Anda di halaman 1dari 22

PASAR MODAL INDONESIA

Kelompok 5 / E

Nama Anggota:
1. Jionike Priskanodi 17013010168
2. Risca Della A. 17013010172
3. Nuriya Anaima 17013010178
4. Raksi Preswari 17013010180
5. Sherly Alifah C. 17013010193

UPN “VETERAN” JAWA TIMUR


AKUNTANSI
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang telah melimpahkan


rahmat beserta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
Resume Manajemen Investasi bab 3 tentang “Pasar Modal Indonesia”.
Adapun tujuan dibuatnya resume ini selain untuk mendapatkan nilai tugas,
juga menambah wawasan materi tersebut sebelum memasuki kulaih.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa sepenuhnya masih
terdapat kesalahan dan kurang baik dari susunan kalimat maupun tata
bahasa. Oleh karena itu, kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki resume ini.
Akhir kata, kami berharap semoga Resume Manajemen Investasi ini dapat
bermanfaat kedepannya.

Surabaya, 12 Februari 2019

Penulis
A. SEKILAS PEREKONOMIAN INDONESIA
Indonesia sebagai negara besar dilihat dari SDA dan SDMnya. Masih
mempunyai 1 tahun kedepan untuk mensoailisasikan kepada masyrakat luas
tentang konsekuensi era globalisasi. Sistem ekonomi yang beralaku secara de
facto di Indonesia, yaitu sistem ekonomi pasar masih perlu disosialisasikan
maknanya sehingga setiap anggota masyarakat berada dalam satu persepso
tentang ekonomi pasar.

Saat ini, masih belum banyak masyarakat yang mengetahui bahwa sitem
ekonomi di Indonesia adalah sistem ekonomi pasar. Hal ini disebabkan karena
sistem ekonomi pasar yang selama ini dianut di Indonesia gagal meratakan
kemakmuran masyarakat.

Pada tahun 1959 sampai dengan 1965 Indonesia menganut sistem


ekonomi terpimpin atau sosialis Indonesia. Pada masa ini, ekonomi tidak terbuka,
terutama Ekonomi Berdikari yang membuat kemelaratan sebgian besar rakyat
Indonesia. Namun, sistem ekonomi ini tidak digunakan lagi bersamaan dengan
berakhirnya Orde Lama.

Sejak tahun 1966, Indonesia mulai menganut sistem ekonomi terbuka.


Oleh Orede Baru, sistem ini diberi nama “Ekonomi Pancasila”. Pemerintah
menhundang investor aisng untuk beroperasi di Indonesia dan memberi insentif
bagi investor domestik yang menanamkan modalnya di Indonesia. Pertumbuhan
ekonomi digerakkan dengan konsep demand side.

Setelah tahun 1977, peran swasta terus ditingkatkan sementara peran


APNBN dikurangi secara bertahap shingga peran swasta mencapai posi 70%
dan APBN 30%. Hal ini dilakukan karena pemerintah menyadari dana APBN
sangat terbatas, karena hanya bergantung pada pemasukan BBM yang suatu
saat akan habis. Pemerintah mengaktifkan kembali kegiatan pasar modal pada
1977. Namun sayang, hingga tahun 1988 hanya tercatat 11 emiten.

Sejak tahun 1989 pasar modal Indonesia mengalami kebangkitan,


dnegan kebangkitan era globalisasi. Demakin hari semakin besar karena peran
swasta meningkat tajam hingga tahun 1977. Namun, peran swasta yang besar
tersebut menjadi tidak terkontrol. Indonesia juga kehilangan kontrolnya terhadap
keuangan negara karena banyaknya koruptor, sehingga menyebabkan kreditor
asing kehilangan kepercayaan terhadap Indonesia, dan menari pinjamannya. Hal
ini lah yang menjadi slah satu penyebab, terjadinya krisis ekonomi Indonesia.

Lalu setelah itu, pemerintah mulai melaksanakan konsep supply side


bersamaan dengan konsep monetary side. Bank Indonesia melakukan
penjagaan fluktuasi nilai dolar dengan cara intervensi pasar. Pemerintah juga
tetap berupaya meningkatkan masuknya investor asing.
B. INVESTOR INTERNASIONAL
Beberapa faktor yang dipertimbangkan oleh investor untuk memasuki
investasi di suatu negara ditandai dengan empat prakondisi berikut:

Stabilitas politik

Tolak ukur stabilitas bagi investor internasional antara lain:

 Pergantian pemimpin negara tanpa gejolak berdarah


 Pergantian pemimpin sesuai masa jabatan
 Tidak terjadi konflik antara pemerintah dan lembaga wakil rakyat
 Pemilihan umum berjalan aman
 Tidak sering terjadi demonstrasi oleh LSM, organisasi buruh, dan
mahasiswa terhadap wakil rakyat atau lembaga wakil rakyat

Konsistensi Penegakan Hukum

Negara yang berhasil menegakkan hukum secra adil baik warga


negaranya, WNA, maupun perusahaan asing, akan menjadi pilihan investor untu
berinvestasi, karena ia akan merasa aman.

Sistem dan Prospek Ekonomi

Investor akan memberi perhatian khusus pada hal-hal berikut ini:

