Bab 3
Bab 3
TEORI DASAR
3.1.1. Gathering Station (GS) atau Stasiun Pengumpul (SP) dan Test
Unit
Stasiun Pengumpul dan Test Unit (stasiun pengumpul
sementara) merupakan tempat pengumpulan minyak dan gas yang
diproduksi dari beberapa sumur produksi. Sumur - sumur produksi
dibagi berdasarkan jaraknya untuk mengalirkan fluida ke setiap
stasiun pengumpul. Berikut ini merupakan peralatan yang ada di
stasiun pengumpul :
a. Manifold
Manifold adalah sekumpulan valve yang dideretkan untuk
mengatur aliran masuk ke header dan separator yang
dikehendaki. Manifold dikelompokan berdasarkan tekanan
sumur (pwh) menjadi tiga yaitu LP (Low Pressure), MP
(Medium Pressure) dan HP (High Pressure). Ada 2 macam
manifold :
Production manifold
Test manifold
b. Header
20
Merupakan pipa berukuran lebih besar dari flowline yang
berfungsi untuk menyatukan fluida produksi dari
sumber - sumber produksi dan mengalirkannya ke fasillitas
pemisah. Ada dua jenis header yaitu :
Header gabungan atau grup, merupakan header yang
bertujuan untuk mengumpulkan minyak dari berbagai
sumur produksi langsung menuju fasilitas pemisah lalu
menuju tangki gabungan tanpa melalui test.
Header Test, merupakan header yang bertujuan untuk
mengumpulkan minyak dari salah satu sumur produksi
untuk di test rate produksinya. Dari header test nantinya
menuju separator test dan tank test untuk mengetahui
produksi sumur dalam sehari.
c. Separator
Pemisahan gas yang terlarut pada cairan biasanya
dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut dengan
separator minyak dan gas. Separator dapat di definisikan sebagai
tabung bertekanan dan bertemperatur tertentu yang digunakan
untuk memisahkan fluida produksi ke dalam fasa cairan dan fasa
gas. Separator dibagi menjadi tiga berdasarkan bentuknya yaitu
separator horizontal, separator vertikal dan separator bulat.
Fungsi utama separator :
Unit pemisahan utama cairan dan gas.
Melanjutkan proses dengan memisahkan kemungkinan
pelepasan gas dari cairan.
Untuk mengontrol penghentian kemungkinan pelepasan
gas dari cairan.
21
Pada separator terdapat LCV (Liquid Control Valve) yang
berfungsi untuk menjaga liquid level. LCV sendiri digerakan
oleh alat bernama LLC (Liquid Level Control).
d. Gas Scrubber
Gas yang sudah dipisahkan dari fasa liquid di separator,
kemudian kembali di filter di gas scrubber. Gas scrubber
digunakan untuk meyakinkan bahwa gas tidak mengandung
material atau liquid yang dapat merusak peralatan, sehingga
scrubber harus dipasang untuk melindungi peralatan produksi
lain yang akan dilalui / menggunakan gas produksi.
Kegunaan dari scrubber adalah membersihkan gas yang
akan digunakan untuk :
Bahan bakar pompa, generator dan mesin - mesin
Power Plant untuk menghasilkan listrik
Gas scrubber ini terdiri dari tipe vertical. Gas yang sudah
di filter kembali pada gas scrubber, kemudian disalurkan ke Gas
Kompressor untuk menghasilkan gas yang bertekanan tinggi
sehingga dapat disalurkan sesuai kebutuhan, baik sebagai gas
injeksi pada gas lift maupun sebagai pembangkit listrik.
e. Tanki Tampung
22
Bak Oil Catcher merupakan wadah atau tempat yang
berfungsi menangkap atau mengumpulkan fluida atau minyak
yang terikut dengan air pada saat proses drain air dari tangki
penampung produksi atau scrubber.
g. Pompa
Pompa merupakan alat untuk mentransfer minyak dari
stasiun pengumpul menuju MGS, selain itu pompa juga dapat
digunakan untuk menginjeksikan kembali air formasi ke
reservoir.
h. Tanki Test
Merupakan tanki untuk menampung minyak dari sumur
produksi yang di test rate produksinya.
