Anda di halaman 1dari 58

AKU3501

Pengantar Perpajakan

Annisa Hayatun Nazmi Burhan, M.Sc


Tujuan Pembelajaran
• Pada akhir perkuliahan mahasiswa diharapan
untuk dapat:
1. Memahami penting nya dan isu-isu pajak
terutama di Indonesia
2. Mengerti konsep dan jenis-jenis pajak
3. Memiliki pemahaman yang baik akan
akuntansi pajak
4. Memahami konsep kebijakan yang baik
Kenapa Pajak itu penting?

Source:
kemenkeu.go.id/apbn2018
Kenapa Pajak itu penting?
Kewajiba
n
Individu

Pertumb Kewajiban
uhan
Ekonomi
TAX perusaha
an

Penerima
an Negara
Karir

Manjemen
Pajak

Pendidik Petugas
(Dosen/Tr
ainer)
Karir Perpajakan
(DJP)

Konsultan
Pajak
Pajak dalam perusahaan

Transaksi

Kebijakan Pajak
Kewajiban
Manejem dalam
Perusahaan
en perusahaan

Laporan
Keuangan
Pembagian Bab
• Bagian 1: Pengantar Perpajakan
• Bagian 2: Pajak Negara dan Pajak Daerah
Pengantar Perpajakan

BAGIAN 1
Definisi Pajak
kontribusi wajib yang bersifat
kepada negara yang memaksa
terutang oleh orang berdasarkan
pribadi atau badan Undang-undang

digunakan untuk
dengan tidak
keperluan negara
mendapatkan
bagi sebesar-
imbalan secara
besarnya
langsung
kemakmuran rakyat
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan UU
No. 16/2009
Definisi Pajak
Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H
iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan
undang-undang (yang dapat dipaksakan)
dengan tidak mendapat jasa timbal
(kontraprestasi), yang langsung dapat
ditunjukkan dan yang digunakan untuk
membayar pengeluaran umum
(Dasar-dasar hukum pajak dan
pajak pendapatan 1990:5)
Definisi Pajak
Prof.Dr.P.J.A.Adriani
Iuran kepada negara (dapat dipaksakan) yang terutang
oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan
dengan tidak mendapat prestasi kembali yg langsung
dpt ditunjuk dan gunanya adalah untuk membiayai
pengeluaran pengeluaran umum berhubungan dengan
tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan

Mr. DR. N. J. Feldmann


Pajak adalah prestasi yang dilaksanakan oleh dan
terutang kepada Pengusaha (menurut norma-norma
yang ditetapkannya secara umum), tanpa adanya
kontra-prestasi, dan semata2 digunakan untuk
menutup pengeluaran2 umum.
Elemen Pajak
Didapatkan dari masyarakat (wajib pajak)

Di atur oleh hukum dan undang-undang

Tidak ada timbal balik langsung

Diatur dan dikelola negara untuk kemakmuran


rakyat
Fungsi Pajak

Fungsi Anggaran (budgetair)


• Pajak sebagai salah satu sumber dana bagi pemerintah
untuk membiayai pengeluarannya.
Fungsi Mengatur (regulerend)
• Pajak sebagai alat untuk mengatur dan melaksanakan
kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan
ekonomi.
• Contoh: Pajak tinggi pada minuman keras dan barang
mewah untuk menekan konsumsi
Pungutan Lain
• Retribusi
• Donasi
Pungutan Lain
• RETRIBUSI
Mendapat
kontraprestasi
langsung

Unsur yang melekat pada pengertian retibusi adalah:


1. Pemungutan retribusi harus berdasarkan undang-undang.
2. Sifat pemungutannya dapat dipaksakan
3. Pemungutannya dilakukan oleh negara
4. Digunakan untuk pengeluaran bagi masyarakat umum
5. Kontraprestasi langsung dapat dirasakan oleh pembayar retribusi
Pungutan Lain
▪ SUMBANGAN
Yang mendapat manfaat
penerima sumbangan

