Anda di halaman 1dari 7

AGROINTEK Volume 6, No.

2 Agustus 2012 105

SIKAP MURID DAN PENJUAL MAKANAN JAJANAN TENTANG HIGIENE


DAN SANITASI MAKANAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI KELURAHAN
RONGTENGAH KECAMATAN SAMPANG

Sisca Yanuar Ningtyas, Cahyo Indarto dan Banun Diyah Probowati


Program Studi Teknologi Industri Pertanian Faperta UTM
Korespondensi : Jl.Raya Telang PO Box 2 Kamal-Bangkalan, Email : cahyo_trunojoyo@yahoo.co.id

ABSTRACT

Snack foods plays a fairly important role in providing energy and nutritional intake
for children of school age. Contributions to the consumption of snack foods of school age
accounted for 5.5% and 4.2% protein energy. Snack foods in addition to having these
advantages, hawker food was still risk to health because treatment is often not possible hygienic
snack food contaminated by toxic microbes. The purpose of this study was to determine the
attitudes of students and snack food vendors on hygiene and sanitation in the. This type of
research being a descriptive study sites at the Rongtengah Elementary School, Sampang
District. The population in this study were elementary school students grades 4, 5 and 6 dengan
sample size 77 children of elementary school students and the number of sample snack food
vendors totaling 10 people. Survey results revealed that the attitudes of elementary school
students about hygiene and sanitation individuals included in either category at 71.43%, while
the attitude of snack food vendors on food hygiene and sanitation, including the category of
being as much as 80%.
Keyword : attitudes of student, hygiene and sanitation and snack foods
PENDAHULUAN yang dilarang atau tidak oleh pemerintah.
Tingkat kesehatan seseorang yang Pedagang umumnya menggunakan BTP yang
dipengaruhi oleh keadaan gizi merupakan mudah didapat, murah dan dapat memberikan
salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas penampilan makanan yang menarik tanpa
manusia. Peningkatan kualitas hidup manusia mencari tahu apakah itu dapat BTP tersebut
perlu didukung oleh penyediaan pangan yang dapat membahayakan bagi kesehatan. Selain
memadai, baik kualitas maupun kuantitas. itu makanan jajanan yang dijajakan umumnya
Pangan merupakan kebutuhan pokok dan tidak dipersiapkan dengan baik dan bersih.
sumber utama bagi kehidupan manusia, Berdasarkan kondisi seperti tersebut
namun makanan yang tidak dikelola dengan di atas, yaitu permasalahan kurangnya higiene
baik justru akan menjadi media yang sangat dan individu murid dan penjual makanan
efektif dalam penularan beberapa penyakit jajanan maka hal ini menarik untuk digunakan
(Anonimous, 1999). sebagai obyek penelitian. Berdasarkan hal
Menurut penelitian Balai Penelitian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian
dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI dengan judul “Sikap murid dan penjual
(1991), 93% anak sekolah dasar tidak sempat makanan jajanan tentang higiene dan sanitasi
sarapan. Situasi seperti ini disebabkan oleh makanan di sekolah dasar negeri Kelurahan
beberapa hal antara lain terbatasnya waktu Rongtengah Kecamatan Sampang”
yang tersedia dipagi hari, orang tua yang tidak Penelitian ini bertujuan untuk
sempat menyediakan makanan atau anak yang mengetahui sikap murid dan penjual makanan
tidak berselera untuk sarapan. jajanan tentang higiene dan sanitasi makanan
Menurut Februhartanty (2004) dari di Sekolah Dasar Negeri Kelurahan
hasil wawancara terhadap pedagang makanan Rongtengah Kecamatan Sampang.
jajanan menunjukkan bahwa para pedagang
tidak mengetahui apakah BTP (Bahan
Tambahan Pangan) yang digunakan adalah
106 Sikap murid dan penjual makanan jajanan...(Sisca Y, dkk)

METODE PENELITIAN Tabel 2. Jumlah sampel pada masing-masing


sekolah
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Jumlah Sampel
Sekolah Dasar Negeri yang ada di Kelurahan
Rongtengah Kecamatan Sampang, yaitu: SDN SDN Rongtengah 1 31 siswa
Rongtengah 1 Sampang, SDN Rongtengah 2 SDN Rongtengah 2 25 siswa
Sampang, dan SDN Rongtengah 3 Sampang. SDN Rongtengah 3 21 siswa
Peneltian ini dilaksanakan pada bulan Jumlah Total 77 siswa
November sampai Desember 2011.
Tabel 3. Jumlah Sampel per Kelas
Sampel Kelas (siswa)
Siswa Sekolah Dasar SDN Total
4 5 6
Pengambilan sampel di masing- Rongtengah 1 10 9 11 30
masing Sekolah Dasar dilakukan dengan cara Rongtengah 2 8 9 9 26
proportional sampling yaitu mengambil Rongtengah 3 7 7 7 21
sebagian dari jumlah siswa kelas 4, 5 dan 6 di Jumlah Total 77
masing-masing sekolah dasar negeri
Kelurahan Rongtengah Kecamatan Sampang. Pedagang jajanan makanan
Populasi penelitian ini adalah murid Semua pedagang makanan jajanan
kelas 4, 5 dan 6 di ketiga sekolah dasar yaitu semua pedagang yang menjajakan
Kelurahan Rongtengah (Tabel 1). makanan jajanan di sekitar sekolah di masing-
masing sekolah dasar negeri, dijadikan obyek
Tabel 1. Gambaran Populasi Penelitian penelitian.
Kelas (siswa)
SDN Total Teknik Pengambilan Sampel
4 5 6
Rongtengah 1 47 43 49 139 Teknik pengambilan sampel
Rongtengah 2 35 39 39 113 dilakukan dengan cara random sampling
Rongtengah 3 31 30 31 92 terhadap siswa Sekolah Dasar kelas 4, 5 dan 6
Jumlah Total 344 Sekolah Dasar Negeri yang ada di Kelurahan
Rongtengah Kecamatan Sampang.
Pengambilan sampel tidak dilakukan untuk
Jumlah Populasi pada ketiga
Sekolah Dasar Negeri Rongtengah tersebut pedagang namun semua pedagang di
adalah 344 orang. Sampel yang diambil dalam observasi langsung.
penelitian untuk mewakili populasi Metode Pengumpulan Data
menggunakan rumus (Notoatmojo, 2002) : Data primer adalah data yang
N = N diperoleh peneliti dari hasil wawancara
1 + N (d²) dengan menggunakan kuisioner dan observasi
dimana : N = Besar populasi langsung.
n = Besar Sampel Data sekunder adalah data yang
d = Tingkat kepercayaan / ketetapan diperoleh dengan cara mengambil data yang
yang digunakan (0,1) telah ada pada arsip sekolah dasar tersebut
maka : n = 344 berupa data jumlah seluruh siswa kelas 4, 5
1 + 344 (0,1²) dan 6 serta data lain yang dibutuhkan dalam
n = 77,47 ≈ 77 siswa penelitian.
Hasil perhitungan diperoleh jumlah
Parameter Penelitian
sampel yang akan diambil sebanyak 77 siswa.
Derajat sikap dari siswa sekolah
Pengambilan sampel di masing-masing
dasar diukur dengan menjumlahkan skor tiap
sekolah dilakukan dengan cara propotional
pertanyaan kuisioner.
sampling. Hasil perhitungan sampel
Jawaban: A memiliki skor 3
ditunjukkan pada Tabel 2 & 3.
B memiliki skor 2
C memiliki skor 1
Berdasarkan skor yang diperoleh
maka sikap dapat dikategorikan menurut
Pratomo (1990) yaitu:
AGROINTEK Volume 6, No.2 Agustus 2012 107

