Anda di halaman 1dari 17

KONSEP SISTEM MEDIS

MAKALAH

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Antropologi Kesehatan

Dosen Pengampu : Hj. Lindawati S. Kep Ners MKM

Disusun oleh :
Reg / Semester : A / Semester 2
Kelompok : 02
Nama :
-Leni Marlina (P27901118026)
-Lita Oktavianti (P27901118028)
-Putri Afifah Lumani (P27901118035)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN


PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
Jl. Dr. Sitanala, Karang sari, Neglasari 15121 Telp. 0215522250 Fax. 021552250
TANGERANG
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang maha pengasih juga Maha
penyayang, Kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Kewarganegaraan yang berjudul‘’Konsep Sistem Medis’’ dengan tepat
waktu .

Untuk itu, melalui kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada :

1. Ibu Hj. Een Sukaedah, Skm, M.Kep selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Banten
2. Ibu Kusniawati, S.Kep,Ners,M.kep selaku Ketua Jurusan D3 Keperawatan Tangerang
3. Ibu Lailatul fadilah, S.Kep,Ners,M.kep selaku Ketua Program Studi D3 Keperawatan
Tangerang
4. Seluruh dosen Politeknik Kesehatan Kemenkes Banten
5. Bapak H. Wasludin, SKM,M.Kes selaku koordinator mata kuliah Antropologi
Kesehatan
6. Ibu Hj. Lindawati S. Kep Ners MKM selaku dosen Mata Kuliah Antropologi
Kesehatan
7. Orang tua yang senantiasa selalu mendoakan dan memotivasi
8. Teman-teman dan pihak-pihak yang tidak bisa di sebutkan satu persatu yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
Kewarganegaraan guna Mampu menjelaskan dan memahami mengenai ‘’Konsep Sistem
Medis’’ . kami berharap semoga gagasan pada makalah ini dapat bermanfaat bagi dunia
kesehatan dan pendidikan pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Karena keterbatasan pengetahuan dan waktu, Kami menyadari masih banyak


kekurangan dalam makalah ini, karna tak ada gading yang tak retak, kesalahan ada pada
manusia dan kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Tangerang, 17 Februari 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 2
1.3 Tujuan Makalah ................................................................................ 2
1.4 Manfaat Makalah .............................................................................. 2
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Definis Sistem Medis ....................................................................... 3
2.2 Fungsi Sistem Medis ........................................................................ 3
2.3 Ciri-Ciri Universal Sistem Medis ..................................................... 5
2.4 Sistem Medis Tradisional ................................................................. 8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 13
3.2 Saran ................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk biologis senantiasa
menjalankan serta mempertahankan kehidupanya. Dalam menjalankan serta
mempertahankan kehidupanya, manusia cenderung menjaga kesehatanya dari
berbagai penyakit baik penyakit menular maupun penyakit tidak menular.
Sejak manusia mengalami sakit, ia pun berusaha untuk mencari kesembuhan.
Ada berbagai cara manusia untuk mendapatkan kesembuhan agar bsa menjadi
manusia sehat seperti sediakala. Maka sejak itu pula ditemukan berbagai
sistem medis yang berbeda di setiap kondisi zaman.

Manusia sangat menyadari bahwa kondisi sakit merupakan kondisi yang


membuat hidupnya menderita. Maka dari itu, kesadaran ini membuat manusia
mencari berbagai cara untuk mencari kesembuhan terhadap segala penyakit.
Namun, terkadang sistem medis yang salah dapat membuat manusia menjadi
semakin sakit.Secara umum, sistem medis dapat dibagi dalam dua golongan
besar, yaitu sistem medis alamiah yang merupakan hasil perkembangan ilmu
pengetahuan (terutama dalam dunia barat) dan sistem medis tradisional yang
hidup aneka warna kebudayaan-kebudayaan (Kalangie,1976:15).

Pembahasan dalam sistem medis memfokuskan pada masalah-masalah


orang sakit, teori-teori etiologi, teknik-teknik pengobatan, stategi adaptasi
sosial yang melahirkan sistem-sistem medis, tingkah laku serta bentuk-bentuk
kepercayaan yang berlandaskan budaya yang timbul sebagai respons terhadap
ancaman yang disebabkan oleh penyakit. Pembahasan mengenai masalah
orang sakit, teori etiologi, dan teknik pengobatannya muncul dikarenakan
adanya penyakit yang tidak mampu ditangani oleh masyarakat. Dan bentuk
pranata-pranata sosial dan tradisi-tradisi budaya berupa tingkah laku manusia
itu sendiri bertujuan untuk meningkatkan kesehatan manusia.