23
air. Pada tanki FWKO proses yang dilakukan sangat sederhana
dimana pemisahan dilakukan berdasarkan massa jenis fluida (metode
Setling), minyak yang berada diatas air akan dialirkan ke tanki
tampung melalui sebuah pipa yang berada pada posisi / ketinggian
tertentu dan air akan mengalir kedalam tangki air melalui pipa yang
berada di dasar tanki, setelah itu air formasi ini akan dialirkan ke nut
shell filter lalu kemudian ke tanki clean water dan kemudian di
injeksikan ke sumur injeksi dengan menggunakan pompa injeksi.
Berikut ini merupakan asset yang terdapat di MGS :
a. Tanki FWKO
Tanki FWKO berguna untuk memisahkan kandungan
minyak dari air dengan metode Settling, metode ini bekerja
dengan prinsip perbedaan densitas dan pengendapan secara
gravitasi sehingga perbedaan densitas dari minyak dan air akan
membuat air mengendap dan keluar dari minyak, tanki yang
menjadi tanki FWKO adalah tanki 3 .
b. Tanki Tampung
Merupakan tanki penampungan yang digunakan untuk
menampung minyak yang telah siap dikirim ke Loading
Terminal untuk dikapalkan, tanki tampung diberi nomor 1 dan 2.
c. WIP
Merupakan tempat penampungan air dari pemisahan
minyak, yang nantinya akan diinjeksikan melalui sumur injeksi,
tanki WIP diberi nomor 4 dan 5.
24
Shell Filter menggunakan “pecan” sebagai media untuk
memfilter kandunyan minyak yang masih terkandung didalam
air setelah melalui tangki FWKO. Terdapat 3 unit tanki Nut
Shell Filter pada MGS dengan kapasitas sebesar 2000 m3/ 12586
bbl/day setiap tanki.
e. Pompa Injeksi
Pada MGS terdapat 5 pompa injeksi yaitu 5 unit pompa
sentrifugal untuk memompakan air dari tanki air bersih menuju
GS 1, GS 2, GS 3 menuju sumur pressure maintenance yang
berada disekitar MGS Pompa sentrifugal yang digunakan untuk
memompakan air ke sumur sumur pressure maintenance
memiliki kapasitas pompa sebesar 15000 bbl/day per-pompa.
25
tidak jauh berbeda dengan peralatan di MGS, berikut merupakan
peralatan yang terdapat di loading terminal :
a. Tangki Tampung
Merupakan tanki penampungan yang digunakan untuk
menampung minyak yang telah siap dikirim ke Tanker.
b. Oil Catcher
Merupakan wadah atau tempat yang berfungsi menangkap
atau mengumpulkan fluida atau minyak yang terikut dengan air
pada saat proses drain air dari tanki tampung. Tempat ini juga
sebagai penampung fluida yang diproduksi dari tiap – tiap
sumur yang dialirkan ke tanki setempat, sehingga
pengambilannya dilakukan dengan Road Tanker.
c. Sludge Pond
Merupakan salah satu fasilitas pengolahan limbah
sehingga tidak merusak lingkungan sekitar. Air dan lumpur
yang ikut terproduksikan dengan minyak dialirkan melalui
saluran air ke dalam sludge pond ini untuk di lakukan
pemisahan antara air, minyak dan dan lumpur. Setelah dari
fasilitas ini air lalu diinjeksikan ke dalam sumur kembali.
d. Pompa Transfer
Merupakan pompa yang digunakan untuk mentransfer
minyak dari tangki tampung (loading terminal) ke tanker.
