Anda di halaman 1dari 18

SURVEI KONSUMSI PANGAN

“ NERACA BAHAN PANGAN DAN POLA PANGAN HARAPAN”

Dosen Pembimbing
Dr. Ni Komang Wiardani,SST.,M.Kes

Disusun oleh
NI PUTI SRI RATNASARI
P07131217063
DIV B
SEMESTER IV

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan dan dapat menyusun makalah tentang
“Neraca Bahan Makanan dan Pola Pangan Harapan” dengan lancar tanpa ada halangan
yang menghadang. Guna memenuhi tugas mata kuliah Survei Konsumsi Pangan
Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini dari awal
pembuatan hingga selesai.
Saya menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang ditunjukkan
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.

Denpasar, 8 April 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................ 2
1.4 Manaat penulisan .......................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Neraca Bahan Makanan ..................................................................... 4
2.2 komponen Neraca Bahan Makanan ..................................................................... 4
2.3 fungsi tabel Neraca Bahan Makanan.................................................................... 7
2.4 syarat-syarat dalam pengisian Neraca Bahan Makanan ....................................... 7
2.5 pengertian Pola Pangan Harapan ......................................................................... 8
2.6 tujuan dibentuknya Pola Pangan Harapan............................................................ 9
2.7 Fungsi dari Pola Pangan Harapan ........................................................................ 9
2.8 komponen Pola Pangan Harapan ....................................................................... 10
2.9 perhtiungan dalam Pola Pangan Harapan .......................................................... 11

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pangan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang mendasar, dianggap
strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat emosional, bahkan politis.
Terpenuhinya pangan secara kuantitas dan kualitas merupakan hal yang sangat
penting sebagai landasan bagi pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dalam
jangka panjang. Undang-undang Pangan Nomor 7/1996 mengamanatkan bahwa
pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang pemenuhannya bagian dari
hak asasi manusia (Depkes RI, 2005).
Pada kenyataannya peta penduduk rawan pangan di Indonesia yang
diumumkan oleh BPS pada tahun 2009 masih menunjukkan situasi sangat
memprihatinkan. Jumlah penduduk sangat rawan pangan yaitu dengan asupan
kalori kurang dari 1.400 kkal per orang per hari masih cenderung mengalami
peningkatan. Rendahnya aksesibiltas pangan yaitu kemampuan rumah tangga
untuk selalu memenuhi kebutuhan pangan anggotanya, mengancam penurunan
konsumsi makanan yang beragam, bergizi seimbang dan aman di tingkat rumah
tangga. Pada akhirnya akan berdampak pada semakin beratnya masalah
kekurangan gizi masyarakat, terutama pada kelompok rentan yaitu ibu, bayi dan
anak.
Pembangunan pangan dan gizi bukan hanya merupakan pembangunan yang
bersifat parsial tetapi merupakan penajaman upaya pencapaian sasaran-sasaran
pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan kualitas hidup dan
kesejahteraan rakyat. Untuk itu pembangunan pangan dan gizi menjadi salah satu
prioritas dalam pembangunan nasional, mulai dari tahap perencanaan sampai
dengan tahap pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan pembangunan.

1
Oleh karena itu diperlukan informasi mengenai situasi pangan disuatu
negara/daerah pada periode tertentu. Hal ini dapat terlihat dari gambaran produksi.
Hal ini dapat dilakukan dan dilihat dalam tabel yang disebut Neraca Bahan
Makanan dan untuk mengetahui mutu gizi konsumsi pangan dan tingkat
keragaman konsumsi pangan dibutuhkan metode Pola Pangan Harapan.