1
1.2 Rumusan masalah
1. Apa Definisi Sistem medis ?
2. Apa fungsi dari Sistem Medis ?
3. Apa Ciri-ciri Universal Dalam Sistem Medis?
4. Apa dan bagaimana Sistem Medis Tradisional ?

1.3 Tujuan makalah


Tujuan umum
- Mampu menjelaskan dan memahami hasil analisis dari buku Sistem
Politik Indonesia
Tujuan Khusus
1. Untuk memperluas pengetahuan.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui Definisi Sistem Medis.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui Fungsi Sistem Medis.
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui Ciri-ciri Universal Dalam
Sistem Medis.
5. Agar mahasiswa dapat mengetahui Sistem Medis Tradisional.

1.4 Manfaat makalah

1. Agar mahasiswa dapat memahami Definisi Sistem Medis.

2. Agar mahasiswa dapat memahami Fungsi Sistem Medis.

3. Agar mahasiswa dapat memahami Ciri-ciri Universal Dalam Sistem

Medis.

4. Agar mahasiswa dapat memahami Sistem Medis Tradisional.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Definisi Sistem medis

Menurut Dunn (1976) yang dikutip dari Anne (2007) sistem


medis adalah pola-pola dari pranata sosial dan tradisi-tradisi yang
menyangkut perilaku yang disengaja untuk meningkatkan kesehatan,
meskipun hasil dari tingkah laku khusus tersebut belum tentu
menghasilkan kesehatan yang baik. Sistem medis juga merupakan
suatu kompleks luar dari pengetahuan, kepercayaan, teknik, peran, norma-
norma, nilai-nilai, ideology, sikap, adat istiadat, upacara-upacara dan lain-
lain. Secara singkat sistem medis mencakup semua kepercayaan dalam
usaha untuk meningkatkan kesehatan dan tindakan serta pengetahuan
ilmiah maupun keterampilan anggota-anggota kelompok yang
mendukung sistem tersebut.

2.2 Fungsi Sistem Medis

a) Sistem teori penyakit memberikan rasional bagi pengobatan

maksudnya setiap penyakit memiliki upaya pengobatan demi


kesembuhan si pasien.

b) Sistem teori penyakit tidak hanya mendiagnosis sebab penyakit dan


memberikan pengobatan yang logis untuk penyembuhan, tetapi juga
menjelaskan mengapa penyakit tersebut dapat menyerang seseorang
dengan menjelaskan tentang apa yang telah mengganggu hubungan sosial
si pasien atau apakah adanya gangguan keseimbangan alam yang terjadi
pada pasien.

c) Sistem-sistem teori penyakit berperan dalam memberi sanksi dan


dorongan norma-norma budaya sosial dan moral. Hal ini menyatakan

3
bahwa penyakit disebabkan oleh dosa, pelanggaran tabu, dan bentuk-
bentuk lain dari kesalahan tindakan. Dalam hal ini penyakit dilihat sebagai
ganjaran bagi tingkah laku yang tidak baik atau tidak disukai.

d) Sistem teori penyakit juga berperan dalam dorongan norma-norma


budaya sosial dan moral. Psikiater John Cawte menyatakan dalam sanksi
atas ketidak sepakatan sosial di kalangan penduduk asli Australia, di mana
timbale balik antara dominasi-submissi digunakan oleh para dukun
pribumi sebagai suatu dorongan menuju kesepakatan sosial. Dukun
mengatakan: sesuaikan diri atau kamu akan menjadi sakit, ia memaksakan
para pembangkang pada tindakan yang kompromistis supaya kelompok
kekerabatan tersebut dapat hidup bersama secara lebih baik.

