagai transaksi dan akibatnya yang dikelompokkan dalam account,
perkiraan atau pos keuangan seperti aktiva, utang, modal, hasil, biaya, dan laba. Sebagaimana
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu
yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis diantara
sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang
yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa
Dalam Al Quran juga dijelaskan bahwa kita harus mengukur secara adil, jangan
dilebihkan dan jangan dikurangi. Kita dilarang untuk menuntut keadilan ukuran dan
timbangan bagi kita, sedangkan bagi orang lain kita menguranginya. Dalam hal ini, Al-Quran
menyatakan dalam berbagai ayat, antara lain dalam surat Asy-Syu’ara ayat 181-184 yang
berbunyi:
”Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan dan
timbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kamu merugikan manusia pada
hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan dan
bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan kamu dan umat-umat yang dahulu.”
Dalam Al Quran juga dijelaskan bahwa kita harus mengukur secara adil, jangan
dilebihkan dan jangan dikurangi. Kita dilarang untuk menuntut keadilan ukuran dan
timbangan bagi kita, sedangkan bagi orang lain kita menguranginya. Dalam hal ini, Al-Quran
menyatakan dalam berbagai ayat, antara lain dalam surat Asy-Syu’ara ayat 181-184 yang
berbunyi:
”Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan dan
timbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kamu merugikan manusia pada
hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan dan
bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan kamu dan umat-umat yang dahulu.”
Kebenaran dan keadilan dalam mengukur (menakar) tersebut, menurut Dr. Umer
Chapra juga menyangkut pengukuran kekayaan, utang, modal pendapatan, biaya, dan laba
perusahaan, sehingga seorang akuntan wajib mengukur kekayaan secara benar dan adil. Agar
pengukuran tersebut dilakukan dengan benar, maka perlu adanya fungsi auditing. Pada Islam,
fungsi auditing ini disebut “tabayyun” sebagaimana yang dijelaskan dalam surat Al-Hujuraat
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita,
maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu
kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu
itu.”
pengukuran di atas dalam bentuk pos-pos yang disajikan dalam neraca, sebagaimana
“Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca yang
benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
sebagai Muhasabah. Secara umum muhasabah memiliki dua (2) pengertian pokok yaitu:
Proses Musa'alah dapat diselesaikan secara individu atau dengan perantara orang lain,
atau dapat pula dengan perantara Malaikat, atau oleh Allah sendiri pada hari kiamat
nanti.
pada masa awal munculnya Agama Islam. Juga diartiakan dengan penghitungan
Dari paparan di atas dapat disimpulan, bahwa kaidah akuntansi dalam konsep Islam
dapat didefinisikan sebagai kumpulan dasar-dasar hukum yang disimpulkan dari sumber-
sumber syari’ah Islam dan dipergunakan sebagai aturan oleh seorang akuntan dalam
dan menjadi pijakan dalam menjelaskan suatu kejadian atau peristiwa. Dasar hukum dalam
akuntansi syari’ah bersumber dari Al Quran dan Sunah Rasul, serta adat yang tidak
Konsep dasar disebut juga asumsi adalah aksioma atau pernyataan yang tidak perlu
dibuktikan lagi kebenarannya karena secara umum telah diterima kesesuaiannya dengan
tujuan laporan keuangan, dan menggambarkan lingkungan ekonomi, politik, sosial dan
berfungsi sebagai fondasi bagi prinsip-prinsip akuntansi. Tujuan laporan keuangan akuntansi
unit pengukuran dan periode akuntansi, yang masing-masing konsep dibahas di bawah ini :
Entitas atau kesatuan bisnis adalah perusahaan dianggap sebagai entitas ekonomi dan
hukum terpisah dari pihak-pihak yang berkepentingan atau para pemiliknya secara pribadi.
Syahatah menyebutkan sebagai kaidah indepedensi jaminan keuangan. Oleh karena itu
seluruh transaksi hanya berhubungan dengan entitas perusahaan yang membatasi kepentingan
para pemiliknya.
Berdasarkan konsep ini, suatu entitas dianggap akan berjalan terus, apabila tidak
terdapat bukti sebaliknya. Ini didasarkan pada pengertian bahwa kehidupan ini juga
berkesinambungan. Manusia memang akan fana, tapi Allah akan mewariskan semua yang
ada di ala mini. Maka, seorang muslim yakin bahwa anak-anaknya dan saudara-saudaranya
akan meneruskan aktivitas itu setelah dia meninggal. Mereka juga yakin harta yang diperoleh
” Berimanlah kamu kepada Allah dan RasulNya, dan nafkahkanlah sebagian harta
’’Allah menyayangi orang yang mencari nafkah yang baik dan menafkahkan secara
sederhana serta menabung sisanya untuk persiapan pada hari ia membutuhkan dan pada hari
fakirnya. Ali bin abi tholib juga pernah berkata, Berusahalah untuk duniamu seolah-olah
kamu akan hidup selama-lamanya, dan berusahalah kamu untuk akhiratmu seolah-olah kamu
akan mati esok hari. Pengaplikasian kaidah ini adalah untuk penentuan dan penghitungan
laba serta menghitung harga-harga sisa suplay untuk tujuan penghitungan zakat harta. Dari
sini dapat dipahami bahwa penghitungan zakat itu berdasarkan kesinambungan (kontinuitas)
sebuah perusahaan dan bukan berdasar penutupan atau liquidasi suatu perusahaan.