3.1.5 Pengapalan
26
Storage dan tinggi cairan telah memenuhi standar dan telah diperiksa
oleh SKK MIGAS. Pengapalan merupakan kegiatan akhir dari
Operasi Produksi minyak, setelah pengapalan minyak dikirim ke
tempat pengolahan yang dalam hal ini Bunyu Field akan mengirim ke
PERTAMINA RU V Balikpapan untuk kemudian diolah menjadi
Bensin, minyak tanah, solar dan lain - lain.
a. Primary Cementing
Pada primary cementing, penyemenan casing pada dinding lubang
sumur dipengaruhi oleh jenis casing yang akan disemen. Berikut
pengaruh penyemenan terhadap jenis casing :
27
Penyemenan Conductor Casing
b. Secondary Cementing
Setelah operasi khusus semen dilakukan, seperti Cement Bond
Logging (CBL) dan Variable Density Logging (VDL), kemudian
28
didapati kurang sempurnanya atau ada kerusakan pada primary
cementing, maka dilakukanlah secondary cementing. Secondary
cementing dilakukan juga apabila pengeboran gagal mendapatkan
minyak dan menutup kembali zona produksi yang diperforasi.
Secondary cementing dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Squeeze
cementing, Re-cementing dan Plug-back cementing :
Plug Cementing
Plug Cementing merupakan proses penyemanan penempatan semen
slurry ke dalam sumur dengan tujuan agar tercipta solid seal atau
plug.
.
Gambar 3.1. Plug Cementing.
29
Squeeze Cementing
Squeeze Cementing merupakan proses penyemenan dimana bubur
semen atau slurry ditekan sampai tekanan tertentu pada suatu sumur
minyak atau gas.
Re-Cementing
Re-Cementing merupakan proses penyemenan ulang guna untuk
memperbaiki ikatan semen di belakang casing (bonding).
30
Fungsi dari penyemenan ini sangatlah penting, karena keberhasilan dari
hasil penyemenan berpengaruh terhadap proses produksi fluida
hidrokarbon. Oleh karena itu, perlu adanya evaluasi hasil penyemenan agar
kelak saat produksi telah dilaksanakan lubang sumur tidak mengalami
permasalahan, seperti casing yang bocor, terkontaminasinya fluida
pemboran dengan formasi dan lain sebagainya. Hasil evaluasi tersebut
dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan perlu atau tidaknya tindakan
remedial cementing (Yazid, 2015).
3.3.1. Perforasi
31
semen dan formasi sehingga terjadi komunikasi antara formasi dengan
sumur yang mengakibatkan fluida formasi dapat mengalir ke dalam
sumur. Adapun kondisi kerja perforasi diantaranya yaitu :
a. Conventional Overbalance
Komplesi multizone
Komplesi cased hole
Komplesi dengan menggunakan liner
Komplesi pada casing intermediate
b. Conventional Underbalance
Kondisi kerja perforasi underbalance merupakan kondisi
kerja dimana tekanan hidrostatik lumpur komplesi (PH) lebih
kecil dibandingkan dengan tekanan formasi (PF). Cara ini sangat
cocok digunakan untuk formasi yang lebih sensitive / reaktif dan
umumnya lebih baik dibandingkan dengan overbalance, karena:
Tidak terjadi loss circulation karena PH lebih kecil dari
PF.
Clean up lebih cepat dan efektif.
a. Shape Charge
32
Shape Charge merupakan tempat bahan peledak diletakkan di
sepanjang rangkaian gun.
b. Prima Cord
Prima Cord merupakan kabel yang saling menghubungkan
antara shape charge yang terpasang.
c. Detonator
Detonator merupakan pemicu ledakan yang di hubungkan
dengan prima cord yang di aliri dengan arus listrik.
Jenis – jenis gun yang dipakai di Lapangan Bunyu, yaitu Enerjet dan
HSD (High Shoot Density).
a. Enerjet
33
Enerjet merupakan perforasi yang dilakukan saat kondisi
sumur Underbalance, dimana tekanan di formasi lebih tinggi
dari tekanan sumur, sehingga fluida bisa mengalir setelah di
lakukan perforasi.