1. Sikap baik bila skor jawaban > 75% Pertimbangan kebersihan tempat
2. Sikap sedang bila skor jawaban 40% -75% penjualan makanan, murid sekolah dasar
3. Sikap kurang bila skor jawaban < 40% dalam membeli makanan menunjukkan bahwa
sebagian besar (57,14%) murid telah
Analisis Data mempertimbangkan kebersihan penjual
Data yang didapat dari kuisioner makanan sebelum membeli jajan. Murid yang
kemudian dianalisis kevalidannya dan diuji cukup mempertimbangkan kebersihan penjual
reliabilitasnya, selanjutnya data dianalisis makanan sebelum membeli jajan sebanyak
secara deskriptif dengan menggunakan 29,87%, sedangkan murid yang tidak
software SPSS 16. mempertimbangkan tentang kebersihan
penjual makanan hanya sebanyak 12,99%.
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pertimbangan
kebersihan dari peralatan penjual makanan
Sikap Murid Sekolah Dasar Tentang diperoleh gambaran bahwa sebagian besar
Higiene Individu (44,15%) murid selalu mempertimbangkan
Sikap murid dalam membeli jajanan kebersihan peralatan penjual makanan
makanan dengan melihat kebersihan dari sebelum membeli makanan. Murid juga
penjual makanan, menunjukkan sebanyak kadang – kadang mempertimbangkan
48,05% responden selalu memperhatikan kebersihan dari peralatan penjual makanan
kebersihan dari penjual makanan. Murid yang sebelum membeli makanan yaitu sebesar
kadang-kadang memperhatikan kebersihan 35,06%. Sedangkan 20,79% murid tidak
dari penjual makanan sebesar 40,26%. Murid pernah mempertimbangkan kebersihan
yang tidak memperhatikan kebersihan dari peralatan dari penjual makanan sebelum
penjual makanan hanya sebesar 11,69% membeli makanan jajanan. Hal ini
(Tabel 4). menunjukkan bahwa sebagian besar murid
Tabel 4. Pertimbangan sikap murid sekolah telah menyadari akan pentingnya kebersihan
dasar tentang higiene individu. dari peralatan penjual makanan terhadap
Persentase (%)
No Pertimbangan
Ya KK Tdk
kesehatan.
1 Pertimbangan 48,05 40,26 11,69 Prilaku murid tentang membeli
kebersihan dari makanan jajanan yang tertutup wadahnya
penjual makanan dapat diperoleh gambaran bahwa sebanyak
2 Pertimbangan 57,14 29,87 12,99 57,14% murid selalu membeli makanan yang
kebersihan dari
tempat penjual
tertutup wadahnya. Murid yang kadang-
makanan kadang membeli makanan jajanan yang
3 Pertimbangan 44,15 35,06 20,79 tertutup wadahnya hanya sebesar 32,46%.
kebersihan dari Sedangkan murid yang tidak pernah membeli
peralatan penjual
makanan yang tertutup wadahnya sebesar
makanan
4 Pertimbangan 57,14 32,46 10,4 10,4%. Hal ini menunjukkan bahwa murid
membeli makanan Sekolah Dasar Negeri Kelurahan Rongtengah
dengan wadah yang telah mengerti akan higiene dan sanitasi
tertutup sehingga sebagian besar murid sekolah dasar
5 Pertimbangan 51,95 41,56 6,49
membeli makanan
lebih memilih makanan jajanan yang tertutup
dengan mencuci wadahnya.
tangan terlebih Kebiasaan mencuci tangan sebelum
dahulu makan makanan jajanan yaitu sebesar 51,95%
6 Pertimbangan 23,37 55,84 20,79
murid selalu mencuci tangan sebelum makan
memakan makanan
dengan alat bantu makanan jajanan. Sebesar 41,56% murid juga
sendok terkadang mencuci tangan sebelum makan
7 Pertimbangan 79,22 19,48 1,3 makanan jajanan. Sebanyak 6,49% murid
responden yang tidak pernah mencuci tangan sebelum makan
memotong kuku
secara teratur
makanan jajanan.
Ket: KK = Kadang-kadang Kebiasaan mencuci tangan dari 77
Tdk = Tidak orang murid, sebanyak 40 (57,14%) murid
selalu mencuci tangan sebelum makan
makanan jajanan. Sikap murid tersebut
108 Sikap murid dan penjual makanan jajanan...(Sisca Y, dkk)

