Anda di halaman 1dari 15

Mengenal Multiplexing – ‘Ahmad Jurnaidi Wahidin’ Page 1

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan karunia-
Nya yang diberikan kepada saya, sehingga hasil karya tulis yang berupa makalah dengan
judul “Mengenal Multiplaxing” untuk memenuhi tugas mata kuliah komunikasi data telah
selesai sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Terima kasih saya ucapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu saya dalam
pembuatan makalah ini dan berbagai sumber yang telah saya gunakan sebagai data dan
referensi pada makalah ini.

Saya mengakui bahwa saya adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai
hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu
pula dengan makalah ini. Tidak semua hal dapat saya deskripsikan dengan sempurna dalam
makalah ini.

Saya sebagai penulis akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan
yang dapat memperbaiki makalah saya di masa datang. Sehingga semoga makalah
berikutnya dan makalah lain dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.

Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan kita semua tentang
multiplexing, dan saya berharap akan ada pengembangan lebih lanjut agar memperdalam
pengetahuan kita tentang multiplexing.

Jakarta, 18 Desember 2014

Penulis

Ahmad Jurnaidi Wahidin

Mengenal Multiplexing – ‘Ahmad Jurnaidi Wahidin’ Page 2


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dunia elektronik atau jaringan komputer berkembang sangat pesat, semakin banyaknya alat-
alat yang dibutuhkan untuk mempermudah sebuah proses. Namun semakin banyaknya alat-
alat yang dibutuhkan maka semakin banyak pula kabel-kabel atau penghubung yang
diperlukan.

Sehingga didalam dunia elektronik, telekomunikasi, dan jaringan komputer kita


membutuhkan sebuah multipleksing. Multipleksing adalah istilah yang digunakan untuk
menunjuk ke sebuah proses di mana beberapa sinyal pesan analog atau aliran data digital
digabungkan menjadi satu sinyal. Tujuannya adalah untuk berbagi sumber daya yang mahal.
Contohnya, dalam elektronik, multipleksing mengijinkan beberapa sinyal analog untuk
diproses oleh satu analog-to-digital converter (ADC), dan dalam telekomunikasi, beberapa
panggilan telepon dapat disalurkan menggunakan satu kabel.

Dalam komunikasi, sinyal yang telah dimultipleks disalurkan ke sebuah saluran


komunikasi, yang mungkn juga merupakan medium transmisi fisik.

Multipleksing membagi kapasitas saluran komunikasi tingkat-rendah menjadi beberapa


saluran logik tingkat-tinggi, masing-masing satu untuk setiap sinyal pesan atau aliran data
yang ingin disalurkan. Sebuah proses kebalikannya, dikenal dengan demultipleksing, dapat
mengubah data asli di sisi penerima.

Mengenal Multiplexing – ‘Ahmad Jurnaidi Wahidin’ Page 3


BAB II

PEBAHASAN

1. Pengertian Multiplexing

Multiplexing adalah suatu teknik mengirimkan lebih dari satu/banyak informasi melalui
satu saluran. Istilah ini adalah istilah dalam dunia telekomunikasi. Tujuan utamanya adalah
untuk menghemat jumlah saluran fisik misalnya kabel, pemancar & penerima (transceiver),
atau kabel optik.

Multiplexing merupakan Teknik menggabungkan beberapa sinyal untuk dikirimkan secara


bersamaan pada suatu kanal transmisi. Dimana perangkat yang melakukan Multiplexing
disebut Multiplexer atau disebut juga dengan istilah Transceiver / Mux. Dan untuk di sisi
penerima, gabungan sinyal – sinyal itu akan kembali di pisahkan sesuai dengan tujuan
masing – masing. Proses ini disebut dengan Demultiplexing.

Contoh aplikasi dari teknik multiplexing ini adalah pada jaringan transmisi jarak jauh, baik
yang menggunakan kabel maupun yang menggunakan media udara (wireless atau radio).
Sebagai contoh, satu helai kabel optik Surabaya-Jakarta bisa dipakai untuk menyalurkan
ribuan percakapan telepon. Idenya adalah bagaimana menggabungkan ribuan informasi
percakapan (voice) yang berasal dari ribuan pelanggan telepon tanpa saling bercampur
satu sama lain.

Tanpa multiplexing

Mengenal Multiplexing – ‘Ahmad Jurnaidi Wahidin’ Page 4


Menggunakan Multiplexing

Aplikasi multiplexing yang umum adalah dalam komunikasi long-haul. Media utama pada
jaringan long-haul berupa jalur gelombang mikro, koaksial, atau serat optik berkapasitas
tinggi. Jalur-jalur ini dapat memuat transmisi data dalam jumlah besar secara simultan
dengan menggunakan multiplexing.

Pada gambar dibawah ini menggambarkan fungsi multiplexing dalam bentuk yang paling
sederhana. Terdapat input n untuk multiplexer. Multiplexer dihubungkan ke demultiplexer
melalui sebuah jalur tunggal. Saluran tersebut mampu membawa n channel data yang
terpisah.

2. Tujuan dan Keuntungan Multiplexing

Tujuan Multiplexing:
i. Meningkatkan effisiensi penggunaan bandwidth / kapasitas saluran transmisi
dengan cara berbagi akses bersama.
ii. Mengurangi media penghantar
iii. Meningkat kan kemampuan komunkasi dengan cara memaksimalkan data yang di
antar di atas satu media penghantar

Mengenal Multiplexing – ‘Ahmad Jurnaidi Wahidin’ Page 5


iv. Meminimalisir biaya transmisi data dengan cara mengurangi penggunaan satu
media penghantar antara komputer host dan terminal.
v. Membantu berbagai koneksi pada sebuah mesin
vi. Memetakan banyak koneksi pada sebuah tingkatan antara sebuah koneksi dengan
lainnya

Keuntungan Multiplexing:

i. Komputer host hanya butuh satu port I/O untuk banyak terminal
ii. Hanya satu line transmisi yang dibutuhkan
iii. Menghemat biaya penggunaan saluran komunikasi
iv. Memanfaatkan sumber daya seefisien mungkin
v. Kapasitas terbatas dari saluran telekomunikasi digunakan semaksimum mungkin
vi. Karakteristik permintaan komunikasi pada umumnya memerlukan penyaluran data
dari beberapa terminal ke titik yang sama

3. Jenis Teknik Multiplexing

Teknik Multiplexing yang umum digunakan adalah :

a. Time Division Multiplexing (TDM) :


i. Synchronous TDM
ii. Asynchronous TDM
b. Frequency Division Multiplexing (FDM)
c. Code Division Multiplexing (CDM)

a. Time Division Multiplexing (TDM)

Secara umum TDM menerapkan prinsip pemnggiliran waktu pemakaian saluran transmisi
dengan mengalokasikan satu slot waktu (time slot) bagi setiap pemakai saluran (user).

TDM yaitu Terminal atau channel pemakaian bersama-sama kabel yang cepat dengan setiap
channel membutuhkan waktu tertentu secara bergiliran (round-robin time-slicing). Biasanya

Mengenal Multiplexing – ‘Ahmad Jurnaidi Wahidin’ Page 6


waktu tersebut cukup digunakan untuk menghantar satu bit (kadang-kadang dipanggil bit
interleaving) dari setiap channel secara bergiliran atau cukup untuk menghantar satu
karakter (kadang-kadang dipanggil character interleaving atau byte interleaving).
Menggunakan metoda character interleaving, multiplexer akan mengambil satu karakter
(jajaran bitnya) dari setiap channel secara bergiliran dan meletakkan pada kabel yang
dipakai bersama-sama sehingga sampai ke ujung multiplexer untuk dipisahkan kembali
melalui port masing-masing.

Menggunakan metoda bit interleaving, multiplexer akan mengambil satu bit dari setiap
channel secara bergiliran dan meletakkan pada kabel yang dipakai sehingga sampai ke ujung
multiplexer untuk dipisahkan kembali melalui port masing-masing. Jika ada channel yang
tidak ada data untuk dihantar, TDM tetap menggunakan waktu untuk channel yang ada
(tidak ada data yang dihantar), ini merugikan penggunaan kabel secara maksimun.
Kelebihanya adalah karena teknik ini tidak memerlukan guardband jadi bandwidth dapat
digunakan sepenuhnya dan perlaksanaan teknik ini tidak sekompleks teknik FDM.

Pengiriman data menggunakan TDM dilakukan dengan mencampur data berdasarkan waktu
sinyal data tsb dikirimkan. TDM digunakan untuk transmisi sinyal digital. Bit data dari
terminal secara bergantian diselipkan diantara bit data dari terminal lain. Pemancar dan
penerima harus sinkron supaya masing – masing penerima data yang ditujukan kepadanya.

Misalkan 4 buah terminal akan mengirimkan data ke penerima dengan kecepatan 300 bps,
dengan teknik TDM, satu saluran komunikasi dapat menyalurkan data dari ke empat
terminal tadi sekaligus dengan kecepatan 1200 bps.

Akibatnya diperlukan saluran berkualitas tinggi yang dapat mengirimkan data dengan
kecepatan tinggi antara multiplexer pengirim dan penerima. Antara pengirim atau penerima
dengan multiplexer dapat digunakan saluran berkualitas rendah, sehingga jumlah kecepatan
semua saluran tersebut harus lebih rendah atau sama dengan kecepatan saluran antara ke-2
multiplexer.

Pada contoh berikut ini saluran antara ke-2 multiplexer digunakan saluran yang memiliki
kecepatan 1200 bps, sedangkan saluran dari pengirim ke multiplexer digunakan saluran
berkualitas lebih rendah, misalnya masing-masing 300 bps (jumlah ke-4 saluran tersebut
1200 bps). Dengan TDM, urutan data sinyal lebih diperhatikan.

Mengenal Multiplexing – ‘Ahmad Jurnaidi Wahidin’ Page 7


Teknik TDM terdiri atas :

I. Synchronous TDM

Hubungan antara sisi pengirim dan sisi penerima dalam komunikasi data yang
menerapkan teknik Synchronous TDM .

Gambar Synchronous TDM

Cara kerja Synchronous TDM dijelaskan dengan ilustrasi dibawah ini

Gambar Ilustrasi hasil sampling dari input line

II. Asynchronous TDM

Mengenal Multiplexing – ‘Ahmad Jurnaidi Wahidin’ Page 8


Untuk mengoptimalkan penggunaan saluran dengan cara menghindari adanya slot
waktu yang kosong akibat tidak adanya data ( atau tidak aktif-nya pengguna) pada
saat sampling setiap input line, maka pada Asynchronous TDM proses sampling
hanya dilakukan untuk input line yang aktif saja. Konsekuensi dari hal tersebut
adalah perlunya menambahkan informasi kepemilikan data pada setiap slot waktu
berupa identitas pengguna atau identitas input line yang bersangkutan.

Penambahan informasi pada setiap slot waktu yang dikirim merupakan overhead
pada Asynchronous TDM.

Gambar di bawah ini menyajikan contoh ilustrasi yang sama dengan gambar
Ilustrasi hasil sampling dari input line jika ditransmisikan dengan Asynchronous

Gambar Frame pada Asysnchronous TDM

b. Frequency Division Multiplexing (FDM)

Prinsip dari FDM adalah pembagian bandwidth saluran transmisi atas sejumlah kanal
(dengan lebar pita frekuensi yang sama atau berbeda) dimana masing-masing kanal
dialokasikan ke pasangan entitas yang berkomunikasi. Contoh aplikasi FDM ini yang
polpuler pada saat ini adalah Jaringan Komunikasi Seluler, seperti GSM ( Global System
Mobile) yang dapat menjangkau jarak 100 m s/d 35 km. Tingkatan generasi GSM adalah
sbb:

 First-generation: Analog cellular systems (450-900 MHz)


o Frequency shift keying for signaling
o FDMA for spectrum sharing
o NMT (Europe), AMPS (US)
 Second-generation: Digital cellular systems (900, 1800 MHz)
o TDMA/CDMA for spectrum sharing

Mengenal Multiplexing – ‘Ahmad Jurnaidi Wahidin’ Page 9


o Circuit switching
o GSM (Europe), IS-136 (US), PDC (Japan)
 2.5G: Packet switching extensions
o Digital: GSM to GPRS
o Analog: AMPS to CDPD
 3G:
o High speed, data and Internet services
o IMT-2000

Gambar Pemakaian Frekwensi pada GSM

FDM yaitu pemakaian secara bersama kabel yang mempunyai bandwidth yang tinggi
terhadap beberapa frekuensi (setiap channel akan menggunakan frekuensi yang berbeda).
Contoh metoda multiplexer ini dapat dilihat pada kabel coaxial TV, dimana beberapa
channel TV terdapat beberapa chanel, dan kita hanya perlu tunner (pengatur channel) untuk
gelombang yang dikehendaki.

Pada teknik FDM, tidak perlu ada MODEM karena multiplexer juga bertindak sebagai
modem (membuat permodulatan terhadap data digital). Kelemahan Modem disatukan
dengan multiplexer adalah sulitnya meng-upgrade ke komponen yang lebih maju dan
mempunyai kecepatan yang lebih tinggi (seperti teknik permodulatan modem yang begitu
cepat meningkat).

Kelemahannya adalah jika ada channel (terminal) yang tidak menghantar data, frekuensi
yang dikhususkan untuk membawa data pada channel tersebut tidak tergunakan dan ini
merugikandan juga harganya agak mahal dari segi pemakaian (terutama dibandingkan

Mengenal Multiplexing – ‘Ahmad Jurnaidi Wahidin’ Page 10


dengan TDM) kerana setiap channel harus disediakan frekuensinya. Kelemahan lain adalah
kerana bandwidth jalur atau media yang dipakai bersama-sama tidak dapat digunakan
sepenuhnya, kerana sebagian dari frekuensi terpaksa digunakan untuk memisahkan antara
frekuensi channelchannel yang ada. Frekuensi pemisah ini dipanggil guardband.

System ini menumpuk sinyal pada bidang frekuensi. Data yang dikirim akan dicampur
berdasarkan frekuensinya.

FDM merupakan sinyal analog yang digunakan sebagai media pengiriman sinyal digital
(0&1) dalam system computer.

Misalkan diketahui kanal komunikasi suara berupa kabel voice grade mempunyai lebar
frekuensi 300 – 3000 Hz. Dengan multiplexing FDM bias menggunakan lebih dari 1
terminal. Untuk keperluan ini digunakan 4 pembawa, misalnya 600, 1200, 1800, 2400 Hz.
Ini berarti data dari 4 buah sumber dapat dikirimkan ke tujuan secara bersamaan hanya
dengan menggunakan sebuah saluran voice grade.

Bilangan biner “1” diwakili oleh sinyal 800, 1400, 2000, 2600 Hz, sedangkan biner “0”
diwakili oleh sinyal 400, 1000, 1600, 2200 Hz. Untuk mencegah interferensi, tiap2 band
dipisahkan oleh jalur selebar 200 Hz.

Jadi penerima akan memisahkan sinyal yang diterima berdasarkan frekuensinya, lalu
disalurkan ke tempat tujuan yang dikehendaki.

FDM tidak hanya digunakan untuk pengiriman dari titik ke titik, tapi dapat juga dengan cara
multidrop. Dengan cara ini, setiap penerima hanya mengambil sinyal data sesuai dengan
frekuensi yang sudah ditentukan dan data yang lain diteruskan ke tujuan yang bersangkutan.

Tiap kanal telah diberikan pada terminal tertentu. Jika terminal tersebut tidak mengirimkan
data, maka kanal itu tidak berfungsi.

Mengenal Multiplexing – ‘Ahmad Jurnaidi Wahidin’ Page 11


Gambar Frequency Division Multiplexing

c. Code Division Multiplexing (CDM)

Code Division Multiplexing (CDM) dirancang untuk menanggulangi


kelemahankelemahan yang dimiliki oleh teknik multiplexing sebelumnya, yakni TDM dan
FDM.

Contoh aplikasinya pada saat ini adalah jaringan komunikasi seluler CDMA (Flexi) Prinsip
kerja dari CDM adalah sebagai berikut :

1. Kepada setiap entitas pengguna diberikan suatu kode unik (dengan panjang 64 bit)
yangdisebut chip spreading code.
2. Untuk pengiriman bit ‘1’, digunakan representasi kode (chip spreading code) tersebut.
3. Sedangkan untuk pengiriman bit ‘0’, yang digunakan adalah inverse dari kode
tersebut.
4. Pada saluran transmisi, kode-kode unik yang dikirim oleh sejumlah pengguna akan
ditransmisikan dalam bentuk hasil penjumlahan (sum) dari kode-kode tersebut.
5. Di sisi penerima, sinyal hasil penjumlahan kode-kode tersebut akan dikalikan dengan
kode unik dari si pengirim (chip spreading code) untuk diinterpretasikan.

Selanjutnya:

 jika jumlah hasil perkalian mendekati nilai +64 berarti bit ‘1’,
 jika jumlahnya mendekati –64 dinyatakan sebagai bit ‘0’.

Contoh penerapan CDM untuk 3 pengguna (A,B dan C) menggunakan panjang kode 8 bit
(8-chip spreading code) dijelaskan sebagai berikut :

Mengenal Multiplexing – ‘Ahmad Jurnaidi Wahidin’ Page 12


a. Pengalokasian kode unik (8-chip spreading code) bagi ketiga pengguna :
i. kode untuk A : 10111001
ii. kode untuk B : 0110111
iii. kode untuk C : 11001101
b. Misalkan pengguna A mengirim bit 1, pengguna B mengirim bit 0 dan pengguna C
mengirim bit 1. Maka pada saluran transmisi akan dikirimkan kode berikut :

i. A mengirim bit 1 : 10111001 atau + – + + + – – +


ii. B mengirim bit 0 : 10010001 atau + – – + – – – +
iii. C mengirim bit 1 : 11001101 atau + + – – + + -
iv. hasil penjumlahan (sum) = +3,-1,-1,+1,+1,-1,-3,+3

c. Pasangan dari A akan menginterpretasi kode yang diterima dengan cara :

i. Sinyal yang diterima : +3 –1 –1 +1 +1 –1 –3 +3


ii. Kode milik A : +1 –1 +1 +1 +1 -1 –1 +1
iii. Hasil perkalian (product) : +3 +1 –1 +1 +1 +1 +3 +3 = 12

Nilai +12 akan diinterpretasi sebagai bit ‘1’ karena mendekati nilai +8.

d. Pasangan dari pengguna B akan melakukan interpretasi sebagai berikut :

i. sinyal yang diterima : +3 –1 –1 +1 +1 –1 –3 +


ii. kode milik B : –1 +1 +1 –1 +1 +1 +1 –1
iii. jumlah hasil perkalian : –3 –1 –1 –1 +1 –1 –3 –3 = -12

Berarti bit yang diterima adalah bit ‘0’, karena mendekati nilai –8

Mengenal Multiplexing – ‘Ahmad Jurnaidi Wahidin’ Page 13


BAB III

KESIMPULAN

Agar penggunaan saluran telekomunikasi menjadi lebih efisien lagi, dipergunakan beberapa
bentuk multiplexing. Multiplexing memungkinkan beberapa sumber transmisi membagi
kapasitas transmisi menjadi lebih besar. Dua bentuk yang paling umum dari multiplexing
adalah Frequency-Division Multiplexing (FDM) dan time Division Multiplexing (TDM).

Frequency-Division Multiplexing bisa dipergunakan bersama-sama dengan sinyal-sinyal


analog. Sejumlah sinyal secara simultan dibawa menuju media yang sama dengan cara
mengalokasikan band frekuensi yang berlainan ke masing-masing sinyal. Diperlukan
peralatan modulasi untuk memindah setiap sinyal ke band frekuensi yang diperlukan,
sedangkan peralatan multiplexing diperlukan untuk mengkombinasikan sinyal-sinyal yang
dimodulasikan.

Synchronous time-division multiplexing bisa dipergunakan bersama-sama dengan sinyal


digital atau sinyal-sinyal analog yang membawa data digital. Pada bentuk multiplexing yang
seperti ini, data dari berbagai sumber dibawa dalam frame secara berulang-ulang. Setiap
frame terdiri dari susunan jatah waktu, dan setiap sumber ditetapkan bahwa setiap framenya
terdiri dari satu atau lebih jatah waktu. Efeknya akan tampak pada bit interleave dari data
pada berbagai sumber.

Statistical time-division multiplexing menyediakan layanan yang lebih efisien dibanding


synchronous TDM sebagai pendukung terminal. Dengan statistical TDM, jatah waktu tidak
ditetapkan terlebih dahulu untuk sumber-sumber data tertentu. Melainkan, data pengguna
ditahan dan ditransmisikan secepat mungkin menggunakan jatah waktu yang tersedia.

Mengenal Multiplexing – ‘Ahmad Jurnaidi Wahidin’ Page 14


DAFTAR PUSTAKA

Dede Sopandi. 2008. Instalasi dan Konfigurasi Jaringan Kompuer. Jakarta: Informatika

http://brahm.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/8932/MULTIPLEXING.doc

http://herianto.files.wordpress.com/2007/04/resume-jarkom2.pdf / 10-11-2009

http://id.wikipedia.org /multiplex/Multipleksing.htm

Mengenal Multiplexing – ‘Ahmad Jurnaidi Wahidin’ Page 15

Anda mungkin juga menyukai