Tentang K3 PDF
Tentang K3 PDF
Abstrak : Dalam pelaksanaaan pembangunan konstruksi gedung banyak hal yang harus
diperhatikan, salah satunya adalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3). K3 merupakan suatu
upaya dalam mengatasi potensi bahaya dan risiko kesehatan dan keselamatan yang mungkin
terjadi. Sering terjadinya kecelakaan kerja pada proyek konstruksi diakibatkan kurang
diperhatikannya K3, sehingga perlu diadakan analisis mengenai K3 pada proyek konstruksi untuk
mengetahui bagaimana penerapan K3 pada proyek konstruksi gedung, dan bagaimana hubungan
faktor-faktor yang mempengaruhi K3 terhadap K3 pada proyek konstruksi gedung di Kabupaten
Klungkung dan Karangasem, serta faktor apakah yang memberikan sumbangan terbesar terhadap
K3. Data yang diperlukan meliputi data primer diperoleh langsung dengan cara melakukan survei
berupa kuesioner yang ditujukan ke proyek konstruksi, dan data sekunder yaitu data dan lokasi
proyek konstruksi di Kabupaten Klungkung dan Karangasem diperoleh dari Pemerintah
Kabupaten Klungkung dan Karangasem, Bagian Pengendalian Pembangunan (P2), Situs LPSE
Provinsi Bali, dan LPSE Kabupaten Klungkung. Metode yang digunakan dalam analisis adalah
metode hipotesis deskriptif, analisis regresi ganda, analisis korelasi ganda, sumbangan relatif, dan
analisis menggunakan program SPSS. Dari hasil pengujian hipotesis deskriptif one tail test pihak
kanan diperoleh bahwa pemahaman keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada proyek
konstruksi di Kabupaten Klungkung dan Karangasem tergolong belum baik. Dari hasil analisis
regresi dan korelasi ganda diperoleh hubungan yang terjadi antara faktor-faktor yang
mempengaruhi K3 terhadap K3 pada proyek konstruksi adalah kuat sebesar 0,614, koefisien
determinasi sebesar 0,377 menunjukkan nilai rata-rata K3 pada proyek konstruksi sebesar 37,7%
ditentukan oleh 3 faktor yang mempengaruhi K3, sedangkan 62,3% ditentukan oleh faktor lain.
VIII-1
Analisis Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ...........................(Sanjaya, Widhiawati, dan Frederika)
sendiri. Semua hal tersebut mempunyai tingkat gedung di Kabupaten Klungkung dan
kepentingan yang sama besarnya walaupun di sana Karangasem.
sini memang terjadi perubahan perilaku, baik di 2. Bagaimana hubungan faktor-faktor yang
dalam lingkungan sendiri maupun faktor lain yang mempengaruhi Keselamatan dan Kesehatan
masuk dari unsur eksternal industri Ervianto Kerja (K3) terhadap Penerapan Keselamatan
(2005). dan Kesehatan Kerja (K3) pada proyek
Proses pembangunan proyek kontruksi konstruksi gedung di Kabupaten Klungkung
gedung pada umumnya merupakan kegiatan yang dan Karangasem, dan berapa besar tingkat
banyak mengandung unsur bahaya. Situasi dalam hubungannya.
lokasi proyek mencerminkan karakter yang keras 3. Faktor apakah yang memberikan
dan kegiatannya terlihat sangat kompleks dan sulit pengaruh/sumbangan terbesar terhadap
dilaksanakan sehingga dibutuhkan stamina yang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada
prima dari pekerja yang melaksanakannya. Namun proyek konstruksi Gedung di Kabupaten
tidak dapat dipungkiri bahwa pekerjaan konstruksi Klungkung dan Karangasem.
