LEMBARAN PENGESAHAN
Tanggal Pemeriksaan :
1. .......................................................................
2. .......................................................................
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
berjudul Pengukuran Sifat Fisik Air Laut Di Kawasann Pantai Pulau Maitara
Maluku Utara.
Dengan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu baik secara material dan
spiritual.
Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Penulis berharap semoga laporan ini dapat berguna bagi kita semua dan dapat
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
LEMBARAN PENGESAHAN............................................................. i
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................... 3
1.3 Manfaat ................................................................................. 3
iii
4.2.3 Arus ............................................................................. 24
4.3 Pembahasan ........................................................................... 13
4.3.1 Pasang Surut ................................................................ 13
4.3.2 Gelombang ................................................................. 13
4.3.3 Arus ............................................................................. 24
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan............................................................................ 20
5.2 Saran ..................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 22
LAMPIRAN ........................................................................................... 24
iv
DAFTAR TABEL
Mollusca ................................................................................... 12
v
DAFTAR GAMBAR
vi
I. PENDAHULUAN
selat maitara . pantai maitara juga merupakan pantai yang indah memiliki pasir
putih, di bibir pantai terdapat pepohonan yang masih asri di sepanjang pantai.
Daerah ini dijadikan sebagai tempat permukiman dan tempat wisata bagi
pendukung salah satunya yaitu parameter oseanografi fisika yang ada di pantai
maitara. Djikstra (2008) menjelaskan bahwa arus, pasang surut dan gelombang
pengaruh terhadap wilayah pesisir dan laut. Sehingga perlu didukung informasi
tentang pola arus, pasang surut dan gelombang sebagai informasi untuk
Secara sederhana aruus dapat diartikan sebagai sirkulasi massa air dari satu
tempat ke tempat lain (Trujillo dan Thurman, 2008). pasang surut merupakan
gerak fluktuasi massa air secara periodik dan harmonik , yang disebabkan oleh
benda-benda langit teruama matahari dan bulan terhadap bumi ( Park, 2006).
Gelombang laut adalah pergerakan naik dan turunnya air laut dengan arah
tegak lurus permukaan air laut yang membentuk kurva atau grafik sinusodial.
Gelombang laut timbul karena adanya gaya pembangkit yang bekerj pada
permukaan laut.
1
1.2.Tujuan
penggunaan alat ukur ini dalam menentukan arus laut khususnya pada
lapisan permukaan
1.3. Manfaat
mengetahui secara langsung parameter fisika air laut (suhu, salinitas, dan
kecerahan) serta dinamika laut melalui pasang surut, arus, dan gelombang.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
turunnya muka laut secara berkala akibat adanya gaya tarik benda-benda angkasa
terutama matahari dan bulan terhadap massa air di bumi. Sedangkan menurut
Dronkers (1964) pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik
turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya
gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh
matahari, bumi dan bulan. Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan
Ada dua macam pasang surut, yaitu pasang purnama dan pasang perbani.
Pada kedua tanggal tersebut posisi bumi-bulan matahari berada pada satu
b. Pasang Perbani, yaitu peristiwa terjadinya pasang naik dan pasang surut
terendah (kecil). Pasang kecil ini terjadi pada tanggal 7 dan 21 kalender
membentuk susut 90°. Gaya tarik bulan dan matahari terhadap bumi
3
berlawanan arah sehingga kekuatannya menjadi berkurang (saling
melemahkan).
