Anda di halaman 1dari 17

PEMERIKSAAN ASAM URAT DALAM SERUM

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam mata kuliah kimia klinik, dapat kita pelajari terlebih
dahulu tentang apa itu kimia klinik, yang mana kimia klinik merupakan
bagian dari ilmu patologi yang mempelajari tentang cara-cara
pemeriksaan laboratorium terhadap zat-zat kimia yang terdapat di
dalam tubuh manusia baik secara makroskopis maupun mikroskopis
dan kimiawi dari sampel (bahan) yang berasal dari tubuh manusia.
Pemeriksaan laboratorium yang berdasarkan pada reaksi kimia dapat
digunakan darah, urine, atau cairan tubuh lain.
Darah adalah cairan tubuh yang berada pada makhluk hidup,
kecuali tumbuhan. Darah berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen
yang dibutuhkan oleh tubuh
Pada praktikum kali ini, dilakukan pengujian kadar asam urat di
dalam tubuh, dimana asam urat merupakan hasil akhir metabolisme
zat purin yang berasal dari sisa makanan yang kita konsumsi,
pembentukan asam urat dimulai dengan metabolisme dari DNA dan
RNA menjadi Adenosine dan Guanosin. Zat purin terdapat dalam
setiap bahan makanan yang kita konsumsi baik hewan maupun
tumbuhan. Secara alamiah purin sudah dihasilkan oleh tubuh sebesar
85%, jadi hanya 15 % purin yang di butuhkan dari asupan makanan.
Peningkatan kadar asam urat darah diatas normal disebut
hiperurisemia. Hiperurisemia terjadi jika kadar asam urat dalam serum
pada laki-laki >7,0 mg/dl dan pada perempuan >6,0 mg/dl.
Hiperurisemia bisa terjadi karena peningkatan metabolisme asam urat,
penurunan pengeluaran asam urat atau gabungan keduanya.
Perlu kita ketahui, seseorang dikatakan terserang gout apabila
ditemukan Kristal monosodium urate dalam cairan sendinya,
hiperurisemia, terjadi inflamasi, kulit di atas sendi yang sakit berwarna
kemerahan, dan nyeri atau bengkak pada pangkal sendi. Komplikasi
PEMERIKSAAN ASAM URAT DALAM SERUM

yang biasanya terjadi akibat adanya penyakit asam urat adalah


munculnya berbagai permasalahan pada bagian ginjal pasien, seperti
gagal ginjal kronis dan hipertensi.
1.2 Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui
pemeriksaan asam urat dalam serum serta menginterpretasikan
kemungkinan penyakit yang diderita.
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui
pemeriksaan, asam urat, menghitung nilai serta
menginterpretasikannya.
PEMERIKSAAN ASAM URAT DALAM SERUM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Teori Umum
Pada manusia, asam urat merupakan produk akhir degradasi
purin. Tidak diketahui tujuan fisiologisnya sehingga dianggap sebagai
produk buangan. Akumulasi yang berlebih ini dapat disebabkan
overproduksi dan penurunan ekskresi (Sukandar 2013, h. 645).
Seseorang dikatakan menderita asam urat jika pemeriksaan
laboratorium menunjukkan kadar asam urat dalam darah di atas 7
mg/dL untuk pria dan lebih dari 6 mg/dL untuk wanita. Selain itu, kadar
asam urat dalam urine lebih dari 750-1000 mg/24 jam dengan diet
biasa (Dalimartha 2009, h. 30).
Darah adalah cairan tubuh yang berada pada makhluk hidup,
kecuali tumbuhan. Darah berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen
yang dibutuhkan oleh tubuh (Sukandar 2013, h.647).
Komplikasi dari Gout yaitu penyakit ginjal, hipertensi, obesitas,
dan penyakit arteri koroner. Pada penyakit ginjal terbentuk batu asam
urat pada 10 % pasien di Inggris dan bisa menyebabkan kolik ginjal.
Gagal ginjal kronis bisa terjadi menyusul hiperurisemia yang
berlangsung lama (nefropati urat kronis) (Rubenstein 2008, h. 212).
Hiperurisemia dapat merupakan kondisi yang tidak bergejala,
dengan konsentrasi asam urat serum yang meningkat. Konsentrasi
urat yang lebih besar dari 7,0 mg/dL untuk pria dan 6,0 mg/dL untuk
wanita adalah tidak normal dan berkaitan dengan peningkatan resiko
untuk gout (Dipiro 2009, h.1539).
Hipertensi, obesitas, dan penyakit arteri koroner lebih sering
dijumpai pada pasien dengan hiperurisemia. Infeksi piogenik sekunder
pada sendi yang mengalami gout jarang terjadi (Rubenstein 2008,
h.212).
Seseorang dikatakan menderita asam urat jika pemeriksaan
laboratorium menunjukkan kadar asam urat dalam darah di atas 7
mg/dL untuk pria dan lebih dari 6 mg/dL untuk wanita. Selain itu, kadar
PEMERIKSAAN ASAM URAT DALAM SERUM