 Risiko Valuta Asing


Dalam berinvestasi di suatu negara, investor internasional pada
umumnya menanamkan dan menuai kuntungan modalnya dalam mata
uang adding yang kuat. Ketika investor berinvetsasi di negara yang
mata uangnya lemah, investor akan menanggunng currency risk yang
besar.
 Devisa Bebas
Dengan sistem devisa bebas, investor bebas mengalirkan dana
investasinya baik masuk maupun keluar dari negara yang menerapkan
sistem ini tanpa harus meminta izin terlebih dahulu dari otoritas
berwenang. Namun, sistem ini juga dapat membhayakan negara karena
rawan terjadi pelarian modal besar-besaran saat negara menglami
krisis.
 Kualitas Pasar Modal
Investor juga ingin mengtahui kelengkapan pasar modal yang ada di
suatu negara seperti undang-undang, mekanisme perdagangan, jenis
efek yang diperdagangkan, kapitalisasi pasar custodian sentral, dan
setelmen pasar. Selain itu, negara yang pasar modalnya telah modern
juga dapat dijadikan sebagi bahan pertimbangan
 Fasilitas Hedging
Bagi investor internasional upaya hedging dilakukan untuk melindungi
invetsasi mereka terhadap kemungkinan kerugian perdagangan efek
dan kerugian valuta asing.
 Sistem Ekonomi
Negara harus menganut sistem ekonomi yang jelas, sistem ekonomi
komunis ataukah sitem ekonomi kapitalis. Investor asing tidak tertarik
memasuki suatu negara yang sebgian rakyatnya masihmenentang
sistem ekonomi kapitalis (sekarang ekonimi pasar) yang sudah berlaku
secara global

Keadilan sosial

Negara yang memilki kesenjangan sosial antara yang kaya dan yang
miskin terlalu jauh, dapat menimbukan kesenjangan pertikaian sosial dan akan
mengakibatkan munculnya rasa tidak aman untuk berinvestasi dinegara tersebut.
Investor cenderung memilih untuk masuk ke negara yang memiliki sitribusi
pendapatan yang relative merata, memiliki ketimpangan sosial dan pendapatan
yang relative rendah, tingkat kriminalitas rendah, kondisi keamanan dan politik
yang relative stabil, karenakeamanan investasinya lebih terjamin.

C. SEJARAH PASAR MODAL INDONESIA

Perdagangan Efek di Masa Penjajahan

 1892 : sejak jaman penjajahan Belanda di Indonesia, perdagangan


saham sudah dilakukan. Bertempat di Jakarta (dulu Batavia) sebagai
cabang kantor bursa efek Amsterdam (De Amsterdanse Effectenbueurs)
 14 Desember 1912 : di Batavia, tepatnya di De Javasche Bank (Bank
Indonesia) dibuka bursa efek resmi dengan anggota bursa sebanyak 13
perusahaan
 11 Januari 1925: dibuka perdagangan efek di Surabaya, dengan nama
Vereeniging voor de effectenhandel te Soerabaja
 1 Agustus 1925: dibuka perdagangan efek di Semarang

Pada waktu itu, perdagangan efek tidak terorganisasi dengan baik


sehingga sulit untuk mendapatkan data historis tentang kemajuan perdagangan.
Namun demikian, menurut Koetin (1997) perdagangan efek sangat marak atau
remain karena melibtakan hingga sikitar 250 instrrumen efek yang terdiri dari
saham, obligasi, dan depository receipts luar negeri dan domestic.

Masa Orde Lama

 1940 : kegiatan perdagangan efek berhenti saat Perang Dunia II


 1950 : perdagangan di bursa dibuka kembali, dengan obligasi RI 3%
tahun 1950 jatuh tempo 30 tahun diterbitkan pemerintah RI sebagai
efek utama yang diperdagangkan
 1952 : Pemerintah mengatur pasar modal melalui Undang-Undang
Bursa No. 15 tahun 1952
 3 Juni 1952 : Peresmian bursa efek di Jakarta yang berlokasi di Bank
Indonesia
 1 November 1951: pelaksana perdagangan diserahkan kepada
Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE) yang bertempat di
Bank Indonesia

Pada masa Orde Lama kegiatan perdagang efek sempat mengalami


fakum, dikarenakan:

o Pemberontakan yang banyak terjadi di masa awal kerdekaan


o Gagalnya pemerintahan Orde Lama yang ingin menerapkan konsep
Ekonomi Berdikari.
o Periode pengembalian Irian Barat dari tangan belanda pada tahun 1963
o Konfrontasi Indonesia terhadap Malaysia
o Meletusnya peristiwa G30S-PKI pada tahun 1965

Masa Orde Baru

Pada masa orde baru dibawah pimpinan Presiden Soeharto dikeluarkan


Undang-Undang Penanaman Modal Asing pada tahun 1967 dan Undang-
Undang Penanaman Modal Dalam Negeri pada tahun 1968. Sepuluh tahun
kemudian ekonomi Indonesia mengalami peningkatan dan pada tahun 1977
kegiatan bursa diaktifka kembali dan diorganisasikan denganbaik dengan
dibentuknya bursa efek Jakarta yang dikelola Bappepam.

Pengaktifan kembali didasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia


nomor 52/1976 dan dilanjutkan dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan.
Undang-undang pasar modal no. 8 tahun 1995 dan peraturan pemerintah no. 45
dan 46 keluar setelah pasar modal berjalan selama 18 tahun.

Kebangkitan Pasar Modal Indonesia

 Beberapa hambatan setelah pengaktifan kembali pasar modal


Bursa efek hanya berhasil menggait 24 perusahaan untuk “go
public”, kegagalan tersebut disebabkan oleh hal-hal berikut :

1. Penentuan Harga Perdana Harus Mendapat Persetujuan dari


BAPEPAM
2. Calon Emiten harus untung dan membagi dividen 5 tahun
berturut-turut
3. Fluktuasi harga saham dibatasi 4% per hari
4. Bunnga deposito dibebaskan dari pajak
5. Investor assing tidak diperbolehkan berinvestasi di pasar modal

 Kebangkitan pasar modal


Untuk mengatasi hambatan ini dan menggerakkan pasar modal,
pemerintah melakukan beberapa langkah penting yaitu :

a. Deregulasi Pasar Modal


Kemajuan atau kemunduran ekonomi tidak hanya
tergantung kepada sistem ekonomi yang dianut, akan
tetapi juga tergantug pada orang yang diberi
tanggungjawab mengambil kebijakan.
b. Peran kreditor asing
Pinjaman negara dan swasta telah mempercepat hasil
pembangunan
c. Bursa efek Jakarta
Pada 10 agustus 1977 kegiatan perdagangan efek
diaktifan kembali dengan dibukanya Bursa Efek Jakarta
yang berstatus badan usaha milik negara dikelola oleh
Bapepam.
d. Bursa efek Surabaya
Didirikan pada 16 juni 1989 di Gedung Medan Pemuda,
Jalan Pemuda No. 27-31 Surabaya.