berkaitan dengan kebiasaan murid yang 1 Baik 55 71,43


kadang-kadang memakai alat bantu sendok 2 Sedang 22 28,57
saat makan sehingga murid mencuci 3 Kurang - -
tangannya terlebih dahulu sebelum makan. Jumlah 77 100
Murid mengaku disaat makan kadang-kadang
memakai sendok, itu pun kalau tempat penjual Tabel 5. menunjukkan bahwa
makanan sudah menyediakan sendok. Murid sebanyak 55 responden dari 77 responden
menganggap perlu mencuci tangan sebelum (71,43%), memiliki sikap higiene individu
makan karena murid berpikir bahwa dengan yang baik. Sikap murid tentang higiene
mencuci tangan, murid akan terhindar dari individu yang baik adalah apabila persentase
berbagai macam penyakit sepertu diare. jumlah skor responden dibagi dengan jumlah
Menurut Denny (2008), kebiasaan mencuci skor maksimal lebih dari 75%. 22 responden
tangan ini perlu diperkenalkan sejak dini, (28,57%) yang diteliti memiliki sikap higiene
karena banyak mikroorganisme yang individu yang sedang. Sikap murid tentang
mengkontaminasi makanan melalui tangan higiene individu “sedang” adalah apabila
yang kotor. persentase jumlah skor responden dibagi
Penggunaan alat bantu sendok atau dengan jumlah skor maksimal yaitu antara
penjepit ketika makan makanan jajanan 40% - 75%. Sikap murid sekolah dasar
menunjukkan hasil sebagian besar (55,84%) kelurahan rongtengah tentang higiene individu
murid kadang-kadang memakai alat bantu dapat dikatakan baik.
sendok saat makan makanan jajanan. Murid
yang selalu memakai sendok saat makan Sikap Penjual Makanan Jajanan tentang
makanan jajanan hanya sebesar 23,37%. Higiene dan Sanitasi Makanan.
Sedangkan murid yang tidak pernah memakai Gambaran tentang sikap penjual
sendok saat makan makanan jajanan hanya jajanan makanan dalam membeli bahan
sebesar 20,79%. Hal ini menunjukkan bahwa makanan yang selalu mengutamakan kualitas
murid belum mengerti akan pentingnya alat dari pada kuantitas dalam membeli bahan
bantu sendok saat makan bagi kesehatan makanan dapat ditunjukkan pada Tabel 6.
individu. Sebagian besar penjual makanan (70%)
Gambaran umum tentang sikap kadang-kadang mengutamakan kualitas dari
murid tentang higiene dan sanitasi makanan pada kuantitas dalam pemilihan bahan
murid sekolah dasar dalam menjaga kesehatan makanan. Sebanyak 20% penjual makanan
kuku dengan memotong kuku secara teratur selalu mengutamakan kualitas dari pada
yaitu sebagian besar (79,22%) murid selalu kuantitas dalam pemilihan bahan makanan.
memotong kukunya secara teratur. Murid Sebanyak 10% penjual makanan tidak pernah
yang terkadang memotong kukunya hanya mengutamakan kualitas dari pada kuantitas
sebesar 19,48%. Murid yang tidak pernah dalam pemilihan bahan makanan. Hal ini
memotong kukunya hanya sebesar 1,3%. Hal menunjukkan bahwa penjual makanan tidak
ini menunjukkan bahwa murid sekolah dasar mengerti tentang pentingnya kualitas bahan
Kelurahan Rongtengah sudah bisa menjaga makanan terhadap higiene dan sanitasi
kebersihan individu dengan cara memotong makanan.
kuku secara teratur.
Secara keseluruhan hasil penelitian Tabel 6. Pertimbangan sikap penjual makanan
tentang sikap murid Sekolah Dasar Negeri jajanan tentang higiene dan individu.
Persentase (%)
Rongtengah terhadap hygiene individu, yang No Pertimbangan
Ya KK Tdk
diukur dengan 9 item pertanyaan diperoleh 1 Pertimbangan penjual 20 70 10
fakta bahwa sikap mereka terhadap hiegine makanan yang
termasuk baik. Hasil penelitian secara detail mengutamakan kualitas
tentang sikap murid sekolah dasar terhadap dari pada kuantitas
dalam pemilihan bahan
higiene individu ditunjukkan pada Tabel 5. makanan
2 Pertimbangan penjual 70 20 10
makanan yang mencuci
bahan makanan yang
dibeli dipasar
Tabel 5. Sikap murid tentang higiene individu. 3 Pertimbangan penjual 90 -10
No Sikap Jumlah Persentase (%) makanan yang
AGROINTEK Volume 6, No.2 Agustus 2012 109