ini merupakan penyumbang angka kecelakaan
yang cukup tinggi. Banyaknya kasus kecelakaan
kerja serta penyakit akibat kerja sangat merugikan TINJAUAN PUSTAKA
banyak pihak terutama tenaga kerja bersangkutan
Ervianto (2005). Proyek Konstruksi
Kecelakaan kerja sering terjadi akibat kurang Proyek Konstruksi merupakan suatu rangkaian
dipenuhinya persyaratan dalam pelaksanaan kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan
keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam hal ini umumnya berjangka waktu pendek. Dalam
pemerintah sebagai penyelenggara Negara rangkaian kegiatan tersebut, terdapat suatu proses
mempunyai kewajiban untuk memberikan yang mengolah sumber daya proyek menjadi suatu
perlindungan kepada tenaga kerja. Hal ini hasil kegiatan yang berupa bangunan. Proses yang
direalisasikan pemerintah dengan dikeluarkannya terjadi dalam rangkaian kegiatan tersebut tentunya
peraturan-peraturan seperti : UU RI No. 1 Tahun melibatkan pihak-pihak yang terkait, baik secara
1970 tentang keselamatan kerja, Undang-undang langsung maupun tidak langsung. Hubungan
No. 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga antara pihak-pihak yang terlibat dalam suatu
Kerja (JAMSOSTEK), dan Peraturan Menteri proyek dibedakan atas hubungan fungsional dan
Tenaga Kerja No: Per.05/Men/1996 mengenai hubungan kerja. Dengan banyaknya pihak yang
sistem manajemen K3. terlibat dalam proyek konstruksi maka potensi
Namun pada kenyataannya, pelaksana proyek terjadinya konflik sangat besar sehingga dapat
sering mengabaikan persyaratan dan peraturan- dikatakan bahwa proyek konstruksi mengandung
peraturan dalam K3. Hal tersebut disebabkan konflik yang cukup tinggi Ervianto (2005).
mereka kurang menyadari betapa besar resiko yang
harus ditanggung oleh tenaga kerja dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
perusahaannya. Sebagaimana lazimnya pada Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
pelaksanaan suatu proyek pasti akan berusaha merupakan faktor yang paling penting dalam
menghindari economic cost. Disamping itu adanya pencapaian sasaran tujuan proyek. Hasil yang
peraturan mengenai K3 tidak diimbangi oleh upaya maksimal dalam kinerja biaya, mutu dan waktu
hukum yang tegas dan sanksi yang berat, sehingga tiada artinya bila tingkat keselamatan kerja
banyak pelaksana proyek yang melalaikan terabaikan. Indikatornya dapat berupa tingkat
keselamatan dan kesehatan tenaga kerjanya. kecelakaan kerja yang tinggi, seperti banyak
Sistem pengendalian Keselamatan dan Kesehatan tenaga kerja yang meninggal, cacat permanen serta
Kerja (K3) tidak hanya memperhitungkan aspek instalasi proyek yang rusak, selain kerugian materi
keteknikan, namun juga harus membangun aspek yang besar Husen (2009).
moral, karakter dan sikap pikir pekerja untuk
bekerja dengan selamat. Oleh karena itu, Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) konstruksi Transmigrasi No. Per.01/Men/1980
menjadi tanggung jawab semua pihak yang terkait Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
langsung dalam proyek konstruksi, mulai dari Transmigrasi No. Per.01/Men/1980 menyebutkan,
owner, kontraktor, maupun pekerja di lapangan kenyataan menunjukkan banyak terjadi
(baik tenaga kerja ahli maupun tenaga kerja non kecelakaan, akibat belum ditanganinya
ahli). Berdasarkan latar belakang diatas, maka pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
rumusan yang dapat diangkat dalam penelitian ini secara mantap dan menyeluruh pada pekerjaan
adalah : konstruksi bangunan, sehingga perlu diadakan
upaya untuk membina norma perlindungan
1. Bagaimana penerapan Keselamatan dan kerjanya. Dengan semakin meningkatnya
Kesehatan Kerja (K3) pada proyek konstruksi pembangunan dengan penggunaan teknologi
VIII-2
Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil
VIII-3
Analisis Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ...........................(Sanjaya, Widhiawati, dan Frederika)
∑ X32 = ∑ X32 –
∑
(9) Tabel Pedoman untuk Memberikan Interprestasi
Terhadap Koefisien Korelasi
∑
Interval koefisien (r) Tingkat Hubungan
∑ Y2 = ∑ Y2 – (10) 0,00 – 0,199 Sangat Rendah
∑ X1Y = ∑ X1Y –
∑ ∑
(11) 0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
∑ ∑
0,60 – 0,799 Kuat
∑ X2Y = ∑ X2Y – (12) 0,80 – 1,000 Sangat Kuat
(Sumber : Sugiyono,2011)
∑ ∑
∑ X3Y = ∑ X3Y – (13)
Setelah didapat nilai R (koefisien korelasi),
∑ ∑ maka dicari nilai koefisien determinasi (R2) yaitu
∑ X1X2 = ∑ X1X2 – (14) nilai pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi
keselamatan dan kesehatan kerja terhadap
∑ ∑
∑ X1X3 = ∑ X1X3 – (15) keselamatan dan kesehatan kerja pada proyek
konstruksi.