Dilihat dari masalah diatas, dalam makalah ini akan diuraikan mengenai
Neraca Bahan Makanan dan Pola Pangan Harpan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Neraca Bahan Makanan ?
2. Apa saja komponen Neraca Bahan Makanan ?
3. Apa saja fungsi tabel Neraca Bahan Makanan?
4. Bagaimana syarat-syarat dalam pengisian Neraca Bahan Makanan?
5. Apa yang dimaksud dengan Pola Pangan Harapan ?
6. Apa tujuan dibentuknya Pola Pangan Harapan ?
7. Apa saja Fungsi dari Pola Pangan Harapan ?
8. Apa saja komponen Pola Pangan Harapan ?
9. Bagaimana perhtiungan dalam Pola Pangan Harapan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Neraca Bahan Makanan
2. Untuk dapat mengetahui komponen Neraca Bahan Makanan
3. Untuk mengetahui fungsi tabel Neraca Bahan Makanan
4. Untuk mengetahui syarat-syarat dalam pengisian Neraca Bahan Makanan
5. Untuk mengetahu pengertian Pola Pangan Harapan
6. Untuk mengetahui tujuan dibentuknya Pola Pangan Harapan
7. Untuk mengetahui Fungsi dari Pola Pangan Harapan
8. Untuk mengetahui komponen Pola Pangan Harapan
9. Untuk mengetahui perhtiungan dalam Pola Pangan Harapan

2
1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui pengertian Neraca Bahan Makanan
2. Dapat dapat mengetahui komponen Neraca Bahan Makanan
3. Dapat mengetahui fungsi tabel Neraca Bahan Makanan
4. Dapat mengetahui syarat-syarat dalam pengisian Neraca Bahan Makanan
5. Dapat mengetahu pengertian Pola Pangan Harapan
6. Dapat mengetahui tujuan dibentuknya Pola Pangan Harapan
7. Dapat mengetahui Fungsi dari Pola Pangan Harapan
8. Dapat mengetahui komponen Pola Pangan Harapan
9. Dapat mengetahui perhtiungan dalam Pola Pangan Harapan

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Neraca Bahan Makanan


Neraca Bahan Makanan (NBM) merupakan tabel yang memuat informasi tentang
situasi pengadaan/penyediaan pangan (food supply), dan penggunaan pangan (food
utilization), sehingga ketersediaan pangan untuk dikonsumsi penduduk pada suatu
wilayah (Negara/Propinsi/Kabupaten/Kota) dalam suatu kurun waktu tertentu.
Neraca Bahan Makanan (NBM) memberikan informasi tentang situasi
pengadaan/penyediaan pangan, baik yang berasal dari produksi dalam negeri,
impor/ekspor dan stok serta penggunaan pangan untuk kebutuhan pakan, bibit,
penggunaan untuk industri, serta informasi ketersediaan pangan untuk dikonsumsi
penduduk suatu negara/wilayah dalam kurun waktu tertentu (BKP, 2006)
2.2 Komponen Neraca Bahan makanan
Neraca Bahan Makanan disusun dalam suatu Tabel NBM terdiri dari 19 kolom
yang terbagi menjadi 3 kelompok penyajian yaitu pengadaan/penyediaan,
penggunaan/pemakaian dan ketersediaan per kapita. Jumlah pengadaan harus
sama dengan jumlah penggunaan. Komponen pengadaan meliputi produksi
(masukan dan keluaran), perubahan stok, impor dan ekspor. Sedangkan komponen
penggunaan meliputi penggunaan untuk pakan, bibit, industri (makanan dan bukan
makanan), tercecer, dan bahan makanan yang tersedia untuk dikonsumsi. Tabel
Neraca Bahan Makanan dapat diuraikan sebagai berikut :
 jenis Bahan Makanan (kolom 1)
 Produksi, terdiri atas : input dan output (kolom 2 & 3)
 Perubahan Stok (kolom 4)
 Impor (kolom 5)
 Persediaan dalam negeri sebelum ekspor (kolom 6)
 Ekspor (kolom 7)
 Penyediaan dalam negeri (kolom 8 )
 Pemakaian/penggunaan dalam negeri (kolom 9 s/d 14)