pasang surut yang meliputi ATT (Air Tinggi Tertinggi), ART (Air Rendah
dalam penentuan tipe pasang surut yang dikenal dengan Bilangan Formzahl
Tipe pasang surut ditentukan oleh frekuensi air pasang dengan surut
setiap harinya. Hal ini disebabkan karena perbedaan respon setiap lokasi terhadap
gaya pembangkit pasang surut. Jika suatu perairan mengalami satu kali pasang
dan satu kali surut dalam satu hari, maka kawasan tersebut dikatakan bertipe pasut
a. Semudiurnal Tide
jika terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari, maka tipe
b. Mixed Tides
Tipe pasut lainnya merupakan peralihan antara tipe tunggal dan ganda
disebut dengan tipe campuran (mixed tides) dan tipe pasut ini digolongkan
4
2.1.3. Manfaat Mempelajari Pasang Surut
penghidupannya pada laut telah mengobservasi pasang dan arus pasang surut
ilmu praktek dalam banyak cara bagi keuntungan mereka. Sebagai contoh,
menggunakan alat dan metode pengukuran pasut yaitu (1) Tide Staff; (2) Tide
a. Tide Staff
Tide Staff berupa papan yang telah diberi skala dalam meter atau
lapangan. Tide Staff (papan Pasut) merupakan alat pengukur pasut paling
laut atau tinggi gelombang air laut. Bahan yang digunakan biasanya
terbuat dari kayu, alumunium atau bahan lain yang di cat anti karat.
5
b. Tide gauge
secara mekanik dan otomatis. Alat ini memiliki sensor yang dapat
dalam komputer. Tide gauge terdiri dari dua jenis yaitu Floating tide gauge
c. Satelit
Alat ini biasanya digunakan untuk pengukuran pasut dalam skala yang
luas.
Gelombang dikenal sebagai pergerakan naik dan turunnya air dengan arah
Ada tiga gaya pembangkit yang menjadi faktor penyebab gelombang. Gaya
pembangkit tersebut antara lain wind waves, forced waves dan free waves.
a. Wind waves
Wind waves yang terjadi dipengaruhi oleh angin. Lamanya angin bertiup,
kecepatan angin, dan jarak tempuh angin dari arah pembangkit gelombang
6
b. Forced Waves
c. Free Waves
d. Transfer Energi
udara ke massa air. Prinsip dasar terjadinya gelombang laut yaitu, jika ada
satu sama lain maka pada bidang gerakannya akan berbeda (Sasmono
2008).
laut
7
1) Klasifikasi berdasarkan perbandingan kedalaman perairan dan panjang
Gelombang transisi
0 – 0.2 Cm Ripples
8
a. Gelombang pembentuk pantai,
rambat yang besar (sangat tinggi). Air yang kembali berputar mempunyai
beberapa istilah penting yang perlu diketahui lebih dahulu. Pengetahuan tersebut
(Gambar 1) :
4. Panjang gelombang ( baca Lamda) : jarak mendatar antara dua puncak atau
9
5. Kecepatan gelombang (C) : yaitu jarak yang ditempuh oleh puncak
meter/detik (m/s)
Arus merupakan gerakan horizontal atau vertikal dari massa air menuju
kestabilan yang terjadi secara terus menerus. Gerakan yang terjadi merupakan
hasil resultan dari berbagai macam gaya yang bekerja pada permukaan, kolom,
dan dasar perairan. Hasil dari gerakan massa air adalah vector yang mempunyai
Arus laut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti gaya pasut,
angin, perbedaan suhu, salinitas dan tekanan air laut, serta bentuk topografi dasar
kedalaman perairan.
10
Menurut Gross (1990), terjadinya arus di lautan disebabkan oleh dua
b. Faktor eksternal seperti gaya tarik matahari dan bulan yang dipengaruhi
oleh tahanan dasar laut dan gaya coriolis, perbedaan tekanan udara, gaya
a. Berdasar Gaya
- Arus yang dipengaruhi oleh pola Gerakan Angin (Wind driven current)
- Arus Ekman
- Arus termohaline
- Arus geostropik
b. Berdasar Kedalaman
Lintas Indonesia), arus ini merupakan pergerakan massa air dari samudra
Gerakan massa air di laut dapat diketahui dengan tiga cara, yakni :
11
a. melakukan pengukuran langsung di laut
Metode Euler.