∑ ∑ Koefisien determinasi = R2
∑ X2X3 = ∑ X2X3 – (16)
Pengujian signifikansi koefisien korelasi, selain
Untuk mencari persamaan regresi ganda 3 dapat menggunakan tabel dapat juga dihitung
prediktor (variabel) digunakan persamaan simultan dengan uji F yang rumusnya sebagai berikut:
sebagai berikut (Usman dan Akbar, 2011):
Fhitung = (22)
∑ X1Y = b1∑ X12 + b2∑X1X2 + b3∑ X1X3 (17)
∑ X2Y = b1∑X1X2+ b2∑X22 + b3∑ X2X3 (18) Kriteria pengujian signifikansi R yaitu :
H0 : Tidak signifikan
∑X3Y = b1∑X1X3+ b2∑X2X3 + b3∑ X32 (19) Ha : Signifikan
a = Y – b1X1 – b2X2 – b3X3 (20) Jika F hitung > F tabel, maka Ha diterima atau
signifikan.
Analisis Korelasi Ganda
Korelasi ini merupakan angka yang Dimana :
menujukkan arah dan kuatnya hubungan antar dua N = jumlah sampel/data
variabel atau lebih. Arah dinyatakannya dalam m = jumlah variabel independen
bentuk hubungan positif atau negatif, sedangakan
kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya Sumbangan terbesar masing-masing faktor
koefisien korelasi Sugiyono (2011). dihitung dengan menggunakan perhitungan
Korelasi yang digunakan adalah korelasi ganda. sumbangan relatif, dimana rumusnya adalah
Besarnya angka korelasi disebut koefisisen (http://journal.uii.ac.id/index.php/Sinergi/article/vi
korelasi dinyatakan dalam lambang R. Adapun ew/922/852):
rumus untuk menghitung koefisien korelasinya
∑
adalah Sugiyono (2011) : SR Xn % = x 100% (23)
∑ ∑ ∑
R(1,2,3) = (21) Dimana :
∑
JKreg = ∑x y ∑x y ∑x y (24)
Dimana :
R(1,2,3) = Koefisien korelasi Keterangan :
b = koefisien regresi JKreg = jumlah kuadrat regresi
Koefisien korelasi positif terbesar = 1 dan
koefisien korelasi negatif terbesar = -1, sedangkan METODE
yang terkecil adalah 0. Bila hubungan antara dua
variabel atau lebih itu mempunyai koefisien Penentuan Objek Studi
korelasi =1 atau -1, maka hubungan tersebut Pada tahap ini penulis menentukan objek studi
sempurna. Untuk dapat memberikan penafsiran yang akan dipilih. Dalam hal ini yang dijadikan
terhadap koefisien korelasi yang ditemukan objek penelitian adalah proyek konstruksi yang
tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman berada di Kabupaten Klungkung dan Karangasem
pada ketentuan yang tertera pada tabel berikut : Pengumpulan Data
VIII-4
Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil
Data primer adalah data yang didapatkan (2011). Dalam perhitungan hipotesis deskriptif
langsung melalui kuesioner sesuai dengan jumlah digunakan data dari hasil jawaban responden yang
sampel yang diambil. Data sekunder adalah data telah ditabulasikan, dimana data tersebut dapat
yang diperoleh dari pihak lain yang diantaranya dilihat pada
didapat dengan melihat dokumen yang Hipotesis penelitian :
berhubungan dengan penelitian yaitu data yang di H0 : Penerapan K3 pada proyek konstruksi di
dapatkan dari Pemerintah Kabupaten Klungkung Kabupaten Klungkung dan Karangasem tergolong
dan Karangasem, Bagian Pengendalian belum baik.