D. HAMBATAN PASAR MODAL INDONESIA


Sistem politik yang lemah

Kondisi politik Indonesia yang gonjang ganjing dengan pemberontakan


dari berbagai daerah, bermusuhan dengan Belanda, dan berkonfrotasi dengan
Malaysia. Praktis periode tersebut tidak ada pasar modal. Kemunduran ekonomi
terjadi, kesengsaraan rakyat dalam bidang ekonomi mencapai puncaknya, dan
pemerintah Orde Lama jatuh dengan pertumpahan darah.

Dua kali pergantian pemerintahan di Indonesia melalui pertumpahan


darah merupakan indicator bahwa sistem politik di Indonesia tidak menjamin
pergantian pemerintahan secara damai. Sistem politik semacam ini menakutkan
bagi investor domestic maupun investor asing.

Pada masa pemerintahan selanjutnya terdapat sistem demokrasi yang


tak terkendali dan banyak hambatan bagi pemerintah siapapun pemerintahnya.
Bom waktu politik dapat meledak pada suatu saat. Hal ini mengakibatkan risiko
politik di Indonesia dianggap lebih tinggi dibandingkan negara seperti Tiongkok
atau India. Dengan resiko politik yang tinggi tidak aka nada investor baik
domestic maupun asing yang bersedia masuk ke sector riil secara signifikan.

Nilai Rupiah Yang Lemah

Pada masa penjajahan oleh Belanda nilai tukar rupiah lebih tinggi dari
pada nilai dollar AS. Setelah Indonesia merdeka, nilai rupiah masih kuat sampai
tahun 1964. Selama penerapan sistem parlementer kurs rupiah terhadap dollar
AS dijaga tetap stabil sehingga pada akhir tahun 1964 1 dollar AS sama dengan
Rp 45,00. Setelah beralih kembali ke sistem presidensial gejolak nilai rupiah
mulai tampak sampai pada masa Orde Baru nilai mata uang rupiah berfluktuasi
hebat seperti sekarang ini.

Faktor yang penting yang dapat mendatangkan investor asing yaitu


kestabilan rupiah. Nilai mata uang domestic yang stabil dapat menghindarkan
investor asing di pasar modal dari kerugian kurs valuta asing. Nilai mata uang
domestic yang labil akan membangkrutkan usaha investor asing maupun investor
local yang memiliki valuta asing.

Devaluasi rupiah adalah turunnya nilai rupiah terhadap mata uang atau
valuta asing yang secara resmi diumumkan oleh pemerintah, sedangkan
depresiasi rupiah adalah turunnya nilai rupiah terhadap mata uang asing
dikarenakan kekuatan penawaran dan permintaan di pasar uang.

Banyak para pengusaha tidak memahami resiko yang dibawa oleh


depresiasi rupiah terhadap perusahaannya. Oleh karena itu banyak perusahaan
yang mempunyai valuta asing tidak melakukan lindung nilai. Apabila tidak
melakukan lindung nilai dan terjadi jatuhnya nilai rupiah terhadap dollar
menyebabkan kebangkrutan dan banyaknya utang – utang swasta di berbagai
industry.

Perekonomian Sentralis

Perekonomian sentralis tercemin dari jumlah uang yang beredar, di mana


70% berada di Jakarta sebagai ibukota negara sementara sisanya yang 30%
disebarkan ke sekitar 34 provinsi yang luas wilayahnya berbeda – beda. Jumlah
uang beredar di Jawa Timur Provinsi yang memiliki penduduk terpadat hanya
7%, apalagi provinsi lainnya tentu amat sedikit.

Ketidakadilan ekonomi antara Jakarta dan daerah telah melahirkan


kecemburuan sosial yang lama – kelamaan dapat menggoyangkan persatuan
bangsa. Otonomu daerah yang bersifat biasa tidak akan dapat mempercepat
untuk mengejar ketertinggalan daerah dalam pembangunan selama pajak –
pajak yang masih besar dalam penyetoran di Jakarta, misalnya pajak
penghasilan, pajak pertambahan nilai, cukai, dan pajak bumi dan bangunan.

Bursa efek yang sentralis

Pada saat kebangkitan pasar modal di Indonesia di tahun 1989 telah


berdiri 3 bursa efek di Indonesia, yaitu : Bursa Paralel Indonesia (BPI), Bursa
Efek Surabaya (BES) dan Bursa Efek Jakarta (BEJ). Masing – masing bursa efek
merupakan badan hukum perseroan yang berdiri sendiri. Tiap bursa mempunyak
peraturan keanggotaan, pencatatan, dan perdagangan yang berbeda. Akan
tetapi jenis produk yang dijual, yaitu saham dan obligasi, relatif sama. Demikian
juga anggota bursa yang relatif sama. Hal oni menjadi beban berat bagi emiten
karena mereka harus membayar listing fee bursa efek kali.

Pada tahun 1996 BPI diakusisi oleh BES dengan maksud agar BES lebih
kuat. Namun pada akhir di bulan Desember 2007 BES melakukan merger
dengan BEJ menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). Harapan dari merger ini adalah
menghilangkan persaingan antara bursa efek, meningkatkan nilai perdagangan,
dan meningkatkan jumlah emiten. Setelah menjalankan kinerjanya BEI
menunjukkan peningkatannya. Namun tujuan untuk meningkatkan jumlah emiten
gagal. Hal ini dikarenakan BEI tidak melaksanakan branch system secara
nasional. BEI lebih bersifat sentralistis-hanya ada di Jakarta walaupun
perdagangan efek dapat dilaksanakan dari seluruh kota di Indonesia mulai dari
Sabang sampai Merauke. Namun dengan berjalannya waktu, BEI dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik.