e) Sistem teori penyakit dapat memberikan rasional bagi pelaksanaan-


pelaksanaan konservasi (perlindungan alam). Hal ini dapat dilihat di
kalangan tertentu, misalnya kalangan pemburu orang-orang Indian Tukano
di daerah Amazon Columbia. Mereka tidak boleh sembarangan memburu
dan untuk melakukan perburuan mereka harus mentaati beberapa
peraturan tertentu dari sang penguasa yang ditakuti oleh orang-orang
Tukano. Mereka mempercayai bahwa hewan buruan dapat melakukan
tindakan balasan terhadap para pemburu dengan mengakibatkan penyakit
di kalangan penduduk desanya. Dengan demikian hal tersebut menekankan
pemburu agar membunuh hewan apabila makanan diperlukan.

f) Sistem teori penyakit dapat mengatasi agresi.Dalam masyarakat luas


yang terbuka, jumlah tertentu dari sifat-sifat agresif yang terbuka dapat
diserap tanpa mengancam masyarakat. Namun dalam masyarakat kecil
yang tertutup, agresi terbuka merupakan ancaman yang tak dapat diterima
bagi kelangsungan hidup masyarakat tersebut.

g) Peran nasionalistik pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional


suatu negara berperan dalam pengembangan kebangsaan nasional, hal ini
dikarenakan pengobatan tradisional mencerminkan tingkatan kebudayaan

4
suatu negara di masa silam. Misalnya, kebangsaan Cina termasuk salah
satu kebudayaan yang maju, hal ini ditandai dengan teknik-teknik
pengobatan Cina yang telah dikenal dan digunakan lama sebelum
pengobatan itu muncul di Barat . Salah satu contoh peran nasionalistik
pengobatan tradisional di Indonesia adalah jamu yang merupakan khas
milik Indonesia. (Huard dan Wong 1968).

2.3 Ciri-ciri Universal Dalam Sistem Medis

Terdapat suatu struktur universal yang mendasari semua sistem


medis untuk memudahkan kita dalam pemahaman dan studi yang sifatnya
berhubungan dengan peranan dan kewajiban-kewajiban antara pasien dan
penyembuh. Beberapa ciri universal dalam sistem medis adalah sebagai
berikut:

1.Sistem Medis Merupakan Integral dari Kebudayaan-Kebudayaan.

Di sini dikatakan bahwa sistem medis berkaitan dengan


keseluruhan pola-pola kebudayaan. Sebagai contoh, kepercayaan
terhadap penyakit pada banyak masyarakat sangat terjalin erat
dengan magis dan religi, di mana sebagian masyarakat masih
mempercayai mitos dan makhluk-makhluk lain yang
mendatangkan penyakit, serta adanya pantangan-pantangan yang
didapat dari sesepuhnya. Masyarakat menganggap bahwa sakit
adalah keadaan individu mengalami serangkaian gangguan fisik
yang menimbulkan rasa tidak nyaman. Anak yang sakit ditandai
dengan tingkah laku rewel, sering menangis, dan tidak nafsu
makan. Selanjutnya masyarakat menggolongkan penyebab sakit ke
dalam tiga bagian:

a. Karena pengaruh gejala alam (panas, dingin) terhadap tubuh


manusia

5
b. Makanan yang diklasifikasikan ke dalam makanan panas dan
dingin

c. Supranatal (roh, setan dan lain-lain) untuk mengobati sakit


yang termasuk dalam golongan pertama dan kedua, dapat
digunakan obat-obatan, ramuan-ramuan, pijat, kerok, pantangan
makan, dan bantuan tenaga kesehatan. Untuk penyebab sakit
yang ketiga harus dimintakan bantuan dukun, kyai dan lain-lain.
Dengan demikian upaya penanggulangannya tergantung kepada
kepercayaan mereka terhadap penyebab sakit

2. Penyakit Ditentukan oleh Kebudayaan

Dari pandangan budaya, penyakit adalah pengakuan sosial


bahwa seseorang itu tidak bisa menjalankan peran normalnya
secara wajar dan harus dilakukan sesuatu terhadap kondisi tersebut.
Dengan kata lain, harus dibedakan antara penyakit (disease)
sebagai suatu konsep patologi, dan penyakit (illness) sebagai suatu
konsep kebudayaan.

Illness adalah penyakit yang dianggap sebagai suatu konsep


kebudayaan atau dapat dikategorikan konsep penyebab sakit
personalistik dimana dianggap munculnya penyakit disebabkan
oleh intervensi suatu agen aktif yang dapat berupa makhluk atau
bukan manusia.