Pembangunan (P2), Situs LPSE Provinsi Bali, dan Ha : Penerapan K3 pada proyek konstruksi di
LPSE Kabupaten Klungkung. Yaitu proyek Kabupaten Klungkung dan Karangasem tergolong
konstruksi gedung pemerintah maupun swasta baik.
periode tahun 2011-2012, sehingga dapat dipakai Dari tabel 4.5 didapatkan bahwa :
untuk memperkirakan jumlah sampel yang akan
diambil. ∑x = 8.759
VIII-5
Analisis Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ...........................(Sanjaya, Widhiawati, dan Frederika)
Berdasarkani tabel distribusi t dengan Ternyata dari hasil perhitungan didapatkan bahwa
menggunakan uji satu pihak, diperoleh ttabel = – 7,109 < +1,699
1,699 thitung < +ttabel, sehingga H0 gagal ditolak
Kriteria pengujian satu pihak untuk pihak kanan:
Jika thitung ≤ +ttabel, maka H0 gagal ditolak. Kedudukan thitung dan ttabel dapat dilihat pada
t hi tu ng
- 7,109 1,699
gambar berikut
Gambar Uji Pihak Kanan Penerapan K3 pada Proyek Konstruksi di Kabupaten Klungkung dan
Karangasem
Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa thitung ∑ X1X3 = 4.833,3 ∑ X2X3 = 5.125,03
ternyata jatuh pada daerah gagal menolak H0. Hasil dari skor deviasi tersebut dipergunakan
Dengan demikian H0 gagal ditolak, dan Ha berhasil dalam persamaan simultan yang akan dihitung
ditolak, sehingga pernyataan hipotesis penerapan berikutnya.
K3 pada proyek konstruksi di Kabupaten Persamaan regresi untuk tiga variabel/prediktor
Klungkung dan Karangasem tergolong belum baik adalah:
adalah benar. Jadi dapat disimpulkan bahwa
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
penerapan K3 pada proyek konstruksi gedung di
Kabupaten Klungkung dan Karangasem tergolong Dimana :
belum baik. Y = keselamatan dan kesehatan kerja pada
proyek konstruksi
Perhitungan Regresi A = harga Y bila X = 0 (konstan)
Analisis regresi digunakan untuk mengetahui B = koefisien regresi
bagaimana variabel terikat dapat diprediksi melalui X= faktor-faktor yang mempengaruhi
variabel bebas secara individual. keselamatan dan kesehatan kerja
Jumlah Sampel (N) = 30 X1= Faktor Sistem Manajemen
X2 = Faktor Pelaksanaan
∑ X1 = 2.721 ∑ X12 = 252.439 X1 = 90,70 X3 = Faktor Pengawasan
∑ X2 = 3.539 ∑ X22 = 424.905 X2 = 117,97 Maka koefisien regresi b1, b2, b3 dan a diperoleh
dengan menggunakan persamaan simultan sebagai
2
∑ X3 = 2.401 ∑ X3 = 198.441 X3 = 80,03 berikut :
∑ Y = 98 2
∑ Y = 328 Y = 3,27 ∑ X1Y = b1∑ X12 + b2∑X1X2 + b3∑ X1X3
∑ X3Y = 7.936 ∑ X2X3 = 288.363 Hasil perhitungan dengan metode skor deviasi
dimasukkan ke persamaan di atas :
44,4 = 5.644,3 b1 + 3.708,7 b2 + 4.833,3 b3
Analisis dengan metode skor deviasi diperoleh Pers. (1)
hasil sebagai berikut : 16,27 = 3.708,7 b1 + 7.420,97 b2 + 5.125,03 b3
∑ X12 = 5.644,3 ∑ X22 = 7.420,97 Pers. (2)
∑ X32 = 6.280,97 ∑ Y2 = 7,87 92,73 = 4.833,3 b1 + 5.125,03 b2 + 6.280,97 b3
Pers. (3)
∑ X1Y = 44,4 ∑ X2Y = 16,27 Selanjutnya dari persamaan di atas disamakan
∑ X3Y = 92,73 ∑ X1X2 = 3.708,7 salah satu variabelnya dengan membagi variabel
VIII-6
Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil
b1, persamaan (1) dibagi 5.644,3, persamaan (2) kesehatan kerja (K3) pada proyek konstruksi
dibagi 3,708,7, persamaan (3) dibagi 4.833,3, gedung di Kabupaten Klungkung dan Karangasem
maka didapat persamaan (4), pers. (5), dan pers. akan naik bila faktor pengawasan (X3) bertambah
(6) : karena bertanda positif (+). Sebaliknya
0,00787 = b1 + 0,65707 b2 + 0,85631 b3 Pers. keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada proyek
(4) konstruksi gedung di Kabupaten Klungkung dan
0,00439 = b1 + 2,00096 b2 + 1,38189 b3 Pers. Karangasem akan turun bila faktor sistem
(5) manajemen (X1) dan faktor pelaksanaan (X2)
0,01919 = b1 + 1,06036 b2 + 1,29952 b3 Pers. bertambah karena bertanda negatif (–).