4
 Ketersediaan untuk konsumsi per kapita (kolom 15 s/d 19)
Tabel NBM

Penjelasan tabel:
Informasi-informasi di dalam tabel neraca bahan makanan disajikan dalam 19 kolom
yang terdiri dari :
a) Kolom (1) : menyajikan jenis bahan makanan
b) Kolom (2) sampai kolom (8) : menyajikan komponen pangan dan bahan
makanan yang terdiri atas masukan kolom (2) ; keluaran kolom (3), perubahan
stok kolom ( 4), impor kolom ( 5), penyediaan dalam negeri sebelum ekspor
kolom ( 6), ekspor kolom ( 7), dan penyediaan dalam negeri kolom (8)
c) Kolom (9) sampai kolom (14) ; menyajikan komponen pemakaian dalam negeri
yang terdiri atas pakan kolom (9), bibit kolom (10), diolah untuk makanan kolom
(11), diolah untuk bukan makanan kolom (12), tercecer kolom (13) dan bahan
makanan yang tersedia untuk dikonsumsi kolom (14)
d) Kolom (15) sampai kolom (19) ; menyajikan komponen output neraca bahan
makanan berupa jenis bahan makanan yang dikonsumsi penduduk per kapita per
hari yang terdiri atas kg/tahun kolom (15), gram/hari kolom (16), kkal kolom
(17), protein gram/hari kolom (18) dan lemak gram /hari kolom (19)

5
Bahan makanan yang berupa produk turunan tersebut dapat masuk dalam
satu kelompok bahan makanan yang sama atau kelompok bahan makanan yang
berbeda dengan jenis bahan makanan awalnya. Ada 11 kelompok bahan makanan
yang terdapat di Tabel NBM yang disajikan dalam kolom 1, yang terdiri dari
kelompok:

1) Padi-padian : terdiri dari padi/gabah, gabah/beras, jagung, jagung basah


atau muda, gandum, dan tepung gandum
2) Makanan berpati : Terdiri dari ubi jalar, ubi kayu, gaplek, tapioka, sagu
atau tepung sagu.
3) Gula : terdiri dari gula pasir dan gula mangkuk.
4) Buah biji berminya: terdiri dari kacang tanah berkulit, kacang tanah lepas
kulit, kedelai, kacang hijau, kelapa berkulit dan kelapa daging atau kopra.
5) Buah-buahan : terdiri dari alpokat, jeruk, duku, durian, jambu, mangga,
nanas, pepaya, pisang, rambutan, salak, sawo, semangka, belimbing,
manggis, nanka/cempedak, markisa, sirsak, sukun dan lainnya.
6) Sayur-sayuran : terdiri dari bawang merah, ketimun, kacang merah, kacang
panjang, kentang, kubis, tomat, wortel, cabe, terong, petsai/sawi, bawang
daun, kangkung, lobak, labu siam, buncis, bayam, bawang putih, kembang
kol, jamur, melinjau, petai dan lainnya.
7) Daging : terdiri dari daging sapi, daging kerbau, daging kambing, daging
domba, daging kuda/lainnya, daging babi, daging ayam buras, daging ayam
ras, daging itik dan jeroan semua jenis.
8) Telur : terdiri dari telur ayam buras, telur ayam ras dan telur itik.
9) Susu: terdiri dari susu sapi dan susu impor.
10) Ikan : terdiri dari ikan tuna/cakalang/tongkol, kakap, cucut, bawal, teri,
lemuru, kembung, tenggiri, bandeng, belanak, mujair, ikan mas, udang,
rajungan, kerang darah, cumi-cumi, sotong dan lainnya.

6
11) Minyak dan lemak: terdiri dari kacang tanah/minyak, kopra/minyak
goreng, minyak sawit/ minyak goreng, lemak sapi, lemak kerbau, lemak
kambing, lemak domba, dan lemak babi.

2.3 Fungsi tabel Neraca Bahan Makanan


Tabel neraca bahan makanan dapat digunakan untuk:
1. Melakukan evaluasi terhadap pengadaan dan penggunaan pangan
2. Memberikan informasi tentang produksi, pengadaan serta semua
perubahan-perubahan yang terjadi
3. Alat perencanaan di bidang produksi atau pengadaan pangan dan gizi
4. Merumuskan kebijakan pangan dan gizi
2.4 Syarat pengisian Neraca Bahan Makanan
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi yaitu : jenis bahan makanan, data
penduduk, besaran dan angka konversi , komposisi gizi bahan makanan serta cara
pengisian tabel Neraca Bahan Makanan
1. Jenis bahan makanan
Jenis bahan maknan yang dimaksud adalah jenis bahan makanan yang lazim
atau umum dikonsumsi oleh masyarakat sutau daerah yag data produksinya
tersedia secara kontinyu dan resmi. Namun apabila ada data produksi jenis
bahan makanan tersebut tidak tersedia, maka bisa didekati dengan data lain
yang tersedia, misalnya data konsumsi.
2. Data Penduduk
Data penduduk yang digunakan adalah data penduduk pertengahan tahun yang
bersangkutan yang bersumber dari BPS.
3. Besaran angka dan konversi
Besaran dan anka konversi yang digunakan adalah besaran dan angka konversi
yang ditetapkan oleh Tim Neraca Bahan Makanan yang didasarkan pada kajian
dan pendekatan ilmiah. Untuk penyusunan Neraca Bahan Makanan Regional,
sepanjang besaran dan angka konversi tersedia didaerah, maka dapat
digunakan angka tersebut dengan menyebutkan sumbernya.

7
4. Komposisi gizi bahan makanan yang digunakan adalah komposisi gizi bahan
makanan yang bersumber dari daftar komposisi bahan makanan (DKBM),
publikasi puslitbang gizi departemen kesehatan dari sumber lain yang resmi
yaitu “ food composition table for use in east asia”, dan “ food composition
international use”, publikasi FAO. Komposisi gizi tersebut adalah besarnya
nilai kandungan gizi dari bagian yang dapat dimakan.
5. Cara pengisian tabel bahan makanan
Dalam pengisian kolom-kolom mulai dari kolom (2) sampai dengan kolom
(14), dan kolom (17) adalah dalam bilangan bulat, sedangkan untuk kolom
(15) (16),(18) dan kolom (19) dalam bilangan pecahan atau decimal:
- Apabila data tidak tersedia mulai hendaknya diisi dengan (-)
- Bila besarnya data kurang dari 500 kg, hendaknya diisi dengan notasi nol
(0).
2.5 Pengertian Pola Pangan Harapan ( PPH)
Pangan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang mendasar, dianggap
strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat emosional, bahkan politis.
Terpenuhinya pangan secara kuantitas dan kualitas merupakan hal yang sangat
penting sebagai landasan bagi pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dalam
jangka panjang. Undang-undang Pangan Nomor 7/1996 mengamanatkan bahwa
pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang pemenuhannya bagian dari
hak asasi manusia (Depkes RI, 2005).
Pola Pangan Harapan (PPH) atau Desirable Dietary Pattern adalah susunan
beragam pangan atau kelompok pangan yang didasarkan atas`sumbangan energi
terhadap total energi dari kelompok pangan utama (baik secara absolut maupun
relatif) dari suatu pola ketersediaan dan atau konsumsi pangan yang mampu
mencukupi kebutuhan konsumsi pangan penduduk secara kualitas, kuantitas
maupun keragamannya, dengan mempertimbangkan aspek-aspek sosial ekonomi,
budaya, agama dan cita rasa.
Pola pangan harapan juga merupakan suatu metode yang digunakan untuk
,menilai jumlah dan komposisi atau ketersediaan pangan. Pola pangan harapan

8
biasanya digunakan untuk perencanaan konsumsi, kebutuhan dan penyediaan
pangan wilayah. Dalam menentukan PPH ada beberapa komponen yang harus
diketahui diantaranya yaitu konsumsi energi dan zat gizi
FAO – RAPA (1989) Mendefinisikan PPH sebagai komposisi dari kelompok –
kelompok pangan utama yang ketika disiapkan untuk dikonsumsi sebagai makanan
untuk memenuhi kebutuhan kalori akan memberikan semua zat gizi dalam jumlah
yang mencukupi.
PPH merupakan kumpulan beragam jenis dan jumlahkelompok pangan utama
yang dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan energidan zat gizi pada komposisi
yang seimbang (Hardinsyah, 2001)
Dalam aplikasinya Pola Pangan Harapan (PPH) dikenal dengan pola konsumsi
pangan yang Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman atau dikenal dengan istilah
menu B2SA. Dengan terpenuhinya kebutuhan energi dari berbagai kelompok
pangan sesuai dengan PPH maka secara implisit kebutuhan zat gizi lainnya juga
terpenuhi. Oleh karena itu skor PPH mencerminkan mutu gizi konsumsi pangan
dan tingkat keragaman konsumsi pangan.
2.6 Tujuan Pola Pangan Harapan
Secara umum tujuan Pola Pangan Harapan adalah untuk menghasilkan suatu
komposisi standar pangan.
Tujuan analisis Pola Pangan Harapan berdasarkan ketersediaan dan konsumsi
pangan adalah untuk :
 Mengetahui secara mendetail tentang tingkat ketersediaan pangan dari
produksi lokal.
 Mengetahui kesenjangan tingkat mutu gizi dan keragaman konsumsi
pangan pada tingkat ketersediaan dengan memperhatikan
keseimbangan gizi yang didukung oleh citarasa,daya terima
masyarakat, kuatitas dan kemampuan daya beli
2.7 Fungsi Pola Pangan Harapan
1. Sebagai instrumen sederhana menilai situasi ketersediaan dan konsumsi
pangan berupa jumlah dan komposisi menurut jenis pangan secara agregat.

9
2. Sebagai basis untuk penghitungan skor Pola Pangan Harapan
yang digunakan sebagai indikator mutu gizi pangan dan
keragaman konsumsi pangan baik pada tingkat ketersediaan maupun
tingkat konsumsi.
3. Untuk perencanaan konsumsi dan ketersediaan pangan.
Dengan pendekatan Pola Pangan Harapan, keadaan
perencanaan penyediaan dan konsumsi pangan penduduk diharapkan dapat
memenuhi tidak hanya kecukupan gizi (nutritional adequency), akan tetapi
sekaligus juga mempertimbangkan keseimbangan gizi (nutritional balance)
yang didukung oleh citarasa (palatability), daya guna (digestability), daya
terima masyarakat (acceptability), kuantitas, dan kemampuan daya beli
(affortablity).

2.8 Komponen Pola Pangan Harapan

Dalam menentukan PPH ada beberapa komponen yang harus diketahui


diantaranya yaitu:

1. Menghitung energi dan zat gizi


Energi dihitung dari total energi yang dikonsumsi dari masing –
masing bahan pangan. Pada cell energy pada sheet PPH diketik = SUM
(data energy setiap golongan bahan pangan pada sheet konsumsi).
Selanjutnya dihitung jumlah total energy untuk semua golongan
bahan pangan dengan cara ketik = SUM (data energy setiap golongan
bahan pangan dari padi-padian sampai yang lainnya).

2. Menghitung % energy dan zat gizi


Menghitung persentas energi energy energy adalah dengan
membagi energy setiap golongan dengan energy total untuk semua
golongan. Caranya adalah dengan mengetik = cell setiap golongan /
cell total energy*100.

10
3. Menghitung % angka kecukupan energy dan zat gizi
Untuk menghitung persentase Angka Kecukupan Energi adalah
dengan membandingkan persentase energy
energydenganangkakecukupan energy (2000 kkal) dikali 100. Untuk
rumus formulanya dapat ditulis dengan mengetik = cell % energy /
2000*100.

4. Menghitung skor AKE


Untuk menghitung skor angka kecukupan energi (AKE) adalah
dengan mamasukkan kolom bobot untuk setiap golongan pangan
terlebih dahulu. Bobot menggambarkan kontribusi setiap golongan
bahan pangan dalam menyumbangkan energi. Misalnya untuk golongan
padi-padian bobotnya adalah 0.5, umbi-umbian 0.5 pangan hewani 2.0
dan seterusnya. Selanjutnya adalah menghitung skor aktual energy
setiap golongan bahan pangan yaitu dengan mengalikan persentase
AKE setiap golongan bahan pangan dengan bobot setiap golongan
bahan pangan.