Sedangkan disease adalah penyakit yang dianggap sebagai


suatu konsep patologi atau dapat dikategorikan konsep penyebab
sakit naturalistik yaitu seseorang menderita sakit akibat pengaruh
lingkungan, makanan (salah makan), kebiasaan hidup, ketidak
seimbangan dalam tubuh, termasuk juga kepercayaan panas dingin
seperti masuk angin dan penyakit bawaan.

6
Persepsi masyarakat mengenai terjadinya penyakit berbeda
antara daerah yang satu dengan daerah yang lain, tergantung dari
kebudayaan yang ada dan berkembang dalam masyarakat tersebut.
Persepsi kejadian penyakit yang berlainan dengan ilmu kesehatan
sampai saat ini masih ada di masyarakat; dapat turun dari satu
generasi ke generasi berikutnya dan bahkan dapat berkembang
luas.

Berikut ini contoh persepsi masyarakat tentang penyakit


malaria, yang saat ini masih ada di beberapa daerah pedesaan di
Papua (Irian Jaya). Makanan pokok penduduk Papua adalah sagu
yang tumbuh di daerah rawa -rawa. Selain rawa-rawa, tidak jauh
dari mereka tinggal terdapat hutan lebat. Penduduk desa tersebut
beranggapan bahwa hutan itu milik penguasa gaib yang dapat
menghukum setiap orang yang melanggar ketentuannya.
Pelanggaran dapat berupa menebang, membabat hutan untuk tanah
pertanian, dan lain-lain akan diganjar hukuman berupa penyakit
dengan gejala demam tinggi, menggigil, dan muntah.

Penyakit tersebut dapat sembuh dengan cara minta ampun


kepada penguasa hutan, kemudian memetik daun dari pohon
tertentu, dibuat ramuan untuk di minum dan dioleskan ke seluruh
tubuh penderita. Dalam beberapa hari penderita akan sembuh.
Persepsi masyarakat mengenai penyakit diperoleh dan ditentukan
dari penuturan sederhana dan mudah secara turun temurun.
Misalnya penyakit akibat kutukan Allah, makhluk gaib, roh-roh
jahat, udara busuk, tanaman berbisa, binatang, dan sebagainya.

Pada sebagian penduduk Pulau Jawa, dulu penderita


demam sangat tinggi diobati dengan cara menyiram air di malam
hari. Air yang telah diberi ramuan dan jampi–jampi oleh dukun dan

pemuka masyarakat yang disegani digunakan sebagai obat malaria.

7
2.4 Sistem Medis Tradisional

Sekalipun pelayanan kesehatan moderen telah berkembang di


Indonesia, namun jumlah masyarakat yang memanfaatkan pengobatan
tradisional tetap tinggi. Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional, 2001
ditemukan sekitar 57,7% penduduk Indonesia melakukan pengobatan
sendiri, sekitar 31,7% menggunakanobat tradisional serta sekitar 9,8%
menggunakan cara pengobatan. Adapun yang dimaksud dengan
pengobatan tradisional disini adalah cara pengobatan atau perawatan yang
diselenggarakan dengan cara lain diluar ilmu kedokteran atau ilmu
keperawatan yang lazim dikenal, mengacu kepada pengetahuan,
pengalaman dan keterampilan yang diperoleh secara turun temurun, atau
berguru melalui pendidikan, baik asli maupun yang berasal dari luar
Indonesia, dan diterapkan sesuai norma yang berlaku dalam masyarakat
(UU No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan).

Banyak faktor yang berperan, kenapa pemanfatan pengobatan


tradisional masih tinggi di Indonesia. Beberapa diantaranya yang
dipandang penting adalah:

1.Pengobatan tradisional merupakan bagian dari sosial budaya


masyarakat.

2.Tingkat pendidikan, keadaan sosial ekonomi dan latar belakang


budaya masyarakat menguntungkan pengobatan tradisional.

3. Terbatasnya akses dan keterjangkauan pelayanan kesehatan moderen.

4. Keterbatasan dan kegagalan pengobatan modern dalam mengatasi


beberapa penyakit tertentu.

5. Meningkatnya minat masyarakat terhadap pemanfaatan bahan-bahan


(obat) yang berasal dari alam (back to nature).

8
6.Meningkatnya minat profesi kesehatan mempelajari pengobatan
tradisional.

7. Meningkatnya modernisasi pengobatan tradisional.

8. Meningkatnya publikasi dan promosi pengobatan tradisional.

9.Meningkatnya globalisasi pelayanan kesehatan


tradisional.Meningkatnya minat mendirikan sarana dan
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional.

Pengobatan alternatif adalah cara pengobatan atau perawatan yang


diselenggarakan dengan cara lain di luar ilmu kedokteran dan atau ilmu
keperawatan yang lazim dikenal, mengacu kepada pengetahuan,
pengalaman, dan keterampilan yang diperoleh secara turun-temurun atau
berguru melalui pendidikan, baik asli maupun dari luar Indonesia.
Pengobatan alternatif bisa dilakukan dengan menggunakan obat-obat
tradisional, yaitu bahan atau ramuan bahan yang berasal dari tumbuhan,
hewan, mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan-bahan
tersebut yang turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman.

Pengobatan alternatif merupakan bentuk pelayanan pengobatan


yang menggunakan cara, alat atau bahan yang tidak termasuk dalam
standar pengobatan kedokteran moderen (pelayanan kedoteran standar)
dan digunakan sebagai alternatif atau pelengkap pengobatan kedokteran
moderen tersebut. Berbagai istilah telah digunakan untuk cara pengobatan
yang berkembang di tengah masyarakat. WHO (1974) menyebut sebagai
“traditional medicine” atau pengobatan tradisional. Para ilmuwan lebih
menyukai “traditional healding”. Adapula yang menyebutkan “alternatif
medicine”. Ada juga yang menyebutkan dengan folk medicine, ethno
medicine, indigenous medicine (Agoes, 1992;59).

9
Dalam sehari-hari kita menyebutnya “pengobatan dukun”. Untuk
memudahkan penyebutan maka dalam hal ini lebih baik digunakan istilah
pengobatan alternatif, karena dengan istilah ini apat ditarik garis tegas
perbedaan antara pengobatan moderen dengan pengobatan di luarnya dan
juga dapat merangkum sistem-sistem pengobatan oriental (timur) seperti
pengobatan tradisional atau sistem penyembuhan yang berakar dari budaya
turun temurun yang khas satu etnis (etno medicine).

Pengobatan alternatif sendiri mencakup seluruh pengobatan


tradisional dan pengobatan alternatif adalah pengobatan tradisional yang
telah diakui oleh pemerintah. Pengobatan yang banyak dijumpai adalah
pengobatan alternatif yang berlatar belakang akar budaya tradisi suku
bangsa maupun agama. Pengobat (curer) ataupun penyembuh (healer) dari
jasa pengobatan maupun penyembuhan tersebut sering disebut tabib atau
dukun. Pengobatan maupun diagnosa yang dilakukan tabib atau dukun
tersebut selalu identik dengan campur tangan kekuatan gaib ataupun yang
memadukan antara kekuata rasio dan batin.

Salah satu ciri pengobatan alternatif adalah penggunaan doa


ataupun bacaan-bacaan. Doa atau bacaan dapat menjadi unsur penyembuh
utama ketika dijadikan terapi tunggal dalam penyembuhan. Selain doa ada
juga ciri yang lain yaitu adanya pantangan-pantangan. Pantangan berarti
suatu aturan-aturan yang harus dijalankan oleh pasien. Pantangan-
pantangan tersebut harus dipatuhi demi kelancaran proses pengobatan,
agar penyembuhan dapat selesai dengan cepat. Dimana pantangan-
pantangan tersebut sesuai dengan penyakit yang diderita pasien. Seperti
misalnya penyakit patah tulang maupun terkilir, biasanya dilarang unutk
mengkonsumsi minum es dan kacang-kacangan. Makanan-makanan
tersebut menurutnya dapat mengganggu aliran syaraf-syaraf yang akan
disembuhkan.

10
 Pengelompokan Sistem Medis Tradisional

Sistem medis tradisional merupakan metode pengobatan yang


menggunakan pendekatan diluar medis, yang tidak termasuk dalam
standar pengobatan kedokteran modern. Dalam pengobatan tradisional,
segala metode dimungkinkan, dari penggunaan obat-obat tradiosional
seperti jamu-jamuan, rempah, yang sudah dikenal seperti jahe, kunyit
dan sebagainya. Pendekatan lain seperti menggunakan energi tertentu
yang mampu mempercepat proses penyembuhan.

Pada mulanya kalangan kedokteran bersikap sangat sinis dan


menganggap pengobatan tradisional tidak bisa dipertanggung
jawabkan karena tidak didukung riset medis yang memadai. Tetapi
semakin banyaknya fakta-fakta keberhasilan membuat mereka tergoda
untuk melakukan riset. Dan pada akhirnya semakin lama semakin
banyak teknik pengobatan tradisional yang diakui, bahkan digunakan
para dokter sebagai terapi komplementer untuk mendapatkan tingkat
kesembuhan yang lebih baik. Menurut Agoes (1992:61) pengobatan
tradisional dikelompokkan menjadi 4 (empat) jenis yaitu :

1. Pengobatan tradisional dengan ramuan obat, yaitu pengobatan


tradisional dengan menggunakan ramuan asli Indonesia, pengobatan
tradisional dengan ramuan obat Cina, pengobatan dengan ramuan obat
India.

2. Pengobatan tradisional spiritual/kebatinan, yaitu pengobatan yang


dilakukan atas dasar kepercayaan agama, dan dengan dasar getaran
magnetis yaitu orang itu bisa memakai pengaruh dari luar dunia
manusia untuk membantu orang sakit.

3. Pengobatan tradisional dengan memakai peralatan/perangsangan


yaitu seperti akupuntur, pengobatan atas dasar ilmu pengobatan
tradisional Cina yang menggunakan penusukan jarum dan

11
penghangatan moxa (daun arthamesia vulgaris yang dikeringkan)
termasuk juga pengobatan urut pijat, pengobatan patah tulang,
pengobatan patah tulang, pengobatan dengan peralatan (tajam/keras),
dan benda tumpul.

4. Pengobatan tradisional yang telah mendapatkan pengarahan dan


pengaturan pemerintah yaitu, seperti dukun beranak, tukang gigi
tradisional.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem medis adalah pola-pola dari pranata sosial dan tradisi-
tradisi yang menyangkut perilaku yang disengaja untuk meningkatkan
kesehatan, meskipun hasil dari tingkah laku khusus tersebut belum
tentu menghasilkan kesehatan yang baik. Terdapat suatu struktur
universal yang mendasari semua sistem medis untuk memudahkan kita
dalam pemahaman dan studi yang sifatnya berhubungan dengan peranan
dan kewajiban-kewajiban antara pasien dan penyembuh atau bisa dikatan
sebagai tenaga kesehatan.

Didalam sistem medis pengobatan tradisional masih digunakan


karena model pengobatan tradisional ini dianggap suatu pengobatan yang
diperoleh secara turun temurun, atau berguru melalui pendidikan, baik asli
maupun yang berasal dari luar indonesia, dan diterapkan sesuai norma
yang berlaku dalam masyarakat.

3.2 saran

Kita sebagai tenaga kesehatan yang sudah mengikuti


perkembangan zaman yang semakin modern sebaiknya harus bisa
mensiasati lebih baik lagi bagaimana sistem medis menyembuhkan pasien
yang lebih rasional dan bisa dibuktikan dengan nyata, tanpa mengganggap
penyakit yang belum bisa didiagnosa oleh tenaga kesehatan harus
mengunakan ilmu yang masyarakat umum menyebutnya “Black Magic”.
Sebagai tenaga kesehatan kita boleh menerapkan sistem
pengobatan yang tradisional asalkan itu yang bisa di anggap nyata dan bisa
diuji untuk benar-benar bisa menyembuhkan penyakit misalnya
menerapkan pengobatan tradisional dengan memanfaatkan kekayaan alam
yang tersedia. Bukan menggunakan ilmu-ilmu yang tidak bisa
dirasionalkan.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://muhibkyumi.blogspot.com

Sarwono,S.1993.Sosiologi Kesehatan:Beserta Konsep Beserta Aplikasinya. Gajah


Mada University.

Walukow, A. 2004.Antropologi Kesehatan. Jakarta : UI Press

iii

Anda mungkin juga menyukai