menyimpan makanan pentingnya higiene dan sanitasi makanan bagi


yang sudah diolah kesehatan.
ditempat khusus
4 Pertimbangan penjual - 90 10
Gambaran tentang sikap penjual
makanan yang jajanan makanan yang selalu membersihkan
membersihkan tempat tempat berjualannya dan tetap menangani
berjualan dan tetap makanan yang akan dijual saat menderita
menangani makanan
batuk dan pilek yaitu sebesar 90% penjual
saat batuk dan pilek
5 Pertimbangan penjual 10 90 - makanan kadang-kadang membersihkan
makanan yang menjaga tempat berjualan dan kadang-kadang tetap
kesehatan kuku dengan menangani makanan yang akan dijual saat
memotong kuku secara menderita batuk dan pilek. Sedangkan sebesar
teratur
6 Pertimbangan penjual 10 10 80
10% penjual makanan tidak pernah
makanan yang mencuci membersihkan tempat berjualan dan tidak
tangan sebelum dan menangani makanan yang akan dijual saat
sesudah menangani menderita batuk dan pilek.
makanan
Sikap penjual jajanan makanan
7 Pertimbangan penjual - 20 80
makanan yang mencuci dalam menjaga kesehatan kukunya dengan
peralatan dengan bahan memotong kuku secara teratur dapat
pembersih seperti sabun dijelaskan bahwa sebesar 90% penjual
8 Pertimbangan penjual 20 60 20 makanan kadang-kadang menjaga kesehatan
makanan yang
menggunakan air untuk kuku dengan memotong kuku secara teratur
mencuci peralatan yang dan sebesar 10% penjual makanan selalu
digunakan berulang- memotong secara teratur untuk menjaga
ulang kesehatan kukunya.
9 Pertimbangan penjual 20 60 20
Gambaran tentang sikap penjual
makanan yang
membuang sampah jajanan makanan dalam menangani makanan
kedalam tempat sampah dengan mencuci tangan sebelum dan
10 Pertimbangan penjual 50 30 20 sesudahnya yaitu sebagian besar (80%)
makanan yang penjual makanan tidak pernah mencuci tangan
menggunakan alat bantu
saat menjamah makanan
sebelum dan sesudah menangani makanan.
11 Pertimbangan penjual 80 20 - Penjual makanan yang selalu mencuci tangan
makanan yang sambil sebelum dan sesudah menangni makanan
bercerita saat menangani sebesar 10%. Penjual makanan yang kadang-
makanan
kadang mencuci tangan sebelum dan sesudah
Ket: KK = Kadang-kadang
Tdk = Tidak menangani makanan hanya sebesar 10%.
Sikap penjual jajanan makanan yang Sikap penjual jajanan makanan
selalu mencuci bahan makanan yang dibeli dalam mencuci peralatan dengan bahan
dari pasar, maka dapat dijelaskan bahwa pembersih seperti sabun dapat dijelaskan
sebagian besar 70% penjual makanan selalu bahwa sebagian besar (80%) penjual makanan
mencuci bahan makanan yang dibeli dari tidak pernah mencuci peralatan dengan bahan
pasar. Penjual makanan yang kadang-kadang pembersih seperti sabun. Penjual makanan
mencuci bahan makanannya yang dibeli di yang kadang-kadang mencuci peralatan
pasar sebesar 20%. Penjual makanan yang dengan bahan pembersih sabun hanya sebesar
tidak pernah mencuci bahan makanan yang 20%.
dibeli di pasar hanya sebesar 10%. Gambaran tentang sikap penjual
Penjual jajanan makanan jajanan makanan dalam penggunaan air untuk
menyimpan makanan yang sudah diolah di mencuci peralatan yang digunakan berulang-
tempat khusus yaitu sebesar 90% penjual ulang yaitu sebagian besar (60%) penjual
makanan selalu menyimpan makanan yang makanan kadang-kadang menggunakan air
sudah diolah di tempat khusus sedangkan untuk mencuci peralatan yang digunakan
sebesar 10% penjual makanan tidak pernah berulang-ulang. Penjual makanan yang selalu
menyimpan makanan yang sudah diolah di menggunakan air untuk mencuci peralatan
tempat khusus. Hal ini menunjukkan bahwa secara berulang-ulang sebesar 20%. Sebanyak
penjual makanan sudah mengerti akan 20% penjual makanan tidak pernah
110 Sikap murid dan penjual makanan jajanan...(Sisca Y, dkk)