asam urat dalam urine lebih dari 750-1000 mg/24 jam dengan diet
biasa (Dalimartha 2009, h. 30).
Purin yang berasal dari makanan memiliki peran tidak penting
dalam pembentukan keadaan hipeurisemia dalam ketiadaan beberapa
kekacauan dalam metabolism atau eliminasi purin (Sukandar 2013, h.
645).
Obat-obat yang menurunkan bersihan ginjal asam urat melalui
modifikasi beban yang disaring atau salah satu proses transport
tubulus di antaranya diuretik, salisilat (kurang dari 2 g/hari),
pirazinamid, etambutol, asam nikotinal, etanol, levodopa, siklosporin,
dan obat-obat sitotoksik (Sukandar 2013, h. 646).
Pada manusia, asam urat merupakan produk akhir degradasi
purin. Tidak diketahui tujuan fisiologisnya sehingga dianggap sebagai
produk buangan. Akumulasi yang berlebih ini dapat disebabkan
overproduksi dan penurunan ekskresi. Purin yang menghasilkan asam
urat dapat berasal dari tiga sumber, yaitu purin dari makanan, konversi
asam nukleat jaringan menjadi nukleotida purin, dan sintesis de novo
basa purin (Sukandar 2013, h.645).
Pada terapi non farmakologi, pasien dianjurkan untuk
mengurangi konsumsi makanan yang tinggi mengandung purin (contoh
: daging-daging organ), menghindari alcohol, dan menurunkan berat
badan jika obesitas (Sukandar 2013, h. 647).
Ketidaknormalan dalam sistem enzim yang mengatur
metabolism purin dapat menyebabkan over produksi asam urat.
Peningkatan aktivitas fosforibosil pirofosfat (PRPP) sintetase
menyebabkan peningkatan konsentrasi PRPP, sebuah kunci penentu
sintesis purin dan menyebabkan produksi asam urat. Defisiensi
hipoxantin-guanin fosforibosil transferase (HGPRT) dapat pula
menyebabkan overproduksi asam urat. HGPRT bertanggung jawab
terhadap perubahan guanine menjadi asam guanilat dan hipoxantin
menjadi asam inosinat. Dua perubahan ini memerlukan PRPP sebagai
PEMERIKSAAN ASAM URAT DALAM SERUM

ko-substrat dan merupakan reaksi pemanfaatan penting yang terlibat


dalam sintesis asam nukleat. Defisiensi enzim HGPRT menyebabkan
peningkatan metabolism guanine dan hipoxantin menjadi asam urat
dan lebih banyak PRPP yang berinteraksi dengan glutamine pada
tahap awal jalur purin. Ketidakhadiran HGPRT menyebabkan sindrom
Lesch-Nyhan pada anak-anak, yang dikarakterisasi dengan
koreoatetosis, spatisitas, penurunan mental, dan produksi asam urat
yang berlebihan (Sukandar 2013, h. 645).
Komplikasi asam urat biasanya terjadi akibat adanya penyakit
asam urat adalah munculnya beberapa permasalahan di bagian ginjal
si penderita. Masalah dibedakan menjadi dua sebagai berikut (Prapti &
Tim Lentera 2005, h. 234). :
a. Nefropati Asam Urat
Nefropati asam urat disebabkan karena adanya peningkatan
asam urat di dalam urine. Bentuk komplikasi ini ada dua, yaitu batu
asam urat dan nefropati asam urat akut. Batu asam urat biasanya
terjadi pada penderitan yang memiliki sam urat yang lebih tinggi
dari 13 mg/dL dengan pembuangan asam urat lebih dari 1.100
mg/dL. Selain itu keasaman dan konsentrasi urine turut memacu
timbulnya asam urat batu.
Asam urat akut terjadi pada gagal ginjal yang disebabkan
karena timbunan Kristal asam urat di bagian tubulus ginjal dan
saluran ureter. Penyebab kelainan ini adalah leukemia, kanker di
bagian kelenjar limfa atau limfoma.
b. Nefropati Urat
Pada komplikasi ini ditemukan adanya Kristal urat di dalam
jaringan interstitial dalam ginjal, dikelilingi sel-sel besar di bagian
dalam ginjal. Umumnya penderita juga mengalami tekanan darah
tinggi dan kelainan seperti proteinuria, disertai penurunan fungsi
ginjal. Penyakit ini biasanya menimpa penderita yang memiliki
PEMERIKSAAN ASAM URAT DALAM SERUM