3. Stabilitas Daya Beli Unit Moneter (The Stability of the Purchasing Power of the
Monetery Unit)
Postulat ini merupakan term yang digunakan oleh Adnan dan Gaffikin terhadap suatu
term yang biaanya disebut “unit pengukuran (unit ofmeasure) atau ”unit moneter (monetary
unit) seperti digunkan oleh beberapa penulis buku. Postulat ini menunjukkan pentingnya
surat berdasarkan kesatuan moneter, dengan memposisikannya sebagai nilai terhadap barang-
barang, serta ukuran untuk penentuan harga dan skaligus sebagai pusat harga.
uang kertas dan logam, rentan terhadap ketidakstabilan, mka satuan moneter yang memenuhi
syarat postulat ini adalah mata uang emas dan perak. Mata uang emas dan perak tidak
mengenal dikotomi nilai nominal dan nilai intrinsik, nili uang emas dan perak adalah senilai
emas dan peraknya. Hal inilah yang menyebabkan uang emas dan perak resistan terhadap
efek inflasi. Pada zaman Rasulullah saw., satu dirham (uang perak) senilai seekor ayam, satu
dinar adalah nilai tukar seekor kambing dewasa, harga ini berlaku sampai sekarang.
menjadi satu hal yang tidak dapat diterapkan sepenuhnya. Dalam suatu Negara yang tidak
menggunakan mata uang emas dan perak, postulat ini jelas tidak dapat dipenuhi. Beberapa
pakar akuntansi menjadikan ini sebagai rukhsah (keringanan) sebagai suatukondisi darurat
untuk dapat menggunakan standar nilai uang sebagai unit pengukuran, selama belum ada
solusi yang mampu mengatasinya. Namun demikian, penulis berharap akan ada usaha
menuju perbaikan kearah penerapan standar emaas dan perak ini secara bertahap.
4. Periode Akuntansi.
Dalam Islam, ada hubungan erat antara kewajiban membayar zakat dengan dengan
dasar periode akuntansi (haul). Hal ini sehubungan dengan sabda Rasulullah saw., “Tidak
wajib zakat pada suatu harta kecuali telah sampai haulnya.” Berdasarkan hadis ini, setiap
Muslim secara otomatis diperintahkan untuk menghitung kekayaannya setiap tahun untuk
menentukan besarnya zakat yang harus ia bayarkan. Mengenai waktu pembayarannya, bila
menggunakan kalender Hijriyah maka awal tahun penghitungan zakat adalah bulan
Muharram. Adapun bila menggunakan kalender Masehi, awal tahun adalah bulan Januari.
Muhammad Akram Khan (Harahap, 1992) merumuskan sifat akuntansi islam sebagai
berikut :
Walaupun penentuan laba rugi agak bersifat subjetif dan bergantung nilai, kehati-
hatian harus dilaksanakan agar tercapai hasil yang bijaksana (atau dalam islam sesuai
dengan syariah) dan konsisten sehingga dapat menjamin bahwa kepentingan semua
Setiap aktivitas yang dilakukan oleh unit ekonomi harus dinilai halal haramnya.
Faktor ekonomi tidak harus menjadi alasan tunggal untuk menentukan berlanjut
setiap kegiatan atau keputusan yang dibuat untuk menambah ketidakadilan dalam
masyarakat.
Telah disepakati bahwa peranan perusahaan dianggap dari pandangan yang lebih luas
(pada dasarnya bertanggung jawab pada masyarakat secara keseluruhan). Nilai sosial
ekonomi dari ekonomi islam harus diikuti dan dianjurkan. Informasi akuntansi harus
Peran akuntansi yang demikian luas dalam kerangka islam memerlukan perubahan
yang sesuai dan cepat dalam praktek akuntansi sekarang. Akuntansi mampu
bekerjasama untuk menyusun saran-saran yang tepat untuk mengikuti perubahan ini.
2. Legitimasi
Akuntan harus dapat memastikan bahwa semua kegiatan profesi yang
dilakukannya harus memiliki legitimasi dati hukum syariah maupun peraturan
dan perundangan yang berlaku.
3. Objektivitas
Akuntan harus bertindak adil, tidak memihak, tidak bias, bebas dari
konflik kepentingan dan bebas dalam kenyataan maupun penampilan.
Objektivitas mencakup juga bahwa ia tidak boleh mendelegasikan tugas dan
pertimbangan profesinya kepada pihak lain yang tidak kompeten.