Postpartum Blues Syndrome Pada Kelahiran Anak Pertama PDF
Postpartum Blues Syndrome Pada Kelahiran Anak Pertama PDF
Abstract
___________________________________________________________________
This study attempted to describe more clearly and deeply about how the postpartum blues syndrome at birth of
the first child. This study uses interviews and observation method. Subjects in this study are two mothers after
bearing first child. This study is important because postpartum blues syndrome can be postpartum depression if
it is not good handled, and postpartum blues syndrome usually believed as a natural condition because of
several horon activity. The results of this study indicate that the two mothers experiencing postpartum
syndrome its apparition because of some factor. Factors that give an impact from the two subject are the
psychosocial factor, where both subjek getting less of support from closest people. The other factor which also
strike, at the first subject is the experience of bearing and pregnancy process, and at the second subject are
physical factor.
Alamat korespondensi: ISSN 2252-6358
Gedung A1 Lantai 2 FIP Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: alupdashop@ymail.com
1
Allades Monalisa Jayasima / Developmental and Clinical Psychology 3 (1) (2014)
2
Allades Monalisa Jayasima / Developmental and Clinical Psychology 3 (1) (2014)
bantuan dari suami atau anggota keluarga yang diantaranya kendala keluarnya ASI pada awal-
lain. awal setelah proses persalinan. Perluasan
keluarga juga menyebabkan subjek mulai
METODE memikirkan untuk membina rumah tangga
sendiri bersama suami dan anaknya di rumah
Wawancara yang mereka tinggali sendiri. Konsekuensi dari
Teknik pengambilan data dalam kehamilan berupa berat badan yang berlebih
penelitian ini menggunakan wawancara sebagai setelah melahirkan menjadi stresor tersendiri
metode pengambilan data utama. Menurut Iin bagi subjek. Faktor lingkungan fisik, khususnya
Rahayu dan Tristiadi (2004: 63), wawancara di rumah sakit, juga berpengaruh terhadap
adalah percakapan langsung dan tatap muka kestabilan emosi subjek.
(face to face) dengan maksud tertentu. Percakapan Subjek dua, menunjukkan gejala
ini dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu postpartum blues karena dipicu penambahan
pewawancara (interviewer) dan yang beban perekonomian keluarga setelah
diwawancarai (interviewee) yang memberikan melahirkan, proses persalinan lama yang tidak
jawaban atas pertanyaan itu. pernah dialami sebelumnya, dan kelelahan fisik.
Sama halnya dengan subjek satu, munculnya
Observasi gejala pada subjek dua juga dipicu karena
Selain melakukan wawancara, adanya penambahan peran dan tanggung jawab
pengambilan data penelitian ini juga dilakukan baru sebagai ibu dalam hal perawatan bayi.
melalui observasi. Observasi ini digunakan Perluasan keluarga juga menyebabkan mertua
untuk melengkapi instrumen utama subjek memiliki harapan agar subjek dan
pengambilan data. Karena menurut penjelasan bayinya bersedia tinggal di rumahnya, sama
Iin dan Tristiadi (2004: 1), observasi adalah seperti ketika sebelum melahirkan. Pemicu lain
pengamatan yang betujuan untuk mendapatkan datang karena adanya pilihan karir setelah
data tentang suatu masalah, sehingga akan melahirkan.
diperoleh suatu pemahaman atau sebagai alat re- Gejala postpartum blues juga muncul
checking atau pembuktian terhadap informasi sebagai reaksi yang dipicu oleh situasi stres.
atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Atau peristiwa-peristiwa lain yang dinilai
sebagai potensial stres bagi seorang ibu setelah
HASIL DAN PEMBAHASAN melahirkan. Situasi stres tersebut diantaranya
berkaitan dengan (a) proses persalinan, (b) fisik
Subjek satu, menunjukkan gejala atau cenderung mengarah kepada citra tubuh,
postpartum blues karena dipicu proses persalinan (c) penambahan peran dan tanggung jawab baru
secara sectio caesarea dengan alasan medis yang sebagai ibu, (d) konsekuensi perluasan keluarga,
menimbulkan konsekuensi beban finansial (e) kelelahan fisik, (f) kurang merasakan
proses persalinan yang belum terfikir dukungan sosial, dan (g) tekanan lingkungan
sebelumnya, munculnya pandangan negatif dari fisik
tetangga karena seharusnya bisa bersalin
normal, luka operasi membekas, perasaan tidak SIMPULAN DAN SARAN
bisa benar-benar menjadi perempuan, terganggu
aktivitas keseharian karena luka operasi, luka Simpulan
operasi membuat subjek tidak bisa melakukan Proses persalinan akan menimbulkan
upaya-upaya langsung untuk mengecilkan berat kerentanan baru, yaitu kerentanan biologis dan
badannya. munculnya situasi stressfull baru. Kerentanan
Faktor pemicu juga berkaitan dengan biologis yang dimaksud adalah proses persalinan
penambahan peran dan tanggung jawab baru yang mungkin tidak sesuai dengan harapan,
sebagai ibu dalam hal perawatan bayi, termasuk mengalami penurunan ketahanan fisik, dan
3
Allades Monalisa Jayasima / Developmental and Clinical Psychology 3 (1) (2014)