Anda di halaman 1dari 15

BAB I

DEFENISI

1. Latar Belakang

Tingkah laku adalah aksi, reaksi, terhadap perangsangan dari lingkungan.


Tingkah laku dapat mengalami suatu perubahan yg relative menetap. Tingkah laku
sangat dipengaruhi oleh karakteristik individu dan lingkungannya. Faktor lingkungan
memiliki kekuatan besar dalam menentukan perilaku atau kebiasaan adapun tehnik-
tehnik dalam menangani tingkah pasien yaitu, komunikasi dengan pasien atau
keluarga dalam Tehnik pengendalian fisik merupakan tehnik menahan gerakan
pasien dengan cara mengunci (mengikat) gerakan tangan ataupun kaki pasien
sehingga memudahkan perawatan. Tehnik ini biasanya digunakan pada pasien yang
mengalami gangguan kondisi seperti gangguan kepribadian sehingga tidak
mencederai, tidak membahayakan orang lain, merusak lingkungan dan peralatan dan
gaduh gelisah. Tehnik ini biasanya digunakan pada pasien yang mengalami
gangguan kondisi tertentu seperti, gangguan kepribadian. Tujuan penggunaan tehnik
ini adalah untuk mencegah terjadinya luka atau pun hal-hal yang tidak diinginkan
pada pasien ataupun orang lain yang terlibat dalam perawatan. Manfaat penggunaan
tehnik pengendalian fisik (restraint)cadalah supaya pasien yang mengalami
gangguan kepribadian ataupun pasien yang tidak dapat menjadi kooperatif dapat
mendapatkan perawatan dengan baik.

2. TUJUAN
Tujuan Umum
Menjelaskan tehnik penggunaan tindakan fisik (restraint) pada pasien.

Tujuan Khusus
 Menjelaskan defenisi restraint.
 Menjelaskan tujuan penggunaan restraint.
 Menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan restraint.
3. PENGERTIAN
RESTRAINT : adalah aplikasi langsung kekuatan fisik pada seseorang
dengan izin, untuk membatasi kebebasan bergerak. Pembatasan bisa dalam makna
dibatasi secara fisik (Ekstremitas tubuh).

Memberi rasa nyaman pasien selama pemberian asuhan keperawatan.


perlindungan pada pasien dari kecelakaan selama pemberian asuhan Memenuhi
kebutuhan pasien akan keselamatan dan rasa aman (keperawatan. safety and
security needs) selama pemberian asuhan keperawatan. Tetapi perawat harus
mengatkan kepada pasien akan melepaskan ikatan bila pasien dapat mengontrol
perilakunya selama pemberian asuhan keperawatan.
BAB II
RUANG LINGKUP

a. IGD
b. Ruang Perawatan
BAB III
TATA LAKSANA

Perlindungan pada pasien dari kecelakaan selama pemberian asuhan


keperawatan dalam memenuhi kebutuhan pasien akan keselamatan dan rasa aman
selama pemberian asuhan keperawatan.
Restrain di berikan pada;
1. Program dari dokter yang merawat
2. Pengikatan dilakukan apabila pasien :
a. Mencederai
b. Membahayakan orang lain
c. Merusak lingkungan dan peralatan
d. Pasien dengan kesadaran menurun disertai gelisah
e. Pasien dengan indikasi gangguan kejiwaan ( gaduh gelisah )
3. Restraint dapat dilakukan secara mekanik dan farmakologi
4. Penggunaan Restrain farmakologis harus diputuskan oleh tim medis
5. Pemasangan restrain mekanik dilakukan oleh perawat jaga berdasarkan program
dokter dan selama pengawasan dilakukan oleh perawat ruangan.