• Sumbangan tidak diartikan untuk kepentingan pengeluaran2


yang dikelola oleh pemerintah,tetapi dilaukan oleh dan untuk
kepentingan sekelompok masyarakat tertentu dan tidak
memerlukan dasar hukum pungutannya berdasarkan UU serta
unsur pelaksanaannya pun tidak ada
• Sumbangan pungutannya tidak berdasarkan UU tetapi lebih
bersifat gotong royong
Teori Mendukung Pemungutan Pajak
• Teori Asuransi
– Negara melindungi rakyatnya
• Teori Kepentingan
– Beban pajak sesuai kepentingan tiap individu
• Teori Daya Pikul
– Beban pajak sesuai daya pikul masing-masing individu. Ada
unsur (1) Objektif – penghasilan dan (2) Subjektif –
kebutuhan material
• Teori Bakti
– Pembayaran pajak sebagai kewajiban/bakti kepada negara
• Teori Asas Daya Beli
– Peralihan daya beli rumah tangga individu pada rumah
tangga pemerintah
Definisi Hukum Pajak
• Keseluruhan dari peraturan-peraturan yang meliputi
wewenang pemerintah untuk mengambil kekayaan
seseorang dan menyerahkannya kembali kepada
masyarakat melalui Kas Negara.
• Contoh Peraturan pajak: Peraturan Menteri Keuangan
(PMK); Keputusan Menteri Keuangan; Peraturan
Pemerintah (PP); Keputusan Direktorat Jenderal pajak
(DJP)
• Hukum pajak mengatur hubungan antara pemerintah
sebagai penarik pajak (fiscus) dan wajib pajak
(masyarakat)
• Termasuk dalam hukum publik
PEMBAGIAN HUKUM PAJAK
HUKUM PAJAK MATERIAL

mengatur tentang obyek pajak, subyek


pajak, besar pajak yang dikenakan
timbul dan hapusnya utang pajak dan
hubungan hukum antara pemerintah
dan WP
HUKUM PAJAK FORMAL

• UU Pajak Penghasilan
tata cara untuk mewujudkan hukum
• UU Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak material menjadi kenyataan
Penjualan Barang Mewah (PPnBM)
• UU Bea Meterai
• UU Pajak dan Retribusi Daerah • UU Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan,
• UU Pajak Bumi dan Bangunan
• UU Penagihan Pajak dengan Surat
Paksa,
• UU Pengadilan Pajak
Bagaimana seharusnya kebijakan dapat dikatakan
baik?
AICPA’s 10 guiding principles
1. Equity and Fairness – similarly situated
taxpayers should be taxed similarly
2. Certainty – when and how tax should be paid
3. Convenience of Payment
4. Economy of Collection - costs to collect a tax
should be minimum for both the government
and taxpayers
5. Simplicity – taxpayers can understand the
rules and comply correctly and cost efficiently
AICPA’s 10 guiding principles
6. Neutrality – tax law's effect on a taxpayer's
decision to carry out a particular transaction
be kept to a minimum
7. Economic Growth and Efficiency
8. Transparent and Visibility
9. Minimum Tax Gap – to minimize tax
noncompliance
10.Appropriate Government Revenues –
predictability dan reliability
Jenis Pajak

Golongan

Sifat

Pemungut
Jenis Pajak

Pajak

Golonga Sifat Lemb.


n Pemungutny
a

Pajak Pajak
Subyekti Obyekti
f f
Pajak pajak Pajak Pajak
Langsu tdk Pusat Daerah
ng langsun
g
Jenis Pajak
1. Pajak Langsung
▪ Harus dipikul sendiri, tidak dapat dibebankan pada orang lain
▪ Contoh: Pajak Penghasilan
2. Pajak tidak langsung
▪ Dapat dibebankan pada orang lain
▪ Contoh: Pajak Pertambahan Nilai

1. Pajak Subjektif
▪ Memperhatikan keadaan wajib pajak
▪ Contoh: Pajak penghasilan

2. Pajak Objektif
▪ Tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak, lebih focus pada objek
pajak
▪ Contoh: PPN, PBB
Jenis Pajak

