PENDAHULUAN
3. Curah jantung dan kontrolnya (penentu curah jantung, kontrol kecepatan jantung dan isi
sekuncup)
Curah jantung cardiac output adalah volume darah yang dipompa oleh tiap – tiap
ventrikel per menit bukan jumlah total darah yang dipompa oleh jantung. Selama satu
periode waktu tertentu, volume darah yang mengalir melalui sirkulasi paru ekivalen
dengan volume darah yang mengalir melalui sirkulasi sistemik. Dengan demikian, curah
jantung dari kedua ventrikel dalam keadaan normal identik, walaupun apabila
diperbandingkan denyut demi denyut, dapat terjadi variasi minor.
Dua faktor penentu curah jantung adalah kecepatan Universitas Sumatera Utara denyut
jantung denyut per menit dan volume sekuncup volume darah yang dipompa per
denyut. Kecepatan denyut jantung rata – rata adalah 70 kali per menit, yang ditentukam
oleh irama sinus SA, sedangkan volume sekuncup rata – rata adalah 70 ml per denyut,
sehingga curah jantung rata – rata adalah 4.900 mlmenit atau mendekati 5 litermenit.
Kecepatan denyut jantung terutama ditentukan oleh pengaruh otonom pada nodus SA.
Nodus SA dalam keadaan normal adalah pemacu jantung karena memiliki kecepatan
depolarisasi spontan tertinggi. Ketika nodus SA mencapai ambang, terbentuk potensial
aksi yang menyebar ke seluruh jantung dan menginduksi jantung berkontraksi. Hal ini
berlangsung sekitar 70 kali per menit, sehingga kecepatan denyut rata – rata adalah 70
kali per menit. Jantung dipersarafi oleh kedua divisi sistem saraf otonom, yang dapat
memodifikasi kecepatan serta kekuatan kontraksi. Saraf parasimpatis ke jantung yaitu
saraf vagus mempersarafi atrium, terutama nodus SA dan nodus atrioventrikel AV.
Pengaruh sistem saraf parasimpatis pada nodus SA adalah menurunkan kecepatan
denyut jantung, sedangkan pengaruhnya ke nodus AV adalah menurunkan eksitabilitas
nodus tersebut dan memperpanjang transmisi impuls ke ventrikel. Dengan demikian, di
bawah pengaruh parasimpatis jantung akan berdenyut lebih lambat, waktu antara
kontraksi atrium dan ventrikel memanjang, dan kontraksi atrium melemah. Sebaliknya,
sistem saraf simpatis, yamg mengontrol kerja jantung pada situasi – situasi darurat atau
sewaktu berolahraga, mempercepat denyut jantung melalui efeknya pada jaringan
pemacu. Efek utama stimulasi simpatis pada nodus SA adalah meningkatkan keceptan
depolarisasi, sehingga ambang lebih cepat dicapai. Stimulasi simpatis pada nodus AV
mengurangi perlambatan nodus AV dengan meningkatkan kecepatan penghantaran.
Selain itu, stimulasi simpatis mempercepat penyebaran potensial aksi di seluruh jalur
penghantar khusus. Komponen lain yang menentukan curah jantung adalah volume
sekuncup. Terdapat dua jenis kontrol yang mempengaruhi volume sekuncup, yaitu
kontrol intrinsik yang berkaitan dengan seberapa banyak aliran balik vena dan kontrol
ekstrinsik yang berkaitan dengan tingkat stimulasi simpatis pada jantung. Kedua faktor
ini meningkatkan volume sekuncup dengan meningkatkan kontraksi otot Universitas
Sumatera Utara jantung. Hubungan langsung antara volume diastolik akhir dan volume
sekuncup membentuk kontrol intrinsik atas volume sekuncup, yang mengacu pada
kemampuan inheren jantung untuk mengubah volume sekuncup. Semakin besar
pengisian saat diastol, semakin besar volume diastolik akhir dan jantung semakin
teregang. Semakin teregang jantung, semakin meningkat panjang serat otot awal
sebelum kontraksi. Peningkatan panjang menghasilkan gaya yang lebih kuat, sehingga
volume sekuncup menjadi lebih besar. Hubungan antara volume diastolik akhir dan
volume sekuncup ini dikenal sebagai hukum Frank-Starling pada jantung. Secara
sederhana, hukum Frank-Starling menyatakan bahwa jantung dalam keadaan normal
memompa semua darah yang dikembalikan kepadanya, peningkatan aliran balik vena
menyebabkan peningkatan volume sekuncup. Tingkat pengisian diastolik disebut
sebagai preload, karena merupakan beban kerja yang diberikan ke jantung sebelum
kontraksi mulai. Sedangkan tekanan darah di arteri yang harus diatasi ventrikel saat
berkontraksi disebut sebagai afterload karena merupakan beban kerja yang ditimpakan
ke jantung setelah kontraksi di mulai.
Selain kontrol intrinsik, volume sekuncup juga menjadi subjek bagi kontrol ekstrinsik
oleh faktor – faktor yang berasal dari luar jantung, diantaranya adalah efek saraf
simpatis jantung dan epinefrin Sherwood, 2011.