(6)
Dari persamaan di atas koefisien yang sama Perhitungan Korelasi
dieliminasikan, sehingga menjadi : Korelasi merupakan angka yang menujukkan
Pers. (4) – Pers. (5) : arah dan kuatnya hubungan antar dua variabel atau
0,00348 -1,34389 b2 – 0,52558 b3 Pers. (7) lebih. Arah dinyatakannya dalam bentuk hubungan
positif atau negatif, sedangakan kuatnya hubungan
Pers. (5) – Pers. (6) :
dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi
-0,0148 = 0,9406 b2 + 0,08757 b3 Pers. (8) (Sugiyono, 2011). Rumus Korelasi ganda adalah :
Setelah didapat Pers. (7) dan Pers. (8), selanjutnya
∑ ∑ ∑
persamaan tersebut disamakan salah satu R(1,2,3) =
Ʃ
variabelnya dengan membagi variabel b2, sehingga
menjadi :
-0,00255 = b2 + 0,39101 b3 Pers. (9) R(1,2,3) =
√ , , ,
,
-0,01573 = b2 + 0,08757 b3 Pers. (10)
Selanjutnya persamaan Pers. (9) dan Pers. (10) R(1,2,3) = √0,3773 = 0,61426
dieliminasikan, sehingga menjadi :
b3 = 0,04330 Koefisien determinasi = R2
Setelah didapat nilai b3, maka untuk mendapatkan
nilai b2, masukkan nilai b3 dalam Pers. (10), R2 = 0,614262 = 0,3773
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
b2 = – 0,01952 yang kuat antara faktor-faktor yang mempengaruhi
Setelah didapat nilai b2 dan b3, maka mendapatkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap
nilai b1, masukkan nilai b2 dan b3, dalam Pers. (4), keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada proyek
sehingga : konstruksi, yaitu sebesar 0,614. Koefisien
b1 = -0,0164 determinasi sebesar 0,377 menunjukkan bahwa
Setelah didapat nilai b1, b2, dan b3, maka masukkan nilai rata-rata keselamatan dan kesehatan kerja
nilai b1, b2, dan b3 kedalam persamaan awal untuk (K3) pada proyek konstruksi sebesar 37,8%
mengecek apakah nilai yang dihasilkan sama, ditentukan oleh tiga faktor yang mempengaruhi
sehingga: keselamatan dan kesehatan kerja (K3), sedangkan
44,4 = 5.644,3 b1 + 3.708,7 b2 + 4.833,3 b3 62,2% ditentukan oleh faktor lain.
Untuk menguji apakah harga R = 0,614 signifikan
44,4 = - 92,65 – 72,39 + 209,35 atau tidak, maka dilakukan dengan uji F dengan
44,4 = 44,4 …………(ok) rumus :
untuk mendapatkan nilai variabel a, digunakan Fhitung =
rumus :
a = Y – b1 X1 – b2X2 – b3X3 dimana :
a = 3,27 + 1,48748 + 2,84543 – 3,46530 N = 30 dan m = 3
a = 4,138
Jadi persamaan regresi ganda untuk faktor- Fhitung =
,
= 5,2586
faktor yang mempengaruhi keselamatan dan ,
kesehatan kerja (K3) seperti faktor sistem
manajemen, faktor pelaksanaan, dan faktor Derajat kebebasan untuk menguji signifikansi
pengawasan adalah : harga Fhitung adalah dk pembilang = m dan dk
penyebut = N – m – 1.
Berdasarkan tabel distribusi F taraf signifikan (α)
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 = 0,05, Ftabel = 2,98
Y = 4,138 – 0,0164X1 – 0,01952X2 + 0,04330X3 Untuk taraf signifikan (α) = 0,01, Ftabel = 4,64
Kriteria pengujian Ho yaitu :
Dari persamaan regresi yang telah diperoleh Ho : Tidak signifikan
dapat disimpulkan bahwa keselamatan dan Ha : Signifikan
VIII-7
Analisis Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ...........................(Sanjaya, Widhiawati, dan Frederika)
Berdasarkan perhitungan F hitung > F tabel, maka sebesar 0,377 menunjukkan bahwa nilai rata-
Ha diterima atau signifikan, sehingga dapat rata K3 pada proyek konstruksi sebesar 37,7%
diberlakukan ke populasi. ditentukan oleh 3 faktor yang mempengaruhi
K3, sedangkan 62,3% ditentukan oleh faktor
Perhitungan Sumbangan Relatif lain.
Perhitungan sumbangan relatif dilakukan untuk 3. Faktor yang memberikan
mengetahui besar sumbangan masing-masing pengaruh/sumbangan terbesar terhadap K3
prediktor atau faktor. pada proyek konstruksi gedung adalah faktor
pengawasan.
JKreg = ∑x y ∑x y ∑x y
Dimana :
b1∑X1Y = (– 0,0164)(44,4) = - 0,7281
Saran
b2∑X2Y = (-0,01952)(16,27) = - 0,3175
Dari hasil simpulan di atas ada beberapa hal
b3∑X3Y = (0,04330)(92,73) = 4,0152 yang dapat menjadi saran dalam penelitian ini,
yaitu :
dalam harga mutlaknya :
1. Faktor pengawasan perlu mendapat perhatian
b1∑X1Y = 0,7281 b2∑X2Y = 0,3175 khusus dalam perencanaan K3 pada proyek
konstruksi gedung, tanpa mengabaikan faktor
b3∑X3Y = 4,0152
sistem manajemen dan faktor pelaksanaan.
2. Pemerintah sebaiknya melakukan inspeksi
sehingga : pendadak khususnya pada bulan K3 terkait
JKreg = ∑x y ∑x y ∑x y penerapan K3 pada pelaksanaan di lapangan.
3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai
= 0,7281 + 0,3175+ 4,0152
faktor-faktor lain yang sangat mempengaruhi
= 5,0608 K3 terhadap K3 pada proyek konstruksi.
Jadi sumbangan relatif tiap faktor adalah :
UCAPAN TERIMA KASIH
∑
SR Xn % = x 100% Puji syukur penyusun panjatkan kehadapan Ida
Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa,
Faktor X1(Sistem Manajemen): R X1% = 14,38% karena atas berkat dan rahmat-Nya lah penyusun
dapat menyelesaikan Jurnal Ilmiah yang berjudul,
Faktor X2 (Pelaksanaan): SR X2 % = 6,27% ”Analisis Penerapan Keselamatan dan Kesehatan
Faktor X3 (Pengawasan): SR X3 % =79,34% Kerja (K3) Pada Proyek Konstruksi Gedung di
Kabupaten Klungkung dan Karangasem”.
Total = 100 % Tersusunnya Jurnal Ilmiah ini tentunya tidak
Dari perhitungan di atas dapat diambil terlepas dari bantuan banyak pihak dalam
kesimpulan bahwa faktor pengawasan X3 = memberikan bimbingan, pengarahan, petunjuk,
79,34% memberikan sumbangan paling besar bantuan, informasi dan berbagai bantuan lainnya.
dibandingkan faktor sistem manajemen X1 = Untuk itu melalui kesempatan ini penyusun
14,38% dan faktor pelaksanaan X2 = 6,27%. mengucapkan terima kasih kepada Orang tua,
rekan-rekan, serta semua pihak yang telah
membantu penyelesaian Jurnal Ilmiah ini.
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Simpulan
Dari hasil analisis dan perhitungan yang telah Ervianto, Wulfram I. 2005. Manajemen Proyek
dilakukan, dapat diambil simpulan bahwa : Konstruksi. Andi, Yogyakarta.
1. Dari uji hipotesis deskriptif two tail test pihak Hasan, Iqbal. 2008. Analisis Data Penelitian
kanan didapatkan bahwa H0 berada pada dengan Statistik. Bumi Aksara, Jakarta.
daerah penerimaan, sehinggga dapat Himpunan Peraturan Perundang-Undangan
disimpulkan penerapan keselamatan dan Republik Indonesia. 2008. Keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) pada proyek konstruksi Kesehatan Kerja (K3). Nuansa Aulia,
gedung di Kabupaten Klungkung dan Bandung.
Karangasem tergolong belum baik. Riduwan. 2008. Dasar-Dasar Statistika. Alfabeta,
2. Hubungan yang terjadi antara faktor-faktor Bandung.
yang mempengaruhi K3 terhadap K3 pada Silalahi, Bennett. 1995. Manajemen Keselamatan
proyek konstruksi gedung adalah kuat sebesar dan Kesehatan Kerja, PT. Pustaka Binaman P,
0,614. Sedangkan koefisien determinasi Jakarta.
VIII-8
Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil
VIII-9