2.9 Perhitungan Pola Pangan Harapan


1. Penyediaan pangan
Penyedian pangan terdiri dari komponen produksi, perubahan stok, impor dan
ekspor. Rumus penyediaan pangan adalah :
Ps = Pr - ∆St + Im – Ek
Ps : Total penyediaan dalam negeri Im : Impor
Pr : Produksi Ek : Ekspor
∆St : Stok akhir – stok awal

11
2. Ketersediaan bahan makanan per kapita
Ketersediaan bahan makanan per kapita dalam bentuk kandungan nilai gizinya
dengan satuan kkal energi dan gram protein, menggunakan rumus:
a) Ketersediaan energi (Kkal/Kapita/Hari) =

Ketersediaan Pangan/Kapita/Hari x Kandungan kalori x BDD


100
b) Ketersediaan protein (gram/kapita/hari) =

Ketersediaan pangan/Kapita/Hari x Kandungan protein x BDD


100
Catatan:
BDD = Bagian yang dapat dimakan (buku DKBM)
Ketersediaan pangan/kapita/hari sumbernya dari Neraca Bahan Makanan
(NBM)
Kandungan zat gizi (kalori dan protein sumbernya dari daftar komposisi
bahan makanan (DKBM)
Bagi komoditas yang data produksinya tidak tersedia (misal komoditas
sagu, jagung muda, gula merah) untuk mendapatkan angka ketersediaan
menggunakan pendekatan angka konsumsi dari data Susenas BPS ditambah
10% dengan asumsi bahwa perbedaan antara angka kecukupan energi pada
tingkat konsumsi dengan angka kecukupan energi di tingkat ketersediaan
sebesar 10%.

12
Contoh :
Dari rumus perhitungan di atas diperoleh hasil bahwa tingkat ketersedian
energi dan protein pada tahun 2007 – 2008, ternyata sudah melebihi Angka
Kecukupan Gizi yang dianjurkan

Tahun Energi Ketersediaan Tingkat Ketersediaan Tingkat


Protein (Kkal/Kap/Hr) Ketersediaan (Gram/Kap/Hr) Ketersediaan
(%) (%)
2007 3.157 143,5 76,27 133,8
2008 3.056 138,9 81,20 142,5

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Neraca Bahan Makanan (NBM) merupakan tabel yang memuat informasi


tentang situasi pengadaan/penyediaan pangan (food supply), dan penggunaan
pangan (food utilization). Neraca Bahan Makanan (NBM) memberikan informasi
tentang situasi pengadaan/penyediaan pangan, baik yang berasal dari produksi
dalam negeri, impor/ekspor dan stok serta penggunaan pangan untuk kebutuhan
pakan, bibit, penggunaan untuk industri, serta informasi ketersediaan pangan untuk
dikonsumsi penduduk suatu negara/wilayah dalam kurun waktu tertentu. Adapun
syarat pengisian NBM meliputi : jenis bahan makanan, data penduduk, besaran
dan angka konversi , komposisi gizi bahan makanan serta cara pengisian tabel
Neraca Bahan Makanan.
Pola pangan harapan juga merupakan suatu metode yang digunakan untuk
,menilai jumlah dan komposisi atau ketersediaan pangan. Pola pangan harapan
biasanya digunakan untuk perencanaan konsumsi, kebutuhan dan penyediaan
pangan wilayah. Adapun komponen-komponen yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan Pola Pangan Harapan yaitu : Menghitung energi dan zat gizi,
Menghitung % energy dan zat gizi, Menghitung % angka kecukupan energy dan
zat gizi , Menghitung skor AKE.

14
DAFTAR PUSTAKA
Panduan perhitungan Pola Pangan Harapan. 2015. Badan Ketahanan Pangan
Kementrian Pertanian
Neraca Bahan Makanan dan Pola Pangan Harapan Kota Tarakan. 2008. BAPPEDA
kota Tarakan
D’Aviero, Hafid. 2011. Pola Pangan
Harapan.https://id.scribd.com/doc/67703674/Pola-Pangan-Harapan diakses tanggal 7
April 2019
https://id.scribd.com/doc/51350910/Neraca-Bahan-Makanan diakses Tanggal 7 April
2019
http://bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Evalap/BUKU%20PEDOMAN%20PEN
YUSUNAN%20PPH.pdf Diakses tanggal 6 April 2019
Rosihan. 2012. Neraca bahan makanan.
http://rosihan.lecture.ub.ac.id/2012/03/neraca-bahan-makanan/ diakses tanggal 6 April
2019

15

Anda mungkin juga menyukai