1. Pajak negara
▪ Dipungut pemerintah pusat
▪ Contoh: PPh, PPN, Ppn BM, etc.

2. Pajak daerah
▪ Dipungut pemerintah daerah
▪ Contoh: Hotel Tax, Restaurant Tax, Advertising Tax
Pemungutan Pajak

metode Asas/prinsip

sistem tarif
Metode Asas/Prinsip
▪ Stelsel ▪ Azas pemungutan pajak
▪ Fiktif → didasarkan pada ▪ Domisili / tempat tinggal
asumsi dan prediksi tahun ▪ Sumber
sebelumnya (PPH Ps 25) ▪ Kebangsaan
▪ Riil → didasarkan pada
objek, dilakukan pada akhir
tahun pajak, setelah
Sistem Book page 9
penghasilan sesungguhnya ▪ Sistem pemungutan
terhitung (PPh ps 21, 23) ▪ Official assessment → SKP, PBB
▪ Campuran → PPh ps 29 ▪ Self assessment → PPh tahunan
▪ Withholding system → PPh 21,
23,
Tarif
STRUKTUR TARIF

1. PROPORSIONAL
(PPN)
2. PROGRESIF
3. DEGRESIF
4. TETAP (materai)
Timbul dan Hapusnya Utang Pajak
1. Ajaran Formil
▪ Karena adanya SKP
▪ Official assessment system

2. Ajaran Materiil
▪ Karena berlakunya undang-undang
▪ Self assessment system
Hapusnya Utang Pajak
1. Pembayaran
2. Kompensasi
3. Daluwarsa
4. Pembebasan dan Penghapusan
Walaupun rasio pajak
Indonesia terus
meningkat, tapi
mengapa masih
menduduki posisi
terendah di area Asia
Pasifik.
Mengapa bisa terjadi

http://www.oecd.org/tax/revenue-statistics-in-asian-and-pacific-economies-
26179180.htm
Perlawanan Pajak
PASIF

• Struktur Ekonomi
• Sistem Pemungutan
• Moral dan
Intelektual AKTIF
penduduk

• Tax Avoidance
• Tax Evasion
Pajak Negara dan Pajak Daerah

BAGIAN 2
Jenis Pajak
A. Pajak Negara/Pemerintah Pusat
◆ Merupakan pajak-pajak yang dikelola oleh
pemerintah pusat melalui direktorat jenderal
pajak, kementerian keuangan.

B. Pajak Daerah
◆ Pajak daerah adalah pajak-pajak yang dikelola
oleh pemerintah daerah, baik di tingkat provinsi,
kabupaten maupun kota.
A. Jenis Pajak Negara/Pemerintah Pusat

① Pajak Penghasilan (PPh)


② Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah (PPn BM)
③ Bea Materai
④ Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
1. Pajak Penghasilan
• Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan pada penghasilan
baik perorangan maupun badan.

• Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang


diterima atau diperoleh Wajib Pajak baik yang berasal baik dari
Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai untuk
konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang
bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun. (sumber:
pajak.go.id)

• Dasar hukum: UU No. 36 tahun 2008 (efektif 1 Januari 2009)

• PPh pasal 4, 15, 21, 22, 23, 24, 25/29, dan 26.
2. PPN & PPNBm
• PPN adalah pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan nilai dari
barang atau jasa dalam peredarannya dari produsen ke konsumen.
(sumber: pajak.go.id)
• Tarif PPN 10%.

• PPNBm adalah jenis pajak yang merupakan satu paket dalam Undang-
undang Pajak Pertambahan Nilai, yang dikenakan pada barang kena pajak
yang tergolong barang mewah. (sumber: pajak.go.id)
• Tarif PPNBM mulai dari 10% s.d. 200%.

• Barang mewah adalah barang yang bukan merupakan kebutuhan pokok,


dikonsumsi oleh kalangan tertentu, dikonsumsi oleh orang
berpenghasilan tinggi, dan/atau untuk menunjukkan suatu status.

• Dasar Hukum: UU No. 42 tahun 2009 (efektif 1 April 2010)


3. Bea Materai
• Bea meterai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen yang
bersifat perdata dan dokumen untuk digunakan di pengadilan.
(sumber: pajak.go.id)

• Pembayaran bea materai terjadi terlebih dahulu daripada saat


terutang.

