Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sumber pembiayaan pembangunan internal terutama berasal dan penerimaan

migas dan non migas. Misi utama Direktorat Jenderal Pajak adalah misi fiskal yaitu

menghimpun penerimaan pajak berdasarkan Undang Undang Perpajakan yang

mampu menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah dan dilaksanakan secara

efektif dan efisien. Fungsi penerimaan adalah fungsi utama pajak. Pajak ditarik

terutama untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah dalam rangka

menyediakan barang dan jasa publik. Saat ini sekitar 70% APBN Indonesia dibiayai

oleh pajak. Dua jenis pajak penyumbang penerimaan terbesar adalah Pajak

Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Dengan demikian, dua jenis

pajak ini lebih memiliki fungsi penerimaan (budgetair) ketimbang fungsi mengatur.

Target penerimaan Negara dari dalam Negeri dan hibah sebesar 1.086,4 triliun

rupiah (RAPBN 2010), dirasa belum mencerminkan adanya target pertumbuhan

ekonomi sebesar 6,3 %. Masih adakah optimisme bahwa penerimaan Negara dari

sektor pajak dan bukan pajak mampu menutupi rencana pengeluaran masing- masing

lembaga Negara dan masyarakat di tahun 2011.( Arles 2010)

Penerimaan pajak yang ditarget sebesar 839,5 triliun atau mencapai 77 % dari

total pendapatan Negara dan hibah masih belum digdaya untuk menutupi

pembelanjaan APBN. Walau dibantu dengan penerimaan Negara bukan pajak

Universitas Sumatera Utara


(PNBP) sebesar Rp 243,1 triliun yang mencapai 22% dari pendapatan Negara dan

hibah tetap saja pembelanjaan defisit masih menganga.

Sungguh ironi jumlah wajib pajak yang terdaftar 6,854 Wajib Pajak Badan

dengan rasio kepatuhan SPT tahunan Wajib Pajak Badan sebesar 27,30 % sedangkan

sisanya sebesar 72,70 % (laporan rasio kepatuhan SPT tahunan PPh tahun 2010).

Kinerja Kantor Pelayanan Pajak diperkirakan semakin tinggi atau rendah hal ini

dipengaruhi oleh kesadaran wajib pajak yang diukur dengan persepsi, tingkat

pengetahuan dan kondisi keuangan, kepatuhan wajib pajak yang diukur dengan

Tingkat tarif, Struktur sanksi, Terdeteksi oleh hukum, Moralitas penyeludupan,

Persepsi dan sikap, Besarnya denda, Sikap terhadap pemerintah dan Sistem

perpajakan, dan pelayanan wajib pajak yang di ukur dengan Tangible, Reliabelitas,

Responsivitas, Kompetensi, Tata krama, Kredibilitas, Keamanan, Akses, Komunikasi

dan Perhatian pada pelanggan .

Peraturan perundang-undangan perpajakan saat ini menganut sistem self

assesment yang menggantikan sistem official assesment yang diterapkan secara

bersamaan dengan sistem witholding. Dibanding sistem sebelumnya, sistem self

assesment ini mengubah paradigma pajak selama ini sehingga pembayaran pajak

tidak lagi dipandang sebagai beban melainkan sebuah tugas kenegaraan. Masyarakat

diberi kepercayaan dan tanggung jawab penuh untuk menghitung sekaligus

menentukan sendiri utang pajaknya. Sehingga peran serta dan kesadaran masyarakat

sangat dibutuhkan, karena petugas pajak lebih banyak berada dalam tatanan

pembinaan dan pengarahan.

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan fenomena sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, penulis

termotivasi untuk melakukan penelitian dengan topik: ”Analisis pengaruh Kesadaran

wajib pajak, dan Kepatuhan wajib pajak terhadap Kinerja KKP dengan Pelayanan

sebagai variabel intervening di KPP Medan Timur”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini, adalah:

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan kesadaran wajib pajak Badan yang

diukur dengan persepsi, tingkat pengetahuan dan kondisi keuangan terhadap

pelayanan Wajib Pajak ?

2. Apakah ada pengaruh yang signifikan kepatuhan wajib pajak Badan yang

diukur dengan Tingkat tarif, Struktur sanksi, Terdeteksi oleh hukum, Moralitas

penyeludupan, Persepsi dan sikap, Besarnya denda, Sikap terhadap pemerintah

dan Sistem perpajakan terhadap pelayanan Wajib Pajak ?

3. Apakah ada pengaruh Pelayanan Wajib Pajak Badan yang di ukur dengan

Tangible, Reliabelitas, Responsivitas, Kompetensi, Tata krama, Kredibilitas,

Keamanan, Akses, Komunikasi dan Perhatian pada pelanggan terhadap Kinerja

KPP Medan Timur ?

4. Apakah ada pengaruh kesadaran dan kepatuhan Wajib Pajak Badan terhadap

pelayanan Wajib Pajak sebagai variabel intervening ?.

Universitas Sumatera Utara


5. Apakah ada pengaruh kepatuhan Wajib Pajak Badan dan pelayanan Wajib

Pajak Badan secara silmultan terhadap Kinerja KPP Medan Timur ?.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah

1. untuk menganalisa pengaruh kesadaran, dan kepatuhan wajib pajak secara

simultan dan parsial terhadap Kinerja KPP Medan Timur.

2. untuk menganalisis pengaruh kesadaran, dan kepatuhan wajib pajak secara

langsung terhadap kinerja KPP dengan pelayanan sebagai variabel

intervening di KPP Medan Timur.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan masukan bagi KPP Medan Timur tentang pengaruh

kesadaran, dan kepatuhan wajib pajak terhadap kinerja KPP dengan

pelayanan sebagai variabel intervening di KPP Medan Timur

2. Bagi peneliti dapat meningkatkan kompetensi keilmuan dan menambah

wawasan di bidang perpajakan

3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti berikutnya tentang pengaruh

kesadaran, dan kesadaran wajib pajak terhadap kinerja KPP dengan

pelayanan sebagai variabel intervening.

Universitas Sumatera Utara


1.5. Originalitas Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian relasional yang akan menguji hubungan

kesadaran, pelayanan, dan kepatuhan wajib pajak dengan kinerja KPP Medan Timur,

dan merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Suryadi (2006).

Perbedaan penelitian ini, dengan yang dilakukan oleh Suryadi objek penelitian di

wilayah Jawa Timur tahun 2006 dengan data sekunder sedangkan variabel yang

petelitian ini menggunakan data primer dan objek penelitian di Kantar Pelayanan

Pajak Medan Timur serta periode waktu penelitian tahun 2010.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai