Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH KKPMT – IV

(ANATOMI, FISIOLOGI, DAN PATOLOGI)

“SISTEM REPRODUKSI WANITA”

Dosen Pembimbing : dr. Suhartatik, M.Kes

Disusun oleh :

Kelompok 2 Semester IV

Eva Ahlina Hidayah (171151001)

Upik Masdaleva Wati (171151004)

A.Arif Munandar (171151010)

Vicky Oktaluthfianto D.P (171151012)

Program Studi DIII Rekam Medis & Informasi Kesehatan


STIKes Widya Cipta Husada
Tahun Ajaran 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah KKPMT – IV
(ANATOMI, FISIOLOGI, DAN PATOLOGI) yang berjudul “SISTEM
REPRODUKSI WANITA”. Adapun pembuatan makalah ini tentunya dengan
bantuan dari berbagai pihak, sehingga tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam pembuatan makalah ini mulai dari penyusunan maupun materi tersebut.
Untuk itu diperlukan kritik dan saran yang membangun agar kami dapat
memperbaiki makalah ini lebih baik lagi.

Kepanjen, 2 Maret 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
2.1 Anatomi Sistem Reproduksi Wanita ............................................................. 3
2.2 Alur Peredaran Darah dari Jantung Menuju Sistem Reproduksi Wanita .... 13
2.3 Fisiologi Gametogenesis ............................................................................. 13
2.4 Patofisiologi Sistem Reproduksi Wanita..................................................... 20
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 32
3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 32
3.2 Saran ............................................................................................................ 33
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 34

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam menjalankan kehidupannya manusia mempunyai berbagai macam
system yang mempengaruhi aktifitas dan kehidupannya. Dari berbagai macam
system yang dimiliki tersebut, salah satu yang penting serta sebagai system yang
digunakan untuk melestarikan jenisnya adalah system reprodukasi. System
reproduksi adalah suatu rangkaian interaksi organ dan zat dalam organisme yang
dipergunakan untuk berkembang biak. Setiap makhluk hidup selalu bereproduksi,
bereproduksi bertujuan mempertahankan keberadaan jenisnya. Demikian manusia,
proses reproduksi diatur oleh sistem reproduksi yang memiliki dua jenis, yaitu
laki-laki dan perempuan. Keduanya memiliki sistem reproduksi yang berlainan
dan saling membutuhkan.
Pria dan wanita memiliki sel benih khusus yanng disebut gamet. Pada pria
disebut spermatozoa dan pada wanita ovum. Gamet bersifat haploid, jadi memiliki
23 kromosom. Zigot memiliki 23 pasang kromosom, jadi diploid. Zigot
bertumbuh dan berkembang di dalam rahim selama 40 minggu, sebelum
dilahirkan. Jadi fungsi sistem reproduksi wanita adalah menghasilkan sel benih
(ovum), dan bila telah dibuahi, membesarkannya sampai dilahirkan, kemudian
menyusuinya sampai mampu berkembang dengan diet campuran. Fungsi sistem
reproduksi pria adalah menghasilkan sel benih pria (spermatozoa) dan
meneruskannya ke wanita.

1.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan tentang anatomi sistem reproduksi wanita !
2. Bagaimana alur peredaran darah dari jantung menuju system
reproduksi wanita ?
3. Jelaskan tentang fisiologi gametogenesis !
4. Jelaskan tentang patofisiologi sistem reproduksi wanita !

1
1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk:
1. Memahami tentang anatomi sistem reproduksi wanita.
2. Memahami alur peredaran darah dari jantung menuju system
reproduksi wanita.
3. Memahami tentang fisiologi gametogenesis.
4. Memahami tentang patofisiologi sistem reproduksi wanita.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Anatomi Sistem Reproduksi Wanita

System reproduksi wanita adalah suatu organ – organ yang berperan dalam
serangkaian proses untuk berkembang biak pada wanita. Alat reproduksi wanita
terdiri dari organ eksternal dan internal, sebagian besar terletak dalam rongga
panggul. Organ eksternal berfungsi untuk ovulasi, sedangkan organ internal
berfungsi untuk ovulasi, fertilisasi ovum, implantasi, pertumbuhan fetus,
kelahiran.

GENITALIA EKSTERNA
Organ reproduksi eksterna pada wanita sering disebut vulva, mencakup semua
organ yang dapat terlihat dari luar, yaitu mons pubis, labia mayora, dan labia
minora.

1. Mons Pubis/ Mons Veneris


a. Bagian yang menonjol, banyak berisi jaringan lemak.

3
b. Setelah pubertas, kulit mons veneris ditutup oleh rambut-rambut.
c. Seiring peningkatan usia, jumlah jaringan lemak ditubuh wanita akan
berkurang dan rambut pubis akan menipis.
2. Labia Mayora
a. Berupa dua buah lipatan jaringan lemak, berbentuk lonjong dan menonjol
yang berasal dari mons veneris dan berjalan kebawah dan ke belakang yang
mengelilingi labia minora.
b. Terdiri dari 2 permukaan, yaitu bagian luar yang menyerupai kulit biasa
dan ditumbuhi rambut, dan bagian dalam menyerupai selaput lendir dan
mengandung banyak kelenjar sebacea
c. Labia mayora kiri dan kanan bersatu di bagian belakang dan batas depan
dari perinium disebut Commisura posterior/ frenulum.
3. Labia Minora
a. Merupakan dua buah lipatan jaringan yang pipih dan berwarna kemerahan
yang terlihat jika labia mayora dibuka.
b. Pertemuan lipatan labia minora kiri dan kanan di bagian atas disebut
preputium klitoris, dan di bagian bawah disebut frenulum klitoris.
c. Pada bagian inferior kedua lipatan labia minora memanjang mendekati
garis tengah dan menyatu dengan fuorchette.
4. Klitoris/ Klentit
a. Merupakan suatu tanggul berbentuk silinder dan erektil yang terletak di
ujung superior vulva.
b. Mengandung banyak urat - urat saraf sensoris dan pembuluh darah.
c. Jumlah pembuluh darah dan persyarafan yang banyak membuat klitoris
sangat sensitive terhadap suhu, sentuhan, dan tekanan. Fungsi utama klitoris
adalah menstimulasi dan meningkatkan keregangan seksual.
d. Ujung badan klitoris dinamai Glans dan lebih sensitif dari pada badannya.
e. Panjang klitoris jarang melebihi 2 cm dan bagian yang terlihat adalah
sekitar 6 x 6 mm atau kurang pada saat tidak terangsang dan akan membesar jika
secara seksual terangsang.

4
5. Vestibulum
a. Merupakan rongga yang sebelah lateral dibatasi oleh kedua labia minora,
anterior oleh klitoris dan dorsal oleh fourchet.
b. Vestibulum merupakan muara muara dari 6 buah lubang yaitu vagina,
urethra, 2 muara kelenjar bartolini yang terdapat di samping dan agak ke
belakang dari introitus vagina dan 2 muara kelenjar skene di samping dan agak ke
dorsal urethra.

6. Kelenjar Bartholini dan Skene


a. Kelenjar yang penting didaerah vulva karena dapat mengeluarkan lendir.
b. Pengeluaran lendir meningkat saat hubungan seks.
7. Ostium Uretra
a. Walaupun bukan merupakan sistem reproduksi sejati, namun dimasukkan
ke dalam bagian ini karana letaknya menyatu dengan vulva.
b. Biasanya terletak sekitar 2,5 cm dibawak klitoris.

5
8. Ostium Vagina
Liang vagina sangat bervariasi bentuk dan ukurannya. Pada gadis kebanyakan
vagina tertutup oleh labia minora dan jika dibuka terlihat hamper seluruhnya
tertutup oleh himen.

9. Hymen
Hymen berupa lapisan yang tipis dan menutupi sebagian besar introitus vagina.
10. Perineum
Perineum adalah daerah muskular yang dititupi kulit antara introitus vagina dan
anus.

GENITALIA INTERNA
Genitalia interna adalah organ reproduksi wanita yang terletak di dalam rongga
pelvis. Genitalia interna terdiri dari 3 bagian yaitu uterus, tuba fallopi dan
ovarium.
1. Uterus
a. Merupakan jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis diantara kandung
kemih dan rektum.

6
b. Dinding depan, belakang dan atas tertutup peritoneum, sedangkan bagian
bawahnya berhubungan dengan kandung kemih.
c. Ukuran uterus tergantung dari usia wanita dan paritas.
d. Ukuran anak-anak 2-3 cm, nullipara 6-8 cm, multipara 8-9 cm.
Uterus berfungsi sebagai: Siklus mentruasi, kehamilan, serta persalinan.
Uterus merupakan organ yang berongga dan berotot. Berbentuk seperti buah pir
dengan bagian bawah yang mengecil. Berfungsi sebagai tempat pertumbuhan
embrio. Tipe uterus pada manusia adalah simpleks yaitu dengan satu ruangan
yang hanya untuk satu janin.

Uterus mempunyai 3 macam lapisan dinding yaitu :


a. Perimetrium merupakan lapisan paling luar dan yang berhubungan dengan
rongga perut yang berfungsi sebagai pelindung uterus.
b. Miometrium merupakan lapisan yang berfungsi mendorong bayi keluar pada
proses persalinan (kontraksi) yang kaya akan sel otot serta berfungsi untuk
relaksasi uterus dengan melebar dan kembali ke bentuk semula setiap bulannya.
c. Endometrium merupakan lapisan terdalam yang kaya akan sel darah merah
serta tempat menempelnya sel telur yang sudah dibuahi, bila tidak terjadi
pembuahan maka dinding endometrium inilah yang akan meluruh bersamaan
dengan sel ovum matang.
Uterus terdiri dari 2 bagian :
1. Serviks Uteri

7
a. Bagian bawah istmus uteri
b. Berdasarkan perlekatan dengan vagina, terbagi menjadi 2 :
1) Portio
2) Supravaginal

2. Korpus Uteri
Korpus uteri terdiri dari beberapa bagian :
a. Istmus uteri : tempat dimana kanalis endoserviks membuka ke kavum uteri
b. Kornu : tempat bermuara kedua tuba falopii yaitu dibagian superior dan
lateral
c. Fundus : bagian atas uterus yang berbentuk konveks diantara kedua kornu

2. Tuba Falopii/ Salping


Merupakan organ tubulo muskuler, dengan panjang sekitar 12 cm dan
diameternya antara 3 sampai 8 mm. Tuba falopi merupakan saluran memanjang
setelah infundibulum yang bertugas sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel
ovum menuju uterus dengan bantuan silia pada dindingnya.

Tuba Falopi berfungsi :


a. Menangkap ovum yang dilepaskan saat ovulasi.
b. Sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi.
c. Tempat terjadinya konsepsi.
d. Tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai
mencapai bentuk blastula, yang siap mengadakan implantasi.
3. Ovarium
Ovarium menghasilkan ovum. Ovarium disebut juga dengan indung telur. Letak
ovarium di sebelah kiri dan kanan rongga perut bagian bawah. Ovarium berhasil
memproduksi sel telur jika wanita telah dewasa dan mengalami siklus menstruasi.

8
Setelah sel telur masak, akan terjadi ovulasi yaitu pelepasan sel telur dari ovarium.
Ovulasi terjadi setiap 28 hari. Sel telur disebut juga dengan ovum.
Ovarium berfungsi sebagai:
a. Perkembangan dan pelepasan ovum
b. Sintesa dan sekresi hormon steroid.
Ovarium terdapat 2 buah yaitu kiri dan kanan yang berfungsi untuk menghasilkan
sel ovum dan hormon wanita seperti :
a. Estrogen yang berfungsi untuk mempertahankan sifat sekunder pada wanita,
serta juga membantu dalam proses pematangan sel ovum.
b. Progesterone yang berfungsi dalam memelihara masa kehamilan.
Ovarium terdiri dari 2 bagian :
1. Kortaks Ovarii
a. Mengandung folikel primodial
b. Berbagai fase pertumbuhan folikel menuju folikel de graaf
c. Terdapat korpus luteum dan albican
2. Modula ovarii
a. Terdapat pembuluh darah limfe
b. Terdapat serat syaraf
4. Fimbriae
merupakan serabut/silia lembut yang terdapat di bagian pangkal ovarium
berdekatan dengan ujung saluran oviduct. Berfungsi untuk menangkap sel ovum
yang telah matang yang dikeluarkan oleh ovarium.
5. Infundibulum
merupakan bagian ujung oviduct yang berbentuk corong/membesar dan
berdekatan dengan fimbriae. Berfungsi menampung sel ovum yang telah
ditangkap oleh fimbriae.
6. Oviduct
merupakan saluran panjang kelanjutan dari tuba fallopi. Berfungsi sebagai tempat
fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan silia pada
dindingnya.

9
7. Cervix
merupakan bagian dasar dari uterus yang bentuknya menyempit sehingga disebut
juga sebagai leher rahim. Menghubungkan uterus dengan saluran vagina dan
sebagai jalan keluarnya janin dari uterus menuju saluran vagina.
Saluran vagina merupakan saluran lanjutan dari cervic dan sampai pada vagina.

PAYUDARA

Payudara pada wanita merupakan struktur berpasangan yang terletak pada dinding
toraks anterior. Payudara mengandungbkelenjar susu, fungsi utamanya untuk
meyusui.
Struktur anatomi payudara bagian luar
1. Korpus (badan payudara)

Yang dimaksud korpus adalah bagian melingkar yang mengalami pembesaran


pada payudara atau bisa disebut dengan badan payudara. Sebagian besar badan
payudara terdiri dari kumpulan jaringan lemak yang dilapisi oleh kulit.

2. Areola

Areola merupakan bagian hitam yang mengelilingi puting susu. Ada banyak
kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan kelenjar susu. Kelenjar sebasea berfungsi
sebagai pelumas pelindung bagi areola dan puting susu. Bagian areola inilah yang
akan mengalami pembesaran selama masa kehamilan dan menyusui.

10
Di bagian dalam areola, terdapat saluran-saluran melebar yang disebut sinus
laktiferus. Sinus laktiferus ini yang bertugas untuk menyimpan susu dalam
payudara ibu selama masa menyusui sampai akhirnya dikeluarkan untuk bayi. Sel
yang berperan dalam pergerakan areola selama masa menyusui disebut sel
myoepithelial, gunanya untuk mendorong keluarnya air susu.

3. Puting susu (papilla)

Puting susu dan areola adalah area payudara yang paling gelap. Puting terletak
dibagian tengah areola yang sebagian besar terdiri dari serat otot polos, berfungsi
untuk membantu puting agar terbentuk saat distimulasi.

Selama masa pubertas anak perempuan, pigmen yang berada di puting susu dan
areola akan meningkat (sehingga warnanya jadi lebih gelap) dan membuat puting
susu semakin menonjol.

Struktur anatomi payudara bagian dalam


1. Jaringan adiposa

Sebagian besar payudara wanita terdiri dari jaringan adiposa atau yang biasa
disebut sebagai jaringan lemak. Jaringan lemak terdapat bukan hanya di payudara,
tapi di beberapa bagian tubuh lainnya.

Pada payudara wanita, jumlah lemak yang akan menentukan perbedaan ukuran
payudara wanita satu dengan lainnya. Jaringan ini juga memberikan konsistensi
yang lembut pada payudara.

2. Lobulus, lobus, dan saluran susu

Lobulus merupakan kelenjar susu, salah satu bagian dalam penyusun korpus atau
badan payudara, yang terbentuk dari kumpulan-kumpulan alveolus sebagai unit
terkecil produksi susu. Lobulus yang terkumpul kemudian membentuk lobus,
dalam satu payudara wanita umumnya terdapat 12-20 lobus.

11
Lobus dan lobulus dihubungkan oleh saluran susu yang membawa susu bermuara
ke puting susu (lihat gambar di atas).

3. Pembuluh darah dan kelenjar getah bening

Pembuluh darah dan kelenjar getah beningjuga merupakan bagian yang menyusun
payudara. Selain terdiri dari kumpulan lemak, pada payudara juga terdapat
kumpulan pembuluh darah yang berguna untuk menyuplai darah. Terutama pada
ibu hamil dan menyusui, darah membawa oksigen dan nutrisi ke jaringan
payudara kemudian pembuluh darah di payudara bertugas memasok nutrisi yang
dibutuhkan untuk produksi ASI.

Sementara getah bening adalah cairan yang mengalir melalui jaringan yang
disebut sistem limfatik dan membawa sel-sel yang membantu tubuh untuk
melawan infeksi. Saluran getah bening mengarah ke kelenjar getah bening yang
berukuran kecil yang merupakan bagian dari sistem limfatik. Kelenjar getah
bening terletak di beberapa bagian tubuh seperti di ketiak, dada, rongga perut, dan
di atas tulang selangka. Pada kasus kanker payudara, sel yang menyebabkan
kanker bisa masuk melalui pembuluh darah atau saluran getah bening. Jika kanker
telah mencapi titik ini, kemungkinan besar sel kanker telah menyebar ke bagian
tubuh yang lain.

Fisiologi Payudara :

Fase perkembangan payudara timbul sebagai hasil efek mamotropik sekresi


hormon ovarium dan hipofisis anterior. Perubahan pertama adalah mulai dari
masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilisasi, sampai ke klimakterium
dan menopouse. Sejak pubertas pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang
di produksi ovarium dan juga hormon hipofisa telah menyebabkan duktus
berkembang dan timbulnya asinus. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai
dengan daur menstruasi, sekitar hari ke-8 menstruasi payudara jadi lebih besar dan
pada beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal.
Kadang – kadang timbul benjolan yang tidak rata.

12
Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang dan
nyeri sehingga pemeriksaan fisik terutama palpasi tidak mungkin dilakukan. Pada
waktu itu pemeriksaan foto mamogram tidak berguna karena kontras kelenjar
terlalu besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang. Perubahan yang
terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara menjadi besar
karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi dan tumbuh duktus
baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu di
produksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melaui
duktus ke puting susu.

2.2 Alur Peredaran Darah dari Jantung Menuju Sistem Reproduksi


Wanita
Ovarium dan tuba uterine mendapat darah dari arteria ovarika. Dengan aliran
darah dari aorta -> arteri ovarika -> vena ovarika -> bermuara di vena kava
inferior (kanan) dan vena renalis kiri (kiri).
Uterus mendapat darah dari fundus -> arteri ovarika , korpus, segmen bawah,
serviks ->arteri uterina.
Vulva mendapat darah dari arteri pudenda interna.

2.3 Fisiologi Gametogenesis


Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet atau sel kelamin. Sel gamet
terdiri dari gamet jantan (spermatozoa) yang dihasilkan di testis dan gamet betina
(ovum) yang dihasilkan di ovarium. Terdapat dua jenis proses pembelahan sel
yaitu mitosis dan meiosis. Mitosis yaitu pembelahan sel dari induk menjadi 2
anakan tetapi tidak terjadi reduksi kromosom, contoh apabila ada sel tubuh kita
yang rusak maka akan terjadi proses penggantian dengan sel baru melalui proses
pembelahan mitosis, sedangkan pembelahan meiosis yaitu pembelahan sel dari
induk menjadi 2 anakan dengan adanya reduksi kromosom, contohnya
pembelahan sel kelamin atau gamet sebagai agen utama dalam proses reproduksi
manusia.
Pada pembelahan mitosis menghasilkan sel baru yang jumlah kromosomnya
sama persis dengan sel induk yang bersifat diploid (2n) yaitu 23 pasang/ 46

13
kromosom, sedangkan pada meiosis jumlah kromosom pada sel baru hanya
bersifat haploid (n) yaitu 23 kromosom. Gametogenesis terdiri 4 tahap :
perbanyakan, pertumbuhan, pematangan dan perubahan bentuk. Gametogenesis
ada dua yaitu spermatogenesis dan oogenesis.
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium.
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia
(tunggal: oogonium). Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam
kandungan, yaitu di dalam ovari fetus perempuan. Pada akhir bulan ketiga usia
fetus, semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap
memasuki tahap pembelahan. Semula oogonia membelah secara mitosis
menghasilkan oosit primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit
primer membelah secara miosis, tetapi hanya sampai fase profase. Pembelahan
miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan dilahirkan, ovariumnya mampu
menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami kematian setiap hari sampai
masa pubertas. Memasuki masa pubertas, oosit melanjutkan pembelahan miosis I.
hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid, satu sel yangbesar disebut oosit
sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub primer.Pada
tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II. Pada saat itu, oosit sekunder akan membelah menjadi dua
sel, yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih
kecil disebut badan polar sekunder. Badan tersebut bergabung dengan dua badan
kutub sekunder lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer
sehingga diperoleh tiga badan kutub sekunder. Ootid mengalami perkembangan
lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan ketiga badan kutub mengalami
degenerasi (hancur).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya
menghasilkan satu ovum. Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja
beberapa hormon, diantaranya: Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus
menstruasi oleh aktifnya aksis hipothalamus - hipofisis - ovarium. Hipothalamus
menghasilkan hormon GnRH (gonadotropin releasing hormone) yang
menstimulasi hipofisis mensekresi hormon FSH (follicle stimulating hormone)

14
dan LH (lutinuezing hormone). FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di
ovarium sehingga terjadi sekresi hormone estrogen dan progesteron. LH
merangsang korpus luteum untuk menghasilkan hormon progesteron dan
meransang ovulasi. Pada masa pubertas, progesteron memacu tumbuhnya sifat
kelamin sekunder. FSH merangsang ovulasi dan merangsang folikel untuk
membentuk estrogen, memacu perkembangan folikel. Hormon prolaktin
merangsang produksi susu.

Proses Oogenesis
1.Sel-Sel Kelamin Primordial
Sel-sel kelamin primordial mula-mula terlihat di dalam ektoderm embrional dari
saccus vitellinus, dan mengadakan migrasi ke epitelium germinativum kira-kira
pada minggu ke 6 kehidupan intrauteri (dalam kandungan). Masing-masing sel
kelamin primordial (oogonium) dikelilingi oleh sel-sel pregranulosa yang
melindungi dan memberi nutrien oogonium dan secara bersama-sama membentuk
folikel primordial.
2. Folikel Primordial

15
Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex ovarium dan folikel ini
dihasilkan sebanyak 200.000 buah. Sejumlah folikel primordial berupaya
berkembang selama kehidupan intrauteri dan selama masa kanak-kanak, tetapi
tidak satupun mencapai pemasakan. Pada waktu pubertas satu folikel dapat
menyelesaikan proses pemasakan dan disebut folikel de Graaf.
dimana didalamnya terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer.
3. Oosit Primer
Inti (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n). Satu pasang
kromosom merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin, dan disebut
kromosom XX. Kromosom-kromosom yang lain disebut autosom. Satu
kromosom terdiri dari dua kromatin. Kromatin membawa gen-gen yang disebut
DNA.
4.Pembelahan Meiosis Pertama
Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de Graaf mengalami pemasakan
dan selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau ovum membelah sehingga
kromosom terpisah dan terbentuk dua set yang masing-masing mengandung 23
kromosom. Satu set tetap lebih besar dibanding yang lain karena mengandung
seluruh sitoplasma, sel ini disebut oosit sekunder. Sel yang lebih kecil disebut
badan polar pertama. Kadang-kadang badan polar primer ini dapat membelah diri
dan secara normal akan mengalami degenerasi.Pembelahan meiosis pertama ini
menyebabkan adanya kromosom haploid pada oosit sekunder dan badan polar
primer, juga terjadi pertukaran kromatid dan bahan genetiknya.
5. Oosit Sekunder
Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila kepala spermatozoa
menembus zona pellucida oosit. Oosit sekunder membelah membentuk ootid yang
akan berdiferensiasi menjadi ovum dan satu badan polar lagi, sehingga terbentuk
tiga badan polar dan satu ovum masak, semua mengandung bahan genetik yang
berbeda. Ketiga badan polar tersebut secara normal mengalami degenerasi. Ovum
yang masak yang telah mengalami fertilisasi mulai mengalami perkembangan
embryonal.

16
Ovulasi merupakan proses pelepasan telur yang telah matang tersebut dari
dalam rahim untuk kemudian berjalan menuju tuba falopi untuk dibuahi. Proses
ini biasanya terjadi 16 hari setelah hari pertama siklus menstruasi atau 14 hari
sebelum haid berikutnya. Yang dimana pada proses ini melibatkan interaksi dari
hipotalamus – hipofise – ovarium dan endometrium.

Ovarium memiliki 2 peran utama :


1. Fungsi endokrin untuk menghasilkan estrogen dan progesteron dalam rangka
mempersiapkan uterus untuk menerima hasil konsepsi
2. Gametogenesis dan ovulasi

PROSES OVULASI
a. Fase pra-ovulasi
Pada fase pra-ovulasi atau akhir siklus menstruasi, hipotalamus
mengeluarkan hormon gonadotropin. Gonadotropin merangsang hipofisis untuk
mengeluarkan FSH. Adanya FSH merangsang pembentukan folikel primer di
dalam ovarium yang mengelilingi satu oosit primer. Folikel primer dan oosit
primer akan tumbuh sampai hari ke-14 hingga folikel menjadi matang atau
disebut folikel de Graaf dengan ovum di dalamnya. Selama pertumbuhannya,
folikel juga melepaskan hormon estrogen. Adanya estrogen menyebabkan
pembentukan kembali (proliferasi) sel-sel penyusun dinding dalam uterus dan
endometrium. Peningkatan konsentrasi estrogen selama pertumbuhan folikel juga
mempengaruhi serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifat basa. Lendir yang
bersifat basa berguna untuk menetralkan sifat asam pada serviks agar lebih
mendukung lingkungan hidup sperma.
b. Fase Ovulasi
Pada saat mendekati fase ovulasi atau mendekati hari ke-14 terjadi
perubahan produksi hormon. Peningkatan kadar estrogen selama fase pra-ovulasi
menyebabkan reaksi umpan balik negatif atau penghambatan terhadap pelepasan
FSH lebih lanjut dari hipofisis. Penurunan konsentrasi FSH menyebabkan
hipofisis melepaskan LH. LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel de
Graaf. Pada saat inilah disebut ovulasi, yaitu saat terjadi pelepasan oosit sekunder

17
dari folikel de Graaf dan siap dibuahi oleh sperma. Umunya ovulasi terjadi pada
hari ke-14.
c. Fase pasca-ovulasi
Pada fase pasca-ovulasi, folikel de Graaf yang ditinggalkan oleh oosit
sekunder karena pengaruh LH dan FSH akan berkerut dan berubah menjadi
korpus luteum. Korpus luteum tetap memproduksi estrogen (namun tidak
sebanyak folikel de Graaf memproduksi estrogen) dan hormon lainnya, yaitu
progesteron. Progesteron mendukung kerja estrogen dengan menebalkan dinding
dalam uterus atau endometrium dan menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah
pada endometrium. Progesteron juga merangsang sekresi lendir pada vagina dan
pertumbuhan kelenjar susu pada payudara. Keseluruhan fungsi progesteron (juga
estrogen) tersebut berguna untuk menyiapkan penanaman (implantasi) zigot pada
uterus bila terjadi pembuahan atau kehamilan.
Proses pasca-ovulasi ini berlangsung dari hari ke-15 sampai hari ke-28.
Namun, bila sekitar hari ke-26 tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan
berubah menjadi korpus albikan. Korpus albikan memiliki kemampuan produksi
estrogen dan progesteron yang rendah, sehingga konsentrasi estrogen dan
progesteron akan menurun. Pada kondisi ini, hipofisis menjadi aktif untuk
melepaskan FSH dan selanjutnya LH, sehingga fase pasca-ovulasi akan
tersambung kembali dengan fase menstruasi berikutnya.
Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam
tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi.
Periode ini penting dalam hal reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi
setiap bulan antara usia pubertas dan menopause. Menstruasi biasanya dimulai
antara umur 10 dan 16 tahun, tergantung pada berbagai faktor, termasuk kesehatan
wanita, status nutrisi, dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh. Menstruasi
berlangsung kira-kira sekali sebulan sampai wanita mencapai usia 45 - 50 tahun,
sekali lagi tergantung pada kesehatan dan pengaruh-pengaruh lainnya. Akhir dari
kemampuan wanita untuk bermenstruasi disebut menopause dan menandai akhir
dari masa-masa kehamilan seorang wanita. Panjang rata-rata daur menstruasi
adalah 28 hari, namun berkisar antara 21 hingga 40 hari. Lama waktu terjadinya

18
menstruasi berbeda-beda biasanya ada yang empat sampai 5 hari, tetapi ada yang
3 hari bahkan satu minggu. Menstruasi ini merupakan siklus yang berulang-ulang
pada organ reproduksi perempuan. Perubahan terjadi karena sel telur menjadi
matang, dan karena tidak dibuahi, dilepaskan oleh indung telur (disebut juga
ovulasi). Perubahan juga mencakup penebalan dinding rahim (uterus), kemudian
menipis dan rontok, keluar melalui saluran rahim. Pelepasan telur oleh indung
telur ini terjadi secara periodik.
Proses Menstruasi :

a. Fase Folikel
Pada akhir siklus menstruasi, hipotalamus mengeluarkan hormone
gonadotropin. Hormone ini akan merangsang hipofisis untuk melepaskan FSH
(Follicle Stimulating Hormone) atau hormone pemicu pertumbuhan folikel. Pada
awal siklus berikutnya pada hari pertama sampai ke-14,folikel akan melanjutkan
perkembangannya karena pengaruh FSH dalam ovarium. Setelah itu terbentuk
folikel yang sudah masak (folikel de Graaf) dan menghasilkan hormone estrogen
yang berfungsi menumbuhkan endometrium dinding rahim dan memicu sekresi
lendir.
b. Fase Estrus

19
Kenaikan estrogen digunakan untuk mempertahankan pertumbuhan dan
merangsang terjadinya pembelahan sel-sel endometrium uterus. Selain itu juga
berperan dalam menghambat pembentukan FSH oleh hipofisis untuk
menghasilkan LH (Luteinizing Hormone) yang berperan dalam merangsang
folikel de graaf yang telah masak untuk melakukan ovulasi dari ovarium.
Ovulasi umumnya berlangsung pada hari ke-14 dari siklus haid. Biasanya pada
setiap ovulasi dihasilkan 1 oosit sekunder.
c. Fase Luteal
LH merangsang folikel yang telah kosong untuk membentuk korpus atau
uteum (badan kuning). Selanjutnya korpus ini menghasilkan progestron yang
mengakibatkan endometrium berkembang tebal dan lembut serta banyak
pembuluh darah. Selama 10 hari setelah ovulasi,progesterone berfungsi
mempersiapkan uterus untuk kemungkinan hamil. Uterus pada tahap ini siap
menerima sel telur yang telah dibuahi (zygot). Jika tidak terjadi fertilisasi corpus
luteum berubah menjadi corpus albicans dan berhenti menghasilkan progesterion.
d. Fase Menstruasi / Perdarahan
Apabila fertilisasi tidak terjadi, produksi progesterone mulai menurun
pada hari ke-26. Corpus luteum (badan kuning) berdegenerasi dan lapisan uterus
bersama dinding dalam rahim luruh (mengelupas) pada hari ke-28 sehingga terjadi
pendarahan. Biasanya haid berlangsung selama 7 hari. Setelah itu dinding uterus
pulih kembali. Selanjutnya karena tidak ada lagi progesterone yang
dibentuk,maka FSH dibentuk lagi kemudian terjadilah proses oogenesis,dan siklus
haid dimulai kembali. Siklus haid akan berhenti jika terjadi kehamilan.

2.4 Patofisiologi Sistem Reproduksi Wanita


Beberapa gangguan reproduksi wanita yang paling sering terjadi antara lain:
1. Radang dan infeksi :
1. Infeksi Panggul
Infeksi panggul adalah suatu kumpulan penyakit pada saluran reproduksi
wanita bagian atas, meliputi radang pada rahim, saluran telur, indung telur,
atau dinding dalam panggul.

20
Gejala umum infeksi panggul:
a. nyeri pada daerah pusar ke bawah (pada sisi kanan & kiri),
b. nyeri pada awal haid, mual,
c. nyeri saat berkemih,
d. demam,
e. keputihan dengan cairan yang kental atau berbau.
Infeksi panggul memburuk akibat haid, hubungan seksual, aktivitas fisik yang
berat, pemeriksaan panggul, & pemasangan AKDR (alat kontrasepsi dalam
rahim, misalnya: spiral)
2. Infeksi vagina
Infeksi vagina biasanya menyerang wanita pada usia yang produktif
khususnya bagi mereka yang telah memiliki pasangan dan aktif melakukan
kegiatan seksual. Penyebab utamanya adalah hubungan seksual. Gejala-gejala
antara lain: keputihan berlebih dengan bau sangat menyengat dan disertai rasa
gatal. Jika infeksi ini tidak diatasi dengan serius, ditakutkan pada dampak
infeksi yang lebih dalam lagi.
2. Penyakit Menular Seksual ( PMS )
PMS atau infeksi menular seksual (IMS), adalah penyakit infeksi yang
ditularkan melalui hubungan seks yang tidak aman. Penyebaran bisa melalui
darah, sperma, cairan vagina, cairan tubuh lainnya. Penyebaran tanpa
hubungan seksual bisa terjadi dari ibu kepada bayinya, saat mengandung atau
melahirkan, pemakaian jarum suntik berulang/bergantian dari orang berisiko
menularkan infeksi.
3. Sifilis
Sifilis = raja singa adalah penyakit seksual yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Treponema pallidum. Gejala awal sifilis: terkadang gejala yang
muncul sulit dikenali
1) Muncul lesi atau luka pada alat kelamin atau pada mulut, luka tidak terasa
sakit, tapi sangat mudah untuk menularkan infeksi. Luka atau lesi ini akan
bertahan antara 1-2.5 bulan.
2) Infeksi berlanjut timbul ruam, demam, nyeri pada persendian, sakit kepala.

21
3) Kerontokan rambut.
4) Berlanjut kelumpuhan, kebutaan, demensia, impotensi, masalah
pendengaran dan kematian.
Pemeriksaan pendukung: tes darah.
Pengobatan: Antibiotik
Pencegahan: hindari hubungan seksual dengan orang berrisiko infeksi.
Pemeriksaan kesehatan pasangan yang pernah berhubungan seksual jika
terdiagnosis sifilis.
4. Gonore atau kencing nanah
Gonore = kencing nanah adalah penyakit menular seksual oleh bakteri
Neisseria gonorrhoeae.
Gejala gonore pada pria:
1) Pada ujung peniskeluar kotoran berwarna putih, kuning, atau hijau
2) Rasa sakit atau sensasi terbakar saat buang air kecil
3) Sering buang air kecil
4) Rasa sakit di sekitar testikel
Gejala gonore pada wanita:
1) Cairan vagina yang encer dan berwarna kuning atau hijau
2) Sering buang air kecil, rasa terbakar atau sakit saat buang air kecil
3) Rasa sakit pada perut bagian bawah pada saat berhubungan seks atau
setelahnya
4) Pendarahan pada saat berhubungan seks atau setelahnya,
5) Pendarahan berlebihan ketika mengalami menstruasi, Siklus menstruasi
yang terganggu
6) Gatal di sekitar kelamin
7) Demam, Kelelahan
Pemeriksaan penunjang: tes urin dan pengambilan sampel cairan bagian
terinfeksi.
Pengobatan: antibiotic
Komplikasi: menyebabkan kemandulan.
5. Herpes Genital

22
Herpes genital adalah penyakit seksual disebabkan oleh virus herpes simpleks
(HSV).
Gejala herpes genital muncul beberapa hari setelah terinfeksi HSV.
1) Luka melepuh berwarna kemerahan serta rasa sakit pada wilayah genital
2) terasa gatal atau sakit saat membuang air kecil.
Virus ini dapat bersifat dorman atau tidak aktif dan bersembunyi di dalam
tubuh tanpa gejala. Tapi ketika virus ini kembali aktif, luka akan muncul
kembali. Tapi luka yang terjadi biasanya lebih kecil dan tidak terlalu sakit
karena tubuh telah menghasilkan antibodi terhadap virus ini setelah pertama
kali terinfeksi. Antibodi yang sudah ada akan melawan kemunculan kembali
virus ini.
Pemeriksaan penunjang: pengambilan sampel cairan dari luka yang muncul &
tes darah.
Pengobatan: belum ada obat yang bisa menyembuhkan herpes genital.
6. Gangguan Condiloma Accuminata = kutil kelamin
Gangguan ini karena adanya virus human papiloma (HPV) yang berdampak pada
munculnya daging seperti kutil yang akan semakin bertumbuh dan akhirnya
menjadi alasan pertumbuhan kanker pada mulut rahim atau kanker servik.
Penyebaran virus ini melalui hubungan seksual, melalui kontak langsung dari
kulit ke kulit
Gejala:
1) Kutil kelamin muncul sekitar 1-3 bulan setelah terjadi infeksi HPV. Kutil
di sekitar alat kelamin atau area dubur, mungkin tidak menimbulkan rasa sakit,
tapi rasa gatal, memerah, bisa berdarah.
2) Sebagian orang yang sudah terinfeksi, tapi tidak pernah mengalami
kemunculan kutil.
Pemeriksaan penunjang: pemeriksaan fisik bagian terinfeksi, tes khusus
mendiagnosis HPV.
Pengobatan: Tidak ada pengobatan atau penanganan yang bisa melenyapkan virus
HPV. Kutil ditangani dengan prosedur pembekuan, terapi laser, atau memakai
krim, operasi untuk mengangkat kutil besar.

23
Komplikasi: berisiko terkena kanker serviks, kanker penis, kanker rektum.
Penting pemeriksaan sel kanker melalui secara teratur jika terinfeksi HPV.
7. HIV (human immunodeficiency virus)
HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh.
Penularan: melalui hubungan seks, berbagi alat suntik, dari ibu kepada bayinya,
transfusi darah.
Patofisiologi: Sistem kekebalan tubuh akan melemah dan tidak mampu melawan
infeksi.
Pengobatan: belum ada obat. Pengobatan HIV untuk memperpanjang usia dan
meredakan gejala.
Gejala HIV
1) tidak memiliki gejala yang jelas.
2) menyerang sistem kekebalan tubuh, sehingga rentan terhadap berbagai infeksi.
Pemeriksaan penunjang: tes darah HIV di klinik Voluntary Counseling and
Testing (VCT).
Gangguan reproduksi internal antara lain:
1. Cysta

Kista adalah suatu kantong berisi cairan tertutup yang dilapisi oleh selaput
(membran) yang tumbuh tak normal di rongga maupun struktur tubuh manusia.
Kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh di mana saja dan jenisnya bermacam-
macam. Kista yang berada di dalam atau permukaan ovarium (indung telur)
disebut kista ovarium. Kista ovarium sebagian besar kista terbentuk karena

24
perubahan kadar hormon yang terjadi selama siklus haid, produksi dan pelepasan
sel telur dari ovarium.
Gejala yang sering terjadi:
1) nyeri panggul atau perut, karena kista mendesak organ perut lainnya.
2) Jika kista ini berisi darah, kista dapat pecah dan menyebabkan perdarahan
internal dan nyeri tajam yang tiba-tiba.
3) Kista endometrium juga menimbulkan nyeri haid dan nyeri sanggama
4) Kista polikistik ovarium menghasilkan hormone berlebihan akan membuat
ovarium membesar dan menciptakan lapisan luar tebal yang dapat menghalangi
terjadinya ovulasi, sehingga sering menimbulkan masalah infertilitas.
Sebagian besar dari kanker ovarium bermula dari suatu kista, maka apabila
ditemukan kista ovarium harus diakukan pemeriksaan untuk menentukan kista
bersifat jinak atau ganas (kanker ovarium). Kewaspadaan terhadap kista bersifat
ganas, antara lain:
a. Kista cepat membesar.
b. Kista pada usia remaja atau pasca menopause.
c. Kista dengan dinding yang tebal dan tidak berurutan.
d. Kista dengan bagian padat.
e. Tumor pada ovarium.
2. Myoma Uteri

Mioma uteri adalah tumor (tumor jinak) atau pembesaran jaringan otot yang
ada di rahim. Tergantung dari lokasinya, mioma dapat terletak di luar, tengah,
atau dalam Rahim. Biasanya myoma uteri yang sering menimbulkan gangguan

25
reproduksi adalah mioma uteri yang terletak di lapisan dalam (lapisan
endometrium).
Gejala:
1) Myoma uteri biasanya tak bergejala.
2) Pendarahan tidak normal dari rahim:
a. Haid yang sangat banyak=hipermenorea karena meluasnya endometrium,
b. Nyeri saat haid (gangguan kontraksi otot rahim),
c. Haid yang lama, atau bercak darah meski tidak sedang haid).
d. Perdarahan yang banyak akan berdampak kurang darah atau anemia.
3) Penekanan rahim yang membesar:
a. Nyeri pada perut dan terasa berat pada perut bagian bawah,
b. Sering kencing, kesulitan dalam berkemih
c. Sering kesulitan buang air besar
d. Nyeri pinggang atau kaki karena syaraf tertekan.
4) Gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan
a. Kehamilan dapat mengalami keguguran
b. Persalinan pramaturitas
c. Gangguan saat proses persalinan
d. Tertutupnya saluran indung telur menimbulkan infertilitas
e. Kala ketiga terjadi gangguan pelepasan plasenta dan perdarahan
5) Pada mioma yang bertangkai dapat terjadi torsi (putaran) sehingga dapat
terjadi nekrosis yang mengakibatkan sindrom abdomen akut.
6) Myoma aktif saat wanita dalam usia reproduksi, sehingga saat menopause
myoma uteri akan mengecil atau sembuh.
Beberapa faktor yang mendukung terbentuknya myom:
1. Riwayat keluarga dengan myom,
2. Haid pertama kali sebelum mencapai usia 10 tahun,
3. Konsumsi alkohol,
4. Infeksi rahim
5. Hipertensi.
6. Kehamilan dan pil KB menurunkan kecenderungan berkembangnya myom.

26
7. Hormon estrogen dapat merangsang pertumbuhan miom.
8. Awal kehamilan, sekitar 30% miom akan membesar dabn mengecil
kembali setelah melahirkan.
Pemeriksaan:
1) Pada pemeriksaan dalam, dijumpai tumor padat pada abdomen bagian
bawah dan pergerakan tumor terbatas, atau dapat meraba tumor berasal dari rahim
dan pergerakan tumor tidak terbatas atau bebas.
2) USG
3) pemeriksaan kerok selaput lendir rahim (kuretase), antara lain :
4) Histerosalpingogram = foto rontgen uterus diambil setelah rahim diisi
dengan zat medium (kontras)
5) MRI (Magnetik Resonan Imaging), dilakukan bersama dengan
penyuntikan kontras Gadolinium.

Gangguan mentruasi
Gangguan mentruasi yang paling sering antara lain:
1) dysmenorrhea ( masalah menstruasi menyakitkan ),
2) menorrhagia ( menstruasi yang banyak ),
3) oligomenorrhea ( tidak menstruasi dan/atau menstruasi tidak teratur).
Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian pil hormon.
Gangguan mentruasi yang lain:
1) Amenore primer ialah menstruasi yang belum terjadi walaupun sudah
mencapai usia untuk mengalami siklus menstruasi. Dapat diikuti gejala lain
seperti tidak berkembangnya unsur seksual sekunder. Gangguan Menstruasi
Amenore primer bisa menjadi indikasi wanita tersebut mandul, sehingga harus
dikonsultasikan dengan dokter agar mendapatkan penanganan medis.
2) Amenore sekunder ditandai dengan tidak terjadinya siklus menstruasi
selama 3 - 6 bulan, pada wanita yang sebelumnya telah mengalami siklus
menstruasi.
Infertilitas
Suatu bentuk infertilitas atau kemandulan pada perempuan adalah penyumbatan

27
oviduk secara permanen yang mencegah ovum dibuahi atau mencapai uterus.
Untuk mengatasinya, ovum harus diambil dari ovari melalui pembedahan dan
dibuahi secara eksternal sebelum dikembalikan ke dalam uterus.
Sindrom pramenstruasi (PMS)
Sindrom pramenstruasi adalah sekelompok gejala fisik, emosi, dan perilaku yang
umumnya terjadi pada minggu terakhir fase luteal (seminggu sebelum haid).
Berikut beberapa gejala PMS yang sering dirasakan wanita:

1) Payudara menjadi lembut dan bengkak


2) Depresi, mudah tersinggung, murung dan emosi labil (mood swing)
3) Tidak tertarik seks (libido menurun)
4) Jerawat berkala
5) Perut kembung atau kram
6) Sakit kepala atau sakit persendian
7) Sulit tidur

Kanker payudara
Kanker payudara adalah tumor ganas yang terbentuk di jaringan
payudara. Tumor ganas merupakan kumpulan sel kanker yang berkembang secara
cepat ke jaringan di sekitarnya atau menyebar ke bagian tubuh yang lebih jauh.
Penyakit ini terjadi hampir selalu pada wanita namun dapat terjadi pula pada pria.
Ciri-ciri kanker payudara yang paling khas adalah munculnya benjolan di
payudara. Benjolan ciri-ciri kanker payudara memiliki tekstur yang keras dengan
batas yang tidak jelas dan permukaannya yang tidak rata. Benjolan juga terus
menetap 8 hingga 10 hari usai menstruasi. Bila benjolan ciri-ciri kanker payudara
dekat dengan puting susu, akan terlihat bahwa puting susu tertarik ke dalam dan
agak susah digerakkan (lengket).
Selain munculnya benjolan, tanda dan ciri-ciri kanker payudara yang dapat Anda
kenali lainnya adalah:

1. Perubahan ukuran, bentuk, atau tampilan dari payudara.


2. Perubahan bentuk pada puting payudara.

28
3. Rasa sakit pada payudara yang tak kunjung hilang, bahkan ketika Anda sudah
masuk ke masa haid bulan berikutnya. Meski begitu, beberapa wanita juga ada
yang tidak mengalami rasa sakit atau nyeri di payudaranya.
4. Puting mengeluarkan cairan bening, berwarna cokelat, atau kuning.
5. Puting tiba-tiba memerah dan bengkak tanpa diketahui penyebabnya.
6. Bengkak di sekitar ketiak yang disebabkan karena pembesaran kelenjar getah
bening di daerah tersebut.

Berikut ini beberapa faktor risiko yang dapat menjadi penyebab kanker payudara
adalah:

1. Jenis kelamin. Wanita 100 kali lebih sering didiagnosis payudara daripada pria.
Memiliki payudara besar, mengalami menstruasi dini, serta menopause usia
lanjut juga bisa menjadi faktor risiko lain penyebab kanker payudara.
2. Usia. Usia tua merupakan faktor risiko utama yang jadi penyebab kanker
payudara dan berbagai penyakit kronis lainnya. Dengan bertambahnya usia,
risiko Anda semakin tinggi.
3. Riwayat keluarga. Ini artinya jika ada anggota keluarga Anda yang sedarah (ibu,
anak, atau saudara kandung perempuan) yang menderita kanker di payudara,
Anda pun berpotensi tinggi mengalami hal yang serupa.

Pengobatan kanker payudara :

1. Pembedahan -> masektomi

2. Terapi radiasi

3. Kemoterapi

4. Terapi hormon

5. Terapi target

29
Pengobatan di rumah

1. Gaya hidup sehat.


2. Diet sehat.
3. Olahraga teratur.

Pencegahan :

1. Periksa payudara sendiri (SADARI)

2. Mammografi

3. Perubahan gaya hidup

Beberapa perubahan gaya hidup yang dapat membantu mencegah kanker di


payudara, yaitu:

1. Batasi konsumsi alkohol. Konsumsi alkohol tidak lebih dari satu gelas per hati.
Lebih baik lagi, berhentilah mengonsumsi alkohol secara total.
2. Olahraga teratur. Olahraga intensitas sedang secara rutin setidaknya 30 menit
setiap hari. Hal ini dapat dimulai dengan hanya sekadar jalan santai, bersepeda,
jogging, dan lain sebagainya. Bila perlu, tanyakan pada dokter terkait olahraga
yang sesuai dengan kondisi Anda.
3. Batasi terapi hormon pasca menopause. Kombinasi terapi hormon dapat
meningkatkan risiko terkena kanker di payudara. Itu sebabnya, bicarakan
kembali dengan dokter Anda terkait manfaat serta risiko terpai hormon.
4. Berat badan sehat. Berusahalah untuk mendapatkan berat badan sehat dan
ideal. Jika Anda perlu menurunkan banyak berat badan, tanyakan dokter tentang
stretegi yang sehat untuk mencapai hal tersebut. Pada dasarnya kunci
menurunkan berat badan hanya kurangi asupan kalori dan perbanyak olahraga.
5. Diet sehat. Asupan makanan nyatanya juga berperan penting untuk mencegah
kanker ini. Oleh sebab itu, perhatikanlah asupan makanan Anda sehari-hari.

30
Konsumsilah makanan dengan gizi seimbang dari buah dan sayur serta hindari
makanan yang mengandung lemak tinggi.

31
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pemaparan di atas kami ambil kesimpulan sebagai berikut :
1.Alat reproduksi wanita terdiri dari organ eksternal dan internal. Organ
reproduksi eksterna pada wanita sering disebut vulva, mencakup semua
organ yang dapat terlihat dari luar, yaitu mons pubis, labia mayora, dan
labia minora. Genitalia interna adalah organ reproduksi wanita yang
terletak di dalam rongga pelvis. Genitalia interna terdiri dari 3 bagian yaitu
uterus, tuba fallopi dan ovarium. Payudara pada wanita merupakan
struktur berpasangan yang terletak pada dinding toraks anterior. Payudara
mengandung kelenjar susu, fungsi utamanya untuk menyusui.
2.Ovarium dan tuba uterine mendapat darah dari arteria ovarika. Dengan
aliran darah dari aorta -> arteri ovarika -> vena ovarika -> bermuara di
vena kava inferior (kanan) dan vena renalis kiri (kiri).
Uterus mendapat darah dari fundus -> arteri ovarika , korpus, segmen
bawah, serviks ->arteri uterina.
Vulva mendapat darah dari arteri pudenda interna.
3. Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet atau sel kelamin.
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium.
Ovulasi merupakan proses pelepasan telur yang telah matang tersebut dari
dalam rahim untuk kemudian berjalan menuju tuba falopi untuk dibuahi.
Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam
tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon
reproduksi. Periode ini penting dalam hal reproduksi.
4.Beberapa gangguan reproduksi wanita yang paling sering terjadi adalah :
infeksi panggul, infeksi vagina, penyakit menular seksual (PMS), sifilis,
gonore (kencing nanah), herpes genital, kutil kelamin, kista, myoma uteri,

32
gangguan menstruasi, infertilitas, syndrome pramenstruasi (PMS), dan
kanker payudara.

3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman tentang anatomi, fisiologi, dan patologi sistem reproduksi
wanita bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

33
DAFTAR PUSTAKA

http://sitibarokahmidwife.blogspot.com/2014/01/genitalia-eksterna-dan-interna-
pada.html

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/9b912008b0a188a7e421d9
a36050a80e.pdf

http://www.academia.edu/8562966/MENSTRUASI_DAN_OVULASI

http://hafristianova.blogspot.com/p/patofisiologi-reproduksi.html

https://doktersehat.com/5-jenis-gangguan-menstruasihaid/

https://www.slideshare.net/mobile/fitrianingsihtaea/system-reproduksi-part-4

https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/panduan-anatomi-payudara/

https://hellosehat.com/penyakit/kanker-payudara/

34

Anda mungkin juga menyukai