menggunakan air untuk mencuci peralatan jumlah skor responden dibagi dengan jumlah
secara berulang-ulang. skor maksimal yaitu antara 40% - 75%
Sikap penjual jajanan makanan yang sehingga sikap murid Sekolah Dasar
membuang semua sampah ke dalam tempat Kelurahan Rongtengah tentang higiene
sampah dapat dijelaskan bahwa sebagian individu dapat dikatakan baik.
besar (60%) penjual makanan kadang-kadang
Korelasi Antara Usia Responden dan Sikap
membuang sampah ke dalam tempat sampah.
Sanitasi Higiene Individu Murid
Penjual makanan yang selalu membuang
Korelasi antara usia responden
semua sampah ke dalam tempat sampah
murid dengan sikap sanitasi higiene individu
sebesar 20% dan hanya 20% penjual makanan
di Sekolah Dasar Negeri Kelurahan
yang tidak pernah membuang sampahnya ke
Rongtengah dilakukan berdasarkan analisis
dalam tempat sampah.
korelasi pearson dengan uji dua arah dengan
Sikap penjual jajanan makanan yang
tingat signifikansi 0,01.
memakai alat bantu ketika menjamah
Korelasi antara umur responden
makanan yaitu sebagian besar (50%) penjual
murid dengan sanitasi higiene individu murid
makanan selalu menggunakan alat bantu saat
adalah 0,000. Hal ini berarti ada hubungan
menjamah makanan. Penjual makanan yang
yang sangat signifikan antara sikap higiene
kadang-kadang menggunakan alat bantu saat
individu murid karena nilai signifikansi hasil
menjamah makanan sebesar 30%. Sebesar
uji korelasi pearson < 0,05. Nilai koefisien
20% penjual makanan tidak pernah
korelasi pearson sebesar 0,461. Hal ini
menggunakan alat bantu saat menjamah
menunjukkan hubungan yang positif dan
makanan.
cukup kuat antara umur murid dengan sanitasi
Gambaran tentang sikap penjual
higiene individu karena nilai koefisien
jajanan makanan yang sambil bercerita saat
korelasi > 0,25 – 0,5. Kolerasi antara umur
menangani makanan dapat dijelaskan bahwa
responden murid dengan sanitasi higiene
sebagian besar penjual makanan selalu
individu murid menunjukkan bahwa semakin
bercerita saat menangani makanan yaitu
bertambah usia responden maka
sebesar 80% sedangkan penjual makanan
mengindikasikan semakin bertambahnya baik
yang kadang-kadang bercerita saat menangani
pula sikap terhadap sanitasi dan higiene.
makanan hanya sebesar 20%.
Dari 10 orang responden penjual
makanan tentang sikap penjual makanan
KESIMPULAN DAN SARAN
terhadap higiene dan sanitasi makanan dapat
ditunjukkan pada Tabel 7. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian yang
Tabel 7. Sikap penjual makanan terhdap berjudul sikap murid dan penjual makanan
higiene dan sanitasi makanan. tentang higiene dan sanitasi makanan di
No Sikap Jumlah Persentasi (%) Kelurahan Rongtengah Kecamatan Sampang
1 Baik 2 20 adalah sebagai berikut :
2 Sedang 8 80 1. Sikap murid di SDN Rongtengah 1, 2 dan
3 Kurang - - 3 terhadap higiene individu sudah
Jumlah 10 100 termasuk dalam kategori baik. Sebanyak
55 responden dari 77 responden
Tabel 7. menunjukkan bahwa (71,43%), memiliki sikap higiene
sebanyak 2 responden dari 10 responden individu yang baik. Sikap murid tentang
(20%) memiliki sikap higiene dan sanitasi higiene individu, termasuk kategori baik
terhadap makanan yang baik. Sikap penjual adalah apabila persentase jumlah skor
makanan tentang higiene dan sanitasi jawaban murid dibagi dengan jumlah
makanan yang baik adalah apabila persentase skor maksimal lebih dari 75%. Terdapat
jumlah skor responden dibagi dengan jumlah hubungan yang sangat signifikan, positif
skor maksimal lebih dari 75%. 8 responden dan cukup kuat antara umur murid
(80%) yang diteliti memiliki sikap higiene dan dengan sikap higiene individu murid.
sanitasi terhadap makanan yang sedang. Sikap 2. Sikap penjual jajanan di sekitar SDN
penjual makanan tentang higiene dan sanitasi Rongtengah 1, 2 dan 3 terhadap hygiene
makanan “sedang” adalah apabila persentase individu dan sanitasi termasuk dalam
AGROINTEK Volume 6, No.2 Agustus 2012 111