- Metode Euler adalah Pengukuran arus yang dilakukan pada satu titik
tetap pada kurun waktu tertentu. (Alat: Current Meter, Floater Current
c. model hidrodinamik.
12
III. METODOLOGI PRAKTEK
Maitara Kecamatan Tidore Utara Kota Tidore Kepulauan yang dilakukan pada
hari jumat-sabtu, 04-05 Mei 2018. Lokasi praktikum dapat dilihat pada gambar.
Oseanografi yaitu :
13
No. Nama Kegunaan
Bahan
1 Tali Untuk Memetakan area pengukuran
2 Aqua Untuk membersihkan alat-alat praktikum
3 Kertas Hvs Sebagai pencatat hasil praktek
1. Saat pasang tertinggi, alat ukur tidak terendam air dan pada surut terendah
masih tergenang oleh air. Untuk itu, sebaiknya pemasangan alat ukur ini
4. Dipasang pada daerah yang terlindung dan pada tempat yang mudah untuk
14
6. Dekat dengan bench mark atau titik referensi lain yang ada sehingga data
8. Tempat didirikannya papan harus dibuat pengaman dari arus dan sampah
dilakukan pada saat periode bulan purnama atau bulan baru. Hal ini
3) Tinggi muka air laut (pasut) diperoleh dengan melihat tinggi air yang
terlihat pada tiang ukur (palem pasut) dalam satuan desimeter (dm),
dimana 1 dm = 10 cm
4) Untuk mendapatkan nilai pasang surut yang terdapat pada tiang ukur, jika
kondisi perairannya tenang, anda bisa langsung mencatat tinggi air yang
ditunjukkan oleh nilai yang tertera pada tiang ukur. Tetapi jika perairannya
tinggi air pada saat puncak gelombang dan tinggi air pada lembah
15
3.4. Analisis Data
Setelah mendapatkan hasil dari pengamatan pasang surut, maka anda diwajibkan
untuk menganalisis beberapa nilai penting dari karakter pasut yang meliputi
MSL, Air tertinggi saat pasang, air terendah saat surut, tunggang air, serta tipe
pasutnya.
MSL
n
n
Dimana :
N = jumlah data
16
b) Air Tinggi (AT)
Yaitu kedudukan paras muka laut yang tertinggi sewaktu mengalami
pasang naik
Tunggangair AT AR
e) Tipe Pasut
Tipe pasang surut dalam kegiatan praktek ini diperoleh secara deskriptif
dari grafik pasang surut yang dibuat berdasarkan data hasil pengukuran. Jadi,
dari data yang ada terlebih dulu anda harus memplotkan ke dalam grafik
dengan cara :
3.4.2. Gelombang
Ilahude (1999) menyatakan bahwa dalam mempelajari gelombang terdapat
beberapa istilah penting yang perlu diketahui lebih dahulu. Pengetahuan tersebut
agar menghindari kesalahan persepsi dalam mengenali ciri-ciri gelombang.
Adapun istilah-istilah yang berkenaan dengan paramater gelombang antara lain
(Gambar 1) :
17
8. Amplitudo gelombang (A) : jarak setengah (1/2) dari tinggi gelombang
yang biasanya dinyatakan dalam satuan meter (m)
9. Periode gelombang (T) : waktu yang diperlukan oleh dua puncak
gelombang untuk melewati suatu titik tertentu (titik pengamatan) dengan
satuan detik (s)
10. Panjang gelombang ( baca Lamda) : jarak mendatar antara dua puncak atau
lembah gelombang dengan satuan meter (m)
11. Kecepatan gelombang (C) : yaitu jarak yang ditempuh oleh puncak
gelombang dalam satu satuan waktu. Kecepatan ini mempunyai satuan
meter/detik (m/s)
12. Frekuensi gelombang (f) : jumlah gelombang yang melewati satu titik
pengamatan pada periode waktu tertentu.
3.4.3. Arus
18
Setelah alat ini bergerak hingga tali yang panjangnya 5 meter tadi
meregang, maka stopwatch dimatikan dan dicatat waktunya (fungsi T).
Dengan prosedur yang sama, pengamatan arus ini dilakukan
sebanyak 3 kali ulangan pada setiap jam pengamatan.
Dengan menggunakan rumus sederhana, maka kecepatan arus
dapat dihitung dengan persamaan V = S/t.
Arah arus ditentukan dengan menggunakan kompas, yaitu dengan
membidik arah pergerakan alat.
19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pulau Maitara terletak di antara pulau Tidore dan Selatan Ternate, atau
lebih tepatnya berada di kota Tidore Kepulauan. Pulau Maitara diabadikan di uang
kertas 1000, memiliki luas Pulau ±2821 km². dengan panjang garis pantai ±6336
km. pulau maitara didominasi pantai berpasir putih dan terhampar didepannya
4.2. Hasil
20
21:00 WIT 15.4 15.2 15.3
22:00 WIT 14.9 14.4 14.65
23:00 WIT 13.2 12.8 13
00:00 WIT 11.5 10.9 11.2
01:00 WIT 9.8 8.9 9.35
02:00 WIT 9.2 8.8 9
03:00 WIT 10.5 10.3 10. 4
04:00 WIT 10.9 10.3 10. 6
05:00 WIT 13 10 11. 5
06:00 WIT 16 11 13. 5
07:00 WIT 17.8 17.4 17. 6
08:00 WIT 19 18.7 18.85
09:00 WIT 19.2 18.7 18. 95
10:00 WIT 18.2 17.7 17. 95
11:00 WIT 16.3 15.8 16. 05
12:00 WIT 13.9 13.5 13.7
13:00 WIT 12.3 11.5 11.9
4.2.2. Gelombang
21
07:00 WIT 17.8 17.4 0.4 4.89 2.50 3.22 41 39 46 38°
08:00 WIT 19 18.7 0.3 2.46 2.43 3.68 44 43 45 340°
09:00 WIT 19.2 18.7 0.5 8.23 4.07 2.73 22 30 20 340°
10:00 WIT 18.2 17.7 0.5 3.90 1.72 1.73 30 33 33 139°
11:00 WIT 16.3 15.8 0.5 3.51 1.86 3.04 35 29 34 160°
12:00 WIT 13.9 13.5 0.4 3.1 2.5 2.4 43 39 41 178°
13:00 WIT 12.3 11.5 0.8 1.6 3.2 2.2 34 35 33 169°
4.2.3. Arus
22
WIT
09:00 160° 11.71 3m 13 m
WIT
10:00 160° 16.37 3m 15 m
WIT
11:00 138° 10.03 3m 23 m
WIT
12:00 130° 6.1 3m 20 m
WIT
13:00 59° 17.9 3m 27 m
WIT
4.3. Pembahasan
Pasut
18.95
18.85
20 17.6 17.95
18 15.3 16.05
16 14.55 14.65 13.7
13.35 13 13.5
14 11.7 11.2 11.5 11.9
10.410.6
Rata -rata
12 9.85
9.05 9.35 9
10 8.15
8
6
4
2
0
15.00 WIT
14:00 WIT
16:00 WIT
17:00 WIT
18:00 WIT
19:00 WIT
20:00 WIT
21:00 WIT
22:00 WIT
23:00 WIT
00:00 WIT
01:00 WIT
02:00 WIT
03:00 WIT
04:00 WIT
05:00 WIT
06:00 WIT
07:00 WIT
08:00 WIT
09:00 WIT
10:00 WIT
11:00 WIT
12:00 WIT
Waktu
4.3.2. Gelombang
4.3.3. Arus
23
24
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
25
DAFTAR PUSTAKA
26
Lampiran Dokumentasi
27
Gambar Pengambilan Filum Echinodhermata, Crustacea, dan Mollusca
28