kadar asam urat di atas 13 mg/dL pada laki-laki atau diata 10


mg/dL pada perempuan
2.2 Uraian Bahan
a. Air Suling (Ditjen POM 1979, h. 96)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Aquades
Rumus Molekul : H2O
Bobot Molekul : 18,02
Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,


tidakmempunyai rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Pembilas
b. Reagen Asam Urat
Komposisi reagen asam urat :
Buffer fosfat ph 7,0 100 mmol/L
EHSPT 0,72 mmol/L
Ferosianida 0,03 mmol/L
Amino-4-Antipirin 0,37 mmol/L
Uricase ≥ 150 U/L
Peroksidase ≥ 12000 U/L
2.3 Prosedur Kerja (Anonim 2019, h. 21)
a. Penyiapan serum
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Dimasukan darah ke dalam tabung sentrifuge.
3. Disentrifuge selama ±15 menit pada kecepatan 6000 rpm.
4. Diambil serum darah.
5. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
PEMERIKSAAN ASAM URAT DALAM SERUM

b. Pengukuran absorban blanko


1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Dipipet 5 µL aquadest ke dalam kuvet.
3. Ditambahkan 200 µL reagen asam urat.
4. Diinkubasi pada suhu 37 °C selama 5 menit.
5. Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang
gelombang 550 nm.
c. Pengukuran absorban standar
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Dipipet 5 µL larutan standar ke dalam kuvet.
3. Ditambahkan 200 µL reagen asam urat.
4. Diinkubasi pada suhu 37 °C selama 5 menit.
5. Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang
gelombang 550 nm.
d. Pengukuran absorban sampel
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Dipipet 5 µL serum ke dalam kuvet.
3. Ditambahkan 200 µL reagen asam urat.
4. Diinkubasi pada suhu 37 °C selama 5 menit.
5. Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang
gelombang 550 nm.
PEMERIKSAAN ASAM URAT DALAM SERUM

BAB 3 METODE KERJA

3.1 Alat Praktikum


Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikropipet,
pipet tetes, sentrifuge, spektrofotometer, tabung reaksi, dan tabung
sentrifuge.
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
aquadest, darah, mata mikropipet, reagen asam urat
3.3 Cara kerja
a. Penyiapan serum
Siapkan alat dan bahan. Kemudian masukkan darah
kedalam tabung sentrifuge dan sentrifuge selama kurang lebih 15
menit dengan kecepatan 6000 rpm. Lalu ambil bagian serum
darah yang berwarna bening dan masukkan dalam tabung reaksi.
b. Pengukuran absorban blanko
Siapkan alat dan bahan. Kemudian dimasukkan reagen R
2500 μL ke dalam tabung reaksi. Setelah itu ditambahkan 60 μL
aquades. Diinkubasi pada suhu 370C selama 4 menit 30 detik.
Kemudian di ukur perubahan absorban pada panjang gelombang
546 nm.
c. Pengukuran absorban standar
Siapkan alat dan bahan. Kemudian dimasukkan reagen R
2500 μL ke dalam tabung reaksi. Setelah itu ditambahkan 60 μL
larutan standar. Diinkubasi pada suhu 370C selama 4 menit 30
detik. Kemudian di ukur perubahan absorban pada panjang
gelombang 546 nm.
d. Pengukuran absorban sampel
Siapkan alat dan bahan. Kemudian dimasukkan reagen R
2500 μL ke dalam tabung reaksi. Setelah itu ditambahkan 60 μL
sampel. Diinkubasi pada suhu 370C selama 4 menit 30 detik.
PEMERIKSAAN ASAM URAT DALAM SERUM

Kemudian di ukur perubahan absorban pada panjang gelombang


546 nm.
PEMERIKSAAN ASAM URAT DALAM SERUM

BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel Hasil Asam Urat
Niali absorbansi Niali asam Absorbansi
urat (mg/dl) standar
Kelompok 1 0,003 2,571

Kelompok 2 0,007 6
0,007
Kelompok 3 0,003 2,571

Kelompok4 0,011 9,429

Reaksi :

Asam urat + 2H2O + O2 Uricase allantoin + CO2 + H2O2

2H2O2+ 4 – AAP + EHSPT Peroksidase Quinoneimine + 4H2O

4.2 Pembahasan
Darah adalah cairan tubuh yang berada pada makhluk hidup,
kecuali tumbuhan. Darah berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen
yang dibutuhkan oleh tubuh. Darah juga merupakan sejenis jaringan
ikat yang sel-selnya (elemen pembentuk) tertahan dan dibawah oleh
matriks cairan (plasma). Darah lebih berat dibandingkan air dan lebih
kental. Cairan ini memiliki rasa dan bau yang khas, serta pH 7,4.(7,35-
7,45). Warna darah berfariasi dari merah terang sampai merah tua
kebiruan bergantung pada kadar oksigen yang dibawah oleh sel darah
merah. Volume darah total sekitar 5 liter pada laki-laki dewasa
berukuran rata-rata dan kurang sedikit padda perempuan dewasa.
Volume ini bervariasi sesuai ukuran tubuh dan berbanding terbalik
dengan jumlah jaringan adiposa dalam tubuh. Volume ini juga
bervariasi sesuai perubahan cairan darah dan konsentrasi
elektrolitnya.
PEMERIKSAAN ASAM URAT DALAM SERUM

Plasma merupakan bagian dalam darah yang cair namun


cenderung menggumpal karena mengandung nutrisi, hormone dan zat
pembeku darah. plasma mengandung zat yang berfungsi sebagai zat
pembeku darah. plasma darah memiliki berat 55% dari keseluruhan
volume darah. Plasma darah terdiri dari 93% air dan 7% terdiri dari sel
darah lainnya. Plasma darah ini memiliki kerapatan 1.025 kg per meter
kubik.
Serum merupakan bagian dalam darah yang tidak mengandung
zat pembekuan darah namun terdapat protein. serum mengandung
zat protein, hormone, glukosa, elektrolit, antibody, antigen dan partikel
tertentu. Zat yang ada didalam serum hampir sama dengan plasma
darah hanya saja tanpa ada faktor pembekuan darah. Sebagai
perumpaan mudahnya adalah plasma yang tidak mengandung faktor
pembeku darah disebut dengan serum.
Adapun alasan mengapa digunakan serum yaitu karena pada
serum tidak terdapat faktor pembekuan fibrinogen, dimana fibrinogen
ini terdapat pada plasma dan dapat mengakibatkan pengukuran
absorban meningkat 3-5 %. Sesuai dengan pengertiannya serum
darah adalah cairan bening yang memisah setelah darah dibekukan,
serum juga mengandung banyak protein termasuk cairan elektrolit,
antibody, antigen, hormone dan semua substansi.
Siapkan alat dan bahan. Kemudian masukkan darah kedalam
tabung sentrifuge dan sentrifuge selama kurang lebih 15 menit dengan
kecepatan 6000 rpm. Lalu ambil bagian serum darah yang berwarna
bening dan masukkan dalam tabung reaksi.
asam urat merupakan hasil akhir metabolisme zat purin yang
berasal dari sisa makanan yang kita konsumsi, pembentukan asam
urat dimulai dengan metabolisme dari DNA dan RNA menjadi
Adenosine dan Guanosin. Zat purin terdapat dalam setiap bahan
makanan yang kita konsumsi baik hewan maupun tumbuhan. Secara
alamiah purin sudah dihasilkan oleh tubuh sebesar 85%, jadi hanya 15
PEMERIKSAAN ASAM URAT DALAM SERUM

% purin yang di butuhkan dari asupan makanan. Peningkatan kadar


asam urat darah diatas normal disebut hiperurisemia. Hiperurisemia
terjadi jika kadar asam urat dalam serum pada laki-laki >7,0 mg/dl dan
pada perempuan >6,0 mg/dl. Hiperurisemia bisa terjadi karena
peningkatan metabolisme asam urat, penurunan pengeluaran asam
urat atau gabungan keduanya.
Hasil yang didapatkan dari pemeriksaan kadar asam urat untuk
sampel berturut-turut yaitu 9,429 mg/dL. Berdasarkan nilai rujukan
yaitu untuk asam urat pada perempuan yaitu 2,6 – 6,0 mg/dL,
sehingga dapat disimpulkan bahwa kadar asam urat adalah di atas
normal karena melewati range.
Adapun interpretasi dari praktikum asam urat, jika nilai asam
urat dibawah normal tidak bermakna secara klinik. Sedangkan nilai
asam urat diatas normal (hiperurisemia) akan berisiko timbulnya
arthritis gout, nefro potigout atau batu ginjal. Hiperurisemia dapat
terjadi pada leukemia, limfoma, syok, kemoterapi, metabolit asidosis
dan kegagalan fungsi ginjal yang signifikan akibat penurunan eksresi
atau peningkatan produkdsi asam urat.
Untuk obat yang dapat meningkatkan kadar asam urat darah
meliputi tiazid, salisilat (<2 g/hari), etambutol, niasin dan siklosporin.
Sedangkan obat yang dapat menurunkan kadar asam urat darah
meliputi allopurinol, probenesid, sulfi niprazon, dan salisilat (>3 g/hari).
PEMERIKSAAN ASAM URAT DALAM SERUM

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan kelompok 3
diperoleh nilai asam urat yaitu 9,429 mg/dL Dapat disimpulkan bahwa
kadar asam urat di atas normal karena melewati range. Dimana range
asam urat pada perempuan yaitu 2,6 – 6,0 mg/dL.
5.2 Saran
Sebaiknya kerjasama antar asisten dan praktikan bisa terjalin
dengan baik, agar kesalahan dalam praktikum bisa diminimalkan.
PEMERIKSAAN ASAM URAT DALAM SERUM

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2019, Penuntun Praktikum Kimia Klinik, Universitas Muslim


Indonesia, Makassar.

Ditjen POM 1979, Farmakope Indonesia Edisi Ketiga, Departemen


Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Dalimartha 2009. Resep Tumbuhan Obat untuk Asam Urat. Penebar


Swadaya, Yogyakarta.

Dipiro, J T 2009, Pharmacoterapy Handbook Seventh Edition, United


States, The McGraw-Hill Companies.

Prapti dan Tim Lentera 2005, Tanaman Obat Untuk Mengatasi Rematik
dan Asam Urat, Agromedia Pustaka, Jakarta.

Rubenstein 2008, Kedokteran Klinis Edisi Keenam, Penerbit Erlangga.


Jakarta.

Sukandar 2013, ISO Farmakoterapi, Isfi Penerbitan, Jakarta Barat.


PEMERIKSAAN ASAM URAT DALAM SERUM

LAMPIRAN

1. Skema Kerja
a. Penyiapan serum
Disiapkan alat dan bahan

Dimasukkan darah ke dalam tabung sentrifuge

Disentrifuge ± 15 menit, dengan kecepatan 5000 rpm.

Diambil serum darah

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi

b. Pengukuran absorban blanko


Disiapkan alat dan bahan

Dipipet reagen R3000 µL,


ke dalam tabung reaksi

Ditambahkan 75 µL aquades

Diinkubasi pada suhu 370C selama 5 menit

Diukur absorban pada spektrofotometer dengan


panjang gelombang 550 nm
c. Pengukuran absorban standar
Disiapkan alat dan bahan

Dipipet reagen R 3000 µL,


Ke dalam tabung reaksi
PEMERIKSAAN ASAM URAT DALAM SERUM

Ditambahkan 75 µL larutan standar

Diinkubasi pada suhu 370C selama 5 menit

Diukur absorban pada spektrofotometer dengan


panjang gelombang 550 nm
d. Pengukuran absorban sampel

Disiapkan alat dan bahan

Dipipet reagen R 3000 µL,


Di masukkan ke dalam tabung reaksi

Ditambahkan 75 µL sampel

Diinkubasi pada suhu 370C selama 5 menit

Diukur absorban pada spektrofotometer dengan


panjang gelombang 550 nm
PEMERIKSAAN ASAM URAT DALAM SERUM

2. Gambar

Sampel darah setelah


disentrifuge:
Endapan yaitu plasma darah
Supernatan yaitu serum darah

ALAT SPEKTROFOTOMETER

BLANKO

Anda mungkin juga menyukai