kategori sedang. Sebanyak 8 responden DAFTAR PUSTAKA


dari 10 responden (80%) memiliki sikap Anonimous. 1999. Indonesia Sehat 2010.
higiene dan sanitasi terhadap makanan Jakarta: Departemen Kesehatan.
yang sedang. Sikap penjual makanan Anonimous. 2007. Sanitasi dan Higiene.
tentang higiene dan sanitasi makanan Jakarta: Departemen Kesehatan.
“sedang” adalah apabila persentase Alimentarius. 1994. Higiene. Jakarta:
jumlah skor responden dibagi dengan Universitas Indonesia.
jumlah skor maksimal yaitu antara 40% - Anwar S. 1989. Sanitasi Makanan Pada
75%. Institusi Tenaga Sanitasi. Jakarta.
Februhartanty. 2004. Amankah Makanan
Saran Jajanan Anak Sekolah di Indonesia?.
Saran yang dapat diusulkan http://www.gizi.net. Diakses tanggal 6
berkaitan dengan sikap higiene dan sanitasi Juli 2011.
individu yaitu sebagai berikut : Ghozali I. 2005. Aplikasi Analisis
1. Pihak sekolah adalah pihak yang paling Multivariate dengan Program SPSS.
efektif untuk menanamkan kesadaran Semarang: Universitas Diponegoro.
higiene dan sanitasi pada murid sejak Hadioetomo R. 1993. Mikrobiologi Dasar
dini. Dalam Praktek. Jakarta: PT. Gramedia
2. Perlu pembinaan maupun penyuluhan Pustaka Utama.
bagi pedagang makanan di sekitar Harper. 1989. Pangan, Gizi dan Pertanian.
sekolah untuk menyadari pentingnya Jakarta: Universitas Indonesia.
higiene dan sanitasi yang baik, dengan Iriyanto DP. 2008. Gizi dan Pola Hidup
demikian dapat bersinergi dalam Sehat. Bandung: CV. Yrama Widya.
menanamkan sikap higiene dan sanitasi Notoatmojo. 2002. Teknik Sampling Untuk
kepada murid. Survei dan Eksperimen. Jakarta: Rineka
Cipta.

Anda mungkin juga menyukai