E. PASAR MODAL
Secara umum pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya
permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan untuk jangka panjang
umumnya lebih dari satu tahun. Undang – undang Pasar Modal nomor 8 Tahun
1995 mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan
penawaran umum dan perdangangan efek, perusahaan publik berkaitan dengan
efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan
efek”. Tujuan dan manfaat pasar modal dapat dilihat dari tiga sudut pandang,
yaitu : sudut pandang negara, sudut pandang emiten, dan sudut pandang
masyarakat.

Sudut pandang negara

Pasar modal dibangun dengan maksud menggerakkan perekonomian


suatu negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi baban negara. Negara
memiliki kekuatan dan kekuasaaan untuk mengatur bidang perekonomian dan
tidak harus memiliki perusahaan sendiri.

Di negara yang sudah maju, pasar modal menjadi sarana utama dalam
pembangunan perekonomiannya. Negara maju tidak membutuhkan BUMN,
tetapi membutuhkan badan usaha swasta yang profesional yang tercemin dalam
pasar modal. Lebih dari 100 negara mengandalkan pembangunan ekonominya
melalui kegiatan pasar modal dan ternyata mengalami kesuksesan luar biasa.

Sudut pandang emiten

Pasar modal merupakan sarana untuk mencari tambahan modal.


Perusahaan berkepentingan untum mendapatkan dana dengan biaya lebih
murah dan hal itu bisa di peroleh dipasar modal. Modal pinjaman dalam bentuk
obligasi jauh lebih murah daripada kredit jangka panjang perbankan.
Meningkatnya modal sendiri lebih baik daripada meningkatkan modal pinjaman,
khususnya untuk menghadapi persaingan yang semakin keras di era globalisasi.

Perusahaan yang masuk kedalam pasar modal akan lebih terkenal


karena setiap hari bursa namanya selalu muncul dalam berita televisi, radio, atau
surat kabar. Perusahaan yang sudah terkenal akan lebih mudah mencari
hubungan bisnis dengan perusahaan domestik atau luar negeri. Selain itu,
perusahaan yang masuk dalam pasar modal juga selallu mendapat perhatian,
sorotan,kritik, pujian, dan sebagainya dari masyarakat sehingga kendali
masyarakat akan berakibat positif bagi perusahaan.

Sudut pandang masyarakat

Masyarakat memiliki sarana baru untuk menginvestasikan uangnya.


Investasi yang semula dilakukan dalam bentuk deposito, emas, tanah, atau
rumah sekarang dapat diinvestasikan dalam bentuk saham dan obligasi. Jadi
pasar modal adalah merupakan sarana baik untuk melakukan investasi dalam
jumlah yang tidak terlalu besar bagi kebanyakan masyarakat.

F. INSTRUMEN PASAR MODAL


Bentuk instrumen di pasar modal disebut efek, yaitu surat berharga
berupa : saham, obligasi, bukti right, bukti waran, serta produk turunan atau bisa
disebut derivative.

Saham

Saham adalah tanda bukti kepemilikan perusahaan. Pemilik saham


disebut juga pemegang saham (shareholder atau stockholder). Bukti bahwa
seseorang atau suatu pihak dapat dianggap sebagai pemegang saham adalah
apabila seseorang atau suatu pihak sudah tetcatat sebagai pemegang saham
dalam buku yang disebut daftar pemegang saham (DPS). Pada umumnya DPS
disajikan beberapa hari sebelum rapat umum pemegang saham (RUPS)
diselelenggarakan dan setiap pihak dapat melihat DPS tersebut.

 Saham Preferen (Preferred Stock)


Saham preferen (preferred stock) adalah jenis saham yang
memiliki hak terlebih dahulu untuk menerima laba dan memiliki hak laba
kumulatif. Hak kumulatif dimaksudkan bahwa hak laba yang tidak didapat
pada suatu tahun yang mengalami kerugian, tetapi akan dibayar pada
tahun yang mengalami keuntungan, sehingga saham preferen akan
menerima laba dua kali.
 Saham biasa (common stock)
Saham biasa (common stock) adalah jenis saham yang akan
menerima laba setelah bagian laba saham preferen dibayarkan.

Obligasi

Obligasi adalah tanda bukti perusahaan memiliki utang jangka panjang


kepada masyarakat, yaitu diatas 3 tahun. Pihak yang membeli obligasi disebut
pemegang obligasi. Pemegang obligasi menerima kupon sebagai pendapatan
dari obligasi yang dibayarkan setiap 3 bulan atau 6 bulan sekali.

Bukti Right

Bukti right adalah hak untuk membeli pada harga tertentu dalam jangka
waktu tertentu. Hak membeli itu dimiliki oleh pemegang saham lama.

Waran

Waran adalah hak untuk membeli saham pada harga tertentu dalam
jangka waktu tertentu. Waran tidak saja diberikan kepada pemegang saham
lama, tetapi juga sering diberikan kepada pemegang obligasi sebagai pemanis
pada saat perusahaan menerbitkan obligasi.
Derivatif

Contoh dari produk derivatif di pasar modal adalah indeks harga saham
dan indeks obligasi. Indeks saham dan indeks obligasj adalah angka indeks yang
diperdagangkan untuk tujuan spekulsi dan lindung nilai (hedging). Perdagangan
tidak memerlukan penyerahan barang secara fisik, melainkan hanta perhitungan
untung rugi dari selisih antara harga beli dan harga jual.

G. KATEGORI PASAR MODAL


Pasar Pertama (Pasar Perdana)

Merupakan pasar di mana saham diperdagankan untuk pertama kalinya,


sebelum dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. Di sini, biasanya saham pertama
kali ditawarkan kepada investor dengan mekanisme

Berikut ini adalah ciri – ciri Pasar Perdana :

1. Harga saham tetap


2. Tidak dikenakan komisi
3. Hanya untuk pembelian saham
4. Pemesanan dilakukan melalui agen penjual
5. Jangka waktu terbatas
6. Uang hasil penjualan menjadi milik emiten
7. Masa pemsanan terbatas
8. Penyusunan prospektus melibatkan profesj seperti akuntan publik,
notaris, konsultan hukum,dan perusahaan penilai.