1. PROSEDUR
PERSIAPAN ALAT :
a. Tali pengikat khusus
b. Informed consent

PERSIAPAN PASIEN :
a. kaji keadaan pasien
b. Jelaskan tujuan dan menentukan jenis restrain sesuai keperluan prosedur pemasangan
restrain
CARA KERJA :
1. Cuci tangan
2. Gunakan restrain yang dipilih
3. Berikan rasa nyaman saat memasang restrain
4. Cuci tangan
5. Buka / longgarkan restrain setiap 4 jam selama 30 mnt.
6. Kaji kembali kemungkinan adanya luka setiap 4 jam ( observasi warna kulit dan denyut
nadi pada ekstremitas)
7. Catat hasil pengkajian sebelum dan sesudah pemasangan restrain.

2. PELAKSANAAN
a. Mengidentifikasi perilaku yang memerlukan restrain
b. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan pada pasien dan keluarga dengan menggunakan
bahasa yang sederhana sehingga mudah di mengerti,terutama tujuan dan lamanya
pengikatan sehingga tidak ada kesan menghukum.
c. Gunakan cara yang sesuai untuk pengikatan yaitu dikerjakan oleh tim perawat yang
berdinas saat itu, susunan :
 Menahan anggota gerak
 Satu mengendalikan kepala
 Satu melakukan prosedur pengikatan
d. Tiap anggota gerak satu ikatan
e. Perhatikan lokasi ikatan sehingga tidak mengganggu aliran darah/cairan
f. Posisi kepala lebih tinggi untuk mencegah aspirasi
g. lakukan pemeriksaan vital sign setiap satu jam.tempatkan pasien pada tempat yang
mudah dilihat oleh staf
h. Untuk penanganan pasien psikiatri:
 Bisa dilanjutkan dengan pemberian medikasi dan pasien di observasi setiap 30 menit
dan setiap 15 menit untuk pasien dengan delirium
 Bila pasien sudah dapat dikendalikan dengan medikasi ,ikatan mulai dilepas satu
persatu.
 Dua ikatan harus dibuka bersama-sama .tidak dianjurkan untuk mengikat pasien
hanya satu ikatan pada anggota gerak.
k. Untuk pasien di ruangan intensif dilakukan restrai farmakologi dengan diberikan obat
medazolane dan fentanyl drip selama 24 jam atau bolus sesuai kebutuhan pasien.
3. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN:
a) Pertahankan privasi pasien
b) Jauhkan simpul ikatan dari jangkauan pasien
c) Berikan rasa nyaman selama pengikatan
d) Monitor kondisi area yang diikat
e) Lakukan perubahan posisi secara periodic
f) Sediakan alat untuk memanggil perawat misalnya bel
g) Bantu pemenuhan kebutuhan dasar pasien seperti:makan,minum,eliminasi dan
kebersihan diri
h) Evaluasi secara period kelanjutan restrain dengan melibatkan pasien ( bila
memungkinkan) saat merencanakan pelepasan restrain
i) Monitor respon pasien selama restrain
j) Minta bantuan pengamanan bila diperlukan
k) Dokumentasikan mengapa pasien harus diikat
l) Mencuci tangan
4. DAMPAK NEGATIF PENGGUNAAN RESTRAIN
a. Dampak fisik
Atrofi otot
Hilangnya / berkurangnya densitas tulang
Ulkus decubitus
Infeksi nosocomial
Penurunan fungsional tubuh
Inkontinensi
b. Dampak psikologis
Depresi
Penurunan fungsi kognitif
Isolasi emosional
Kebingungan dan agitasi

5. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SAAT PEMASANGAN ALAT RESTRAINT


1. Pada kondisi gawat darurat,restrain dapat dilakukan oleh dokter umum.
2. Sesegera mungkin setelah melakukan restrain, dokter umum melaporkan pada dokter
DPJP untuk mendapatkan tindakan baik secara verbal maupun tertulis.
Intervensi dan evaluasi restrain waktu: 4 jam untuk pasien berusia >18 thn,2 jam untuk
usia 9-17 thn dan 1 jam untuk umur < 9 thn dan tercatat dalam rekam medis RM 13
BAB IV
DOKUMENTASI