• Objek bea materai:


– Dokumen yang memuat informasi tentang sejumlah uang, seperti
kuitansi
– Dokumen yang bersifat perdata, seperti kontrak perjanjian,
pengadaan, dsb.

• Dasar Hukum: UU No. 12 Tahun 1994


4. Pajak Bumi dan Bangunan
• PBB adalah pajak yang dikenakan pada bumi dan/atau bangunan.
• Per 1 Januari 2014, PBB Perkotaan dan Pedesaan (P2) menjadi pajak
daerah, namun pajak pertambangan, kehutanan, perkebunan masih
merupakan pajak pusat.
• Objek PBB:
1. Bumi : Permukaan bumi (tanah dan perairan) dan tubuh bumi yang ada di
pedalaman serta laut wilayah Indonesia.
Contoh: sawah, ladang, kebun, tanah, pekarangan, tambang.
2. Bangunan: Konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada
tanah dan atau perairan.
Contoh: rumah tempat tinggal, bangunan tempat usaha, gedung
bertingkat, pusat perbelanjaan, emplasemen, pagar mewah, dermaga,
taman mewah, fasilitas lain yang memberi manfaat, jalan tol, kolam
renang, anjungan minyak lepas pantai.

• Dasar Hukum: UU No. 12 Tahun 1994 dan UU 28 tahun 2009


Penggunaan Pajak Pusat
• https://www.kemenkeu.go.id/alokasipajakmu
B. Jenis Pajak dan Retribusi Daerah
• Dasar hukum : UU No. 28 Tahun 2009
• UU No. 28 tahun 2009 mengatur tentang pajak daerah dan
retribusi daerah.

• Jenis pajak daerah:


1. Pajak Provinsi : pajak kendaraan bermotor, bea balik nama
kendaraan bermotor, pajak bahan bakar kendaraan bermotor,
pajak air permukaan, pajak rokok.
2. Pajak Kabupaten/Kota: pajak hotel, restoran, hiburan,
reklame, penerangan jalan, mineral bukan logam dan batuan,
parkir, air tanah, sarang burung walet, PBB-P2, dan bea
perolehan hak atas tanah dan bangunan.
B. Jenis Pajak dan Retribusi Daerah
• Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh
PEMDA untuk kepentngan orang pribadi/badan.

• Objek retribusi daerah:


a) Jasa Umum
Jasa yang disediakan atau diberikan oleh PEMDA untuk tujuan kepentingan dan
kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
b) Jasa usaha
Jasa yang disediakan oleh PEMDA dengan menganut prinsip-prinsip komersial
karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta.
c) Perizinan tertentu
Kegiatan PEMDA dalam rangka memberi izin pada individu maupun badan untuk
pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan,
pemanfaatan ruang, serta penggunaan SDA, barang, prasasaran, sarana atau
fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian
lingkungan.
Jenis Retribusi Jasa Umum
1. Pelayanan kesehatan
2. Persampahan/kebersihan
3. Penggantian biaya cetak KTP/Akta catatan sipil
4. Pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat
5. Pelayanan parkir
6. Pelayanan pasar
7. Pengujian kendaraan bermotor
8. Pemeriksaan alat pemadam kebakaran
9. Penggantian biaya cetak peta
10. Penyediaan dan atau penyedotan kakus
11. Pengolahan limbah cair
12. Pelayanan tera ulang
13. Pelayanan pendidikan
14. Pengendalian menara telekomunikasi
Jenis Retribusi Jasa Usaha
Objek retribusi jasa usaha:
1. Pelayanan dengan menggunakan/memanfaatkan kekayaan daerah yang belum dimanfaatkan
secara optimal;
2. Pelayanan oleh PEMDA sepanjang belum disediakan secara memadai oleh swasta.