Adapun empat tahapan dalam pasar perdana, yaitu :

 Periode pesanan (order period) adalah waktu yang berlaku untuk


mengajukan pesanan beli saham atau obligasi. Waktu itu bisa berkisar
kurang atau lebih dari seminggu.
 Allotment period (periode penjatahan) adalah masa penjatahan. Jika
terjadi jumlah pesanan lebih besar daripada jumlah penawaran maka
investor akan dijatah.
 Refund (periode pengembalian)adalah tanggal pengembalian uang sisa
pesanan.
 Listing date (tanggal pencatatan) adalah taanggal efek dicatatkan di
bursa atau tanggal pertama kali efek diperdagangkan di bursa.

Pasar Kedua (Pasar Sekunder)


Pasar kedua atau pasar sekunder adalah tempat atau sarana
transaksi jual-beli efek antar investor dan harga dibentuk oleh investor
melalui perantara efek. Dikatakan tempat karena secara fisik para
perantara efek berada dalam satu gedung di lantai perdagangan.
Dikatakan sarana karena para perantara efek tidak berada dalam satu
gedung tetapi dalam satu jaringan sistem perdagangan dan kantor
perantara efek tersebar di beberapa kota.
Harga pasar terbentuk oleh tawaran jual dan tawaran beli dari para
investor-disebut juga dengan istilah order driven market. Sistem
perdagangan di Bursa efek yang ada di Indonesia sudah terintegrasi
dengan sistem penyelesaian yang ada di central clearing-ya itu Kliring
Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan central custodian/central
depository-yaitu Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

Berikut ini ciri-ciri pasar kedua (bursa efek):


 Pada saat IPO, saham-saham baru dibeli oleh masyarakat umum
(investor)
 Tawaran harga jual/beli di Bursa efek terbentuk oleh investor
 Transaksi jual/beli akan terjadi bila tawaran harga jual sama
dengan tawaran harga beli
 Transaksi yang didahulukan dilaksanakan menurut prioritas harga
terbaik (price priority) Dan prioritas waktu (time priority)
 order jual dan order beli nasabah dilaksanakan oleh broker efek
ataupun oleh investor sendiri dalam sistem "online tranding"
 sistem pembayaran dilakukan transfer bank melalui program
terintegrasi antara rekening nasabah, broker efek, dan KPEI dalam
sistem central settelement
 Sistem penyimpanan efek di seentralisasi di KSEI
 Sistem perdagangan efek terintegrasi antara Bursa efek, KPEI dan
KSEI

Pasar Ketiga
Pasar ketiga (third market) atau over the counter market (OTC
market) adalah sarana transaksi jual-beli efek antara pedagang efek dan
investor, dimana harga dibentuk oleh market maker. Investor dapat
memilih market maker yang memberi harga terbaik. Para market marker
ini akan bersaing dalam penetapan harga saham karena satu jenis saham
dipasarkan oleh lebih dari satu market marker. Pasar ketiga ini berskala
besar, bahkan sangat besar. Pasar ketiga ini disebut juga dengan
securities market.

Berikut ini ciri-ciri pasar ketiga (over the counter market-OTC):


 Pada saat IPO, saham diborong oleh beberapa perusahaan efek.
 Tawaran harga jual/beli dilakukan oleh trader efek atau biasa
disebut dengan marker marker. Harga jual persaingan antara
market maker
 Investor beli dan investor jual mencari harga terbaik di antara
tawanan harga market maker
 Jumlah market maker untuk setiap jenis saham berbeda,
tergantung skala emiten
 Dahulu jika investor ingin membeli/penjual harus mendatangi meja
atau kantor market maker masing-masing.
 sistem penyelesaian dan penyimpanan dilakukan melalui central
clearing dan central custodian

Pasar Keempat
Pasar keempat (fourth market) adalah sarana transaksi jual-beli
antara investor jual dan investor beli tanpa lewat perantara efek. Transaksi
dilakukan langsung tatap muka antara investor beli dan investor jual untuk
saham atas pembawa. pasar keempat ini hanya dilaksanakan oleh para
investor besar karena dapat menghemat biaya transaksi, daripada jika
ditransaksikan di pasar kedua/sekunder.

Berikut ini ciri-ciri pasar keempat yaitu:


 Investor beli dan investor jual bertransaksi langsung melalui ECN
 Harga terbentuk dalam tawar-menawar langsung antara investor
beli dan investor jual
 Investor menjadi anggota ECN, anggota central clearing dan
central custodian
 ECN, central clearing dan central custodian berada dalam satu
sistem jaringan perdagangan.
 ECN terdaftar sebagai Bursa efek dan mendapatkan izin dari SEC
H. SISTEM BURSA EFEK
Berikut ini beberapa sistem Bursa efek, yaitu:
Central System
Dalam central system, hanya terdapat satu Bursa efek dalam suatu
negara dan tidak membuka kantor cabang melainkan hanya menggiatkan
perusahaan efek untuk beroperasi di seluruh kota yang ada.
Unit System
Di Amerika Bursa efek yang menganut sistem cabang yaitu
NASDAQ. Di Tiongkok terdapat dua Bursa efek yang menganut sistem
cabang, yaitu STAQ dan Shanghai Stock Exchange. Kemajuan teknologi
menyebabkan mekanisme perdagangan dapat dilakukan secara online
antara satu sama lain.
Branch System
Suatu negara yang memiliki satu Bursa efek saja, tetapi membuka
cabang-cabang di kota-kota besar dalam satu sistem jaringan
perdagangan, berarti negara tersebut menganut branch system. nasabah
dapat melakukan tawaran jual atau beli melalui telepon sepanjang
nasabah itu sudah dikenal baik oleh kantor broker. Sistem floorless
tranding memungkinkan puluhan kota besar sebagai kantor cabang dalam
satu jaringan perdagangan agar bursa lebih liquid.
Intermarry Tranding System
Pengertian dari intermarket trading system adalah Bursa efek yang
berdiri di kota-kota besar, yang masih masih berbadan hukum sendiri.
Semua Bursa efek tersebut berada dalam satu jaringan sistem
perdagangan. Emiten cukup mencatatkan efeknya dalam satu perusahaan
efek yang ada dalam wilayah hukumnya, dan efek tersebut dapat
diperdagangkan oleh anggota bursa dari Bursa efek yang lain. Hal ini
dapat dilakukan karena semua Bursa efek itu berada dalam satu sistem
perdagangan yang terintegrasi. Setiap anggota Bursa efek menjadi
anggota central clearing dan central custodian. setiap anggota Bursa efek
dapat mengakses semua jenis saham yang tercatat di seluruh Bursa efek.
Transaksi bursa terjadi antar anggota bursa dari seluruh Bursa efek.
Konsolidasi laporan perdagangan dilakukan oleh sistem secara otomatis.
Tiap Bursa efek akan menerima listing fee sesuai dengan emiten yang
tercatat di Bursa itu sendiri. Selain itu, Bursa efek juga mendapatkan
pendapatan dari member fee dan trading fee. Sistem ini akan berfungsi
dengan baik setelah perdagangan bersifat scripless, pemindahan
kepemilikan saham sudah menggunakan book-entry system, dan sarana
lending dan borrowing sudah berjalan. Nasabah menerima rekening koran
efek dari kustodian langsung, bukan dari anggota bursa, sehingga
nasabah dapat mengontrol kebenaran transaksi yang pernah terjadi setiap
bulan.

