Hubungan Etika Dengan Nilai
Hubungan Etika Dengan Nilai
Secara bahasa etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti adat
istiadat (kebiasaan), kecenderungan hati untuk melakukan perbuatan. Secara
terminologi etika adalah cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku atau
perbuatan manusia dalam hubungannya dengan baik buruk. Yang dapat dinilai baik
buruk adalah sikap manusia yaitu yang meyangkut perbuatan, tingkah laku, gerakan-
gerakan, kata-kata dan sebagainya. Adapun motif, watak, suara hati sulit untuk dinilai.1
Menurut Sunoto (1982) etika dapat dibagi menjadi etika deskritif dan etika
normatif. Etika deskritif hanya melukiskan, menggambarkan, menceritakan apa adanya,
tidak memberikan penilaian, tidak mengajarkan bagaimana seharusnya berbuat.
Contohnya sejarah etika. Adapun etika normatif sudah memberikan penilaian yang baik
dan yang buruk, yang harus dikerjakan dan yang tidak.
Etika normatif dapat dibagi menjadi etika umum dan etika khusus. Etika umum
membicarakan prinsip-prinsip umum, seperti apakah nilai, motivasi suatu perbuatan,
suara hati, dan sebagainya. Etika khusus adalah pelaksanaan prinsip-prinsip umum,
seperti etika pergaulan, etika dalam pekerjaan dan sebagainya.2
Karena Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik,
buruk, dan tanggung jawab, dengan pengertian masing – masing, sebagai berikut :
a. Pengertian Benar
Bertindak sesuai aturan / hukum yang berlaku di masyarakat.
1
A.S Asmaran. 1992. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: Rajawali Pers. Hlm: 5
2
A.S Asmaran. 1992. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: Rajawali Pers. Hlm: 6
b. Pengertian Salah
Bertindak tidak sesuai dengan aturan / hukum yang berlaku di masyarakat.
c. Pengertian Baik
Sesuatu hal dikatakan baik bila ia mendatangkan rahmat, dan memberikan
perasaan senang, atau bahagia (Sesuatu dikatakan baik bila ia dihargai secara positif).
d. Pengertian Buruk
Segala yang tercela. Perbuatan buruk berarti perbuatan yang bertentangan
dengan norma-norma masyarakat yang berlaku.
e. Pengertian Tanggung jawab
Sesuatu yang harus dilakukan sesuai dengan kewajiban dan dimensi waktu.
Benar, salah, baik, dan buruk sendiri terkait dengan aturan / hukum dan nilai – nilai
yang berlaku di masyarakat ( norma ) maka jelaslah ada keterkaitan diantara etika, nilai,
norma, kebiasaan dan hukum.3
Etika juga menyangkut cara dilakukannya suatu perbuatan sekaligus memberi
norma dari perbuatan itu sendiri. Misal : Dilarang mengambil barang milik orang lain
tanpa izin karena mengambil barang milik orang lain tanpa izin sama artinya dengan
mencuri dan jika kita mencuri, maka akan di kenai sanksi sesuai dengan hukum yang
ada.
3
Eko Sujatmiko. 2014. Kamus IPS. Surakarta: Aksara Sinergi Media. Hlm: 12
Hubungan etika dan nilai yaitu :
1. Mengacu kepada ajaran atau gambaran tentang perbuatan, tingkah laku, sifat,
dan perangai yang baik.
2. Merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk menakar martabat dan
harkat kemanusiaan.4
Menurut saya, hubungan etika dengan nilai merupakan faktor keturunan yang
bersifat tetap, statis, dan konstan, tetapi merupakan potensi positif yang dimiliki setiap
orang.
4
Frans Magnis Suseno. 1987. Etika Dasar. Yogyakarta: Kanisius. Hlm: 16
5
Frans Magnis Suseno. 1987. Etika Dasar. Yogyakarta: Kanisius. Hlm: 17
C. Hubungan Etika Dengan Norma
Menurut Antony Giddens, Norma ialah sebuah prinsip maupun aturan yang jelas,
nyata atau konkret yang harus diperhatikan oleh setiap masyarakat.
Menurut John J. Macionis, Norma merupakan segala aturan dan harapan
masyarakat yang memadu segala perilaku anggota masyarakat.
Menurut Bagja Waluyo, Norma merupakan wujud atau bentuk nyata dari nilai
yang merupakan acuan atau pedoman berisikan tentang keharusan berperilaku bagi
setiap manusia.
Norma dapat dipertahankan melalui sanksi-sanksi, yaitu berupa ancaman hukuman
terhadap siapa yang telah melanggarnya. Tetapi dalam kehidupan masyarakat yang
terikat oleh peraturan hidup yang disebut norma, tanpa atau dikenakan sanksi atas
pelanggaran, bila seseorang melanggar suatu norma, maka akan dikenakan sanksi sesuai
dengan tingkat dan sifatnya suatu pelanggaran yang terjadi, misalnya sebagai berikut:
* Semestinya tahu aturan tidak akan berbicara sambil menghisap rokok di hadapan tamu
atau orang yang dihormatinya, dan sanksinya hanya berupa celaan karena dianggap
tidak sopan walaupun merokok itu tidak dilarang.
* Seseorang tamu yang hendak pulang, menurut tata krama harus diantar sampai di
muka pintu rumah atau kantor, bila tidak maka sanksinya hanya berupa celaan karena
dianggap sombong dan tidak menghormati tamunya.
Norma yang berkaitan dengan etika seseorang terhadap orang lain.
* Orang yang mencuri barang milik orang lain tanpa sepengetahuan pemiliknya, maka
sanksinya cukup berat dan bersangkutan dikenakan sanksi hukuman, baik hukuman
pidana penjara maupun perdata (ganti rugi)6
Menurut saya, hubungan etika dengan norma adalah dipengaruhi oleh budaya atau
masyrakat, tapi keduanya merupakan prinsip-prinsip pribadi yang dibuat dan ditegakkan
oleh individu itu sendiri.
6
Zahruddin, A.R. 2006. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: Erlangga. Hlm: 22
D. Hubungan Etika Dengan Kebiasaan
Menurut Bellefroid, Kebiasaan merupakan semua peraturan yang meskipun tidak
ditetapkan oleh pemerintah, tetappi ditaati oleh seluruh rakyat karena mereka yakin
bahwa peraturan itu berlaku sebagai hukum.
Menurut Budiyanto, Kebiasaan merupakan perbuatan yang dilakukan berulang-
ulang terhadap hal yang sama kemudian diterima serta diakui oleh masyarakat.
Menurut Eko Sujatmiko, Kebiasaan merupakan perbuatan berulang-ulang dengan
bentuk yang sama yang dilakukan secara sadar dan mempunyai tujuan-tujuan jelas
sehingga disukai banyak orang.
Menurut saya, hubungan etika dengan kebiasaan yaitu merupakan budaya atau
tradisi yang hidup di masyrakat yang mengandung cara bersikap dan berperilaku.
Menurut saya, hubungan etika dan hukum merupakan sama-sama sebagai sebuah
peraturan yang ada, berkembang dan diterima di kalangan masyarakat.
7
Budiyanto. 2003. Dasar-Dasar Ilmu Tata Negara. Jakarta: Erlangga. Hlm 5
8
Frans Magnis Suseno. 1987. Etika Dasar. Yogyakarta: Kanisius. Hlm: 18
DAFTAR PUSTAKA