Jenis retribusi jasa usaha:


1. Pemakaian kekayaan daerah
2. Pasar grosir dan/atau pertokoan
3. Tempat pelelangan
4. Terminal
5. Tempat khusus parkir
6. Tempat penginapan/pesanggrahan/villa
7. Rumah potong hewan
8. Pelayanan kepelabuhanan
9. Tempat rekreasi dan olahraga
10. Penyeberangan di air
11. Penjualan produksi usaha daerah.
C. Jenis Retribusi Perizinan Tertentu
1. Izin mendirikan bangunan
2. Izin tempat penjualan minuman beralkohol
3. Izin gangguan
4. Izin trayek
5. Izin usaha perikanan
Cukai
Kriteria Pemungutan Cukai:
• Konsumsinya perlu dikendalikan
• Peredarannya perlu diawasi
• pemakaiannya dapat menimbulkan dampak
negatif bagi masyarakat atau lingkungan hidup
• Pemakaiannya perlu pembebanan pungutan
negara demi keadilan dan keseimbangan,
dikenai cukai berdasarkan undang-undang.
• Contoh: Cukai Rokok, Etil Alkohol
[Diskusi] Pajak Daerah vs Retribusi

Persamaan dan Perbedaan


[Diskusi] Pajak Daerah vs Retribusi
Persamaan
• Dibebankan pada masyarakat
• Dapat dipaksakan
• Untuk kemakmuran rakyat
[Diskusi] Pajak Daerah vs Retribusi
Perbedaan
Item Pajak daerah Retribusi
peraturan Level nasional (i.e. UU) Pada level daerah (i.e. Perda,
Peraturan Pemerintah)
Kontraprestasi Tidak secara langsung Langsung
Sifat Administratif Ekonomis
Tata Cara Pemungutan Pajak
• Pemungutan pajak tidak dapat diborongkan.
Pembayaran pajak pun tidak dapat
diborongkan.

• Pembayaran pajak harus didasarkan pada


SURAT KETETAPAN PAJAK yang dikeluarkan
oleh pemerintah dan dibayar sendiri oleh
wajib pajak berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
Tata Cara Pemungutan Retribusi
• Retribusi dipungut dengan menggunakan
SURAT KETETAPAN RETRIBUSI DAERAH (SKRD)
atau dokumen lain yang disamakan seperti
karcis, kupon, dan kartu langganan.

• Sanksi administratif bagi terlambat bayar


adalah 2% per bulan.
Daluwarsa Penagihan Pajak
• Hak penagihan pajak pemerintah menjadi
daluwarsa apabila telah melampaui waktu 5
tahun sejak saat terutangnya pajak, kecuali
WP melakukan tindak pidana di bidang
perpajakan daerah.
Daluarsa Penagihan Retribusi
• Daluwarsa penagihan retribusi adalah tiga
tahun terhitung sejak saat terutangnya
retribusi. Kecuali jika wajib pajak melakukan
tindak pidana di bidang retribusi.
Pajak dan Akuntansi

PSAK Undang-Undang

AKUNTANSI PAJAK

PERBEDAAN

Permanen Temporer

Penelitian: Pajak Tangguhan:


Book tax Gap ▪ Aktiva/utang
▪ Beban/Pendapatan
Eff Tax Rate
Pajak dan Akuntansi
Temporer

• Depreciation / amortization
(method; useful life; residual Permanen
value)
• Estimated cost: Receivable write
off; Inventory write off; pension
• Income that will be subjected to
benefit
final tax
• Non-deductable expenses:
donation; expenses unrelated to
earn income
• Non-tax Object: subsidiary profit;
Fiscal Reconciliation Grant
PERHATIAN!
• Tugas, Presentation Presentasi dan Pengumpulan: As
explained in Syllabus (Prepare for Next Week!)
• Kepatuhan pada seluruh prosedur yang tertera pada
instruksi adalah keharusan.
• Materi tugas dan presentasi akan diunggah pada
google classroom dan atau sintesis (segera setelah
kelas)
• Week 1 PPT akan diunggah pada google classroom dan
atau sintesis (segera setelah kelas)
• Week 2 PPT dan seterusnya akan diunggah pada google
classroom dan atau sintesis (segera sebelum kelas)
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai