Anda di halaman 1dari 5

MEMBANGUN GURU PENDIDIKAN DASAR YANG UNGGUL UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN ABAD 21


Oleh : A. SYAPIE,S.Pd

Seiring begitu cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kehidupan

masyarakat pun mengalami transisi, dari masyarakat primitif menjadi masyarakat informatif,dari

masyarakat offline menuju masyarakat online. Hal ini sangat berpengaruh besar terhadap

perubahan dunia dan aspek kehidupan dalam bermasyarakat, mulai dari aspek ekonomi,

pendidikan, politik, social budaya yang terimbas oleh moda-moda informasional dan

komunikasional.

Seperti yang sudah disebutkan, perkembangan teknologi berpengaruh terhadapa dunia

pendidikan. Perkembangan ini membuat adanya perbedaan dalam berbagai aspek pendidikan

seperti cara belajar peserta didik, cara mengajar pendidik. Cara belajar peserta didik dan cara

mengajar pendidik adalah dua hal yang saling berkaitan. Dimana dengan adanya kecocokan

antara keduanya membuat ilmu yang disampaikan pendidik lebih mudah diterima oleh peserta

didik. Dalam kasus ini pendidik adalah suatu bagian penting dari keberhasilan seorang peserta

didik dalam belajar. Tetapi perkembangan zaman ini membuat pendidik harus bisa mengikuti

alur perkembangan tersebut. Seorang pendidik harus mampu mengupgrade dirinya untuk dapat

mengikuti segala perkembangan teknologi yang mau tidak mau harus dikuasai dan diaplikasikan

dalam pengajaran dikelas. Dampak dari perkembangan teknologi sekarang ini juga membuat

peserta didik sekarang sangat mahir dalam pemanfaatan berbagai teknologi, beda dengan peserta

didik beberapa tahun yang lalu yang belum mengenal internet, smartphone dan dunia online.

Pendidik merupakan elemen terpenting dalam sebuah sistem pendidikan karena pendidik

merupakn ujung tombak, proses belajar peserta didik sangat dipengaruhi oleh kualitas
pengetahuan seorang pendidik. Apalagi sejak diterapkannya kurikulum 2013, pendidik memilik

beban yang sangat besar yaitu menyiapkan dan menciptakan generasi generasi emas yang tidak

hanya memiliki pengetahuan yang banyak tetapi juga menciptakan generasi penerus yang

berkarakter dan memiliki segudang keterampilan yang dimiliki untuk mampu bersaing dengan

dunia. Pertanyaannya, sudahkah kita sebagai pendidik menyiapkan diri untuk bersaing dan

menjadi pendidik yang unggul di era digitalisasi sekarang, sudah kah kita menyiapkan diri

dengan keterampilan abad 21. Bagaimana bisa kita menyiapkan peserta didik kita untuk

memiliki keterampilan abad 21 jika kita sebagai pendidik tidak memiliki keterampilan tersebut.

Kalau kita bicara fakta, peserta didik Indonesia sangat jauh ketertinggalannya dalam bidang

pendidikan jika dibandingkan negara-negara lain. Untuk mengejar keterbelakangan pendidikan

kita di tingkat internasional, maka bangsa ini sangat memerlukan sekali pendidik yang memiliki

keterampilan abad 21 atau yang sering kita dengar dengan istilah 4C. Karena hanya dengan

pendidik yang berkualitas dan unggul dizaman digitalisasi dan informasilah yang mampu

menyiapkan dan menciptakan generasi emas yang memiliki keterampilan abad 21.

Dalam kaitannya dengan pemberlakuan Kurikulum 2013 yang mengharuskan dunia

pendidikan memperbaharui terus kurikulumnya agar tidak ketinggalan jaman. Konteks tidak

ketinggalan jaman ini merujuk kepada kebutuhan dunia pendidikan akan kurikulum yang mampu

menyesuaikan diri dengan perkembangan abad 21. Pendidik diharuskan semakin berkualitas

dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, Selain itu, pendidik juga di arahkan menggunakan

berbagai pendekatan, strategi, metode, dan model pembelajaran yang menuntut pada “student

centre learning”. Kurikulum 2013 juga mengamanatkan penerapan pendekatan saintifik (5M)

yang meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan


mengkomunikasikan. Selanjutnya integrasi literasi dan penguatan pendidikan karakter juga di

munculkan pada kurikulum 2013 untuk membentuk peserta didik yang literat dan berkarakter.

Pada kondisi Indonesia saat ini, ditengah terpuruknya pendidikan Indonesia jika kita

bandingkan dengan Negara-negara lain, disaat mulai lunturnya moral moral anak bangsa yang

dirusak oleh narkoba, dan minimnya keterampilan yang mereka miliki, itu membuat Pemerintah

Indonesia semakin khwatir apa yang akan terjadi kedepannya dengan bangsa ini. Jika semua

dibiarkan begitu saja, maka tinggal menunggu masa kehancuran bangsa Indonesia. Pemerintah

saat ini sudah mengambil langkah-langkah untuk bangkit dari keterpurukan pendidikan

Indonesia, pembelajaran abad 21 sudah di siapkan untuk memperbaiki dan menyiapkan generasi

emas. Secara sederhana Pembelajaran abad 21 diartikan sebagai pembelajaran yang memberikan

keterampilan abad 21 kepada peserta didik. Keterampilan itu mencakup 4C, disebut-sebut

sebagai “jurus sakti” untuk menaklukkan kompetisi abad 21. Adapun keterampilan 4 C bisa

dijabarkan sebagai berikut:

1. Communication (Komunikasi)

Komunikasi adalah kegiatan mentransfer informasi baik secara lisan maupun

tulisan. Tidak semua orang mampu berkomunikasi dengan baik. Terkadang ada seseorang

yang mampu menyampaikan semua informasi secara lisan dengan baik, tetapi tidak

secara tulisan atau sebaliknya. Supaya komunikasi antar manusia dapat terjalin secara

efektif, dibutuhkan teknik berkomunikasi dengan tepat. Teknik komunikasi adalah suatu

cara yang digunakan dalam menyampaikan informasi dari komunikator ke komunikan

dengan media tertentu. Diharapkan dengan mempelajari teknik ini, komunikasi akan

terjalin dengan efektif. Jadi pemerintah mengharapkan kepada seluruh pendidik untuk

mampu menciptakan peserta didik yang mampu berkomunikasi secara efektif.


2. Collaboration ( Berkolaborasi)

Pada proses pembelajaran pendidik hendaknya menciptakan situasi dimana

peserta didik dapat berguru bersama-sama/berkelompok (team work) , sehingga akan

tercipta suasana demokratis dimana siswa dapat berguru menghargai perbedaan

pendapat , menyadari kesalahan yang dia buat , serta dapat memupuk rasa tanggung

jawab dalam mengerjakan tangung jawab yang diberikan. Selain itu , dalam situasi ini

peserta didik akan berguru perihal kerjasama tim , kepemimpinan , ketaatan pada

otoritas , dan fleksibilitas dalam lingkungan. Hal ini akan mempersiapkan peserta didik

dalam menghadapi dunia kerja dimasa yang akan datang.

3. Critical thinking and Problem solving ( berpikir kritis)

Proses pembelajaran hendaknya membuat peserta dapat berpikir kritis dengan

menghubungkan pembelajaran dengan masalah-masalah kontekstual yang ada dalam

kehidupan sehari-hari. Kedekatan dengan situasi yang real yang dialami oleh peserta

didik ini akan membuat mereka menyadari pentingnya pembelajaran tersebut sehingga

mereka akan menggunakan kemampuan yang diperolehnya untuk menyelesaikan

permasalahan-permasalahan yang dihadapinya. Critical thinking dimaknai juga

kemampuan menalar, memahami, dan membuat pilihan yang rumit, menyusun,

menganalisis, membuat kesimpulan dalam rangka penyelesaian terhadap sebuah masalah.

Terkait hal ini, Pemerintah sudah mengarahkan kepada para pendidik untuk menciptkan

generasi muda yang kritis dan mampu memecahkan permasalahan, yakni dengan cara
pembiasaan pembelajaran HOTS (higher order thinking skill) yang sudah tercakup dalam

kurikulum 2013.

4. Creativity and Innovation (kreativitas dan inovasi)

Proses pembelajaran harus menciptakan kondisi dimana peserta didik dapat

berkreasi dan berinovasi , bukannya didikte dan diintimidasi oleh pendidik. Pendidik

hendaknya selalu menjadi fasilitator dalam menampung hasil kreastivitas dan inovasi

yang dikembangkan oleh siswa. Pada Kurikulum 2013, ada banyak metode dan model

pembelajaran serta materi yang dapat digunakan oleh pendidik dalam rangka

menciptakan pembelajaran yang dapat memancing dan memunculkan kreativitas dan

inovasi peserta didik.

Pentingnya penguasaan 4C sebagai sarana meraih kesuksesan , khususnya di Abad 21 ,

kurun di mana dunia berkembang dengan sangat cepat dan dinamis. Penguasaan keterampilan

kurun 21 sangat penting , 4 C adalah jenis softskill yang pada implementasi keseharian , jauh

lebih bermanfaat ketimbang sekadar pengusaan hardskill. Oleh karena itu pendidik yang menjadi

ujung tombak pendidikan sangat penting sekali memiliki semua keterampilan abad 21 supaya

bisa menjadi pendidik yang unggul, professional dan beprestasi yang dapat menciptakan generasi

emas dan dapat bersaing dengan dunia internasional.

Anda mungkin juga menyukai