34
Setelah On Depth, gun diledakkan melalui detonator yang
dikendalikan dari mobil kontrol. Dengan indikasi saat dilakukan
peledakkan tension wireline menurun secara tiba – tiba yang
berarti gun telah berhasil meledak. Setelah meledak, gun akan
ditarik kembali secara perlahan melalui tubing hingga sampai ke
permukaan. Kemudian dilakukan pengecekan pada stripes gun
guna mengetahui shape charge berhasil meledak sepenuhnya.
35
Perforasi Produksi
Perforasi Produksi merupakan perforasi yang dilakukan
untuk membuka zona prduktif.
Perforasi perbaikan bonding
Perforasi perbaikan bonding merupakan proses yang
dilakukan dengan melubangi casing dan semen guna
memperbaiki ikatan semen dibelakang casing.
3. FSBHP/SFBHP
36
Merupakan kombinasi dari FBHP dan SBHP, untuk FSBHP mula-
mula sumur dibiarkan mengalir dan dilakukan pengujian tekanan
(FBHP), setelah selesai sumur ditutup lalu dilakukan pengujian
tekanan dengan metode SBHP. Sedangkan untuk SFBHP hanyalah
kebalikan dari FSBHP.
a) Truck
Berfungsi sebagai control room, tempat dudukan drum, serta media
mobilisasi dari peralatan BHP test
b) Drum
Berfungsi sebagai tempat menggulung slight line
c) Slight line
Sebuah kabel yang berfungsi sebagai penghubung antara peralatan bawah
permukaan dengan peralatan di permukaan
d) Tension meter
Peralatan yang berfungsi untuk menghitung tegangan pada slight line
e) Lubricator
Lubricator adalah peralatan permukaan yang digunakan untuk
memberikan jalan masuk bagi peralatan BHP test kedalam lubang sumur
melalui well head, dengan adanya lubricator fluida sumur tidak akan
tumpah keluar dari wellhead ketika peralatan BHP test dimasukan.
f) Sinker
Sebuah besi yang digunakan untuk melakukan pengecekan keadaan
sumur
g) Electronic Memory Recorder (EMR)
Peralatan bawah permukaan yang berfungsi untuk mengukur nilai dari
tekanan serta temperatur didalam lubang sumur.
37
3.5 Sonolog
38
tersebut dapat berasal dari sumur gas yang masih memiliki tekanan tinggi,
atau dari sistem kompresi gas dengan menggunakan kompresor.
Performa sebuah sumur gas lift sangat dipengaruhi oleh dua
parameter penting yaitu kedalaman titik injeksi dan laju aliran gas yang
diinjeksikan. Kedua parameter tersebut pada umumnya merupakan hasil
perhitungan dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti performa
reservoir, ketersediaan gas injeksi, tekanan kerja gas injeksi, kemiringan
sumur, dsb.
Secara garis besar, komponen utama dari suatu system gas lift dapat
dikelompokkan ke dalam surface equipment dan downhole equipment.
Peralatan atas permukaan meliputi sumber gas tekanan tinggi, pipa saluran
gas injeksi, dan meter pengukur laju aliran gas injeksi. Sedangkan peralatan
bawah permukaan dalam sumur meliputi satu atau beberapa gas lift mandrel
dan katup gas lift yang dipasang dalam mandrel.
39
dicairan, disambung dengan tubing dan motornya dihubungkan dengan
kabel ke permukaan yaitu switcboard dan transformator.
Pompa ESP terdiri dari pompa sentrifugal bertingkat banyak berputar 3,475
– 3,500 RPM, 60 Hz dengan motor listrik induksi sinkron kutub 3 fase,
berbentuk sangkar, instalasi ESP dapat dilihat pada Gambar 3.6. Pompa ESP
biasanya dipakai untuk laju produksi 200 – 2,500 STB/day, walaupun dapat
juga digunakan untuk produksi sampai 95,000 STB/day. Pompa ESP
umumnya digunakan pada sumur miring di daerah lepas pantai. Didaratan
hanya digunakan untuk laju produksi tinggi yaitu di atas 2,000 STB/day.
40