I. SISTEM PERDAGANGAN
Scrip Trading vs Scripless Trading

Perdagangan efek di bursa yang penyelesainnya (setelmen) dilakukan


dengan cara si investor beli menerima efek secara fisik (lemabaran saham) dan
si penjual menyerahkan secara fisik saham disebut scrip trading (perdagangan
dengan warkat). Pada tahun 1999 telah dimulailah scripless trading
(perdagangan tanpa warkat), di mana pembeli dan penjual sudah tidak
menyerahkan saham secara fisik lagi, tetapi cukup dengan pemindahbukuan dari
dan ke rekening anggota bursa qq investor bersangkutan. Dalam scripless
trading tidak ada saham yang beredar di masyarakat. Sebagai bukti kepemilikan
saham, maka setiap bulan investor mendapat konfirmasi tertulis mengenai status
saham yang dimiliki dari broker tempat investor biasa berdagang. Saham milik
investor yang tersimpan di Central Custodian (KSEI) sampai saat ini masih
diatasnamakan anggota bursa masing-masing tempat investor melakukan
pesanan, sehingga sahamnya berstatus street name stock.

Imobilisasi vs Dematerialisasi

Pelaksanaan perdagangan tanpa warkat dapat ditempuh dengan dua


cara, yaitu imobilisasi dan dematerialisasi. Imobilisasi saham masih dapat
dipegang oleh investor sendiri apabila investor bersangkutan menginginkannya.
Apabila investor ingin menjual saham, maka saham tersebut harus
diregistrasikan terlebih dahulu di KSEI. Mudarat bagi investor tersebut adalah
apabila harga saham di pasar sudah turun pada saat dijual, karena hal ini berarti
investor kehilangan momentum harga yang baik. Cara imobilisasi dipilih untuk
dilaksanakan karena saham-saham sudah terlanjur beredar di tangan
masyarakat.

Dematerialisasi tidak terdapat lagi saham yang beredar di tangan


masyarakat. Investor hanya menerima konfirmasi bulanan secara tertulis tentang
status kepemilikannya. Jumlah saham yang dijual oleh perusahaan kepada
masyarakat luas dalam bentuk jumbo stock yang disimpan oleh KSEI.
Kepemilikan dari jumbo stock diadministrasikan oleh KSEI dan diatasnamakan
masing-masing anggota bursa qq investor. Cara dematerialisasi sangat efektif
untuk perusahaan yang baru melakukan IPO. Dalam jangka panjang semua jenis
saham akhirnya diperlakukan cara dematerialisasi yaitu ketika investor sudah
merasakan manfaatnya.

Floor Trading vs Floorless Trading

Setelah scripless trading dilaksanakan, maka risiko saham rusak atau


hilang sudah tidak lagi sehingga perdagangan saham sudah bisa diperluas ke
banyak kota besar dalam satu sistem jaringan perdagangan sebagai national
trading system ataupun intermarket trading system. Sistem perdagangan
nasional tidak memerlukan lantai perdagangan di bursa (floorless trading) untuk
menampung seat para anggota bursa, tetapi perdagangan dapat
diselenggarakan dari kantor para anggota bursa walaupun berada di luar kota
sepanjang masih dalam satu jaringan perdagangan.

J. ORGANISASI PASAR MODAL


Bapepam

Di Indonesia sebelum berlakunya UU. No. 21 tahun 2011 tentang Otoritas


Jasa Keuangan, kegiatan pasar modal diatur oleh Bapepam. Bapepam berada di
bawah naungan Menteri Keuangan. Bapepam mengeluarkan izin usaha untuk :
Bursa efek, perusahaan efek, kliring penjaminan efek Indonesia (KPEI) dan
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

Fungsi utama Bapepam adalah sebagai pengatur, pembinan dan


pengawas pasar modal Indonesia. Bapepam melakukan pengawasan terhadap
emiten, bursa efek, perusahaan efk, KPEI, KSEI, dan pihak lainnya yang
diizinkan usahanya diterbitkan oleh Bapepam.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Adalah sebuah badan independen di mana calon dewan komisioner OJK


diusulkan oleh presiden dan diajukan oleh presiden kepada DPR untuk dipilih.
Dewan komisioner OJK tidak bertanggung jawab kepada presiden. Lembaga
jasa keuangan yang diatur meliputi : perbankan, pasar modal, lembaga
keuangan non bank, dan lembaga keuangan lainnya. OJK dipimpin secara
kolektif dan kolegial oleh 9 Anggota Dewan Komisioner.

Fungsi OJK adalah :

1. Pengawasan terhadap lembaga keuangan


2. Perlindungan konsumen
3. Edukasi kepada konsumen dan masyarakat

Pengawasan Terhadap Lembaga Keuangan

Pengawasan terhadap lembaga keuangan dapat dilakukan dengan cara


pencegahan (preventif) dan cara operasional (represif). Pencegahan preventif
dilakukan melalui penerbitan peraturan yang dapat mencegah kemungkinan
terjadinya pelanggaran atau kejahatan dari lembaga keuangan. Dunia pasar
modal juga mengalami pelanggaran dan kejahatan yang merugikan konsumen.
Kelalaian pengawasan oleh unit kerja Complience and Surveillance selama jam
perdagangan berakbit permainan harga saham tidak terdeteksi sehingga
merugikan investor lainnya. Dalam melakukan fungsi penawaran, OJK perlu
mengawasi sendiri dan proaktif ke objek pengawasan. OJK jangan menunggu
laporan konsumen dan baru bertindak. OJK harus ditakuti oleh lembaga
keuangan, broker efek, emiten, dan konsumen karena setiap detik merasa
terawasi oleh OJK dan takut ditindak tegas.

Edukasi dan Perlindungan Konsumen (EPK)

Edukasi dan perlindungan konsumen dimaksudkan untuk memberi


pengetahuan dan perlindungan kepada konsumen dan masyarakat dari
pelanggaran serta kejahatan yang dilakukan oleh lembaga jasa keuangan atau
pihak yang terkai dengan kegiatan lembaga jasa keuangan. Perlindungan itu
dilakukan secara preventif melalui peraturan dan pengawasan atau represif
melalui pemeriksaan.

Edukasi disini adalah edukasi keuangan atau literasi keuangan yaitu


penyuluhan kepada konsumen dan masyarakat tentang pengetahuan keuangan,
ketrampilan (skill) analisis, dan meemberikan keyakinan dalam pengambilan
keputusan. Konsumen dan masyarakat dapat mengadukan pelanggaran dan
kejahatan yang dilakukan oleh lembaga keuangan dan telah merugikan dirinya.
Pengaduan itu dapat dilakukan segera melalui telepon kepada call center dan
dapat juga dilakukan secara tertulis kepada Financil Customer Care OJK.

Hubungan antara Perusahaan-perusahaan di Pasar Modal

 Hubungan Bursa Efek dengan Perusahaan Efek


Bursa efek adalah gedung tempat perusahaan melakukan
transaksi jual beli efek. Tempat berkumpulnya para perusahaan efek di
gedung tersebut dikenal dengan istilah lanti perdagangan (trading floor).
Dalam setiap trading floor dijumpai banyak meja beserta computer dan
printer yang dikenal dengan istilah Seat. Setiap perusahaan efek yang
ingin berdagang di bursa efek harus memenuhi persyaratan yang
ditetapkan untuk mendapatkan Surat Persetujuan Anggota Bursa (SPAB)
dan Surat Persetujuan Wakil Perantara Pedagang Efek (SPWPEE).
Persyaratan itu antara lain :
1. Harus memiliki satu saham bursa efek
2. Memiliki organisasi formal seperti susunan direksi dan komisaris
3. Direksi dan komisaris memenuhi persayaratan bursa
4. Memiliki wakil perantara pedagang efek yang memenuhi
persayaratan bursa

Istilah yang digunakan untuk perusahaan efek yang berdagan di


bursa efek disebut Anggota Bursa (AB). Orang yang mewakili
perusahaan dalam persyaratan bursa disebut broker efek.

 Hubungan Bursa Efek dengan KPEI-KSEI


Bursa efek adalah tempat berdagang para anggota bursa efek,
KPEI adalah tempat pemabayaran dan KSEI tempat penyimpanan efek.
Transaksi jual beli saham harus diketahui oleh KPEI dan KSEI agar setiap
anggota bursa mengetahui secara harian jumlah saham yang harus
diterima dan uang yang harus dibayar atau jumlah saham yang harus
diserahkan dan uang yang harus diterima.
 Hubungan Anggota Bursa dengan KPEI-KSEI
AB beli tidak dapat membayar uang langsung kepada AB penjual
dan AB jual tidak dapat menyerahkan saham langsung kepada AB beli.
Dalam transaksi dianggap AB beli membeli dari KPEI/KSEI dan AB
menjual kepada KPEI/KSEI. Apabila AB membayar uang kepada KPEI
dan menerima saham dari KSEI. AB jual menyerahkan saham kepada
KSEI dan menerima uang dari KPEI. AB wajib ikut menjadi anggota
kliring. Pembayaran dan penyerahan dilaksanakan dengan
pemindahbukuan rekening. Hal ini berarti setiap AB wajib membuka
rekening dana dan rekening efek di KPEI/KSEI.
 Fungsi Lembaga Profesi
Dalam proses intial public offering (IPO) penjamin emisi
bekerjasama dengan lembaga profesi seperti akuntan public, notaris,
konsultan hukum, dan perusahaan penilai yang tugasnya sebagai berikut
:
a. Akuntan public bertanggung jawab terhadap opini yang diberikan
setelah mengaudit laporan keuangan perusahaan dan memberikan
comfort letter
b. Notaris bertanggung jawab terhadap anggaran dasar perusahaan
yang harus disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku di pasar
modal
c. Konsultan hukum bertanggung jawan memberikan opini hukum
tentang keabsahan aset/aktiva perusahaan yang sudah
diatasanamakan perusahaan dan membuka perjanjian dengan
pihak ketiga pengikat aset perusahaan yaitu perjanjian yang
menimbulkan hak dan kewajiban perusahaan
d. Perusahaan penilai bertanggung jawab atas kebenaran nilai ast
perusahaan pada saat ini berdasarkan metod penilaian secara
umum diterima.
 Fungsi Lembaga Penunjang
a. Biro Administrasi efek adalah pihak yang bertugas
mengadministrasikan pemesanan sahan, mengadministrasikan
kepemilikan saham, dan pembayaran deviden
b. Kustodian adalah pihak yang bertugas memberi jasa penyimpanan
harta/efek, mengadministrasikan penerimaan deviden, bunga, dan
hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang
rekening yang menjadi nasabahnya
c. Wali amanat adalah pihak yang bertugas mewakili kepentingn
pemegang efek yang bersifat utang
K. SISTEM MARKET MARKER
Salah satu kelembahan dari bursa efek yang pembentukan harganya
dilaksanakan secara lelang adalah bahwa berada di tangan investor sangat
dipengaruhi oleh sentimen mereka, sedangkan anggota bursa hanya berfungsi
sebagai perantara. Manakala investor tidak profesional dan cenderung
emosional, maka harga-harga terbentuk selalu bergojolak naik turun setiap detik
selama jam perdagangan. Sering kali terjadi misprice di bursa efek. Jika kemarin
harga saham naik tinggi beramai-ramai, keesokan harinya turun tajam beramai-
ramai yang di dalam pasar dianggap sebagai koreksi pasar. Emosi investor
mengakibatkan terjadinya overreaction. Harga sering kali terjadi bergejolak tajam
baik baik atau turun. Investor terkenal menjadi panutan para invenstor lain
sehingga menorong terjadinya harga bergerak bersama ke arah yang sama.