Lembar pencatatan dan observasi selama tindakan pemasangan alat restraint


PASIEN RESIKO TINGGI YANG MEMUAT PASIEN PENGGUNAAN
ALAT RESTRAINT (PENGIKAT)

No Dokumen No.Revisi Halaman


Rumah Sakit TK.IV
/ XII /2017 02 1 dari 1
dr.Bratanata
Ditetapkan:
Kepala Rumah Sakit TK. IV. dr Bratanata
SPO
Tanggal Terbit Jambi
(STANDAR
PROSEDUR
07/12/2017
OPERASIONAL)
dr. Arwansyah Wanri,Sp.THT,-KL
Mayor Ckm NRP 11010008160973
Restraint ( dalam psikiatrik ) secara umum mengacu pada suatu
PENGERTIAN bentuk tindakan menggunakan tali untuk mengekang atau membatasi
gerakan ekstrimitas individu yang berperilaku di luar kendali.
TUJUAN Memberikan keamanan fisik dan psikologis individu.
KEBIJAKAN Diberikan secara cepat, tepat agar terkendali.
Hal - hal yang penting diperhatikan pada restraint adalah :
1. Pemasangan restraint atas instruksi DPJP setetelah dilakukan
pengkajian penilaian kebutuhan. Bila keadan gawat darurat ,
restrain dapat dilakukan oleh perawat atas petunjuk dokter
DPJP dokter umum
2. Selama pemasangan restraint/seklusi klien diobservasi tiap 30
menit, focus obsevasi :
 Tanda-tanda cedera yang berhubungan dengan
PROSEDUR restraint/seklusi
 Vital sign
 Hygiene
 Status fisik dan psikologis
3. Evaluasi restrain di lakuakan setiap 4 jam untuk pasien berusia
>18 tahun, 2 jam untuk usia 9 – 17 tahun dan 1 jam untuk usia
< 9 tahun atau bila terjadi perubahan kondisi keluhan pasien
evaluasi di lakukan sesuai kebutuhan pasien.
4. Evaluasi selama pemasangan restrain tercatat dalam rekam
medis RM 13
UNIT TERKAIT  IGD
 RAWAT INAP
CONTOH ALAT RESTRAIN PADA DEWASA( PENGIKAT TANGAN KAKI DAN DADA )
1. DADA

60 cm
100 CM

25 cm

60 cm

2. TANGAN
30 CM
80 CM
10 CM

30 CM

3. KAKI
45 CM 90 CM
10 CM

45 CM

CONTOH ALAT RESTRAIN PADA ANAK – ANAK ( PENGIKAT TANGAN KAKI DAN DADA )

1. TANGAN
20 CM
5 CM

60 CM
2. DADA
40 CM
20 CM

100 CM

3. KAKI
30 CM

5 CM
70 CM
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 02.04.02
RUMAH SAKIT TK. IV Dr. BRATANATA
Jln. Raden Mattaher No. 33 Telp. 0741 23164 Jambi
e-mail : rs_dr_bratanata@yahoo.co.id

PENYERAHAN ALAT RESTRAIN

JUMLAH
NAMA
NO UNTUK UNTUK ANAK- TTD
RUANGAN
DEWASA ANAK

1 IGD

2 CEMPAKA

3 HESTI

4 KEBIDANAN

5 CEMARA

6 EKA PAKSI

7 CENDANA

8 KARTIKA

9 ICU

STROKE
10
CENTER

11 KENARI

12 HEMODIALISA
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 02.04.02 Nama Pasien :
RUMAH SAKIT TK.IV.DR. BRATANATA Umur/ Jenis Kelamin :
No. Rekam Medis :
JLn. Raden Mattaher No.33 Telp. 074123164 Jambi Kelas Kamar :
Tgl / Jam :

DOKUMENTASI PEMBERIAN INFORMASI PEMASANGAN RESTRAINT


Dokter pelaksana tindakan
Pemberi informasi
Penerima informasi/Pemberi
persetujuan
JENIS ISI INFORMASI TANDA(√)
INFORMASI
1 Tindakan Pemasangan alat pengikat pada tubuh
pasien yang membatasi gerak dan aktifitas.
2 Indikasi tindakan  Pasien dengan kesadaran menurun
disertai gelisah
 Merusak lingkungan dan peralatan
 Membahayakan orang lain
3 Dasar Pasien dengan kesadaran menurun disertai
dilakukannya gelisah.
tindakan
4 Tindakan Pemasangan alat restraint
kedokteran
5 Tata cara 1. Pada kondisi gawat darurat,restrain
dapat dilakukan atas petunjuk DPJP
atau dokter umum.
2. Sesegera mungkin (<1 Jam ) setelah
melakukan restrain / seklusi,
perawatan melaporkan pada dokter
untuk mendapatkan tindakan baik
secara verbal maupun tertulis.
 Intervensi dan evaluasi restrain di
batasi waktu : 4 jam untuk klien
berusia >18 th, 2 jam untuk usia 9
– 17 th, dan 1 jam untuk umur < 9
tahun.
 Waktu minimal reevaluasi oleh
dokter adalah 8 jam untuk usia
>18 tahun dan 4 jam untuk usia <
17 tahun.
6 Masalah yang  Terjadinya luka pada organ tubuh
berkaitan dengan yang menggunakan alat restrain.
restrain  Terjadinya perubahan warna kulit dan
denyut pada ekstremitas.
7 Tujuan  Memberi rasa nyaman pada pasien
 Melindungi pasien dari kecelakaan
selama pemberian asuhan
keperawatan.
Dengan ini menyatakan bahwa saya dokter…….. telah menerangkan hal-hal
diatas secara benar dan jelas dan telah memberikan kesempatan untuk
bertanya dan atau berdiskusi
Dengan ini menyatakan bahwa saya atau keluarga pasien ………… telah
menerima informasi sebagai mana diatas yang beri tanda / paraf di kolom
kanannyaserta telah diberi kesempatan untuk bertanya berdiskusi dan telah
memahaminya
Lampiran keputusan
Peraturan Kepala Rumah Sakit
Nomor : Skep/ /XII/2017
Tanggal : 04 Desember 2017

KEBIJAKAN PENGGUNAAN ALAT RESTRAINT / PEMBATAS GERAK

RUMAH SAKIT TK.IV.Dr. BRATANATA

KEBIJAKAN UMUM

1.Pelayanan di unit harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan pasien.

2.Semua petugas unit wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku,

3.Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam

k3(keselamatan dan kesehatan kerja).

4.Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi,standar prosedur operasional

yang berlaku,etika profesi,etiket dan menghormati hak pasien.

5.Pelayanan unit dilaksanakan dalam 24 jam.

6.Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.

KEBIJAKAN KHUSUS

1. Pembatasan gerak dilakukan pada pasien antara lain :

a. Risiko mencederai diri dan orang lain

b. Merusak lingkungan dan fasilitas

c. Pasien gaduh gelisah

2. Sebelum melakukan pembatasan gerak wajib dilakukan pengkajian ulang terhadap

pasien, anatara lain :


DAFTAR ISI
BAB I DEFENISI
A.Latar belakang……………………………………………………………………….1
B.Tujuan………………………………………………………………………………...2
C.Pengertian……………………………………………………………………………3

BAB II RUANG LINGKUP…………………………………………………………………...4

BAB III TATALAKSANA………………………………………………………………..........6


A.Prosedur…………………………………………………………………………....…6
B.Pelaksanaan……………………………………………………………………….....7
C.Hal-hal yang perlu diperhatikan……………………………………………............7
D.Hal-hal yang perlu diperhatikan saat pemasangan alat restraint……………….8
BAB IV DOKUMENTASI……………………………………………………………………...9
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai