Anda di halaman 1dari 4

METODE EULER

Dr. Eng. Supriyanto, M.Sc


Lab. Komputer, Departemen Fisika, Universitas Indonesia
email: supri@fisika.ui.ac.id atau supri92@gmail.com

November 20, 2006

Suatu persamaan diferensial dapat dinyatakan sebagai berikut:


dy
= f (t, y), a ≤ t ≤ b, y(a) = α (1)
dt
Pada kenyataannya, melalui pendekatan numerik, kita tidak akan memperoleh solusi fungsi
yang kontinyu; yang mungkin kita dapat adalah solusi diskrit dalam bentuk mesh points di
dalam interval [a,b]. Setelah diperoleh solusi numerik pada suatu point, maka point-point yang
lainpun bisa dicari dengan cara interpolasi.
Tahap awal solusi pendekatan numerik adalah dengan menentukan point-point dalam jarak yang
sama di dalam interval [a,b], yaitu dengan menerapkan

ti = a + ih, i = 0, 1, 2, ..., N (2)

Jarak antar point dirumuskan sebagai


b−a
h= (3)
N
ini disebut step size.
Metode Euler diturunkan dari deret Taylor. Misalnya, fungsi y(t) adalah fungsi yang kontinyu
dan memiliki turunan dalam interval [a,b]. Maka dalam deret Taylor
(ti+1 − ti )2 ′′
y(ti+1 ) = y(ti ) + (ti+1 − ti )y ′ (ti ) + y (ξi ) (4)
2
Karena h = (ti+1 − ti ), maka
h2 ′′
y(ti+1 ) = y(ti ) + hy ′ (ti ) + y (ξi ) (5)
2

1
Figure 1: Metode Euler

dan, karena y(t) memenuhi persamaan diferensial (1),

h2 ′′
y(ti+1 ) = y(ti ) + hf (ti , y(ti )) + y (ξi ) (6)
2
Metode Euler dibangun dengan pendekatan wi ≈ y(ti ) untuk i = 1, 2, 3, ..., N , dengan mengabaikan
suku terakhir yang terdapat pada persamaan (6). Jadi metode Euler dinyatakan sebagai

w0 = α (7)
wi+1 = wi + hf (ti , wi ) (8)

dimana i = 0, 1, 2, .., N − 1

Contoh
Diketahui persamaan diferensial

y ′ = y − t2 + 1, 0 ≤ t ≤ 2, y(0) = 0, 5

dimana N = 10. Sehingga


b−a 2−0
h= = = 0, 2
N 10
dan
ti = a + ih = 0 + i(0, 2) → ti = 0, 2i

serta
w0 = 0, 5

2
Dengan demikian persamaan euler dapat dinyatakan sebagai

wi+1 = wi + h(wi − t2i + 1)


= wi + 0, 2(wi − 0, 04i2 + 1)
= 1, 2wi − 0, 008i2 + 0, 2

dimana i = 0, 1, ..., 9.
Pada saat i = 0 dan dari syarat awal diketahui w0 = 0, 5

w1 = 1, 2w0 − 0, 008(0)2 + 0, 2 = 0, 8000000

Pada saat i = 1
w2 = 1, 2w1 − 0, 008(1)2 + 0, 2 = 1, 1520000

Pada saat i = 2
w3 = 1, 2w2 − 0, 008(2)2 + 0, 2 = 1, 5504000

Demikian seterusnya, hingga pada i = 9

w10 = 1, 2w9 − 0, 008(9)2 + 0, 2 = 4, 8657845

Disisi lain, solusi exact persamaan diferensial adalah

y(t) = (t + 1)2 − 0, 5et

Tabel dibawah ini memperlihatkan solusi metode euler dan solusi exact serta error atau selisih
antara keduanya. Trend error menunjukan bahwa ketika i semakin besar, error juga semakin
meningkat. Figure (2) memperlihatkan kurva peningkatan error ketika i semakin besar. Untuk
mengatasi hal ini, salah satu pemecahannya adalah dengan menerapkan deret Taylor berorde
lebih tinggi, atau cara lainnya adalah dengan menggunakan metode Runge-Kutta yang akan
dijelaskan pada pertemuan berikutnya.
Demikianlah catatan singkat dari saya tentang metode Euler untuk mencari solusi persamaan
diferensial dengan syarat awal tertentu. Saya cukupkan sementara sampai disini. Insya Allah
akan saya sambung dengan metode Runge-Kutta pada pertemuan mendatang. Kalau ada yang
mau didiskusikan, silakan hubungi saya melalui email: supri92@gmail.com.

3
ti wi yi = y(ti ) |wi − yi |
0,0 0,5000000 0,5000000 0,0000000
0,2 0,8000000 0,8292986 0,0292986
0,4 1,1520000 1,2140877 0,0620877
0,6 1,5504000 1,6489406 0,0985406
0,8 1,9884800 2,1272295 0,1387495
1,0 2,4581760 2,6408591 0,1826831
1,2 2,9498112 3,1799415 0,2301303
1,4 3,4517734 3,7324000 0,2806266
1,6 3,9501281 4,2834838 0,3333557
1,8 4,4281538 4,8151763 0,3870225
2,0 4,8657845 5,3054720 0,4396874

Figure 2: Trend error metode euler

Anda mungkin juga menyukai