Dalam jantung sendiri, ada beberapa jenis enzim yang umum diketahui. Beberapa enzim
jantung atau enzim kardiovaskular tersebut antara lain:
D. Kelainan sistem
Kerja jantung dapat dirasakan melalui denyut nadi. Saat jantung berdenyut, terjadi fase
diastol dan sistol yang menandai masuk dan keluarnya darah dari jantung. Peredaran darah
jantung dapat dibagi menjadi dua, yaitu peredaran darah kecil dan besar. Semua proses ini
dapat dibaca lebih jelas pada artikel cara kerja jantung dan mekanisme peredaran darah
pada manusia. Denyutan jantung menunjukkan jantung masih dapat memompa darah ke
seluruh tubuh. Denyut jantung juga dapat menandai ada atau tidaknya kelainan pada
jantung. Kelainan pada jantung dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu :
1. Kelainan elektrik
Kelainan elektrik meliputi semua kelainan dalam jantung akibat aktivitas abnormal dari
sistem listrik jantung yang mempengaruhi kestabilan denyut jantung. Aritmia
merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan denyut jantung yang
abnormal. Denyut jantung dapat lebih lambat, lebih cepat, atau tidak beraturan.
Menurut letaknya, aritmia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu terjadi dalam atrium atau
yang terjadi dalam ventrikel jantung. Atrium adalah ruang bagian atas dalam jantung
yang terdiri atas atrium kiri dan atrium kanan. Fungsi atrium kanan adalah menerima
darah dari seluruh jaringan tubuh (kecuali paru-paru).
Aritmia yang terjadi pada atrium antara lain:
Fibrilasi Atrial (A-Fib) – aritmia ini termasuk yang paling sering ditemui. Kondisi
ini disebabkan oleh aktivitas atrium yang berdenyut empat kali lebih cepat dari
normal. A-Fib tidak membahayakan namun dapat meningkatkan resiko
penggumpalan dalam jantung yang menyebabkan stroke.
Atrial Flutter (AFL) – Jenis aritmia ini paling sering ditemui setelah A-Fib.
Perbedaan A-Fib dan AFL adalah penyebabnya. A-Fib disebabkan sinyal tak
beraturan dari sistem listik jantung sedangkan AFL disebabkan oleh gelombang
panjang tunggal yang beredar di atrium jantung.
Sick Sinus Syndrome (SSS) – SSS mengindikasikan sinus nodus tidak bekerja
dengan semestinya. Jenis SSS dapat berupa takikardia (apabila denyut jantung
lebih dari 100/menit) dan bradikardia (apabila denyut jantung tidak lebih dari
60/menit). Takikardia tidak berbahaya apabila terjadi karena pengaruh demam
atau latihan. Takikardia perlu diperhatikan apabila terjadi karena anemia atau
fungsi kelenjar tiroid yang berlebihan.
aritmia yang terjadi pada ventrikel jantung lebih berbahaya dibanding aritmia yang
disebabkan atrium. Aritmia ini meliputi:
Takikardia ventrikular – Kelainan ini sangat membahayakan nyawa manusia.
Takikardia ventrikular biasanya ditemukan pada penderita penyakit jantung parah,
namun ada juga orang normal yang mengalaminya
Fibrilasi ventrikular – kelainan ini penyebab kematian terbesar pada penderita sakit
jantung. Fibrilasi ventrikel merupakan kondisi dimana denyut jantung sangat cepat
dan tidak terkontrol. Kondisi ini dapat terjadi kapan saja dan dapat menghentikan
kerja jantung. Satu-satunya penanganan yang dapat dilakukan adalah defibrilator.
Kontraksi prematur – kondisi ini terjadi dari atrium atau ventrikel jantung. Kondisi
ini disebabkan adanya denyut tambahan diawal atau denyutan tertunda.
LQTS – kelainan pada sistem listrik jantung. Kelainan ini biasanya diturunkan dalam
keluarga dan berpotensi menjadi takikardia ventrikular.
Blok Jantung – kelainan ini terjadi apabila sinyal listrik dari atrium tidak terjadi
secara normal menuju ventrikel.
2. Kelainan Sirkulasi
Fungsi jantung sebagai alat peredaran darah tidak lepas dari pembuluh darah, yang
berfungsi sebagai alat peredaran darah ke seluruh tubuh. Kelainan dalam sistem ini
dapat menganggu kerja jantung. Kelainan sirkulasi meliputi:
Serangan jantung – serangan jantung adalah kondisi dimana jantung berhenti
berdetak karena aliran darah ke jantung berkurang atau terhenti.
Stroke – stroke disebabkan pasokan darah ke otak tersumbat atau terhenti
sehingga bagian-bagian otak manusia kekurangan oksigen. Hal ini bisa
disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah atau penyumbatan pembuluh darah
ke otak.
3. Kelainan Struktur
Kelainan struktur disebabkan oleh adanya kelainan dalam struktur jantung dari awal
lahir atau dalam perkembangan karena sifat keturunan maupun mutasi. Kelainan ini ada
dua, yaitu:
Lemah jantung – kondisi ini terjadi karena otot jantung terlalu lemah untuk
memompa darah ke seluruh tubuh. Nama lain dari penyakit ini adalah
kardiomiopati. Penyakit ini merupakan penyakit keturunan dan sering
ditemukan pada anak usia dini.
Penyakit katup jantung – penyakit katup jantung atau heart valve problems
merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya kelainan atau gangguan pada
katup jantung. Fungsi katup jantung adalah menjaga aliran darah dalam jantung
tidak saling tercampur.