Bagi emiten berskala kecil permainan harga oleh investor sangat mungkin
terjadi karena beberapa investor besar memiliki kemampuan menggoyang harga.
Salah satu cara menghindari aksi menggoreng harga adalah dengan mengubah
sistem pembentukan harga dari order driven menjadi dealer driven. Tawaran
harga beli dan tawaran harga jual berada di tangan anggota bursa sebagai
market marker. Anggota bursa tidak berfungsi sebagai perantara tapi sebagai
trader. Anggota bursa yang bertindak sebagai trader disebut dengan istilah
market marker.

Sistem market marker disebut dengan istilah dealer driven ataupun over
the counter (OTC) ini sangat cocok untuk menangani perusahaan yang berskala
kecil dan menengah untuk menghindari aksi menggoreng harga. Perusahaan
efek yang hanya menjalankan fungsi sebagai pedagang dan bukan sebagai
perantara disebut market marker. Transaksi jual beli saham melalui pasar OTC
tidak berarti investor harus mendatangi kantor market marker karena kuotasi
harga saham dapat dilaksanakan oleh komputer seperti di bursa efek. Untuk
menciptakan kemakmuran ekonomi berimbang antara daerah dan pusat maka
pelaksanaan otonomi keuangan daerah dan pusat maka pelaksanaan otonomi
keuangan daerah perlu dijalankan. ketimpangan antara jumlah uang yang
beredar di pusat dan daerah saat ini merupakan hambatan besar bagi daerah
untuk mencapai kemakmuran yang lebih merata dan adil.

Transparansi (keterbukaan)

Asas keterbukaan informasi sangat penting bagi masyarakat investor.


Informasi yang baik ataupun buruk yang dapat mempengaruhi jalannya
perusahaan harus sampai ke tangan investor sehingga mereka dapat mengambil
keputusan dengan baik. Pihak yang wajib menyampaikan informasi adalah
emiten, akuntan publik, notaris, konsultan hukum, perusahaan penilai, bursa
efek, dan Bapepam. Pihak yang tidak wajib adalah media massa. Akuntan publik
diwajibkan untuk menyampaikan pemberitahuan bersifat rahasia kepada
Bapepam selambat-lambatnya dalam waktu 3 hari kerja sejak ditemukan adanya
hal-hal sebagai berikut :

a. Pelanggaran yang dilakukan terhadap ketentuan dalam UU ini dan/


peraturan pelaksanaannya
b. Hal-hal yang dapat membahayakan lembaga dimaksud atau kepentingan
nasabahnya

Notaris, konsultan hukum, perusahaan penilai sangat berperan dalam


memberi informasi penting pada saat initial public offering sedangkan akuntan
publik, emiten, bursa efek, dan Bapepam secara terus menerus
menginformasikan kepada masyarakat investor.

Contoh ketidakterbukaan informasi sangat merugikan investor publik sebagai


pemegang saham minoritas tetapi menguntungkan pemegang saham pendiri
sebagai mayoritas. Akan tetapi apabila informasi yang diharapkan tersebut dapat
diperoleh dari laporan keuangan yang diaudit di dalam notes to financial
statements maka investor dapat segera mengambil keputusan untuk menahan
investasi atau melepas saham yang dimiliki.

Emiten diwajibkan memiliki corporate secretary, direktur independen,


komisaris independen, dan komite audit. Akuntan publik wajib memberitahukan
pelaksanaan peraturan tersebut dalam notes to management.

Good Coporate Governance

Contoh tata kelola perusahaan baik adalah adanya pemisahan yang


tegas baik antara fungsi yang ada dalam organisasi top management dengan
personel yang mengisi fungsi-fungsi tersebut. Pemegang saham terpisah dari
direksi dan komisaris, sementara komisaris terpisah dari direksi.

Masyarakat investor berkepentingan mengetahui tingkatan tata kelola


perusahaan yang baik telah dilaksanakan oleh setiap emiten. Emiten yang
profesional akan melaksanakan pemisahan saham antara pemegang saham,
komisaris, dan direksi. Agar masyarakat investor mengetahui kategori
manajemen mana yang profesional atau tradisional, sudah seharusnya akuntan
publik menginformasikan mengenai realisasi dari tata kelola perusahaan yang
baik.

Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang memahami keuntungan


atau kerugian secara ekonomis bukan secara akuntansi. Laporan keuangan
wajib diterbitkan dalam 3 versi kepentingan yang tidak melanggar perundangan
yaitu :

1. Laporan keuangan fiskal


2. Laporan keuangan akuntansi
3. Laporan keuangan manajerial

Kesejahteraan seluruh karyawan dijamin di dalam peraturan perusahaan publik.


Keadilan pemerataan pendapatan karyawan dari segala lapisan dipertimbangkan
untuk menghindari gejolak sosial di masa depan.

Anda mungkin juga menyukai