Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Campak merupakan penyakit yang sangat mudah menular yang disebabkan oleh
virus dan ditularkan melalui batuk dan bersin.Gejala penyakit campak adalah demam tinggi,
bercak kemerahan pada kulit (rash) disertai dengan batuk atau konjungtivitis akan tetapi
sangat berbahaya apabila disertai dengan komplikasi pneumonia, diare , meningitis dan
bahkan dapat menyebabkan kematian. Penyakit ini sangat berpotensi menjadi wabah apabila
cakupan imunisasi rendah dan kekebalan kelompok / herd immunity tidak terbentuk.
Pada tahun 2000, lebih dari 562.000 anak per tahun meninggal di seluruh dunia
karena komplikasi penyakit campak. Dengan pemebrian imunisasi campak dan berbagai
upaya yang telah dilakukan, maka pada tahun 2014 kematian akibat campak menurun
menjadi 115.000 per tahun , dengan perkiraan 314 anak per hari atau 13 kematian setiap
jamnya.
Rubella adalah penyakit akut dan ringan yang sering menginfeksi anak dan dewasa
muda yang rentan. Akan tetapi yang menjadi perhatian dalam kesehatan masyarakat adalah
efek teratogenik apabila rubella ini menyerang pada wanita hamil pada trimester pertama.
Infeksi rubella yang terjadi sebelum konsepsi dan selama awal kehamilan dapat menyebabkan
abortus, kematian janin atau sindrom rubella kongenital ( congenital Rubella Syndrom/CRS )
pada bayi yang dilahirkan.
Di indonesia, rubella merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang
memerlukan upaya pencegahan efektif. Data surveilans selama lima tahun terakhir
menunjukkan 70% kasus rubella terjadi pada kelompok usia <15 tahun. Selain itu,
berdasarkan studi tentang estimasi beban penyakit CRS di indonesia pada tahun 2013
diperkirakan terdapat 2767 kasus CRS, 82/100.000 terjadi pada usia ibu 15-19 tahun dan
menurun menjadi 47/100.000 pada usia ibu 40-44 tahun.
Dalam Global Vaccine Action Plan ( GVAP ) , campak dan rubella ditargetkan untuk
dapat dieliminasi di 5 regional WHO pada tahun 2020. Sejalan dengan GVAP ,The Global
MEASLESS & Strategic Plan 2012-2020 memetakan startegi yang diperlukan untuk
mencapai terget dunia tanpa campak, rubella tau CRS.
Berdasarkan data surveilans dan cakupan imunisasi, maka imunisasi campak rutin saja
belum cukup untuk mencapai target eliminasi campak. sedangkan untuk akselarasi
pengendalian rubella/CRS maka perlu dilakukan kampanye imunisasi tambahan sebelum
introksi vaksin MR ke dalam imunisasi rutin, untuk itu diperlukan kampanye pemberian
imunisasi MR pada anak ujsia 9 bulan sampai dengan < 15 tahun. Pemberian imunisas MR
pada usia 9 bulan sampai dengan <15 tahun dengan cakupan tinggi ( minimal 95% ) dan
merata diharapkan akan membentuk imunitas kelompok ( herd immunity ), sehingga dapat
mengurangi transmisi virus ke usia yang lebih dewasa dan melindungi kelompok tersebut
ketika memasuki usia reproduksi.

B. TUJUAN
Kampanye vaksin MR ini bertujuan untuk mencapai eliminasi campak dan
pengendalian rubella/congenital rubella Sindrome ( CRS ) tahun 2020 yang merata di semua
tingkatan .

Tujuan khusus :

- Meningkatkan kekebalan masyarakat terhadap campak dan rubella secara cepat


- Memutuskan transmisi virus campak dan rubella
- Menurunkan angka kesakitan campak dan rubella
- Menurungkan angka kejadian CRS
C. SASARAN KEGIATAN
Sasaran dari pelasanaan kegiatan kampanye imunisasi MR adalah seluruh anak usia 9
bulan sampai dengan < 15 tahun . tanpa melihat statsu imunisasi maupun riwayat
penyakit campak dan rubella sebelumnya.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan kampaye MR dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut :

1. Perencanaan pembiayaan dan logistik

2. Penyusunan pedoman tekhnis

3. Sosialiasi di lintas sektor dan koordinasi prapelaksanaan

4. Monitoring persiapan pelaksanaan

5. Pelaksanaan KAMPANYE MR

6. Monitoring dan evaluasi pasca pelaksanaan

Kegiatan dilaksanakan di beberapa Posyandu, Puskesmas, , TK-Paud, Sekolah Dasar (


SD ) dan Sekolah menengah pertama ( SMP ) dibawah koordinasi Dinas Kesehatan.

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Mekanisme Kerja
Berikut ini adalah contoh mekanisme kerja pelayanan imunisasi di posyandu atau pos
pelayanan imunisasi :

Beberapa hal yang harus dikerjakan oleh petugas pelaksana Imunisasi antara lain :

a) Memastikan rantai vaksin dalam kondisi baik

b) Memastikan vaksin MR dan pelarutnya dalam produksi / jumlah yang sama dan
cukup.

c) Memastikan vaksin dalam kondisi baik, belum kadaluarsa, VVM dalam kondisi A
atau B.

d) Memberikan imunisasi sesuai prosedur ( IM )

e) Melakukan pengelolaan limbah imunisasi secara aman.

f) Memantau menangani dan melaporkan kasus KIPI

g) Memeriksa pencatatan dan pelaporan cakupan imunisasi dan logistik serta


melengkapinya pada akhir kegiatan

h) Membina kader dalam melaksanakan tugasnya.

i) Melakukan kerjasama dengan tokoh masyarakat.


j) Melakukan sweeping terhadap anak yang belum mendapat imunisasi MR saat
KAMPANYE.

k) Melakukan sweeping terhadap anak yang belum mendapat imunisasi Polio saat PIN.

2. Sasaran.

Sasaran Kampanye MR adalah semua anak dari usia 9 bulan sampai dengan 15 tahun.

3. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Kampanye MR di laksanakan selama dua bulan, dari bulan agustus dan september

4. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan

a) Pencatatan

Pencatatan kegiatan Kampanye MR harus terpisah dari pencatatan imunisasi rutin,


dilaporkan setiap hari dan direkapitulasi setelah Kampanye MR Berakhir.

Jika pada pelaksanaan Kampanye MR ditemukan anak yang seharusnya mendapatkan


Imunisasi CAMPAK rutin, maka pemberian imunisasi CAMPAK pada waktu
KAMPANYE dicatat sebagai imunisasi KAMPANYE. Selanjutnya, empat minggu
setelah KAMPANYE, anak tersebut harus tetap melengkapi imunisasi dasar.

b) Pelaporan

Pelaporan dilakukan berjenjang. Pencatatan dan pelaporan pada kegiatan ini adalah hasil
cakupan dan pemakaina logistik dengan menggunakan formulir terlampir.

Skema Pelaporan :
Harian Harian Harian Harian

Sekolah/posyd PKM Kab/Kota Propinsi Pusat

c) Evaluasi

Evaluasi pelaksanaan KAMPANYE MR adalah untuk mengetahui hasil ataupun


proses kegiatan bila dibandingkan dengan target yang ditetapkan. Kegiatan evaluasi
dilakukan setelah pelaksanaan KAMPANYE MR.

Pertemuan evaluasi pasca KAMPANYE MR dilakukan untuk mengidentifikasi


pencapaian hasil kegiatan, seperti cakuparn masing-masing wilayah, pemanfaatan
logistik, dan masalah-masalah yang dijumpai dilapangan. Pada pertemuan evaluasi pasca
KAMPANYE MR juga diidentifikasi laporan KIPI serta aspek-aspek yang menyebabkan
terjadinya KIPI tersebut. Hasil pertemuan evaluasi dapat dipergunakan sebagai acuan
dalam menyusun rencana tindak lanjut untuk penguatan imunisasi rutin.

KERANGKA ACUAN
KAMPANYE MR
DI PUSKESMAS WARA
KOTA PALOPO

DINAS KESEHATAN KOTA PALOPO


PUSKESMAS WARA
TAHUN 2018

Anda mungkin juga menyukai